Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah yang beriringan dengan


pesatnya industrialisasi, urbanisasi, peningkatan pertania, dan pola penggunaan air
bersih mengakibatkan terjadinya krisis air (UNEP,2001). Krisis air tidak hanya
berdampak kepada kebutuhan akan air bersih namun juga memberikan dampak
besar kepada kebutuhan air minum. Terdapat 2 milyar manusia perhari terkena
dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara di dunia dan 1,1 milyar tidak
mendapatkan air yang memadai (WHO,2000). Hal tersebut juga berdampak pada
negara Indonesia dengan jumlah penduduk 270.203.917 jiwa (BPS Indonesia,
2020). Sebagaimana yang terjadi pada salah satu wilayah di Desa Teluk Mutiara
Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
Desa Teluk Mutiara terdiri dari enam RT dan tiga RW. Salah satu RT/RW yang
menjadi fokus perencanaan ini yaitu RT 001 RW 001 dan RT 002 RW 001 dengan
jumlah warga sebanyak 296 jiwa. Sekitar 64,83 persen wilayah Desa Teluk
Mutiara terletak pada kemiringan lahan antara 2-14 %, sekitar 23,24 persen
wilayah berada pada kemiringan lebih dari 40 %, sekitar 9,47 persen wilyah
berada pada kemiringan kurang dari 2 %, dan sekitar 2,46 persen wilayah berada
pada kemiringan 15-40 % (Kecamatan Sungai Laur Dalam Angka,2019). Wilayah
RT 001 RW 001 dan RT 002 RW 001 memiliki topografi dataran rendah di
bantaran sungai . Akan tetapi sungai yang berada di dekat wilayah tersebut tidak
layak untuk di konsumsi warga di karenakan pencemaran akibat aktivitas PETI
yang dilakukan oleh oknum warga setempat. Sehingga perlu sumber daya air lain
untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga setempat.
Berdasarkan letaknya, sumber daya air didapat dari beberapa sumber mata air.
Sumber daya air ini diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu : sumber daya air
yang berada di permukaan tanah dan sumber daya air yang berada didalam tanah
(air tanah). Sumber daya air yang berada pada permukaan tanah tersebut dapat
kita lihat di sekeliling kita, sebagai contoh: air sungai, waduk, dll. Sedang sumber
daya air yang berada didalam tanah biasanya diperoleh dari menggali tempat yang
diprediksi memiliki kadar/tampungan sumber air yang melimpah dan sumber air
bawah permukaan meliputi galian sumur, baik itu sumur biasa (konvensional)
maupun sumur yang dibuat dengan cara di bor (sumur bor).
Pada tahun 2011 Desa Teluk Mutiara mengalokasikan dana proyek untuk
penyediaan sistem air bersih dengan membuat sumur yang dilengkapi bak
penampung sebesar 75 m3 dengan ketinggian dari permukaan tanah 5 m di setiap
RT. Akan tetapi manfaat dari proyek tersebut sampai saat ini masih belum efektif
dikarenakan air bersih tersebut tidak langsung disitribusikan ke rumah warga
sehingga warga yang tidak memiliki pompa pribadi harus mengambil secara
manual ke sumber air bersih tersebut. Memperhatikan hal tersebut , maka guna
memenuhi kebutuhan pelayanan air bersih pada masa mendatang khususnya untuk
warga RT 001 RW 001 dan RT 002 RW 001 yang mengalami kesulitan
mendapatkan air bersih maka dilakukan perencanaan sistem distribusi air bersih
ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Desa Teluk Mutiara.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada perencanaan ini yaitu :


1. Berapa besar kebutuhan air bersih di RT 01 RW 01 dan RT 02 RW 01 Desa
Teluk Mutiara ?
2. Bagaimana rancangan teknis sistem distribusi air bersih di RT 01 RW 01 dan
RT 02 RW 01 Desa Teluk Mutiara?
3. Berapa besar estimasi biaya dalam penyediaan sistem distribusi air bersih?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah:


1. Mengetahui kebutuhan air bersih di RT 01 RW 01 dan RT 02 RW 01Desa
Teluk Mutiara
2. Merencanakan sistem distribusi air bersih di RT 01 RW 01 dan RT 02 RW 01
Desa Teluk Mutiara
3. Menyediakan estimasi biaya dalam penyediaan sistem distribusi air bersih

1.4 Manfaat

Perencanaan ini diharapkan menjadi bahan kajian untuk mendukung


perencanaan distribusi air bersih yang memenuhi dan tersalur dengan baik di Desa
Teluk Mutiara.

1.5 Batasan Masalah

Adapun pembatasan masalah pada perencanaan ini sebagai berikut :


1. Perhitungan struktur pada sistem tidak ditinjau.
2. Lokasi perencanaan yang digunakan adalah RT 001 RW 001 dan RT 002 RW
001.

Anda mungkin juga menyukai