Tingkat 1 B
Disusun Oleh :
2021
A. PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf merupakan sebuah kumpulan dari kalimat-kalimat yang berisi tentang
satu ide pokok atau gagasan utama. Nama lain dari paragraf adalah alinea. Menurut
KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang biasanya mengandung
satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru. Sedangkan pengertian
paragraf menurut ahli kebahasaan bernama Ramlan, merupakan bagian dari sebuah
karangan yang di dalamnya terdapat lebih dari satu kalimat, yang membahas suatu tema
tertentu dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang gagasan utama atau ide pokoknya
berada di awal paragraf, bersifat deduksi dan dikembangkan dari pernyataan umum ke
khusus. Biasanya jenis paragraf deduktif memiliki kalimat utama yang berada di awal
paragraf, sedangkan kalimat penjelasanya terletak setelah kalimat utama
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya berada di akhir
paragraf, bersifat induksi dan dikembangkan dari pernyataan khusus ke umum. Jenis
paragraf induktif memiliki kalimat utama yang berada di akhir paragraf, kalimat
penjelas berada sebelum kalimat utama.
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah jenis paragraf yang merupakan penggabungan dari
kedua paragraf sebelumnya, yakni deduktif dan induktif. Pada paragraf campuran
kalimat utamanya berada di awal dan di akhir paragraf. Sementara kalimat penjelas
berada di tengah-tengah paragraf.
1. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan suatu obyek
yang bertujuan agar pembaca juga dapat melihat, mendengar, ataupun merasakan
obyek yang digambarkan tersebut.
2. Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupakan jenis paragraf yang menceritakan tentang sebuah
peristiwa ataupun kejadian yang di dalamnya terdapat alur cerita, tokoh, konflik dan
latar, yang biasanya kita temui pada cerita novel.
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang berisikan tentang pendapat, yang
menerangkan sebuah topik. Paragraf Eksposisi memiliki tujuan untuk memberi
informasi demi menambah pengetahuan pembaca.
4. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah jenis paragraf yang menyampaikan ide atau
gagasan yang disertai dengan bukti dan juga fakta faktual dalam penulisan. Tujuan
dari paragraf ini untuk mendukung sebuah ide yang disampaikan kepada pembaca
5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah jenis paragraf yang berisi ajakan yang bertujuan
untuk memengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu hal sesuai dengan yang diajak.
“Bangunan itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama yang sering
disebut dengan bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran
Jepara. Ruangan ini sering digunakan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu
kadipaten. Di sebelah kiri bangsal srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk
menyimpan benda-benda pusaka kadipaten dan cendera mata dari kadipaten-
kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kesatria
terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat menyimpan benda-benda pusaka
dan cendera mata ini sering disebut kundalini mesem. Agak jauh di sebelah kanan
ruang kundalini mesem terdapat sebuah ruangan yang senantiasa menebarkan
aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan karena di tempat inilah Sang
Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang
pamujan terdapat ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya.
Ruangan ini sering disebut dengan ruang reresik, karena ruangan ini sering
digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum masuk ke ruang”
b. Urutan waktu
“Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru
lulus dari STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya
adalah klub Halilintar. Dari sini pretasinya terus menanjak hingga kemudian ia
dapat bergabung dengan klub Pelita Jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah
dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Waktu ia
dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985, ia gagal memenuhinya
karena kakinya cedera.”
6. Teknik Klarifikasi
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan
berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi
menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan. Pada
mulanya penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaannya kemudian
diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat memberikan
sebuah simpulan yang tepat. Sebagai contoh yaitu:
“Penyelidikan tentang tempramen dan watak manuia telah dilakukan sejak dahulu
kala. Hippo Crate dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi
empat golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada dalam tubuhnya. Empat
golong tersebut yaitu sanguinis ( banyak darah ) yang sifatnya periang, gembira,
optimis, dan lekas berubah-ubah. Kemudian kolerik ( banyk empedu kuning ) adalah
manusia yang memiliki sifat garang, hebat, lekas mrah, dan agresif. Selanjutnya,
flegmatis ( banyak lendirnya ) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah
berubah, dan lamban. Terakhir, melankolis ( banyak empedu hitam ) memiliki sifat
muram, tidak gembira, dan pesimis”.
7. Teknik Sebab Akibat
Pengembangan paragraf juga dapat menggunakan pola sebab-akibat sebagai
dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedang akibat
sebagai perincian pengembangannya. Tetapi, dapat juga dibalik, akibat sebagai
gagasan utama, sedangkan sebab dijadikan perinciannya. Kata yang digunakan yaitu,
padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena. Sebagai contoh yaitu:
“Pendidikan moral sudah semestinya diterapkan lagi dalam kegiatan proses belajar
dewasa ini. Sebab, anak-anak zaman sekarang sudah semakin jauh dari nilai
moralitas. Hal ini bisa dilihat dari maraknya kenakalan remaja dan pergaulan bebas
yang mereka lakukan. Untuk itu, pendidikan moral harus kembali diterapkan di
dalam proses belajar mengajar anak agar mereka menjadi anak yang bermoral
baik.”
8. Teknik Analogi
Teknik ini digunakan untuk membandingkanatau menyamakan sesuatu dengan
yang sudah dikenal dengan yang kuran dikenal. Tujuannya adalah untuk menjelaskan
hal yang kurang dikenal tersebut. Analogi juga biasa dilakukan seseorang dalam
membuat simpulan yang didasarkan aas sesuatu yang sudah ada. Akan tetapi, model
berpikir analogi ini tidak selalu benar. Untuk itu dalam karya ilmiah jarang
digunakan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Sebagai contoh yaitu:
“Dalam persoalan Poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah
mudah. Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras
memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah
karena akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus
menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa
menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa
depan.”(Kompas, 2006:6).
Anonim. 2017. Pengertian, Ciri-Ciri, dan Syarat Paragraf yang Baik. Diakses dari
http://pustakauntuksemua.blogspot.com/2017/04/pengertian-ciri-ciri-dan-syarat.html?
m=1. Tanggal 17 Agustus 2021, jam 20.00 WIB.
Adelliarosa. 2021. Jenis Paragraf dan Pengertiannya dalam Penulisan. Diakses dari
https://kumparan.com/berita-update/jenis-paragraf-dan-pengertiannya-dalam-
penulisan-1v9RcJRWTIf/full. Tanggal 17 Agustus 2021, jam 20.00 WIB.
Sumarni, Ratna. 2017. 10 Contoh Pola Pengembangan Paragraf dalam Bahasa Indonesia.
Diakses dari https://dosenbahasa.com/contoh-pola-pengembangan-paragraf. Tanggal
17 Agustus 2021, jam 20.00 WIB.