Anda di halaman 1dari 11

Modul Pembelajaran

Memahami Isu Aktual Melalui Ceramah

SMA NEGERI 1 PASURUAN


A. Mengidentifikasi Isu Aktual dalam Ceramah
1. Pengertian Ceramah
Ceramah adalah jenis komunikasi di depan umum yang berisi
penyampaian suatu informasi, pengetahuan, dan sebagainya.
Penyampainya adalah orang-orang yang menguasai di bidang tertentu dan
pendengarnya bisa melibatkan orang banyak. Medianya bisa langsung
ataupun melalui sarana komunikasi; televisi, radio, dan media lainnya.
Ceramah dapat kita peroleh dalam berbagai kesempatan. Di sekolah,
mungkin kita mendapatkannya baik dari guru, kepala sekolah, maupun
pihak lainnya.

Selain itu, ada pula yang disebut pidato dengan khotbah. Berikut
adalah penjelasan singkat mengenai pidato dan khotbah:

1. Pidato adalah pembicaraan didepan umum yang cenderung bersifat


persuasif. Pidato berisi ajakan atau dorongan pada khalayak umum
untuk berbuat sesuatu
2. Khotbah adalah pembicaraan didepan umum yang berisi penyampaian
pengetahuan keagamaan dan ajakan untuk memperkuat keimanan
Dibandingkan pidato ataupun khotbah, ceramah merupakan bentuk
“berbicara di depan umum” yang lebih menekankan pada penyampaian
informasi daripada bujuk-membujuk. Oleh karena itu, setelah
mendengarkan ceramah, pendengar diharapkan dapat memperoleh
informasi yang berguna bagi pengetahuan dan pemahaman tentang topik
tertentu.

2. Pokok- pokok informasi dalam ceramah


Pokok berarti ‘asas’, ‘dasar’, ‘inti sari’, atau ‘pusat perhatian’.
Dengan demikian, pokok-pokok ceramah berarti hal atau masalah yang
menjadi pusat pembicaraan dari suatu ceramah.

Pokok atau tidaknya suatu uraian dapat pula berdasarkan


kebermanfaatannya. Apabila suatu bagian dianggap bermanfaat atau
sangat perlu diketahui, bagian itulah yang dianggap sebagai pokoknya.
Sementara itu, pernyataan lain yang kurang bermanfaat atau sudah
diketahui maksudnya bukanlah hal pokok. Dengan demikian, pokok-
tidaknya suatu uraian mungkin saja berbeda bagi tiap pendengar.
Meskipun demikian, suatu informasi dianggap penting atau menjadi pokok
apabila informasi itu bersifat umum. Sifatnya yang merangkum atau
menjadi dasar uraian-uraian lainnya juga menjadi syarat pokok informasi.

Ceramah selalu memuat pokok informasi tertentu. Namun,


jenisnya mungkin saja berbeda-beda. Berikut jenis-jenis informasi sesuai
kategorinya:

1. Informasi berdasarkan fungsi, yaitu informasi yang bergantung pada


materi dan kegunaan informasi. Informasi jenis ini adalah informasi
yang menambah pengetahuan, informasi edukatif, dan informasi yang
hanya menyenangkan pembaca atau bersifat fiksional (khayalan).
Informasi yang menambah pengetahuan contohnya tulisan tentang
pola kehidupan masyarakat tertentu. Informasi edukatif contohnya
tentang cara memelihara kebersihan lingkungan. Terakhir, informasi
yang menyenangkan contohnya tentang tokoh atau misteri dalam cerita
pendek dan sebagainya.
2. Informas berdasarkan format penyajian, yaitu informasi berdasarkan
bentuk penyajian informasinya. Di media massa, dikenal sebagai
bentuk penyajian, yaitu dalam bentuk tulisan, foto, kartun, ataupun
karikatur. Dalam bentuk tulisan, dikenal bentuk berita, artikel,
karangan khas (feature), resensi, kolom, dan karya fiksi.
3. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa, yaitu informasi berdasarkan
tempat kejadian peristiwa berlangsung. Dengan demikian, informasi
dibagi menjadi informasi daerah, nasional, dan mancanegara.
4. Informasi berdasarkan bidang kehidupan, yaitu informasi berdasarkan
bidang kehidupan yang ada. Bidang-bidang yang biasanya dibedakan
itu contohnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek.
B. Menyusun Bahan Ceramah
Dengan informasi yang sudah didapatkan, kita dapat memberi
komentar, dan secara tidak langsung kita telah mengonstruksi
(membangun kembali) informasi dalam teks ceramah karena komentar
tentu berlandaskan informasi. Ada beberapa hal yang perlu diketahui,
yaitu:

1. Mengenali Konteks
Mengenali konteks berarti mengenal peserta ceramah dan situasinya.
Isu atau topik yang disampaikan tentu akan berbeda jika audiensinya
berbeda pula. Contohnya yaitu topik untuk siswa tentunya berbeda
dengan topik untuk orang dewasa.

2. Menentukan topik
Dalam menentukan topik sebaiknya mempertimbangkan

a. Sesuai dengan latar belakang dan pengetahuan pendengar.

b. Menarik minat.

c. Ruang lingkup jelas dan spesifik.

d. Sesuai dengan waktu dan situasi.

e. Bermanfaat bagi pendengar (menambah pengetahuan).

3. Menyusun Kerangka Ceramah


Kerangka ceramah memuat pokok-pokok materi yang akan
diceramahkan. Kerangka ceramah yang baik mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Terdiri atas : Pengenalan isu, rangkaian argumen dan penegasan
kembali.

b. Mengungkapkan maksud yang jelas.

c. Setiap bagian hanya mengandung satu gagasan.

d. Bagian dalam kerangka harus tersusun secara logis.

4. Mengumpulkan dan Memilih Bahan


Pengumpulan bahan dapat dilakukan dari sumber-sumber berikut
a. Surat kabar atau buku yang berhubungan dengan materi.

b. Contoh naskah pidato.


c. Istilah populer, cerita, atau humor yang relevan.

Pemilihan materi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut :

a. Pilihlah materi yang aktual.

b. Pisahkan materi pokok dengan materi penunjang.

c. Usahakan materi padat.


C. Menganalisis Isi, Struktur, dan Kebahasaan
Ceramah
1. Isi dan Struktur Teks Ceramah
Ceramah adalah penyampaian informasi secara lisan kepada
khalayak. Informasi-informasi itu sifatnya memperluas wawasan dan
menambah ilmu pengetahuan. Namun, terkadang didalamnya terselip
ajakan/bujukan. Oleh karena itu, ceramah sring disamakan dengan pidato
walaupun sebenarnya keduanya tetap berbeda. Pidato lebih terfokus pada
ajakan, sedangkan ceramah lebih terfokus pada penyampaian informasi
tertentu.
Teks ceramah memiliki pola penyajian dan bagian-bagian tertentu.
Berikut bagian-bagian yang dimaksud.
a. Pengenalan isu berupa deskripsi mengenai topik yang akan
dibahas. Bagian ini ditandai adanya pendefinisian (penentuan batas
topik) / ilustrasi peristiwa secara umum.
b. Rangkaian argument, berupa penyampaian pendapat disertai
dengan fakta-fakta yang menjelaskan isu tertentu.
c. Penutup, berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan
sebelumnya.

Pengenalan isu  Gambaran permasalahan


umum
Rangkaian argumen  Uraian pendapat-pendapat
 Fakta-fakta
 Simpulan
Penegasan kembali  Rangkuman
 Penguatan
 Saran

a. Pengenalan isu

Olahraga teratur merupakan unsur yang sangat penting dalam terapi


anti-HIV. Olahraga memicu sistem kekebalan tubuh dan membantu
dan membantu membangun jaringan otot untuk melawan wasting.
Akan tetapi, seperti kegiatan lainnya, olahraga dapat berakibat buruk
jika berlebihan. Olahraga yang seimbang dapat meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh, tetapi olahrag berat justru dapat menurunkannya.
Bagian ini mengenalkan suatu isu tentang pentingnya olahraga
sebagai upaya terapi penyakit AIDS.
b. Rangkaian argumen

Biasanya, setelah melakukan kerja fisik atau mental yang berat atau
lama, tidak akan lelah. Kelelahan sebenarnya merupakan
ketidakmampuan sementara dari jaringan otot untuk menanggapi
perintah. Beristirahat adalah jalan keluar utama ketika badan terasa
sangat lelah. Namun, apabila sudah segar kembali, tetaplah lakukan
banyak kegiatan yang teratur. Jika tidak, kita akan menjadi malas dan
cenderung enggan bergerak.
Cuplikan tersebut merupakan salah satu bagian dari
argumen pembicara tentang cara berolahraga untuk penderita
AIDS.

c. Penegasan kembali

Dengan berolahraga, kemampuan anda untuk menjangkau benda


akan membaik, kemampuan berjalan membaik, dan energy
bertambah. Hal yang lebih penting, sikap atau perlakuan terhadap diri
sendiri jika membaik.
Bagian tersebut merupakan suatu penegasan kembali
(kesimpulan) sebagai penguatan atas paparan sebelumnya. Hal ini
mungkin pula ditandai oleh kata-kata yang berupa saran- saran
yang disertai pula sejumlah alasan.

2. Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Ceramah


Berdasarkan bahasanya, teks ceramah memiliki ciri khas
kebahasaan tersendiri. Secara umum, teks tersebut memiliki perbedaan
dengan bahasa yang biasa digunakan di dalam cerpen, prosedur,
eksplanasi, puisi, ataupun dengan teks-teks lainnya. Berikut ciri khas
kebahasaan yang dimaksud.

a. Menggunakan kata sapaan seperti hadirin, kalian, bapak-bapak,


ibu-ibu, saudara-saudara, adik-adik, dan teman-teman.
Contoh: Hadirin siswa SMA yang saya banggakan, izinkan saya
bercerita sedikit tentang ponsel pintar.
b. Menggunakan kata ganti orang pertama yang merujuk pada diri
peceramah itu sendiri. Kata ganti yang dimaksud contohnya saya,
kami, kita.
Contoh: Kami selaku pengurus wilayah dan masyarakat di sini
mengucapkan selamat datang dan selamat bertemu kembali.
c. Menggunaka penyataan-pernyataan yang berupa definisi. Hal ini
ditandai dengan pemakaian kata-kata adalah, merupakan, yakni,
dan sejenisnya.
Contoh: Selain itu pula, di sini jelas bahwa faktor bakat yang
saudara-saudara miliki merupakan sebagian dari penentu
keberhasilan saudara-saudara dalam meraih pangkat satu.
d. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan
dengan topik ceramahnya. Contohnya kata aplikasi, gadget, dan
chatting.
Contoh: Terakhir, saat ini sedang marak kejahatan online. Ada yang
melalui media sosial, ada pula yang melalui aplikasi chatting,
seperti Whatsapp atau Line.
e. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan
argumentasi(sebab akibat). Contohnya, jika...., sebab, karena,
dengan demikian, akibatnya, dan oleh karena itu.
Contoh: Jika tidak digunakan dengan semestinya, sangat besar
kemungkinan kita mengakses situs-situs tidak baik.
f. Menggunakan kata-kata yang menyatakan hubungan temporal
maupun perbandingan atau pertentangan seperti sebelum itu,
kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
Contoh: Namun, tentu saja penggunanya, yaitu manusia, juga harus
“pintar”.
g. Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verb), seperti
diharapkan, meeprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan,
menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
Contoh: Perlu kita renungkan kembali baik-baik mengenai makna
Sumpah pemuda.
h. Menggunakan kata-kata persuasif atau harapan, seperti mestinya,
mudah-mudahan, hendaklah, sebaiknya, diharapakan, perlu,
harus.
Contoh: Belum lagi biaya pulsa dan kuota internet yang harus
selalu dicukupi tiap bulan.

D. Mengontruksi Ceramah
Mengontruksi ceramah adalah cara menyusun atau membuat suatu
teks ceramah dengan baik dan benar sesuai dengan struktur dan kaidah
kebahasaannya.
A. Proses Mengontruksi Teks Ceramah :
1. Menentukan Topik atau Isu Faktual
Dalam menentukan isu atau topik yang akan digunakan dalam sebuah
ceramah, sebaiknya kita mempertimbangkan beberapa hal seperti :
a. Topik harus sesuai dengan latar belakang dan pengetahuan pendengar
b. Topik harus menarik minat
c. Topik harus memiliki ruang lingkup yang jelas dan spesifik
d. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
2. Menentukan Tujuan.
Pada dasarnya ceramah memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan
pendengar. karena isi yang disampaikan dalam ceramah sesuai dengan
topik. Contohnya, ceramah tentang pemanfaatan waktu yang efektif atau
isu faktual lainya.
3. Menyusun Kerangka.
Kerangka ceramah berisi tentang pokok – pokok materi yang akan
dikembangkan menjadi sebuah ceramah. Kerangka ceramah berfungsi agar
ceramah menjadi lebih sitematis, pengulangan pembahasan dapat
dihindari, serta pengumpulan data dan sumber-sumber menjadi lebih
terukur. Ciri-ciri kerangka yang baik yaitu :
a. Memiliki 3 bagian pokok yaitu, pengenalan isu , rangkaian argument,
dan penegasan kembali.
b. Mengungkapkan maksud yang jelas.
c. Setiap bagian dalam kerangka hanya memiliki satu gagasan.
d. Bagian-bagian dalam kerangka karangan harus tersusun secara logis.
4. Mengembangkan Kerangka Ceramah
Mengembangkan materi ceramah hendaknya sesuai dengan kerangka yang
telah disiapkan. Namun, kita bisa membuang bagian kerangkan yang tidak
penting. Selain itu kita juga harus memperhatikan penggunaan bahasanya,
yakni:
a. Kata-kata yang dipilih harus jelas, artinya:
1) Menggunakan istilah yang sesuai dengan maknanya
2) Menggunakan kata-kata yang sederhana
3) Menghindari istilah atau kata-kata teknis yang sulit dipahami
b. Kata-kata yang dipilih harus tepat:
1) Mengindari kata-kata klise atau kata-kata yang selalu sering
digunakan
2) Berhati-hati dalam menggunakan bahasa gaul
3) Berhati-hati dalam menggunakan bahasa serapan
4) Menghindari menggunakan kata-kata yang tidak sopan (vulgar)
5) Tidak menggunakan eufemisme () yang berlebihan
c. Kata-kata yang dipilih harus menarik:
1) Memilih kata-kata yang langsung menyentuh pendengar
2) Menggunakan kata yang bernuansa
3) Menggunakan bahasa figuratif (bermajas)
5. Menyunting Ceramah
Langkah terakhir dalam mengkontruksi ceramah yaitu menyunting
hasilnya. Hal yang disunting dalam teks ceramah meliputi:
a. Ejaan atau penulisan kata
b. Isi kalimat tidak boleh menyimpang dari pokok pembahasan
c. Susunan kalimat dalam paragraf harus padu
d. Susunan paragraf harus berkaitan satu sama lain dan mengusung tema
yang sama

Penyuntingan dilakukan untuk meminimalisir kekeliruan-kekeliruan yang


mungkin terjadi dalam suatu teks. Sebelum menyunting ceramah
sebaiknya kita harus:

a. Mengetahui cara penulisan yang baik


b. Memahami masalah yanhg dibahas dalam sebuah ceramah
c. Memahami aturan kebahasaan (ejaan dan tanda baca)

Proses dan langkah-langkah menyunting adalah sebagai berikut:

a. Memastikan teks ceramah yang akan disunting sudah dalam bentuk


yang sudah dikembangkan
b. Menyiapkan bahan-bahan pemandu penyuntinngan, seperti Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), serta buku acuan tentang
teknik penulisan ceramah
c. Mencermati teks ceramah yang disunting dengan cermat, baik itu
tentang cara penyajian, isi, dan bahasanya.
d. Memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam teks ceramah yang
disunting dengan pedoman sumber-sumber yang terpercaya

A. Teknik-Teknik Berceramah

Ceramah merupakan penyajian lisan kepada sekelompok orang. Maka


agar ceramah kita didengar oleh orang lain alangkah baiknya jika kita
mengetahui teknik-teknik dalam menyampaikan ceramah. Sehingga
pendengan memahami apa yang sedang kita sampaikan. Berikut adalah hal
yang diperhatikan pada saat berceramah:

1) Menguasai materi sangat penting dalam menyampaikan ceramah. Bila kita


tidak memahami materi yang sedang kita sampaikan maka pendengar akan
sulit untuk memahami materi yang kita sampaikan. Oleh karena itu,
sebelum kita berceramah alangkah baiknya agar kita memahami materi yang
akan kita sampaikan sehingga pendengar akan lebih mudah memahami apa
yang kita sampaikan.
2) Lafal merupakan cara mengucapkan kata atau bunyi bahasa. Jika
penceramah melafalkan kata atau bunyi bahasa kurang tepat maka
pendengar akan kurang memahami apa yang kita sampaikan, karena maksud
dari kata-kata tersebut menjadi tidak jelas. Oleh karena itu, sebelum
melakukan ceramah sebaiknya kita mengetahui cara pelafalan yang tepat
dan benar.
3) Intonasi atau nada adalah naik turunya lagu kalimat. Perbedaan intonasi
dapat menyebabkan perbedaan makna antara kalimat tanya, kalimat berita,
ataupun kalimat perintah. Selain itu intonasi juga berfungsi
mengekspresikan perasaan penceramah.
4) Sikap tubuh sangat mempengaruhi suasana dan tanggapan pendengar. Jika
sikap tubuh terlalu kaku maka pendengar merasa tidak tertarik dan cepat
bosan, sedangkan jika sikap tubuh kita terlalu santai maka pendengar akan
terbawa untuk tidak serius. Oleh karena itu pada saat berceramah, alangkah
baiknya jika sikap kita lebih bervariatif, yakni sesuai dengan isi ceramah,
suasana, tempat, dan kondisi para pendengar.

B. Menanggapi Ceramah

Pada saat menyampaikan ceramah, banyak tanggapan dari pendenar mulai


dari yang ingin bertanya sampai yang hanya diam saja. Pada saat kita ingin
bertanya, sebaiknya kita menunggu pembicara atau penceramah
menyelesaikan materinya agar tidak mengganggu jalanya ceramah. Selain itu
terdapat beberapa hal yang harus kita perhatikan ketika kita ingin mengajukan
pertanyaan yaitu:

 Jelaskan latar belakang atau sebab-sebab timbulnya pertanyaan


 Sampaikan pertanyaan dengan jelas dan jangan terbelit-belit
 Gunakan kata-kata dan nada bicara yang santun

Contoh :

 Dalam awal-awal ceramah, Ibu menyebut-nyebut “alur jungkir-balik”.


Saya sangat tertarik dengan istilah itu karena bagi saya masih baru.
Namun, saya belum begitu memahami arti dari istilah tersebut. Mohon Ibu
menjelaskanya lebih lanjut.
 Dalam ceramah Bapak tadi, Bapak lebih banyak mengulas efek negatif
penggunaan ponsel pintar. Bagaimana dengan efek positifnya? Apakah
efek negatif lebih besar dari pada efek positifnya?

Anda mungkin juga menyukai