BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN
Data sekunder yang dibutuhkan pada perencanaan sistem drainase disajikan pada
Tabel 3.1.
Peta Tata Guna Lahan di Badan Perencanaan, Penelitian, dan Data yang menggambarkan kondisi penggunaan lahan
2 Kecamatan Margahayu 1 tTahun Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan catchment area untuk Mmenentukan jalur saluran
terakhir (202019) Kabupaten Bandung drainase pada wilayah perencanaan
4 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah BAPPEDA Kabupaten Bandung Data yang digunakan untuk menentukan jalur saluran
(RTRW) Tahun Kecamatan dan lahan yang tersedia sehingga Mengidentifikasitidak
Margahayu Kabupaten Bandung bersinggungan dengan jalur saluran dan prasarana
(2016-2036) drainase eksisting untuk pengoperasian dan
pemeliharaan saluran drainase
Balai Besar Wilayah Sungai (Balai Data yang digunakan untuk mMenentukan batas luas
5 Peta DAS Besar Wilayah Sungai Citarum DAS dan catchment area di sekitar wilayah
(BBWS) Kota Bandung) perencanaan
Badan Pusat Stastistik (Badan Pusat Data yang digunakan sebagai acuan untuk
Profil Kecamatan Margahayu 1 Statistik (BPS) Kabupaten mengetahuiMengidentifikasi batas administrasi,
6
tTahun terakhir (201920) Bandung) Kecamatan Margahayu letakdata geografis dan jumlah penduduk Kecamatan
Dalam Angka 2019 Margahayu
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Data yang digunakan sebagai acuan untuk
Peta Kondisi Jalan Kecamatan
Ruang (Dinas Pekerjaan Umum dan pMenentukanembuatan penempatan jalur
7 Margahayu 1 tTahun terakhir
Penataan Ruang (PUTR)) penyaluransaluran dan aksesoris drainase di wilayah
(202019)
Kabupaten Bandung perencanaansistem jaringan jalan
DokumenInformasi Kinerja Kementerian Lingkungan Hidup Pedoman Data yang digunakan sebagai acuan untuk
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian mengetahui untuk kinerja dan kendala sistem drainase
9
Daerah (IKPLHD) Kabupaten Lingkungan Hidup dan Kehutanan eksisting, serta informasi lainnya terkait dengan
Bandung Tahun 2019 (KLHK) Kabupaten Bandung) perencanaan sistem drainase
Metode Aljabar
Metode aljabar digunakan jikaapabila nilai rata-rata curah hujan stasiun
utama dengan data yang hilang, dengan stasiun pembanding memiliki nilai
perbedaan kurang dari 10 % apabila dibandingkan dengan data stasiun
pembanding. NUntuk mencari nilai ilai curah hujan yang hilang. dapat
dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.1 (Hardjosuprapto, 1998):
n
1
R x= ∑R
n n=1 n
(33.1)
❑
❑❑ ❑ ∑ ❑❑ .......................................................................................................(3.1)
❑ ❑
Keterangan:
n : Jumlah stasiun pembanding;
Rx : Tinggi curah hujan yang dicari;
Rn : Harga rata-rata tinggi curah hujan pada setiap stasiun pembanding dalam
kurun waktu yang sama.
❑
❑ ❑
❑❑ ❑ ∑ ❑ ❑ 3.2
❑ ❑ ❑❑
❑
❑ ❑
❑❑ ❑ ∑ ❑ ❑ ................................................................................................(3.2)
❑ ❑ ❑❑
Keterangan:
n : Jumlah stasiun pembanding;
rx : Tinggi curah hujan yang dicari;
rn : Tinggi curah hujan pada tahun yang sama dengan r x pada setiap stasiun
pembanding;
Rx : Harga rata-rata tinggi curah hujan pada stasiun pengukur yang dihitung;
Rn : Harga rata-rata tinggi curah hujan pada setiap stasiun pembanding dalam
kurun waktu yang sama.
Perhitungan selisih curah hujan untuk antara stasiun utama dengan data yang
hilang dan dengan stasiun pembanding, dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan 3.3, Persamaan 3.4, dan Persamaan 3.5 (Hardjosuprapto, 1998):
❑
❑ ..................................................................................................(3.3)
√ ∑ ❑❑ ❑❑ ...................................................................................(3.4)
❑
∑ ❑❑ .................................................................................................. (3.5)
❑
❑ 3
❑
√ ∑ ❑❑ ❑❑
❑
3
∑ ❑❑ 3.5
❑
Keterangan:
∆ : Persen selisih curah hujan antara stasiun pembanding dan stasiun yang
kehilangan dataakan dikoreksi;
Ri : Nilai rata-rata curah hujan selama pengamatan setiap stasiun;
R : Rata-rata curah hujan dari n jumlah stasiun pengamat;
n : Jumlah stasiun curah hujan.
3. Uji Konsistensi
Uji konsistensi menggunakan data curah hujan yang sudah sudah memenuhi
parameter secara persyaratan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Uji
konsistensi bertujuan untuk membuktikan keakuratan dari data curah hujan
pada kumpulan data yang diukur oleh stasiun curah hujan. Data dari
perhitungan dan hasil analisis data curah hujan, diharapkan dapat
mendekatimendekati nilai data curah hujan yang normal hasil eksisting,
sehingga kesalahan yang mungkin terjadi masih berada dalam batas toleransi
yang diizinkan. Adapun tahapan dalam melakukan uji konsistensi adalah
(Hardjosuprapto, 1998).
❑❑ ❑❑❑❑ .....................................................................................(3.6)
❑❑ ❑ ............................................................................................(3.7)
❑
❑❑ ❑❑ ❑❑ 3.6
❑❑ ❑ 3.7
❑
Keterangan:
Hz : Curah hujan yang diperkirakan;
H0 : Curah hujan hasil pengamatan;
β : Slope trend lama;
γ : Slope trend baru;
Fk : Faktor Koreksi.
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengidentifikasi homogenitas dari data
curah hujan yang digunakan. Jika terdapat dData curah hujan yang tidak
homogen, dapat disebabkan karena adanya adanya gangguan yang bersifat:
yang bersifat: alamiah (pencemaran udara) dan dan buatan (hujan buatan).
Data curah hujan dinyatakan homogen, jika titik plotting dengan koordinat H
(N ; TR) berada pada lengkungan bagian dalam grafik homogenitas.
Keterangan dari koordinat tersebut adalah N merupakan jumlah data curah
hujan, sedangkan TR merupakan pPeriode uUlang Hhujan (PUH) untuk curah
hujan tahunan rerata yang didapatkan dari Persamaan 3.8 (Hardjosuprapto,
1998):
❑❑
❑❑ ❑ .....................................................................................(3.8)
❑ ❑
❑❑
❑❑ ❑ 3.8
❑ ❑
Keterangan:
TR : PUH untuk curah hujan tahunan rerata (tahun);
Rn : Presipitasi dengan PUH 20 tahun rencana (mm/hari);
R : Curah hujan rata-rata (mm/hari);
T R : PUH untuk curah hujan tahunan rata-rata.
1. Metode Gumbel
❑❑
❑❑ ❑❑ ❑ ❑ 3.9
❑❑ ❑ ❑
❑❑
❑❑ ❑❑ ❑ ❑
❑❑ ❑ ❑ .........................................................................(3.9)
Keterangan:
Rt : Hujan Harian MaksimumHujan harian maksimum dengan rencana PUH t
tahun;
Rk : Rentang keyakinan (mm/24 jam);
σ R : Standar deviasi data curah hujan;
Sn : Reduced standar deviasi;
❑❑
❑❑ 3.10
❑
❑
❑❑ ❑ ........................................................................................... (3.10)
❑
Keterangan:
Rr : Rata-rata besaran logaritma;
R : Rata-rata data curah hujan (mm);
Ri : Log (R);
n : Jumlah Data.
❑❑ ❑❑❑ 3.11
❑❑ ❑❑❑........................................................................................ (3.11)
❑❑ ❑
❑❑ ........................................................................................(3.12)
❑
X T −¿ X
KT= ¿ 3.12
SD
Keterangan:
XT : Perkiraan nilai yang berpeluang terjadi pada periode ulang PUH t per
tahunt Tahunan;
KT : Faktor frekuensi, dimanayaitu merupakan suatu turunan fungsi
matematik dari periode ulang; yang berjenis model matematik dari distribusi
peluang untuk digunakan sebagai analisis peluang;
X : Nilai rata-rata perhitungan variat;
SD : Standar deviasi nilai variat.
Perhitungan dengan nilai curah hujan harian maksimum tertinggi dari ketiga
metode tersebut, akan dijadikan metode terpilih pada daerah perencanaan; hal ini
disebabkan karena metode terpilih mewakili curah hujan harian maksimum pada
daerah perencanaan. Data dari metode terpilih, akan diuji kecocokannya dengan
menggunakan Metode Chi Kuadrat.
C. Uji Kecocokan
Setelah Apabila dilakukannya uji frekuensi perhitungan analisis curah hujan
harian maksimum sudah dilakukan, Penentuan data dari metode analisis curah
hujan yang sesuai terpilih diuji kecocokannya dengandengan daerah perencanaan
menggunakan metode Chi -Kuadrat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji
kecocokanmengidentifikasi kecocokan dari distribusi frekuensi hujan terhadap
fungsi distribusi peluangdari metode yang terpilih mewakili distribusi frekuensi
data yang yang sudah dianalisis. Persamaan yang digunakan dalam uji kecocokan
disajikan Berikut pada Persamaan 3.13 merupakan rumus dari uji kecocokan
(Wesli, 2008):
❑ ❑
❑❑❑❑ ❑
❑
❑
∑
❑ ❑❑
...........................................................................(3.13)
❑ ❑ ❑
❑ ❑ ❑ ❑❑ ❑❑❑
X =∑ ❑ ❑
2
3.13
❑ ❑❑ ❑❑
Keterangan:
X2 : Parameter Nilai CChi- KKuadrat terhitung;
G : Jumlah sub grupkelompok;
Oi : Jumlah nilai pengamatan pada subsubgrup kelompok iI;
Ei : Jumlah nilai teoritis pada sub grup ikelompok.
❑❑ ❑❑ ❑
❑❑ .....................................................................................(3.14)
❑❑❑❑
❑
❑❑ ❑❑
❑❑ 3.14
❑❑
Keterangan:
IT : Intensitas curah hujan (mm/jam) pada PUH T pada waktu konsentrasi;
tc : Waktu konsentrasi (menit);
RT : Curah hujan harian maksimum PUH T (mm/24 jam).
2. Metode Bell-Tanimoto
❑
❑❑ ❑❑
❑
❑ ❑ ...............................................................................................(3.15)
❑
❑ ❑( )❑❑ ❑
❑❑ .......................................................................................... (3.16)
❑
❑ ❑ ❑ ..............................................................................................(3.17)
( )
❑
❑ ❑
❑❑ ❑
❑
❑ 3
❑
❑❑
❑
❑ ❑()❑❑ ❑
❑❑ 3
Keterangan:
IT : Intensitas hujan (mm/jam);
R : Curah hujan;
T : Periode ulang Ulang (tahun);
t : Durasi hujan (menit);
R1 : Besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 1 (Menurut Tanimoto);
R2 : Besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 2 (Menurut Tanimoto).
❑
❑ 3.17
Keterangan:
I : Intensitas hujan (mm/jam);
R : Curah hujan;
t : Durasi hujan (menit).
1. Persamaan Talbot
❑
❑ .......................................................................................................... (3.19)
❑❑ ❑❑
❑ ❑ ...................................................................................................(3.20)
❑ ❑
❑❑ ❑❑
❑ ❑ ...................................................................................................(3.21)
❑ ❑
❑
❑ 3.18
❑ ❑
❑ ❑
❑
❑ ❑
❑ 3.19
❑ ❑
❑ ❑ 3.20
❑ ❑
❑ ❑
Keterangan:
I : Intensitas hujan (mm/jam);
2. Persamaan Sherman
❑
❑ ........................................................................................................ (3.22)
❑
❑
❑❑ (❑❑ ) ❑
❑ ....................................................................................(3.23)
❑❑ ❑❑❑
❑ ❑❑
(❑❑ )
❑ ❑ ..........................................................................................(3.24)
❑ ❑❑
❑
3.21
❑❑
❑
❑ ❑❑❑ ❑❑❑ ❑
( )
3.22
❑ ❑❑
❑❑ (❑❑ )
❑ ❑ ❑ 3.23
❑ ❑❑
Keterangan:
I : Intensitas hujan (mm/jam);
t : Durasi hujan (menit);
a dan b : Konstanta;
N : Jumlah data.
3. Persamaan Ishiguro
❑
........................................................................................................(3.25)
√❑
❑ ❑
√ ❑❑ ❑ √❑
❑ ❑ ...................................................................................... (3.26)
❑ ❑
❑
√ ❑❑ √❑
............................................................................................ (3.27)
❑❑ ❑❑
❑
3.24
√❑
❑ ❑
√ ❑❑ ❑ √❑
3.25
❑❑❑❑
❑
√❑❑ √ ❑
3.26
❑❑ ❑❑
Keterangan:
I : Intensitas hujan (mm/jam);
t : Durasi hujan (menit);
a dan b : Konstanta;
N : Jumlah data.
Luas daerah tangkapan dipengaruhi oleh tata guna lahan yang berada di
daerah perencanaan. Tata guna lahan suatu wilayah dilihat pada peta tata
guna lahan daerah perencanaan.
Apabila tata guna lahan yang dihitung terdapat memiliki dua atau lebih
perbedaanfungsi penggunaan lahan, maka dihitung dengan menggunakan
pPersamaan 3.287.
❑❑ ❑❑
❑❑ .............................................................................................(3.28)
❑❑
❑❑ ❑❑
❑❑ 3.27
❑❑
Keterangan:
Cr : Harga rata-rata limpasan;
Ci : Koefisien limpasan pada tiap-tiap daerah;
Ai : Luas pada masing-masing daerah (ha)
❑❑
❑❑ 3.28
Keterangan:
N : PUH setiap n Tahun (tahun);
T : Periode waktu hujan rencana (tahun);
: Faktor risiko, dengan nilai 1/3.
❑❑ ❑
❑❑ 3.30
❑❑
Keterangan:
to : Waktu merayap di permukaan tanah (menit);
Nilai td merupakan waktu pengaliran air dari saluran awal menuju saluran
tertentu. Untuk menentukan nilai td dihitung dengan Persamaan (3.32)
(Hardjosuprapto, 1998).
❑❑
❑❑ ...................................................................................................(3.32)
❑❑
❑❑ 3.3
❑❑
❑❑
Keterangan:
td : Waktu mengalir dalam saluran (menit);
Lda : Panjang saluran actualeksisting yang ditinjau (m);
Vd : Kecepatan rata-rata dalam saluran (m/detik).
❑
❑❑ ❑ 3.32
❑
Keterangan:
te : Waktu durasi hujan (menit);
R : Tinggi hujan harian maksimum (mm/hari).
10. Menghitung Debit Limpasan
❑❑ ❑❑ (❑❑ ❑❑)
3.33
Keterangan:
Q : Debit puncak (L/detik atau m3/detik);
F : Faktor konversi; F = 1/360 (m3/detik);
Cs : Koefisien storasi;
C : Koefisien limpasan;
A : Luas DPS (Ha);
I : Intensitas hujan (mm/jam).
gorong-gorong.
4. Spesifikasi Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
a) Pekerjaan sistem drainase;
b) Prasarana;
c) Bangunan pelengkap.
5. Kesimpulan dan Saran.