Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Marlin Dwi Putranti, S.Pd

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Telah membuat dan akan menggunakan modul ini untuk kegiatan


pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 11 Semester 1 pada tahun pembelajaran
2021-2022

Tangerang, Februari 2021

Kepala SMAN 11 Kab. Tangerang

SUBAGIO, M.Pd
NIP. 197204012003121010
MATERI AJAR
TEKS PROSEDUR Guru Mata Pelajaran: Marlin Dwi Putranti
A. Pengertian Teks Prosedur
Teks prosedur adalah teks yang menjelaskan langkah-langkah melakukan
sesuatu secara lengkap dan jelas. Teks prosedur kompleks bermanfaat
bagi pembaca agar menjadi benar dalam melakukan tindakan, serta tidak
membahayakan atau merugikan diri dan orang lain.

B. Struktur Teks Prosedur


1. Pernyataan Umum
Pernyataan umum berisi pengantar, pengenalan, atau gambaran umum
tentang topik yangakan dijelaskan kemudian. Bagian pernyataan umum
sering juga disebut dengan tujuan.

2. Tahap-tahap atau Langkah-langkah


Tahap-tahap kegiatan diisi dengan langkah-langkah melakukan
sesuatu yang disusun secara sistematis. Pada umumnya, penyusunan
mengikuti urutan waktu sehingga bersifat kronologis. Dalam petunjuk
berupa resep, bagian ini berisi penjelasan tentang alat dan bahan serta
langkah pengerjaan. Terdapat tiga kategori pembahasan pada isi teks
prosedur kompleks, yaitu sebagai berikut:
a. Teks yang berisi cara-cara menggunakan alat, benda, atau
perangkat lain yang sejenis.Misalnya, cara menggunakan computer
atau cara mengendarai mobil secara manual.
b. Teks yang berisi cara-cara melakukan suatu aktivitas. Misalnya,
cara-cara melamar pekerjaan, cara membaca buku secara efektif,
dan cara-cara berolahraga bagi penderitasakit jantung.
c. Teks yang berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat tertentu.
Misalnya, cara-cara menikmati hidup dan cara melepaskan
kebosanan.

3. Penegasan Ulang
Penegasan ulang diisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya. Kalimat
penegasan ulang berisi harapan ataupun manfaat apabila petunjuk-
petunjuk tersebut dijalankan dengan baik.

C. Ciri-ciri Teks Prosedur


1. Kalimat Perintah
Misalnya, Aduklah gula hingga larut!
2. Kata Kerja Imperatif, yakni kata yang menyatakan keharusan,
perintah, larangan. Misalnya, bacalah, carilah, harus, jangan,
perlu, tak perlu. Kata kerja imperative dibentuk oleh akhiran –
kan, -i, dan partikel –lah.
3. Konjungsi atau kata penghubung
Misalnya, dan, lalu, kemudian,setelah itu, dan selanjutnya.
4. Kata Teknis, yakni kata yang berkaitan dengan tema.
Misalnya, petunjuk tentang penggunaan alat-alat elektronik, banyak
pula menggunakan kata perelektronikan.
5. Deskripsi Alat
Apabila prosedur itu berupa resep dan petunjuk penggunaan alat,
akan digunakan gambaran terperinci tentang benda dan alat yang
dipakai, termasuk ukuran, jumlah, dan warna.
D. Menyusun Teks Prosedur
1. Menentukan topik.
2. Menentukan tujuan.
3. Membuat kerangka dengan memerhatikan struktur.
4. Mengembangkan kerangka disertai pengumpulan sejumlah bahan-
bahan.
Materi Ajar

Teks Eksplanasi

Struktur Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan
karakteristikumum dari isinya, teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.
1. Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu
yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan
fenomena-fenomena lainnya.
2. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian yang
relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
a. Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun
secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan
urutan waktu.
b. Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraianyang tersusun secara
kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.
3. Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang
dipaparkan sebelumnya.

Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur


Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks
tersebut banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
a. Konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena
itu, sehingga.
b. Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu,pada akhirnya.
Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga banyak menggunakan
keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya.

Berikut contohnya.
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulankelima rambut-rambut
mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alisdan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan,
fetus mirip kulit orangtua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan
kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian
keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan
terus menjadi sempurna dan siap dilahirkan.

Berkenaan dengan kata ganti yang digunakannya, teks eksplanasi langsung merujuk pada jenis
fenomena yang dijelaskannya, yang bukan berupa persona. Kata ganti yang digunakan untuk
fenomenanya itu berupa kata benda, baik konkret ataupun abstrak, seperti demonstrasi, banjir, gerhana,
embrio, kesenian daerah; dan bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, mereka. Karena objek yang
dijelaskannya itu berupa fenomena, tidak berbentuk personal (nonhuman participation), dalam teks
eksplanasi itu pun banyak ditemukan kata kerja pasif. Hal itu seperti kata-kata berikut: terlihat, terbagi,
terwujud, terakhir, dimulai,ditimbun, dan dilahirkan.
Teks Ceramah
1. Pengertian ceramah
Ceramah adalah jenis komunikasi di depan umum yang berisi penyampaian suatu
informasi, pengetahuan, dan sebagainya. Penyampaianya adalah orang-orang yang
menguasai bidang tertentu dan pendengarannya bisa melibatkan banyak orang.
Medianya bisa langsung ataupun melalui sarana komunikasi, seperti teleivi, radio, dan
media lainnya.
Selain itu, ada pua yang disebut dengan idato dan khutbah.
1) Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasive.
Pidto berisi ajakan atau dorongan pada khalayak untuk berbuat sesuatu, misalnya
dalam pidato politik atau kampanye.
2) Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian
pengetahuan keagamaan, dan ajakan untuk memperkuat keimanan.
Dibandingkan pidato ataupun khotbah, ceramah merupakan bentuk “berbicara di
depan umum” yang lebih menekankan pada penyampaian informasi daripada bujuk-
membujuk. Oleh karena itu, setelah mendengarkan ceramah, pendengar diharapakan
dapat memperoleh informasi yang berguna bagi pengetahuan dan pemahaman tentang
topik tertentu. Seperti dalam contoh teks, isu faktual yan diangkat adalah dampak
negatif penggunaan ponsel pintar.

2. Isi dan Struktur Teks Ceramah


Kita telah mempelajari sebelumnya bahwa ceramah adalah penyampaian informasi
secara lisan kepada khalayak . informasi-informasi itu sifatnya memperluas wawasan
dan menambah ilmu pengetahuan. Namun, terkadang di dalamnya terselip ajakan atau
bujukan. Oleh karena itu, ceramah sering disamakan dengan pidato walaupun
sebenarnya keduanya tetap berbeda. Pidato lebih terfokus pada penyampaian
informasi tertetu.
Perhatikanlah dengan cermat contoh-contoh teks ceramah pada bagian sebelumnya.
Jika dicermati, teks ceramah tampak memiliki pola penyajian dan bagan-bagian yang
dimaksud.
a. Pengenalan isu berupa deskripsi mengenai topik yang akan dibahas. Bagian ini
ditandai adanya pendefinisian (penentuan batas topik) atau ilustri peristiwa secara
umum.
b. Rangkaian argumen, berupa penyampaian pendapat disertai dengan fakta-fakta
yang menjelaskan isu tertentu.
c. Penutup, berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.

a. Pengenalan isu
Olahraga teratur merupakan unsur yang sangat penting dalam terapi anti-HIV.
Olahraga memicu sistem kekebalan tubuh dan melawan wasting. Akan tetapi
seperti kegiatan lainnya,olahraga dapat berakibatkan buruk jika berlebihan.
Olahraga yang seimbang dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, tetapi
olahraga berat justru dapat menurunkannya. Bagian ini mengenalkan suatu isu
tentang pentingnya olahraga sebagai upaya terapi penyakit AIDS.
b. Rangkaian argumen
Biasanya, setelah melakukan kerja fisik atau mental yang berat atau lama, kita
akan lelah. Kelelahan sebenarnya merupakan ketidakmampuan sementara dari
jaringan otot untuk menanggapi perintah. Beristirahat adalah jalan keluar utama
Ketika badan terasa sangat Lelah. Namun, apalbila sudah segar Kembali, tetaplah
lakukan banyak kegiatan yang terartur. jika tidak, kita akan menjadi malas dan
cenderung enggan bergerak.
Cuplikan tersebut merupakan salah satu bagian dari argument pembicaraan
tentang cara berolahraga untuk penderita AIDS.
c. Penegasan Kembali
Dengan berolahraga, kemampuan Anda untuk menjangkau benda aka membaik,
dan energi bertambah. Hal yang lebih penting, sikap atau perlakuan terhadap diri
sendiri juga membaik.
Bagian tersebut merupakan suatu penegasan Kembali (kesimpulan), sebagai
penguatan atas paparan sebelumnya. Hal ini mungkin pula ditandai oleh kata-kata
yang berupa saran-saran yang disertai pula jumlah alasan.

3. Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Ceramah


Berdasarkan bahasanya, teks ceramah memiliki ciri khas kebahasaan tersendiri.
Secara umum, teks tersebut memiliki perbedaan dengan bahasa yang biasa digunakan
di dalam cerpen, prosedur, eksplanasi, puisi, ataupun, dengan teks-teks lainnya.
Berikut ciri khas kebhasaan yang dimaksud.
a. Menggunakan kata sapaan seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-
saudara, adik-adik dan teman-teman.
b. Menggunakan kata ganti orang pertama yang merujuk pada diri penceramah itu
sendiri. Kata ganti yang dimaksud contohnya saya, kami, kita.
c. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa definisi. Hal ini ditandai
dengan pemakaian kata-kata adalah, merupakan, yakni, dan sejenisnya.
d. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik
ceramahnya. Contohnya kata aplikasi, gadget, dan chatting.
e. Menggunakan kata-kata yang menujukkan hubungan a rgumentasi (sebab akibat).
Contohnya, jika…, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, dan sejenisnya.
f. Menggunakan kata-kata yang menyatakan hubungan temporal maupun
perbandingan atau petentangan seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirya,
sebaliknya, berbeda halnya, namun.
g. Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verb), seperti diharapkan,
memprihatinkan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi,
menyimpulkan.
h. Menggunakan kata-kata persuasive atau harapan, seperti mestinya, mudah-
mudahan, hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus.
Materi Ajar
Teks Cerpen

A. Mengidentifikasi Nilai Kehidupan dalam Cerpen


1. Sekilas tentang Cerpen
Sesuai namanya, cerita pendek (cerpen) merupakan cerita yang menurut wujud atau
struktur fisiknya berbentuk pendek. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita memang relatif.
Namun, pada umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh
menit sampai setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5.000 kata. Oleh karena itu, cerita
pendek sering diungkapkan dengan “cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk”.
Hakikat cerpen adalah kesederhanaan dan keterbatasan karena bentuknya yang singkat
itu. Karena singkat, alur dalam cerpen lebih hanya penanjakan, puncak, dan penyelesaian.
Kesederhanaan cerpen tidak hanya dinyatakan dalam strukturnya, tetapi juga pada tema,
penokohan, dan latar.
1. Tema cerpen lebih terfokus, langsung menuju pada masalah tertentu; tidak beranak
cabang seperti halnya dalam novel.
2. Tokoh dalam cerpen hanya melibatkan 2-3 sosok.
3. Latar juga terbatas yang mencakup 1-2 tempat dan waktu beberapa saat saja.

Adapun bahasa cerpen umumnya berupa ragam tidak baku atau tidak formal. Hal
demikian bisa dipahami karena cerpen lebih banyak memotret atau mengisahkan
gambaran kehidupan sehari-hari.

2. Nilai Kehidupan Dalam Cerpen


Sebuah cerpen tidak lepas dari nilai-nilai agama, budaya, sosial, ataupun moral. Adapun
yang dimaksud dengan nilai adalah sesuatu yang berharga, penting, atau berguna bagi
manusia. Emas dikatakan mempunyai nilai karena memiliki banyak kegunaan. Demikian pula
dengan makanan, pakaian, kendaraan, dan yang lainnya, benda-benda itu mempunyai nilai
karena berguna sekalibagi kehidupan manusia.
Nilai suatu barang biasanya ditentukan oleh harga (uang). Semakin bernilai suatu
barang, semakin tinggi harga barang itu. Sebagai contoh, perbandingan nilai emas dengan
nilai aluminium tentu lebih tinggi nilai emas. Tidak hanya barang-barang saja yang bernilai,
tetapi sebuah cerpen juga bernilai. Nilai suatu cerpen lebih ditentukan oleh isinya, seperti
cerpen yang menyajikan banyak hikmah, menyajikan banyak pelajaran hidup, dan
memberikan kesadaran sosial merupakan karya yang memiliki nilai yang tinggi.
Di dalam suatu cerpen, terdapat nilai-nilai yang sangat beragam, misalnya:
a. Nilai-nilai agama yang berkaitan dengan perilaku benar atau salah dalam menjalankan
aturan-aturan Tuhan.
b. Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia.
c. Nilai-nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antarsesama manusia
(kemasyarakatan)
d. Nilai-nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi dasar
kehidupan manusia dan masyarakat.
e. Nilai-nilai ekonomi berkaitan dengan status atau kondisi ekonomi, perdagangan, atau
permasalahan ekonomi dalam masyarakat.

B. Mendemonstrasikan Nilai Kehidupan Dalam Cerpen


Nilai kehidupan dalam cerpen dapat kita demonstrasikan atau kita tunjukkan dengan
menganalisisnya. Untuk menunjukkan nilai suatu cerpen, bagian yang perlu kita analisis adalah
tema dan amanatnya. Berdasarkan amanat inilah, nilai kehidupan dapat kita tunjukkan. Adapun
terkait dengan tema, misalnya, kita dapat menunjukkan bahwa tema cerpen itu memberikan
inspirasi pembaca tentang kerukunan dalam hidup bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai