Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PERENCANAAN

3.1 Lokasi Perencanaan


Lokasi Perencanaan dilakukan di RT 01 RW 01 dan RT 02 RW 01 Desa
Teluk Mutiara Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang. Total luas wilayah
Desa Teluk Mutiara sebesar 42 Km2. Sekitar 64,83 persen wilayah Desa Teluk
Mutiara terletak pada kemiringan lahan antara 2-14 %, sekitar 23,24 persen
wilayah berada pada kemiringan lebih dari 40 %, sekitar 9,47 persen wilyah
berada pada kemiringan kurang dari 2 %, dan sekitar 2,46 persen wilayah berada
pada kemiringan 15-40 %. Berdasarkan Kecamatan Sungai Laur Dalam Angka
Tahun 2019, Desa Teluk Mutiara memiliki batas administrasi sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lanjut Mekar Sari.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bengaras.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Hulu Sungai.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukaramai.
Berikut adalah peta wilayah Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang:

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kecamatan Sungai Laur


Studi Pendahuluan dilakukan sebagai metode pembanding dan acuan
dalam melakukan perencanaan. Adapun studi pendahuluan sebagai berikut :
1. Studi Literatur, mencakup teori-teori yang mendukung perencanaan dari
berbagai buku literatur seperti SNI 03-7065-2005 tentang tata cara
perencanaan sistem plambing.
2. Pra Survei dilakukan untuk memilih lokasi yang tepat dalam perencanaan. Pra
survei berisi pembuatan izin kepada Kepala Desa Teluk Mutiara dan Ketua RT
001 RW 001 dan RT 002 RW 001 dan meninjau lokasi rencana.
3. Survei lanjutan untuk pengambilan data di lapangan meliputi pengambilan
data primer yaitu kondisi bangunan proyek air bersih( ukuran bak penampung,
kondisi sumur dan bak penampung). Selain itu mengumpulkan data mengenai
jumlah penggunaan air sumur untuk keperluan air bersih, pendapat adanya
perawatan fasilitas air bersih .
3.2 Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut
:
3.2.1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung didapat di lapangan dari objek
penelitian dengan cara pengamatan langsung. Adapun data primer sebagai berikut:
1. Diskripsi lokasi studi
Data ini diperoleh dengan melakukan observasi lapangan ke lokasi
perencanaan yang meliputi gambaran umum tentang lokasi dan peta denah
lokasi.
2. Data jumlah penghuni rumah
Data jumlah penghuni diperoleh dengan mendata langsung pada lokasi
perencanaan jumlah penghuni setiap rumah.
3. Data sumur dan bak penampung
Data tersebut yaitu bentuk sumur dan bak penampung dari hasil dokumentasi
dan data ukuran sumur dan bak penampung diperoleh dari hasil pengukuran
langsung pada lokasi perencanaan.
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain atau instansi-
instansi yang terkait dengan perencanaan. Adapun data yang diperoleh yaitu:
1. Peta wilayah Desa Teluk Mutiara
Data ini digunakan untuk mengetahui posisi lokasi perencanaan secara umum
2. Data jumlah Penduduk Desa Teluk Mutiara
Data jumlah penduduk yang diambil berdasarkan Kecamatan Sungai Laur
dalam Angka Tahun 2019.
3.3 Analisa Data
Untuk menyelesaikan perumusan masalah dalam perencanaan ini maka
akan dilakukan beberapa analisa yang berhubungan dengan permasalahan, yaitu :
3.3.1 Proyeksi Jumlah Penduduk
Analisa jumlah penduduk pada perencanaan ini menggunakan metode
geometrik. Hal ini dikarenakan data penduduk RT 001 RW 001 dan RT 002 RW
001 yang diperoleh hanya memiliki tren data selama 1 tahun. Selain itu
diketahuinya rasio pertumbuhan penduduk pada Kecamatan Sungai Laur dapat
menjadi acuan dalam prediksi pertumbuhan di masa akan datang.
Untuk mehitung proyeksi jumlah penduduk digunakan metode Geometrik
dengan rumus :
Pn = Po(1+i)n
Di mana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke - N
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
I = Persentasi pertambahan penduduk tiap tahun (%)
N = Jangka waktu (Tahun)
3.3.2 Analisa Kebutuhan Air
Kebutuhan air bersih dianalisa dengan melakukan perbandingan data
jumlah kebutuhan air bersih yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan standar
Departemen Kesehatan RI meliputi besarnya air bersih yang dibutuhkan oleh
warga. Menurut Departemen Kesehatan RI, total kebutuhan air minum dan masak
sebesar 15 liter/orang/hari. Analisa ini dilakukan dengan cara melakukan
perhitungan jumlah kebutuhan air bersih dengan jumlah pelayanan di RT 001 RW
001 dan RT 002 RW 001.

3.4 Perencanaan Jaringan Pipa Distribusi


3.4.1 Perencanaan Jaringan Pipa Distribusi
Perbedaan ketinggian amtara daerah pelayanan terhadap bak penampung
mengakibatkan adanya energi potensial, maka dalam pengalirannya menggunakan
sistem gravitasi supaya air sampai ke konsumen. Sumber air di ambil dari sumur
yang dipompa menuju bak penampung dengan pompa boster secara estafet.
1. Pendekatan Menggunakan Rumus Hazen williams dan Darcy
Diameter pipa menggunakan rumus sebagai berikut :
D = [Q:(0,2785 x CHW x S0,54)]0,38
Dimana :
S = ∆h/L
V = Q/A
1) Mayor Losses
a. Hazen Williams
hl = [Q:(0,2785 x CHW x D2,63)]1,85x L
b. Dancy
hl = (f x L x V2 ) : ( D x2g)
2) Minor Losses
hm = Σk + (V2 : 2g)
2. Kriteria Perencanaan
1) Kecepatan aliran pada Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) maksimum
(v) = 3 m/s. Apabila kecepatan aliran pada pipa HDPE > 3 m/s maka akan
mengakibatkan keausan pada pipa.
2) Kecepatan aliran pada pipa Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE)
minimum (v) = 0,3 m/s. Apabila kecepatan aliran pada pipa HDPE<0,3 m/s
maka akan mengakibatkan endapan pada dinding pipa.
3) Tekanan kerja pada Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) = 8-10 ATM
(80-100 MKA) dengan CHW = 140.
3.4.2 Perhitungan Dengan Program Epanet 2.0
Epanet 2.0 adalah program komputer berbasis Windows yang merupakan
program simulasi dari perkembangan waktu dengan profil hidrolis dan perlakuan
kuantitas air bersih dalam suatu jaringan pipa distribusi maupun transmisi, yang
didalamnya terdiri dari titik/node/junction pipa, pompa, valbve ( accessories) dan
reservoir baik ground reservoir maupun elevated reservoir.
1. Peta Latar Belakang Pada Program Map Info 6.0 Profesional

Peta wilayah diperlukan untuk membuat model jaringan sistem distribusi


sebagai latar belakang yang dapat berupa peta, peta kontur, topografi atau gambar
lain. File gambar peta wilayah sebagai latar belakang harus berupa Windows
Enchance Metafile (WMF) atau bit map yang dibuat diluar Epanet 2.0. Prosedur
pembuatan latar belakang jaringan distribusi dari reservoir daerah pelayanan
adalah sebagai berikut :
Þ Membuat program Map Info 6.0
Þ Membuat layer jalan, batas Desa dan batas Kecamatan sebagai latar belakang
Þ Membuat jalur pipa jaringan distribusi berdasarkan node yang ada
Þ Menentukan elevasi node berdasarkan kontur yang sudah ada
Þ Membuat peta WMF dengan skla 1 : 50.000 dengan zoom 9.400
Þ Membuat peta backdrof dengan file WMF sebagai panduan pembuatan
simulasi node dan pipa secara otomatis dalam program Epanet 2.0.
2. Panduan Bekerja dengan Program Epanet 2.0
Perencanaan jaringan distribusi air bersih ini menggunakan program
Epanet 2.0, formula yang dipakai adalah Hazen Williams Heasloss. Formula
dengan rumus manual sebagai berikut :
HL = (4.727 LQ1,852 ) : ( C1,852 d 4,871 )
3.5 Rencana Anggaran Biaya
Perhitungan banyaknya biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersaji
pada Tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel 3.1 Rencana Anggaran Biaya
Harga
NO Uraian Kegiatan Satuan Volume Total Harga
Satuan
Belanja
1 Kertas HVS 80 gr rim 4 Rp55.00 Rp220.000
Sewa GPS buah 2 Rp50.00 Rp100.000
Tranportasi
2
Pertalite Liter 30 Rp8.000 Rp240.000
Jumlah Rp560.000

3.6 Time Schedule Perencanaan


Berikut Time Schedule pengajuan judul skripsi, proposal penelitian tersaji
pada Tabel 3.2 di bawah ini :
Waktu Pelaksanaan
N0 Jenis Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Persiapan Penelitian
Penyusunan dan Pengajuan Proposal
Penyusunan Instrumen
Studi Pendahuluan
Seminar Proposal
Tahap Pelaksanaan
Pengambilan Data
Pengolahan Data dan Analisis Data
2 Konsultasi dan Evaluasi
Interprestasi Data
Ujian Skripsi

Anda mungkin juga menyukai