a) Secara alamiah
Contoh pengembangan paragraf secara alamiah :
Arva membuka pintu kelasnya perlahan-lahan. Dilihatnya sebuah jendela yang terbuka.
Di bawah jendela, tampak sebuah meja guru yang memakai taplak putih. Di atas taplak putih
itu ada sebuah vas bunga dari kayu. Vas bunga tersebut bergambar beberapa kuntum bunga
matahari seperti bunga yang ada didalamnya. Disebelahnya tergeletak sebuah agenda kelas
yang terbuka dan kalender duduk.Arva lalu memasuki ruang kelasnya dengan langkah yang
lambat. Dia memalingkan pandangan ke arah kanan. Tampak satu buah white board yang
bersih tanpa coretan. Di sebelah kiri white board tersebut, terpasang sebuah tempat spidol
berwarna biru muda, serasi dengan dinding yang bercatut biru tua. Dan disebelah kanan white
board terpasang satu papan madding yang penuh tulisan-tulisan karya siswa.
Arva memutar pandanganya ke belakang kelas. Ada sebuah pribahasa berbahasa inggris yang
berwarna kuning bertuliskan ‘practice make perpect’ dibawahnya terpasang sebuah system
periodik unsur-unsur di kiri kananya juga terpasng sebuah denah duduk dan daftar kelompok
belajar.Selain itu, ditatapnya dinding kiri kelas. Di sana terpasang struktur organigram dan
sebuah daftar regu kerja dari karton berwarna kuning. Struktur organigram dan daftar regu
kerja tersebut ditutupi oleh plastic bening.
Arva berpaling kedinding kanan. Disana tergantung daftar pelajaran berwarna kuning. Daftar
pelajaran itu disusun tak berurutan, hurf-hurufnya pun dari guntingan majalah. Meski tampak
tidak rapi,namun cukup bagus dan menarik.Arva menyusuri deretan bangku kosong
didepanya. Tak usah dihitung lagi karena pasti ada 34 meja dan 34 kursi. Dan tanpa kata
Arva berjalan kebangkunya sendiri,dan duduk disana sembari menunggu upacara hari senin.
Beberapa teknik cara yang dapat dilakukan seorang penulis dalam mengembangkan paragraf
adalah:
I. Teknik Alamiah
Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan ruang dan
waktu.urutan seperti ini biasa disebut dengan istilah kronologis. Adapun keruntutan
penyampaian informasi diharapkan memudahkan pemahaman pembaca.
a) urutan ruang(spasial)
Yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah
ruang.misalnya gambaran dari depan ke belakang,dari luar ke dalam,dll.
Contoh:
Bangunan itu terbagi dalam empat ruang.pada ruang pertama yang sering disebut dengan
bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran jepara. Ruangan ini sering
digunakan adipati sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal
srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka kadipaten dan
cendera mata dari kadipaten- kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan selalu dijaga oleh
kesatria-kesatria terpilih kadipaten ranggenah. Ruangan tempat menyimpan benda-benda
pusaka dan cendera mata ini sering disebut kundalini mesem. Agak jauh disebelah kanan
ruang kundalini terdapat sebuah ruangan yang senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini
disebut ruang pamujan karena ditempat inilah sang adipati selalu mengadakan upacara dan
kebaktian .beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan kecil dengan sebuah
tempayan besar ditengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang reresik, karena
ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri sang adipati sebelum masuk ke ruang
pamujan.
b) Urutan waktu(kronologis)
Yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Contoh:
Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari
stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub halilintar. Dari
sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub pelita jaya
sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke merdeka
games di malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Burnei tahun 1985, ia gagal
memenuhinya karena kakinya cedera.
8
terdapat pada posisi tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan
gagasan yang berada pada posisi yang lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini
tidak boleh sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca
mengalami kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf
deskriptif. 2.
9
induktif. Pengembangan paragraf logis umum-khusus ini, baik dengan cara umum ke khusus
(deduktif) maupun khusus ke umum (induktif), paling banyak diguankan, lebih-lebih dalam
karya ilmiah karena karya ilmiah pada umumnya merup sintesis antara deduktif dan induktif
(lihat Akhadiah M.K. dkk., 1991/1992; Soeparno, Haryadi, dan Suhardi 2001
Paragraf adalah suatu rangkaian kalimat yang didalamnya mengandung ide pokok ataupun
tujuan,terkadang paragraf itu sering di tandai dengan adanya garis baru . Sebuah paragraf biasanya
terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-
fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan
argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan
berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya
tergabung dalam pernyataan berparagraph tunggal. Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, susunlah kalimat topik dengan baik dan
layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga
memerlukan penjelasan yang panjang lebar). Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam
posisi yang menyolok dan jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik tersebut
dengan detail-detail/ perincian-perincian yang tepat. Keempat,gunakan kata-kata transisi, frase, dan
alat lain di dalam dan di antara paragraf. Untuk memudahkan dalam pengembangan paragraph
dapat saya paparkan teknik-teknik khusus sebagaimana berikut ini:
1. Secara Alamiah
Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian yang
dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan, yaitu: (a) urutan ruang (spasial) yang
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang.
Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri
dan sebagainya; (b) urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa,
perbuatan, atau tindakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini. - urutan ruang
Bangunan itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama yang sering disebut dengan bangsal
srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran Jepara. Ruangan ini sering digunakan Adipati
Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal srimanganti, terdapat
ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka kadipaten dan cendera mata dari kadipaten-
kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten
Ranggenah. Ruangan tempat menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut
kundalini mesem. Agak jauh di sebelah kanan ruang kundalini mesem terdapat sebuah ruangan yang
senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan karena di tempat inilah Sang
Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat
ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan
ruang reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum
masuk ke ruang pamujan. - urutan waktu Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar
tahun 1977, saat ia baru lulus dari STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali
melatihnya adalah klub Halilintar. Dari sini pretasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat
bergabung dengan klub Pelita Jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk
memperkuat PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei
tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera.
2. Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah
kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi
kedudukan/kepentingannya. Contoh berikut kiranya dapat memperjelas uraian ini. Bentuk traktor
mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan tehnologi yang dicapai
umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin
uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti
tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor
yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping
Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya.
Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia
terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model
sebelumnya. Pikiran utama dari paragraf di atas adalah “bentuk traktor mengalami perkembangan
dari zaman ke zaman”.
Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasan-gagasan : traktor yang dijalankan dengan mesin
uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan Ford, dan traktor buatan Jepang. Variasi dari
klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan
gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain
yang lebih rendah.
3. umum-khusus (deduktif)
Diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum. Ditandai dengan kata-kata ‘umumnya’, ‘banyak’.
Pernyataan tersebut kemudian dijelaskan dengan pernyataan berikutnya yang lebih khusus. Contoh:
Memiliki server sendiri memiliki banyak keuntungan. Salah satunya kita dapat memanfaatkannya
secara maksimal. Meskipun demikian biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar. Biaya untuk hardware
saja sudah di atas Rp 10 juta, belum lagi biaya perbulan. Selain itu kita juga membutuhkan tenaga
professional untuk menjadi operatornya.
4. khusus-umum (induktif)
Merupakan adalah kebalikanya dari pola deduktif. Contoh: Sebagian besar orang tampak berjejer di
pinggir jalan masuk. Sebagian lagi duduk santai diatas motor dan mobil yang diparkir seenaknya di
kiri dan kanan jalan masuk. Kawasan bandara sore ini memang benar-benar telah dibanjiri lautan
manusia.
Dalam pengembangan paragraf ada beberapa teknik yang dapat digunakan. Teknik-teknik
tersebut antara lain:
1. Secara Alamiah
Pengembangan paragraf dengan pola ini didasarkan pada urutan ruang dan waktu. Urutan
ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya
dalam suatu ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Paragraf klimaks dan antiklimaks adalah paragraf yang berusaha memperjelas paparannya
dengan didasarkan pada posisi tertentu suatu rangkaian merupakan posisi yang tertinggi. Bila
posisi yang tertinggi ditempatkan di bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, bila penulis
menulis rangkaian dengan posisi paling tinggi (menonjol) dan makin lama makin tidak
menonjol disebut antiklimaks.
4. Contoh-contoh
5. Definisi Luas
6. Teknik Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf dengan teknik ini, penulis mengelompokkan hal-hal yang
dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
7. Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf juga dapat menggunakan pola sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal
ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedang akibat sebagai perincian
pengembangannya. Tetapi, dapat juga dibalik, akibat sebagai gagasan utama, sedangkan
sebab dijadikan perinciannya.