Anda di halaman 1dari 5

NAMA : HERDINA ASTYA ANINDI

NIM : D10112111065

MATA KULIAH : REKAYASA LINGKUNGAN

SOAL :

Kawasan beting di Pontianak Timur terdiri dari rumah-rumah panggung, yang terhubung satu
sama lain dengan gertak. Kawasan ini dipengaruhi pasang surut air sungai, sehingga di bawah
kolong rumah selalu basah. Pada kondisi pasang, otomatis air pasang akan berada di bawah
rumah. Permasalahan di kawasan ini adalah masih menggunakan WC Cemplung, berhubung
tidak mungkin membuat septik tank. Selain itu di kolong rumah juga banyak sampah sampah.

1. Coba pikirkan, bagaimana membuat WC yang hygienis di kawasan ini?

2. Bagaimana pula mengatasi persoalan sampah?

JAWABAN :

1. Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Menurut
sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS),
Indonesia memiliki penduduk sebanyak 270,20 juta jiwa. Kepadatan penduduk yang
tinggi menimbulkan masalah muncul di kalangan masyarakat yaitu krisis lahan
permukiman. Selain itu, lahan ruang terbuka hijau juga menjadi korban yang diakibatkan
oleh kepadatan penduduk. Masalah-masalah ini haruslah segera ditangani agar tidak
memunculkan masalah baru. Pertumbuhan penduduk yang kian masif membuat angka
kepadatan penduduk semakin tinggi, jumlah lahan yang berfungsi sebagai permukiman
pun menjadi semakin terbatas, dan harga tanah kian naik pada setiap
tahunnya. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang terpaksa untuk membangun
rumahnya pada lahan yang sempit. Permasalahan krisis lahan permukiman haruslah
segera ditangani agar tidak memunculkan masalah yang lebih parah. Salah satu solusi
untuk menangani masalah tersebut adalah dengan menerapkan konsep rumah panggung
pada hunian masyarakat di area perairan. Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan dari
penrapan konsep rumah panggung adalah permasalahan penerapan septic tank dan
persoalan sampah yang menggenang di area kolong rumah panggung yang disebabkan
oleh debit air sungai yang meningkat pada waktu tertentu.

salah satu solusi yang dapat dipecahkan dalam permasalahan dalam penerapan septic tank
pada rumah panggung dapat diatasi dengan penerapan “Bio Septic Tank”. Bio septic tank
merupakan teknologi paling baru dari jenis septic tank sekarang ini. Karena septic tank jenis
ini memiliki kemampuan untuk mengelola limbah manusia.Karena sudah dikelola lebih
dahulu maka limbah tidak akan berbau dan tidak akan mencemari lingkungan sekitar. Hal ini
bisa menghindarkan pengguna dari protes tetangga yang merasa terganggu dengan bau septic
tank pengguna. Bio Septic Tank adalah Septic Tank Ramah Lingkungan yang dilengkapi
dengan media pengurai dan penyaringan tinja yang telah dirancang sempurna sehingga
memaksimalkan proses penguraian serta dilengkapi sistem disinfektan sebagai media untuk
menjernihkan air dan mensterilkan air olahan sehingga air dapat dibuang ke saluran umum /
saluran kota.

Berikut adalah Sistem Pengolahan Septic Tank BIORICH Kami Yang di Rancang
Secara Sistematis dan Sudah BerStandar PERMEN-LH :

1. Limbah Masuk Melalui Pipa Inlet BIORICH


2. Limbah Akan Disaring Media Bar Screen sehingga terpecah
3. Limbah Akan Diolah Dengan Media BioballPada Media Bioball Terjadi Proses
Penguraian Limbah Oleh BioBakteri Pengurai Hingga Menjadi Air
4. Air Akan Mengalir Ke Media Honeycomb Untuk Proses Penyaringan KembaliSetelah
Disaring Dengan Honeycomb, Air Akan Mengalir Ke Media Disinfectan
5. Disinfectan Menjernihkan Air Dan Mensterilkan Air Agar Ramah Bagi
LingkunganSetelah Diolah Dengan Disinfectan, Air Mengalir Keluar Melalui Pipa Outlet
dan Sudah Ramah Lingkungan
Tipe Dimensi (Panjang x Lebar x Tinggi) Kapasitas

BR-800 P 82 x L 82 x T 125 cm 2 – 4 Orang

BR-1000 P 93 x L 93 x T 135 cm 4 – 5 Orang

BR-1500 P 110 x L 110 x T 135 cm 5 – 7 Orang

BR-2000 P 120 x L 120 x T 150 cm 8 -10 Orang

BR-3000 P 200 x L 100 x T 150 cm 12 – 15 orang

2. Keberadaan sampah pada aliran sungai dapat mengakibatkan memburuknya kualitas air
yang nantinya tidak layak untuk dikonsumsi. Sampah yang berada disungai didominasi
sampah organik dan sampah anorganik. Keduanya sama-sama memberikan dampak
buruk bagi kualitas air. Menurut Bhada-Tata Hoornweg (2016) Tumpukan sampah yang
berada dalam aliran air akan menimbulkan cairan beracun yang disebut leachate. Sampah
organik yang memasuki aliran sungai dapat megurangi kandungan oksigen sungai dan
menimbulkan organisme yang berbahaya bagi lingkungan.

Pencegahan terhadap pencemaran air sungai di Indonesia sudah sepatutnya menjadi


tanggungjawab kita bersama. Melihat kondisi sungai di Indonesia semakin memburuk
dan tergolong kedalam status tercemar berat. Upaya yang perlu kita dilakukan kita selaku
masyarakat Indonesia salah satunya sadar bahwa pencemaran sungai merupakan hal yang
sangat merugikan bagi diri kita sendiri. Banyak hal yang dapat dilakukan terhadap
sampah daripada harus dibuang ke sungai dan mencemari lingkungan.

Salah satunya melakukan pengelolaan sampah dengan memanfaatkan sampah tersebut


agar dapat digunakan kembali tanpa perlu dibuang. Hal tersebut dikenal efektif
mengurangi jumlah mencemaran sampah di aliran sungai. Terbukti pembangunan
pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Pemerintah di Kabupaten Subang dan Bekasi
mampu mengurangi pencemaran sampah di sungai sebesar 16,46% dan 10,67%. berikut
beberapa cara mengatasi persoalan sampah pada area sungai:

 Bank Sampah
Cara mencegah pembuangan sampah di sungai  adalah masyarakat bisa mendirikan
Bank Sampah. Bank sampah sudah banyak dilakukan di Yogyakarta yang mana
setiap warga yang sudah menjadi anggota bank tersebut harus menyetorkan sampah
ke bank sampah tersebut. Nantinya sampah yang sudah dikumpulkan akan di daur
ulang menjadi sesuatu yang lebih berguna. Bahkan ada beberapa UKM yang
memanfaatkan sampah tersebut menjadi barang-barang yang lebih berguna seperti
tas, dompet, dan masih banyak lagi lainnya.  Jika setiap daerah menerapkan bank
sampah ini nantinya volume sampah di sungai bisa dikurangi.

 Tempat Pembuangan Sampah Kolektif


Dengan mendirikan tempat pembuangan sampah kolektif. Banyak yang sudah
memiliki tempat sampah di rumah namun bingung kemana harus membuangnya
sehingga sungai menjadi sasaran tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Oleh
sebab itu tempat pembuangan sampah kolektif atau bersama-sama bisa menjadi
pilihan untuk menanggulangi pembuangan sampah di sungai. Sampah di setiap
rumah akan dijemput oleh gerobak sampah seminggu sekali untuk dikumpulkan di
tempat sampah kolektif tersebut. Nantinya akan ada truk sampah yang mengangkut
sampah tersebut menuju ke tempat pembuangan akhir sampah.

Agar masyarakat semakin sadar untuk tidak membuang sampah di sungai, harus ada
sosialisasi yang membahas tentang dampak buruk membuang sampah di sungai tersebut.
Selain itu bisa dilakukan beberapa cara mencegah pembuangan sampah di sungai  seperti
yang dijelaskan diatas agar masyarakat menjadi sadar untuk menjaga kebersihan sungai
dari sampah.

Anda mungkin juga menyukai