Anda di halaman 1dari 33

BAB III

METODOLOGI

3.1. Metodologi Perencanaan


Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi dalam perencanaan Sistem Pengolahan Air
Limbah Domestik di Kecamatan Jatinegara. Metodologi sangat dibutuhkan dalam pembuatan
perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik. Metodologi perencanaan merupakan
rangkaian tahapan yang dibuat untuk memudahkan dalam penyusunan perencanaan Sistem
Pengolahan Air Limbah Domestik. Rangkaian tahapan dalam perencanaan tersebut dapat dilihat
pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Diagram Alur Metodologi Perencanaan


(sumber : Hasil Analisis, 2022)
3.2. Penjelasan Metodologi Perencanaan
3.2.1. Penentuan Daerah Perencanaan

Daerah pelayanan sistem penyaluran air limbah pada tugas besar ini berada di
Kecamatan Jatinegara. Penentuan daerah pelayanan dengan metoda pemetaan target layanan
untuk melihat potensi kawasan layanan yangakanmenjadicalon pelanggan peyedotan tangki
septik. Daerah pelayanan dibagi menjadi beberapa blok pelayanan dilengkapi dengan arah
aliran limbah domestik yangakammasuk ke manhole. Kriteria area pelayanan yang akan
dilayani ditentukan berdasarkan PermenPUPR No. 4 Tahun 2017.

3.2.2. Studi Literatur

Studi literatur merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi
pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan
informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun
dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan. Hasil penelitian juga
akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang
telah ada (Sugiyono, 2005)

Tabel 3. 1 Penggunaan Data Sekunder

No Data yang dikumpulkan Sumber Data Kegunaan Data


RPJP Jakarta Tahun 2005-2025,
Badan pusat statistik kota jakarta Penentuan periode dan
1 Kondisi wilayah timur area pelayanan
Badan pusat statistik kota jakarta Penentuan jenis sistem
2 Kondisi fisik timur, anggi,Philip&Gregorius penyaluran

Demografi dan Badan pusat statistik kota jakarta Penapisan, Proyeksi


3 Kependudukan timur Penduduk

Perda Provinisi Jakarta No 1 tahun Penentuan debit desain


4 Tata Ruang Wilayah 2012 air limbah
Kondisi sistem sanitasi JICA, master plan DKI Jakarta, Penentuan dimensi
5 setempat Ladiyance&Yuliana saluran air limbah

3.2.3. Pengumpulan Data Sekunder

Data yang dibutuhkan dalam perencanaan SPALD-T dan SPALD-S di Kecanatann


Jatinegara adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk
maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan
dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,
artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan
(Sugiyono, 2005).

3.2.4. Pra Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik

Tahapan pra perencanaan terdiri dari:

a. Penapisan Pelayanan SPALD


Penapisan pelayanan SPALD dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun 2017 tentang Penyelenggaran Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik. Maka akan didapatkan kesimpulan sistem
penyaluran air limbah yang digunakan yaitu SPALD-T atau SPALD-S.
b. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk diperlukan untuk mengetahui jumlah penduduk pada periode
perencanaan yaitu 20 tahun. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
memproyeksikan penduduk yaitu:
• Metode Aritmatika
• Metode Geometrik
• Metode Least Square
• Metode Eksponensial
c. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Secara umum, penyediaan air minum akan terlayani berdasarkan dua jenis kebutuhan
yang disesuaikan dengan pemakaiannya, yaitu pemakaian domestik dan non
domestik. Kebutuhan air domestik meliputi kebutuhan air untuk mencukupi
kebutuhan rumah tangga dan sarana pendukung lainnya. Untuk kebutuhan air non
domestik meliputi seluruh kegiatan kota baik sarana prasarana umum, fasilitas sosial,
fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, industri dan komersial.
d. Proyeksi Timbulan Air Limbah
Proyeksi timbulan air limbah didasarkan pada proyeksi kebutuhan air dan
pertumbuhan penduduk yang terdapat pada setiap kegiatan non domestik. Debit rata-
rata air limbah adalah debit air buangan yang berasal dari rumah tangga, fasilitas
umum dan fasilitas sosial, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, bangunan
komersial, dan bangunan industri. Adapun perhitungan timbulan air limbah sebagai
berikut:
Timbulan Air Limbah = Kepadatan penduduk x Standar Kebutuhan Air Bersih x (60- 80 %)

3.2.5. Perencanaan Detail Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik

Dalam tahap ini membuat gambar rancangan pengelolaan air limbah berdasarkan
perhitungan yang telah didapat, yaitu gambar jalur perpipaan pengelolaan air limbah berikut
pengolahan air limbahnya, gambar tahapan pelaksanaan, gambar profil hidrolis jalur dan
gambar-gambar terkait lainnya.
BAB IV
PRA PERENCANAAN
SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH

4.1. Penapisan Penentuan Pengelolaan (SPALDS-SPALDT)


Penapisan dalam sistem penyaluran air limbah digunakan dalam penentuan perencanaan
pengolahan air limbah menggunakan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat
(SPALD-S) atau menggunakan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun
2017 tentang Penyelenggaran Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik. Penapisan pada
perencanaan penyaluran air limbah di Kecamatan Jatinegara dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Diagram Alur Data Penapisan

Tabel 4. 1 Perbandingan Syarat PerMenPUPR No. 4 Tahun 2017 dengan Data Penapisan

SYARAT SPALDT
Kecamatan
No Persyaratan PerMenPUPR No. 4 Sumber Data Keterangan
Jatinegara
Tahun 2017
1 Kepadatan Penduduk > 150 jiwa/ha 247,53 jiwa/ha Bps Memenuhi
Kedalaman Muka Air
2 <2m -21 data.jakarta.go.id Memenuhi
Tanah
<6,8 x 10^-2 Tidak
3 Permeabilitas Tanah <5 x 10^-4 m/det Philip
m/det memenuhi
Kemampuan
4 Kemampuan Pembiayaan Mampu Pemda Jakarta Memenuhi
Pembiayaan Pemda
5 Kemiringan Tanah >2% 0-3 % Anggi Memenuhi
(Sumber : Hasil Analisa, 2022)

Dapat dilihat pada Tabel 4.1 bahwa Kecamatan Jatinegara memenuhi syarat untuk
dibuatnya SPALD-T jika mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 4 Tahun 2017 tentang Penyelenggaran Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik. Maka dari itu akan dibuat perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik
Terpusat (SPALD-T) di Kecamatan Jatinegara.

4.2. Proyeksi Penduduk


Pada perencanaan penyaluran air limbah diperlukan data jumlah penduduk dan kebutuhan air bersih
untuk mencari besarnya timbulan air limbah yang dihasilkan dari suatu tempat atau kota. Maka dari itu,
diperlukan proyeksi jumlah penduduk untuk memperkirakan besarnya air limbah yang dihasilkan selama
periode perencanaan. Informasi yang harus tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat
perencanaan disusun, tetapi juga informasi masa lalu dan masa kini sudah tersedia dari hasil sensus dan
survey, sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut perlu dibuat suatu proyeksi yaitu
perkiraan jumlah penduduk di masa mendatang.

Untuk pendekatan jumlah penduduk dalam periode perencanaan dapat diperkirakan secara statistik
menggunakan suatu persamaan matematis sebagai pendekatannya. Metode proyeksi jumlah penduduk
dapat dihitung dengan menggunakan 4 metode, antara lain:

• Aritmatika
• Geometri
• Least Square
• Eksponensial

Sebelum memproyeksikan jumlah penduduk yang harus diketahui adalah data populasi penduduk
minimal 10 tahun terakhir di daerah perencanaan. Data populasi Kecamatan Jatinegara, tercantum pada
Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4. 2 Jumlah Penduduk di Kecamatan Jatinegara

Jumlah
Tahun Penduduk(jiwa)
2010 289.342
2011 291.288
2012 300.883
2013 307.078
2014 307.548
2015 311.880
2016 312.748
2017 318.876
Jumlah
Tahun Penduduk(jiwa)
2018 321.396
2019 328.345
Sumber : Bps Kecamatan Jatinegara, 2010-2019

4.2.1. Metode Proyeksi


1. Metode Aritmatika

Metode aritmatika merupakan metode proyeksi penduduk dimana populasi diasumsikan


meningkat atau bertambah secara konstan dari tahun ke tahun. Metode ini didasarkan pada angka
kenaikan jumlah penduduk rata-rata setiap tahunnya yang sangat luas atau kota kecil yang tidak
terdapat industri dan daerah agraris. Sehingga dapat disebutkan bahwa grafik metode ini berbentuk
linier.

Metode aritmatika ini juga cocok digunakan untuk kota tua yang tidak berkembang lagi, kota
dengan pertumbuhan penduduk yang relatif konstan, dan memiliki daerah yang luas. Persamaan untuk
metode aritmatika adalah sebagai berikut (Mc Ghee,1991).

𝐏𝐧 = 𝐏𝐨 + (𝐚̅ × 𝐧) (Persamaan 4-1)


Dimana: Pn = Jumlah penduduk di tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk tahun awal
a̅ = Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tahunan
n = Periode waktu (Tn-To)
To = Tahun awal
Tn = Tahun ke-n
Tabel 4. 3 Proyeksi Penduduk Metode Arimatika

Jumlah Jumlah Penduduk Metode Aritmatika


Tahun
data (Jiwa) Ka pn
1 2010 289.342 289342
2 2011 291.288 1.946 293676
3 2012 300.883 9595 298009
4 2013 307.078 6195 302343
5 2014 307.548 470 306677
6 2015 311.880 4332 311010
7 2016 312.748 868 315344
8 2017 318.876 6128 319678
9 2018 321.396 2520 324011
10 2019 328.345 6949 328345
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

Contoh perhitungan proyeksi penduduk yang menggunakan metode aritmatika di


Kecamatan Jatinegara adalah sebagai berikut.
Diketahui : Jumlah Penduduk Tahun 2011 = 291288 jiwa
n = 2012-2011
n=1
Ditanya : Jumlah Penduduk Tahun 2012
Jawab :
• Mencari nilai a
a = Pn − Pn−1
a = P2012 − P2011
a = 300883 - 291288 = 6195

• Mencari a̅
∑a 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎𝑛
a̅ = =
𝑛 n

a̅ = 433,667
• Mencari jumlah penduduk yang diproyeksikan
Pn = Po + (a̅ × n)
P2012 = 291.288 + (433,667 × 1)
P2012 = 298009 Jiwa
Rekapitulasi perhitungan proyeksi penduduk menggunakan metode aritmatika dapat
dilihat pada Lampiran A. Adapun hubungan perhitungan jumlah penduduk menggunakan
metode aritmatika dengan jumlah penduduk eksisting dapat dilihat pada Gambar 4.2
Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk Menggunakan Metode
Aritmatika dengan kondisi eksisting
335.000
330.000
325.000
320.000
315.000
310.000
305.000
300.000
295.000
290.000
285.000
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020

Jumlah penduduk Pn

Gambar 4. 2 Perbandingan Jumlah Penduduk Menggunakan Metode Aritmatika dengan Eksisting

(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

2. Metode Geometri

Metode Geometri merupakan metode proyeksi penduduk dimana pertambahan penduduk


sebanding dengan angka penduduk saat itu dan bersifat logaritmis secara grafis. Proyeksi penduduk
dengan metode geometri menggunakan asumsi bahwa jumlah penduduk akan bertambah secara
geometri menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk (Adioetomo dan Samosir, 2010).

Laju pertumbuhan penduduk (rate of growth) dianggap sama untuk setiap tahun. Kriteria
penggunaan metode geometri ini adalah didasarkan atas rasio pertambahan penduduk rata-rata
tahunan yang sama dan kota tua dengan pertumbuhan lambat. Persamaan untuk metode geometri
adalah sebagai berikut.

𝐏𝐧 = 𝐏𝐨 × (𝟏 + 𝐫̅) 𝐧 (Persamaan 4-3)


Dimana: Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk tahun awal
r̅ = Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tahunan
n = Periode waktu (Tn-To)
To = Tahun awal
Tn = Tahun ke-n
Tabel 4. 4 Proyeksi Penduduk Metode Geometri

Jumlah Jumlah Penduduk


Tahun Metode Geometri
data (Jiwa)
r n pn
1 2010 289.342 0,00668 0 289.342
2 2011 291.288 0,03189 1 295926
3 2012 300.883 0,02017 2 302661
4 2013 307.078 0,00153 3 309548
5 2014 307.548 0,01389 4 316592
6 2015 311.880 0,00278 5 323797
7 2016 312.748 0,01922 6 331165
8 2017 318.876 0,00784 7 338701
9 2018 321.396 0,02116 8 346409
10 2019 328.345 0 9 354292
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

Contoh perhitungan proyeksi penduduk yang menggunakan metode geometri di


Kecamatan Jatinegara adalah sebagai berikut.
Diketahui : Jumlah Penduduk Tahun 2011 = 291288 jiwa
n = 2012-2011
n=1
Ditanya : Jumlah Penduduk Tahun 2012
Jawab :
• Mencari nilai r
(𝑃𝑛 − 𝑃𝑛−1)
r= Pn
𝑃2012 − 𝑃2011
r= P2012
300883 − 291288
r= = 0,0202
300883

• Mencari r̅
∑ 𝑟𝑛 𝑟1 + 𝑟2 + 𝑟3 + ⋯ + 𝑟𝑛
r̅= =
𝑛 n

r̅= 0,013907
• Mencari jumlah penduduk yang diproyeksikan
Pn = Po × (1 + r̅) n
P2012 = 300883 × (1 + 0,013907) 1
P2012 = 297446 Jiwa
Rekapitulasi perhitungan proyeksi penduduk menggunakan metode geometri dapat dilihat
pada Lampiran A. Adapun hubungan perhitungan jumlah penduduk menggunakan metode
geometri dengan jumlah penduduk eksisting dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk Menggunakan


Metode Geometri dengan kondisi eksisting

340.000
330.000
320.000
310.000
300.000
290.000
280.000
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020

Jumlah Penduduk Pn

Gambar 4. 3 Perbandingan Jumlah Penduduk Menggunakan Metode Geometri dengan Eksisting

(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

3. Metode Least Square

Metode least square merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara sumbu Y
dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah tahunnya dengan cara menarik garis
linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah pangkat dua dari masing-masing
penyimpangan jarak datadata dengan garis yang dibuat. Adapun persamaan untuk metode geometri
adalah sebagai berikut (Suheri, Asep, 2019).

𝐏𝐧 = 𝐚 + (𝐛 × 𝐱) (Persamaan 4-3)
𝐚 = 𝐲̅ − (𝐛 × 𝐱̅) (Persamaan 4-4)
𝐛 = (𝐧×∑ 𝐱𝐲)−(∑ 𝐱×∑ 𝐲) (𝐧×∑ 𝐱 𝟐)−( ∑ 𝐱) 𝟐 (Persamaan 4-5)
Dimana: Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
a = Nilai konstanta
b = Koefisien regresi linier
n = Jumlah data
y = Jumlah penduduk per tahun
x = Variabel waktu (tahun)
Tabel 4. 5 Proyeksi Penduduk Metode Least Square

Jumlah
No Tahun Pn
Penduduk (y)
1 2010 289.342 290581
2 2011 291.288 294661
3 2012 300.883 298740
4 2013 307.078 302819
5 2014 307.548 306899
6 2015 311.880 310978
7 2016 312.748 315057
8 2017 318.876 319137
9 2018 321.396 323216
10 2019 328.345 327295
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

Contoh perhitungan proyeksi penduduk yang menggunakan metode least square di


Kecamatan Bojongsoang adalah sebagai berikut.
Diketahui : Jumlah Penduduk Tahun 2011 = 291288 jiwa
X2011 = 2
Ditanya : Jumlah Penduduk Tahun 2012
Jawab :
• Mencari nilai xy
xy = x × y
xy2011 = 2 × 291288 = 582576
• Mencari x̅
∑ 𝑥𝑛 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛
x̅ = =
n n

x̅ = 5,5
• Mencari y̅
∑ 𝑦𝑛 𝑦1 + 𝑦2 + 𝑦3 + ⋯ + 𝑦𝑛
y̅ = =
n n

y̅ = 308938,4
• Mencari nilai b
(𝑛 × ∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥 × ∑ 𝑦)
b= (𝑛 × ∑ 𝑥 2 ) − ( ∑ 𝑥)2

b = 4079
• Mencari nilai a
a = y̅ − (b × x̅)
a = 308938,4 − (4079 × 5,5) = 286502
• Mencari jumlah penduduk yang diproyeksikan
Pn = a + (b × x)
P2012 = 286502 + (4079 × 2)
P2012 = 298740 Jiwa
Rekapitulasi perhitungan proyeksi penduduk menggunakan metode least square dapat
dilihat pada Lampiran A. Adapun hubungan perhitungan jumlah penduduk menggunakan
metode least square dengan jumlah penduduk eksisting dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk Menggunakan Metode


Least Square dengan kondisi eksisting

340.000
330.000
320.000
310.000
300.000
290.000
280.000
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020

Jumlah Penduduk Pn

Gambar 4. 4 Perbandingan Jumlah Penduduk Menggunakan Metode Least Square dengan Kondisi Eksisting

(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

Gambar 4. 5 Perbandingan Jumlah Penduduk Menggunakan Metode Least Square dengan Eksisting

4.2.2. Perhitungan Faktor Korelasi, Standar Deviasi dan Koefisien Variansi


A. Faktor Korelasi

Metode least square merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara sumbu Y
dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah tahunnya dengan cara menarik garis
linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah pangkat dua dari masing-masing
penyimpangan jarak datadata dengan garis yang dibuat. Adapun persamaan untuk metode geometri
adalah sebagai berikut (Suheri, Asep, 2019).

1. r = -1, korelasi kuat tapi bernilai negatif, yang menunjukkan metode tidak dapat digunakan.
2. r = 0, korelasi dikatakan lemah atau tidak memiliki hubungan, sehingga metode tidak dapat
digunakan.
3. r = +1, korelasi kuat dan bernilai positif, yang menunjukkan metode dapat digunakan dan
diharapkan.
(𝑛.∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥.∑ 𝑦)
𝐫= (Persamaan 4-7)
√(𝑛.∑ 𝑥 2 ) .√(𝑛.∑ 𝑦 2)−(∑ 𝑦)2

Dimana: r = Koefisien Korelasi


x = Jumlah Data Eksisting
y = Jumlah Penduduk Proyeksi
n = Jumlah Data
Contoh perhitungan faktor korelasi untuk metode aritmatika, geometri, least square
dan eksponensial di Kecamatan Jatinegara adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 6 Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Aritmatika

Jumlah Metode Aritmatik


Jumlah
Tahun Penduduk
data Ka pn x x^2 Y y^2 xy (xi-x)^2
(Jiwa)
1 2010 289342 289342 1 1 289342 8,37E+10 289342 3,8E+08
2 2011 291288 1946 293675,7 2 4 293675,7 8,62E+10 587351,3 2,3E+08
3 2012 300883 9595 298009,3 3 9 298009,3 8,88E+10 894028 1,17E+08
4 2013 307078 6195 302343 4 16 302343 9,14E+10 1209372 42256500
5 2014 307548 470 306676,7 5 25 306676,7 9,41E+10 1533383 4695167
6 2015 311880 4332 311010,3 6 36 311010,3 9,67E+10 1866062 4695167
7 2016 312748 868 315344 7 49 315344 9,94E+10 2207408 42256500
8 2017 318876 6128 319677,7 8 64 319677,7 1,02E+11 2557421 1,17E+08
9 2018 321396 2520 324011,3 9 81 324011,3 1,05E+11 2916102 2,3E+08
10 2019 328345 6949 328345 10 100 328345 1,08E+11 3283450 3,8E+08
Jumlah 3089384 3088435 55 385 3088435 9,55E+11 17343920 1,55E+09
Rata-Rata 4333,667 308843,5
Faktor korelasi 1
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

1. Metode Aritmatika
Diketahui : n = 10
∑ x = 55
∑ y = 3088435
∑ xy = 17343920
∑ x2 = 385
∑ y2 = 955382479932
Ditanya : Faktor korelasi
(𝑛.∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥.∑ 𝑦)
Jawab : r=
√(𝑛.∑ 𝑥 2 ) .√(𝑛.∑ 𝑦 2)−(∑ 𝑦)2
(10.17343920 )−(55 .3088435 )
r=
√(10.385) .√(10.955382479932 )−(3088435)2

r=1
Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Geometri

Jumlah Metode Geometri


Jumlah data Tahun Penduduk
r n pn x x^2 Y y^2 xy (xi-x)^2
(Jiwa)
1 2010 289342 0,006681 0 289342 1 1 289342 8,37E+10 289342 3,8E+08
2 2011 291288 0,031889 1 295926 2 4 295926,4 8,76E+10 591852,7 1,67E+08
3 2012 300883 0,020174 2 302661 3 9 302660,6 9,16E+10 907981,7 38228826
4 2013 307078 0,001528 3 309548 4 16 309548 9,58E+10 1238192 496311,5
5 2014 307548 0,01389 4 316592 5 25 316592,2 1E+11 1582961 60041836
6 2015 311880 0,002775 5 323797 6 36 323796,6 1,05E+11 1942780 2,24E+08
7 2016 312748 0,019218 6 331165 7 49 331165,1 1,1E+11 2318155 4,98E+08
8 2017 318876 0,007841 7 338701 8 64 338701,2 1,15E+11 2709609 8,91E+08
9 2018 321396 0,021164 8 346409 9 81 346408,7 1,2E+11 3117679 1,41E+09
10 2019 328345 0 9 354292 10 100 354291,7 1,26E+11 3542917 2,07E+09
Jumlah 3089384 0,12516 3208432 55 385 3208432 1,03E+12 18241470 5,74E+09
Rata-Rata 0,022756 320843
Faktor korelasi 0,999595
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

2. Metode Geometri
Diketahui : n = 10
∑ x = 55
∑ y = 3081371
∑ xy = 17298517
∑ x2 = 385
∑ y2 = 950978270475
Ditanya : Faktor korelasi
(𝑛.∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥.∑ 𝑦)
Jawab : r=
√(𝑛.∑ 𝑥 2 ) .√(𝑛.∑ 𝑦 2)−(∑ 𝑦)2
(10.17298517 )−(55 .3081371 )
r=
√(10.385) .√(10.950978270475 )−(3081371)2

r = 0,99987467
Tabel 4. 8 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Least Square

Tahun x x^2 x.y n b a Pn y y^2 xy


2010 1 1 289342 10 4079,3333 286502,0667 290581,4 289342 8,37E+10 289342
2011 2 4 582576 10 4079,3333 286502,0667 294660,7 291288 8,48E+10 582576
2012 3 9 902649 10 4079,3333 286502,0667 298740,1 300883 9,05E+10 902649
2013 4 16 1228312 10 4079,3333 286502,0667 302819,4 307078 9,43E+10 1228312
2014 5 25 1537740 10 4079,3333 286502,0667 306898,7 307548 9,46E+10 1537740
2015 6 36 1871280 10 4079,3333 286502,0667 310978,1 311880 9,73E+10 1871280
2016 7 49 2189236 10 4079,3333 286502,0667 315057,4 312748 9,78E+10 2189236
Tahun x x^2 x.y n b a Pn y y^2 xy
2017 8 64 2551008 10 4079,3333 286502,0667 319136,7 318876 1,02E+11 2551008
2018 9 81 2892564 10 4079,3333 286502,0667 323216,1 321396 1,03E+11 2892564
2019 10 100 3283450 10 4079,3333 286502,0667 327295,4 328345 1,08E+11 3283450
Jumlah 55 385 17328157 3089384 3089384 9,56E+11 17328157
RATA-RATA 5,5 308938,4
FAKTOR KORELASI 0,983417
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

3. Metode Least Square


Diketahui : n = 10
∑ x = 55
∑ y = 308938,4
∑ xy = 17328157
∑ x2 = 385
∑ y2 = 955802229182
Ditanya : Faktor korelasi
(𝑛.∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥.∑ 𝑦)
Jawab : r=
√(𝑛.∑ 𝑥 2 ) .√(𝑛.∑ 𝑦 2)−(∑ 𝑦)2

(10.17328157 )−(55 .308938,4 )


r=
√(10.385) .√(10.955802229182)−(308938,4)2

r=1
Tabel 4. 9 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Eksponensial

Jumlah
Tahun Penduduk r n pn x x^2 Y y^2 xy (xi-x)^2
(Jiwa)
2010 289342 0,006680673 0 289342 1 1 289342 8,37E+10 289342 3,8E+08
2011 291288 0,031889472 1 296001,85 2 4 296001,8 8,76E+10 592003,7 1,65E+08
2012 300883 0,020174027 2 302814,99 3 9 302815 9,17E+10 908445 36342948
2013 307078 0,001528217 3 309784,95 4 16 309784,9 9,6E+10 1239140 886324,8
2014 307548 0,013889958 4 316915,34 5 25 316915,3 1E+11 1584577 65154550
2015 311880 0,002775397 5 324209,85 6 36 324209,8 1,05E+11 1945259 2,36E+08
2016 312748 0,019217501 6 331672,26 7 49 331672,3 1,1E+11 2321706 5,21E+08
2017 318876 0,007840795 7 339306,43 8 64 339306,4 1,15E+11 2714451 9,28E+08
2018 321396 0,021163715 8 347116,32 9 81 347116,3 1,2E+11 3124047 1,46E+09
2019 328345 0 9 355105,97 10 100 355106 1,26E+11 3551060 2,14E+09
Jumlah 3089384 0,125159756 - 3212270 55 385 3212270 1,04E+12 18270030 5,94E+09
Rata-Rata 0,022756319 - 321227 -
Faktor korelasi 0,999586
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

4. Metode Eksponensial
Diketahui : n = 10
∑ x = 55
∑ y = 309260
∑ xy = 17381664
∑ x2 = 385
∑ y2 = 958100845636
Ditanya : Faktor korelasi
(𝑛.∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥.∑ 𝑦)
Jawab : r=
√(𝑛.∑ 𝑥 2 ) .√(𝑛.∑ 𝑦 2)−(∑ 𝑦)2

(10.17381664 )−(55 .958100845636 )


r=
√(10.385) .√(10958100845636 .)−(309260 )2

r = 0,99982957

B. Standar Deviasi

Standar deviasi disebut juga simpangan baku. Seperti varians, standar deviasi juga merupakan
suatu ukuran dispersi atau variasi. Standar deviasi merupakan ukuran dispersi yang paling banyak
dipakai. Hal ini mungkin karena standar deviasi mempunyai satuan ukuran yang sama dengan satuan
ukuran data asalnya. Perhitungan standar deviasi dapat menggunakan persamaan berikut
(Soewarno,1995).

𝟏 𝒏
𝐒𝐃 = √𝒏−𝟏 ∑ 𝒊=𝟏 (𝑿𝒊 − 𝑿)𝟐 (Persamaan 4-8)

Dimana: SD = Standar Deviasi


Xi = Variabel Independen
X (Jumlah Penduduk)
X̅ = Rata-Rata Jumlah Penduduk
n = Jumlah Data
Contoh perhitungan standar deviasi untuk metode aritmatika, geometri, least square
dan Eksponensial di Kecamatan Jatinegara adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 10 Hasil Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmatika

Jumlah
Jumlah
Tahun Penduduk (xi-x)^2
data
(Jiwa)
1 2010 289342 3,8E+08
2 2011 291288 2,3E+08
3 2012 300883 1,17E+08
4 2013 307078 42256500
5 2014 307548 4695167
6 2015 311880 4695167
Jumlah
Jumlah
Tahun Penduduk (xi-x)^2
data
(Jiwa)
7 2016 312748 42256500
8 2017 318876 1,17E+08
9 2018 321396 2,3E+08
10 2019 328345 3,8E+08
Standar Deviasi 13120,83
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
1. Metode Aritmatika
Diketahui : n = 10
X̅ = 3088435
∑(Xi − X̅)2 = 657.245.788
Ditanya : Standar deviasi
𝟏 𝒏
Jawab : SD = √𝒏−𝟏 ∑ 𝒊=𝟏 (𝑿𝒊 − 𝑿)𝟐

𝟏
SD = √𝟏𝟎−𝟏 1549405009

SD = 433,667
Tabel 4. 11 Hasil Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometri

Jumlah (xi-x)^2
Tahun Penduduk pn
3,8E+08
(Jiwa)
2010 289342 289342 1,67E+08
2011 291288 295926 38228826
2012 300883 302661 496311,5
2013 307078 309548 60041836
2014 307548 316592 2,24E+08
2015 311880 323797 4,98E+08
2016 312748 331165 8,91E+08
2017 318876 338701 1,41E+09
2018 321396 346409 2,07E+09
2019 328345 354292 5,74E+09
Standar Deviasi 25685,9077
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
2. Metode Geometri
Diketahui : n = 10
X̅ = 308844
∑(Xi − X̅)2 = 1493602821
Ditanya : Standar deviasi
𝟏 𝒏
Jawab : SD = √𝒏−𝟏 ∑ 𝒊=𝟏 (𝑿𝒊 − 𝑿)𝟐

1
SD = √10−1 1493602821

SD = 12882,386
Tabel 4. 12 Hasil Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square

Tahun Pn (xi-xrata-rata)^2
2010 290581,4 3,37E+08
2011 294660,7 2,04E+08
2012 298740,1 1,04E+08
2013 302819,4 37442161
2014 306898,7 4160240
2015 310978,1 4160240
2016 315057,4 37442161
2017 319136,7 1,04E+08
2018 323216,1 2,04E+08
2019 327295,4 3,37E+08
Standar Deviasi 25685,91
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
3. Metode Least Square
Diketahui : n = 10
X̅ = 308844
∑(Xi − X̅)2 = 1372879237
Ditanya : Standar deviasi
𝟏 𝒏
Jawab : SD = √𝒏−𝟏 ∑ 𝒊=𝟏 (𝑿𝒊 − 𝑿)𝟐

𝟏
SD = √𝟏𝟎−𝟏 1372879237

SD = 12350,79501
Tabel 4. 13 Hasil Perhitungan Standar Deviasi Metode Eksponensial

Jumlah Penduduk
Tahun pn (xi-x)^2
(Jiwa)
2010 289342 289342 380308502,3
2011 291288 296001,8488 164908006,6
2012 300883 302814,9887 36342948,11
2013 307078 309784,9483 886324,8108
2014 307548 316915,3369 65154550,46
2015 311880 324209,8472 236124626,9
2016 312748 331672,2569 521152142,8
2017 318876 339306,4306 927990138,6
Jumlah Penduduk
Tahun pn (xi-x)^2
(Jiwa)
G2018 321396 347116,3217 1464808878
2019 328345 355105,9748 2140216571
koefisien variansi 0,079961859
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
4. Metode Eksponensial
Diketahui : n = 10
X̅ = 308844
∑(Xi − X̅)2 = 1681051553
Ditanya : Standar deviasi
𝟏 𝒏
Jawab : SD = √𝒏−𝟏 ∑ 𝒊=𝟏 (𝑿𝒊 − 𝑿)𝟐

𝟏
SD = √𝟏𝟎−𝟏 1681051553

SD = 13666,876

C. Koefisien Variansi

Koefisien variasi merupakan suatu ukuran variansi yang dapat digunakan untuk membandingkan
suatu distribusi data yang mempunyai satuan yang berbeda. Jika membandingkan berbagai variansi
atau dua variabel yang mempunyai satuan yang berbeda maka tidak dapat dilakukan dengan
menghitung ukuran penyebaran yang sifatnya absolut. Perhitungan koefisien variansi dapat
menggunakan persamaan berikut (Soewarno,1995)

𝑺𝑫
CV = (Persamaan 4-9)
𝐗̅

Dimana: CV = Koefisien Variasi


SD = Standar Deviasi
X̅ = Nilai Rata-Rata Jumlah Penduduk

Contoh perhitungan koefisien variansi untuk metode aritmatika, geometri, least square
dan Eksponensial di Kecamatan Jatinegara adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 14 Hasil Perhitungan Koefisien Variansi Metode Aritmatika

Jumlah Metode Aritmatika


Tahun Penduduk
Ka pn
(Jiwa)
2010 289.342 289342
2011 291.288 1.946 293676
Jumlah Metode Aritmatika
Tahun Penduduk
Ka pn
(Jiwa)
2012 300.883 9595 298009
2013 307.078 6195 302343
2014 307.548 470 306677
2015 311.880 4332 311010
2016 312.748 868 315344
2017 318.876 6128 319678
2018 321.396 2520 324011
2019 328.345 6949 328345
koefisien variansi 0,042483741
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
1. Metode Aritmatika
Diketahui : X̅ = 308844
Standar Deviasi = 433,667
Ditanya : Koefisien variasi
𝑆𝐷
Jawab : CV = X̅
433,667
CV =
308844

CV = 0,042483741
Tabel 4. 15 Hasil Perhitungan Koefisien Variansi Metode Geometri

Jumlah
Tahun Penduduk pn
(Jiwa)

2010 289342 289342


2011 291288 295926
2012 300883 302661
2013 307078 309548
2014 307548 316592
2015 311880 323797
2016 312748 331165
2017 318876 338701
2018 321396 346409
2019 328345 354292
koefisien variansi 0,078684353
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
2. Metode Geometri
Diketahui : X̅ = 308844
Standar Deviasi = 12882,386
Ditanya : Koefisien variasi
𝑆𝐷
Jawab : CV = X̅
12882,386
CV = 308844

CV = 0,04180732
Tabel 4. 16 Hasil Perhitungan Koefisien Variansi Metode Least Square

Tahun Jumlah Penduduk (y) Pn

2010 289.342 290581,4


2011 291.288 294660,7333
2012 300.883 298740,0667
2013 307.078 302819,4
2014 307.548 306898,7333
2015 311.880 310978,0667
2016 312.748 315057,4
2017 318.876 319136,7333
2018 321.396 323216,0667
2019 328.345 327295,4
Koefisien Variansi 0,03997818
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
3. Metode Least Square
Diketahui : X̅ = 308844
Standar Deviasi = 12350,79501
Ditanya : Koefisien variasi
𝑆𝐷
Jawab : CV = X̅
12350,79501
CV = 308844

CV = 0,03997818
Tabel 4. 17 Hasil Perhitungan Koefisien Variansi Metode Eksponensial

Jumlah Penduduk
Tahun pn
(Jiwa)
2010 289342 289342
2011 291288 296001,8488
2012 300883 302814,9887
2013 307078 309784,9483
2014 307548 316915,3369
2015 311880 324209,8472
2016 312748 331672,2569
2017 318876 339306,4306
2018 321396 347116,3217
Jumlah Penduduk
Tahun pn
(Jiwa)
2019 328345 355105,9748
koefisien variansi 0,079961859
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
4. Metode Eksponensial
Diketahui : X̅ = 308844
Standar Deviasi = 13666,87623
Ditanya : Koefisien variasi
𝑆𝐷
Jawab : CV = X̅
13666,87623
CV = 308844

CV = 0,044192135

4.2.3. Pemilihan Metode Terbaik

Koefisien variasi merupakan suatu ukuran variansi yang dapat digunakan untuk
membandingkan suatu distribusi data yang mempunyai satuan yang berbeda. Jika membandingkan
berbagai variansi atau dua variabel yang mempunyai satuan yang berbeda maka tidak dapat dilakukan
dengan menghitung ukuran penyebaran yang sifatnya absolut. Perhitungan koefisien variansi dapat
menggunakan persamaan berikut (Soewarno,1995)

1. Rata-rata yang diperoleh mendekati kondisi eksisting


2. Standar deviasi yang diperoleh paling kecil.
3. Koefisien variansi yang diperoleh paling kecil.
4. Faktor korelasi yang diperoleh mendekati satu
5. Selisih koefisien variansi proyeksi dengan koefisien variansi kondisi eksisting paling kecil.

Tabel 4. 18 Rekapitulasi Parameter Metode Proyeksi

Metode Terbaik
Syarat Aritmatika Geometri Least Square Eksponensial
Std Terkecil 13120,8274 12882,386 12350,795 13666,87623
Cv Terkecil 0,04248374 0,04180732 0,03997818 0,044192135
Faktor Korelasi Mendekati 1 1 0,99984747 1 0,99982957
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
Tabel 4. 19 Metode Terpilih

Metode
Syarat Terpilih(Least
Square)
Std Terkecil v 12350,79501
Cv Terkecil v 0,03997818
Faktor Korelasi Mendekati 1 v 1
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
4.2.4. Metode Terbaik
Metode terbaik untuk proyeksi penduduk di Kecamatan Bojongsoang adalah aritmatika. Hasil
proyeksi penduduk selama 20 tahun kedepan (2020-2040) dapat dilihat pada Tabel 4.20

Tabel 4. 20 Proyeksi Penduduk dengan Metode Terbaik

Proyeksi
No Tahun
penduduk
1 2020 331375
2 2021 335454
3 2022 339533
4 2023 343613
5 2024 347692
6 2025 351771
7 2026 355851
8 2027 359930
9 2028 364009
10 2029 368089
11 2030 372168
12 2031 376247
13 2032 380327
14 2033 384406
15 2034 388485
16 2035 392565
17 2036 396644
18 2037 400723
19 2038 404803
20 2039 408882
21 2040 412961
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

4.3. Proyeksi Air Bersih

Secara umum, penyediaan air minum akan terlayani berdasarkan dua jenis kebutuhan yang
disesuaikan dengan pemakaiannya, yaitu pemakaian domestik dan non domestik. Kebutuhan air domestik
meliputi kebutuhan air untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dan sarana pendukungnya. Untuk
kebutuhan air non domestik meliputi seluruh kegiatan kota baik sarana prasarana umum, fasilitas sosial,
fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan komersial. Dasar utama proyeksi adalah terhadap
perkembangan jumlah penduduk dan besarnya kebutuhan dasar yang diperlukan untuk masing-masing
sektor kegiatan.

Untuk memperkirakan besarnya kebutuhan air minum pada suatu daerah digunakan data proyeksi
penduduk yang telah dihitung. Berikut data pembagian status kota berdasarkan jumlah penduduk dapat
dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4. 21 Pembagian Status Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk

Kategori Status Kota Jumlah Penduduk


I Metropolitan >1.000.000 Jiwa
II Besar 500.000-1.000.000 Jiwa
III Menegah 100.000-500.000 Jiwa
IV Kecil 20.000-100.000 Jiwa
V Desa <20.000 Jiwa
Sumber : Direktorat Jendral Departemen Pekerjaaan Umum Cipta Karya, 2000

4.3.1. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Domestik

Pemakaian domestik atau rumah tangga adalah pemakaian yang berkaitan dengan kegiatan
sehari – hari di rumah tangga. Contoh pemakaian tersebut adalah mandi, mencuci, memasak, mandi,
dan lain – lain. Dalam melayani kebutuhan air minum domestik, dilakukan 2 cara, yaitu:

1. Sambungan Rumah
Sambungan rumah (SR) adalah jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah-rumah, biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi air melalui meter air dan instalasi
pipanya di dalam rumah. Penggunaan air yang dilayani dengan sistem sambungan langsung atau
sambungan rumah dapat diklasifikasikan ke dalam pengguna air yang memiliki rumah permanen
sehingga dalam menghitung kebutuhan air menggunakan standar kebutuhan air pada bangunan rumah
permanen.
2. Hidran Umum

Hidran umum (HU) adalah jenis pelayanan pelanggan sistem air minum perpipaan atau non
perpipaan dengan sambungan per kelompok pelanggan dan tingkat pelayanan hanya untuk memenuhi
kebutuhan air minum, dengan cara pengambilan oleh masing-masing pelanggan ke pusat
penampungan.

Dalam pemenuhan kebutuhan air disuatu kota atau daerah, perlu diperhatikan terlebih dahulu
jumlah kebutuhan untuk masing-masing fasilitas, jenis kegiatan, besar kebutuhan orang dalam satu
hari pemakaian air. Sehingga pembagian kebutuhan air minum dalam suatu kota dapat terbagi rata.
Untuk mengetahui kriteria perencanaan air bersih pada tiap-tiap kategori dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4. 22 Standar Perhitungan Air Bersih Domestik

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Jiwa


20.000-
500.000- 100.000- <20.000
Uraian >1.000.000 Jiwa 100.000
1.000.000 Jiwa 500.000 Jiwa jiwa
jiwa
Metro Besar Sedang Kecil Desa
konsumsi Unit Sambungan Rumah
(SR (L/O/Hari) 190 170 150 130 30
Konsumsi Unit HidranUmum (HU)
30 30 30 30 30
(L/O/Hari)
Konsumsu Unit Non Domestik
L/o/Hari(%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
Faktor Hari Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
Faktor Jam puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Jumlah Jiwa Per SR 5 5 6 6 10
Jumlah Jiwa Per HU 100 100 100 100-200 200
Sisa tekan di penyediaan
Distribusi(mka) 10 10 10 10 10
Jam operasi 24 24 24 24 24
Volume Reservoir 20 20 20 20 20
50:50 S/D
Sr:Hu
50:50 S/D 80:20 80:20 80:20 70:20 70:20
Cakupan Pelayanan 70(25pipa) 90(60pipa) 90(60pipa) 90(60pipa) 70(25pipa)
Sumber : Direktorat Jendral Departemen Pekerjaaan Umum Cipta Karya, 2000

Tabel 4. 23 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Domestik

Tahun
Kebutuhan air domestik Satuan
2020 2025 2030 2035 2040
Jumlah Penduduk jiwa 331375 351771 372168 392565 415018
Status Kota Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Cakupan Pelayanan % 30 35 40 45 48
Jumlah Penduduk Dilayani jiwa 99412,42 123119,99 148867,2267 176654,13 199208,8
Sambungan Rumah
% Pelayanan SR % 80 80 80 80 80
Jumlah yang Dilayani jiwa 79529,936 98495,992 119093,7813 141323,304 159367,04
L/hari 10338891,68 18714238,48 22627818,45 26851427,76 30279737,6
Kebutuhan Air
L/detik 119,6630981 216,5999824 261,8960469 310,7804139 350,4599259
Hidran Umum
% Pelayanan % 20 20 20 20 20
Jumlah yang Dilayani jiwa 19882,484 24623,998 29773,44533 35330,826 39841,76
Kebutuhan Air L/hari 596474,52 738719,94 893203,36 1059924,78 1195252,8
Kebutuhan Air L/detik 6,903640278 8,549999306 10,33800185 12,26764792 13,83394444
Total Kebutuhan Air Domestik L/detik 126,5667384 225,1499817 272,2340488 323,0480618 364,2938704
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
Berikut adalah contoh perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih domestik di Kecamatan
Jatinegara pada tahun 2039.
Diketahui : Jumlah Penduduk tahun 2039 = 412961 Jiwa
Cakupan pelayanan = 100%
Pelayanan SR = 80%
Konsumsi SR = 250 L/O/H
Pelayanan HU = 20%
Konsumsi HU = 14 L/O/H
Jumlah jiwa/SR = 6 (Lihat Tabel 4.7)
Jumlah jiwa/HU = 100 (Lihat Tabel 4.7)
Ditanya : Jumlah kebutuhan air bersih domestik tahun 2040
Jawab : Jumlah

• Mencari jumlah penduduk terlayani


Jumlah penduduk terlayani = Jumlah penduduk × Cakupan pelayanan
Jumlah Penduduk Terlayani = 412961 × 100%
Jumlah Penduduk Terlayani = 412961
• Mencari Jumlah Penduduk yang terlayani SR
Jumlah Penduduk Terlayani SR = Jumlah Penduduk Terlayani × % Pelayanan SR
Jumlah Penduduk Terlayani SR = 412691 Jiwa × 80 %
Jumlah Penduduk Terlayani SR = Jiwa
• Mencari jumlah unit SR
𝐽𝑖𝑤𝑎
Jumlah Unit SR = Jumlah Penduduk Terlayani SR × (Jumlah 𝑆𝑅
)
𝐽𝑖𝑤𝑎
Jumlah Unit SR = Jumlah Penduduk Terlayani SR × (Jumlah )
𝑆𝑅
𝐽𝑖𝑤𝑎
Jumlah Unit SR = Jumlah Penduduk Terlayani SR × (Jumlah 𝑆𝑅
)

• Mencari jumlah kebutuhan air SR


Kebutuhan Air SR = Jumlah Penduduk Terlayani SR × Konsumsi Air SR
Kebutuhan Air SR = 52.721 Jiwa × 190 L⁄O /Hari
Kebutuhan Air SR = 10.016.958 L⁄Hari
1ℎ𝑎𝑟𝑖
Kebutuhan Air SR = (L/Hari) ×
86400 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Kebutuhan Air SR = 115,95 L/Detik


• Mencari Jumlah unit HU
𝐽𝑖𝑤𝑎
Jumlah Unit HU = Jumlah Penduduk Terlayani HU × (Jumlah 𝐻𝑈
)
𝐽𝑖𝑤𝑎
Jumlah Unit HU = Jumlah Penduduk Terlayani HU × (Jumlah )
𝐻𝑈

Jumlah Unit HU =
• Mencari Jumlah Kebutuhan air domestic bersih tahun 2039
Kebutuhan Air Domestik = Kebutuhan Air SR + Kebutuhan air HU
Kebutuhan Air Domestik = 115,94 L/Detik + 3,75/Detik
Kebutuhan Air Domestik =

4.3.2. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Non-Domestik

Standar kebutuhan air non domestik yaitu kebutuhan air bersih diluar kebutuhan rumah tangga.
Kebutuhan air non domestik diantaranya adalah penggunaan komersial dan industri, dan penggunaan
umum yaitu penggunaan air untuk bangunan pemerintahan, rumah sakit, sekolah, dan rumah ibadah.

Dalam kondisi tertentu, jika tidak diperoleh data jumlah populasi (dalam jiwa) secara detail,
maka dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan penduduk ekuivalen (PE). Hal ini dapat
dilakukan ketika terdapat area bangunan yang tidak diketahui populasinya dan/atau area yang belum
terbangun. Untuk area yang belum terbangun maka pendekatan penduduk ekuivalen dapat dilakukan
dengan melakukan analisis terhadap rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) dan rencana detail tata
ruang (RDTR) kabupaten/kota, sehingga dalam perhitungan debit air limbah domestik total penduduk
dapat ditetapkan dari jumlah populasi ditambahkan dengan jumlah penduduk ekuivalen. Perencana
dapat menggunakan nilai penduduk ekuivalen lain jika di area perencanaan telah memiliki standar
nilai penduduk ekuivalen tersendiri (Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerja Umum,
2018).

Tabel 4. 24 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan Air Non Domestik


Tahun ke
Satuan Untuk
Fasilitas Standar Satuan Jumlah Unit Proyeksi Fasilitas
Standar
2020
Pendidikan 2025 2030 2035 2040
SD 40 l/o/h 86 87 88 89 90
Asumsi Siswa & Guru orang 32680 33060 33440 33820 34200
Kebutuhan Air L/hari 1307200 1322400 1337600 1352800 1368000
Kebutuhan Air Total L/detik 15,12962963 15,30556 15,48148 15,65741 15,83333
Smp 50 l/o/h 31 32 33 34 35
Asumsi Siswa & Guru orang 14880 15360 15840 16320 16800
Kebutuhan Air L/hari 744000 768000 792000 816000 840000
Kebutuhan Air Total L/detik 8,611111111 8,888889 9,166667 9,444444 9,722222
SMA 80 l/o/h 14 15 16 17 18
Asumsi Siswa & Guru orang 6720 7200 7680 8160 8640
Kebutuhan Air L/hari 537600 576000 614400 652800 691200
Kebutuhan Air Total L/detik 6,222222222 6,666667 7,111111 7,555556 8
Madrasah 18 19 20 21 22
50 l/o/h
Tsanawiyah
Satuan Untuk Jumlah Unit Proyeksi Fasilitas
Fasilitas Standar Satuan
Standar 2020
Pendidikan 2025 2030 2035 2040
Asumsi Siswa & Guru orang 8640 9120 9600 10080 10560

Kebutuhan Air L/hari 432000 456000 480000 504000 528000


Kebutuhan Air Total L/detik 5 5,277778 5,555556 5,833333 6,111111
Madrasah Ibtidaiyah 40 l/o/h 27 28 29 30 31
Asumsi Siswa & Guru orang 12960 13440 13920 14400 14880
Kebutuhan Air L/hari 518400 537600 556800 576000 595200
Kebutuhan Air Total L/detik 6 6,222222 6,444444 6,666667 6,888889
Jumlah Kebutuhan Air Pendidikan (l/detik) 42 44 45 47
41
Kesehatan
Puskesmas 2000 l/unit/h 29 29 30 30 31
Kebutuhan Air L/hari 29 58000 60000 60000 62000
Kebutuhan Air Total L/detik 0,000335648 0,671296 0,694444 0,694444 0,717593
Balai Kesehatan 2000 l/unit/h 25 25 26 26 27
Kebutuhan Air L/hari 50000 50000 52000 52000 54000
Kebutuhan Air Total L/detik 0,578703704 0,578704 0,601852 0,601852 0,625
Jumlah Kebutuhan Air Kesehatan (l/detik) 0,579039352 1,25 1,296296 1,296296 1,342593
Peribadatan
Masjid 3000 l/unit/h 79 79 80 80 81
Kebutuhan Air L/hari 237000 237000 240000 240000 243000
Kebutuhan Air Total L/detik 2,743055556 2,743056 2,777778 2,777778 2,8125
Mushola/Langgar 3000 l/unit/h 169 169 170 170 171
Kebutuhan Air L/hari 507000 507000 510000 510000 513000
Kebutuhan Air Total L/detik 5,868055556 5,868056 5,902778 5,902778 5,9375
9
Jumlah Kebutuhan Air Peribadatan (l/detik)
9 9 9 9
Perdagangan
Pasar 30 l/o/h 31 31 32 32 32
Asumsi Pegawai orang 2480 2480 2560 2560 2560
Kebutuhan Air L/hari 74400 74400 76800 76800 76800
Kebutuhan Air Total L/detik 0,861111111 0,861111 0,888889 0,888889 0,888889
Pertokoan 30 l/o/h 27 27 28 28 28
Asumsi Pegawai orang 2160 2160 2240 2240 2240
Kebutuhan Air L/hari 64800 64800 67200 67200 67200
Kebutuhan Air Total L/detik 0,75 0,75 0,777778 0,777778 0,777778
Minimarket 30 l/o/h 60 60 61 61 61
Asumsi Pegawai orang 4800 4800 4880 4880 4880
Kebutuhan Air L/hari 144000 144000 146400 146400 146400
Kebutuhan Air Total L/detik 1,666666667 1,666667 1,694444 1,694444 1,694444
Jumlah Kebutuhan Air Perdagangan (l/detik) 3,277777778 3,277778 3,361111 3,361111 3,361111

Total kebutuhan air non domestik (l/detik 53 56 57 58 60


(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
Berikut adalah contoh perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih non domestik di
Kecamatan Jatinegara pada tahun 2039.
Diketahui : Kebutuhan Air Bersih Domestik tahun 2039 = 364 L/Detik
Persentase Penduduk Ekivalen = 15% = 0,15
Ditanya : Jumlah Kebutuhan air bersih non domestic tahun 2039
Jawab :
Jumlah Kebutuhan Air Non − Domestik
= Jumlah Kebutuhan Air Bersih Domestik × %Penduduk Ekivalen
Jumlah Kebutuhan Air Non − Domestik = 57 L/Detik × 0,15
Jumlah Kebutuhan Air Non − Domestik = 17,95 L/Detik

4.3.3. Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

Rekapitulasi kebutuhan air bersih pada periode perencanaan sangat dibutuhkan. Dengan
adanya rekapitulasi secara menyeluruh mengenai pemenuhan kebutuhan air minum ada daerah
yang akan dilakukan perencanaan, akan memudahkan kegiatan selanjutnya yang akan dilanjutkan.

Tabel 4. 25 Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih

Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih


No Jenis 2020 2025 2030 2035 2040
A. Domestik

1. Sambungan Rumah (SR) 174,8922 216,6 261,896 310,7804 350,4599


2. Hidran Umum (HR) 6,90364 8,549999 10,338 12,26765 13,83394
Jumlah Domestik (l/detik)
181,7959 225,15 272,234 323,0481 364,2939
B.NonDomestik

1. Pendidikan 40,96296 42,36111 43,75926 45,15741 46,55556


2. Kesehatan 0,579039 1,25 1,296296 1,296296 1,342593
3. Tempat Peribadatan 8,611111 8,611111 8,680556 8,680556 8,75
4. Perdagangan 3,277778 3,277778 3,361111 3,361111 3,361111
Jumlah Non Domestik (l/detik)
53,43089 55,5 57,09722 58,49537 60,00926
C. Kebutuhan Air

Jumlah D+ND (l/detik)


235,2268 280,65 329,3313 381,5434 424,3031
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
4.4. Proyeksi Air Limbah Domestik

Sama halnya dengan proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan air, proyeksi timbulan air buangan
merupakan faktor utama dalam penentuan jumlah air buangan hingga akhir tahun perencanaan. Kuantitas
air limbah domestik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Babbit,1969):

a. Jumlah Penduduk, semakin tinggi jumlah penduduk, maka jumlah air limbah yang dihasilkan semakin
tinggi karena 60%-80 % dari air bersih akan menjadi air limbah.
b. Jenis aktifitas, semakin tinggi penggunaan air bersih dalam suatu kegiatan maka air limbah yang
dihasilkan juga semakin banyak.
c. Iklim, pada daerah beriklim tropis dan kuantitas hujannya tinggi cenderung menghasilkan air limbah
yang lebih tinggi.
d. Ekonomi, pada tingkat ekonomi yang lebih tinggi kecenderungan pemakaian air bersih akan lebih
tinggi. Hal ini tentu saja akan menghasilkan air limbah yang lebih tinggi pula.
e. Infiltrasi, adanya infiltrasi baik dari air hujan ataupun air permukaan lainnya akan mempengaruhi
jumlah air limbah yang ada pada suatu perkotaan.
f. Jenis saluran pengumpul air limbah yang digunakan, jika menggunakan sistem tercampur maka air
limbah akan lebih buruk karena partikulat. Dalam sistem terpisah kontaminan yang ada pada air
limbah memiliki konsenterasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan sistem tercampur karena
adanya pengenceran oleh air hujan.

Tabel 4. 26 Hasil Perhitungan Timbulan Air Limbah

Timbulan Air Limbah


Keterangan Satuan 2020 2025 2030 2035 2040
Kebutuhan Air Bersih
1. Domestik l/detik 181,7959 225,15 272,234 323,0481 364,2939
2. Nondomestik l/detik 53,43089 55,5 57,09722 58,49537 60,00926
Timbulan Air Limbah
Presentase Air Limbah % 80 80 80 80 80
1. Domestik l/detik 145,4367 180,12 217,7872 258,4384 291,4351
2. Nondomestik l/detik 42,74471 44,4 45,67778 46,7963 48,00741
Total Timbulan Air Limbah (D+ND) l/detik 188,1814 224,52 263,465 305,2347 339,4425
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

Berikut adalah contoh perhitungan proyeksi timbulan air limbah domestik di Kecamatan

Jatinegara pada tahun 2040.

Diketahui : Kebutuhan Air Bersih tahun 2040 = 424 L/Detik

Ditanya : Timbulan air limbah domestik tahun 2040

Jawab : Timbulan Air Limbah = Kebutuhan Air Bersih × 80%


Timbulan Air Limbah = 424 L/Detik × 80%

Timbulan Air Limbah = 188,18 L/Detik

4.5. Penentuan Blok Pelayanan


Tabel 4. 27 Blok Pelayanan

Luas Blok
Nama Blok Jumlah Penduduk
Ha %
Total
1033 100 328345
1 Blok 1 5,264 0,50958 167319
2 Blok 2 14,065 1,36157 447064
3 Blok 3 11,19 1,08325 355681
4 Blok 4 19,146 1,85344 608567
5 Blok 5 8,734 0,8455 277615
6 Blok 6 12,644 1,22401 401897
7 Blok 7 10,248 0,99206 325739
8 Blok 8 10,645 1,03049 338357
9 Blok 9 5,123 0,49593 162838
10 Blok 10 7,307 0,70736 232257
11 Blok 11 8,863 0,85799 281716
12 Blok 12 3,072 0,29739 97645
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)

Anda mungkin juga menyukai