PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah air bersih tentunya bukan persoalan teknis semata, tetapi
mesti dilihat bagaimana keberpihakan negara ini untuk memberikan rasa
keadilan bagi masyarakat. Masyarakat nun jauh di pelosok pesisir dan pulaupulau kecil yang jauh dari hingar bingar dan kegemerlapan kehidupan perlu
mendapatkan pelayanan yang proporsional dari pemerintah. Dengan penuh
kesederhanaan, tentunya mereka menginginkan standar dan kualitas hidup
sebagaimana masyarakat perkotaan sudah lama menikmati.
Tekanan terhadap pemenuhan air masyarakat pesisir dan pulau-pulau
kecil semakin bertambah dengan minimnnya infrastruktur di wilayah tersebut.
Jangankan ketersediaan instalasi pipa, sumber air bersih pun sangat terbatas
ditemukan. Untuk konteks pulau-pulau kecil, karena wilayahnya yang jauh,
daya dukung yang terbatas serta aksesibiitas yang sulit, masyarakat harus
menyeberangi laut untuk mendapatkan air bersih, itupun dengan alat angkut
dan kapasitas yang terbatas. Belum lagi jika dikonversi dengan biaya yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan air bersih, sungguh merupakan beban
yang teramat berat
Sementara itu, di wilayah pesisir pemanfaatan air bersih sudah
makin meluas, bukan saja hanya untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga
tetapi juga untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat. Aktivitas
tersebut misalnya untuk memenuhi kebutuhan air guna memproduksi es batu,
pemenuhan air untuk kapal-kapal ikan serta kebutuhan air di Tempat
Pendaratan Ikan atau Pangakalan Pendaratan Ikan agar lokasi tersebut bisa
beroperasi secara layak. Aktivitas perikanan yang tinggi di pesisir tersebut
tentunya membutuhkan ketersediaan air yang cukup sehingga mendukung
kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat.
Perhatian pemerintah untuk mendukung pemenuhan air bersih di
pesisir dan pulau-pulau kecil baru diberikan pada beberapa tahun terakhir ini.
Data Kementerian Pekerjaan Umum menyebutkan bahwa pada tahun 2013
Page 1
mengulangi
kesalahan
terhadap aset-aset tersebut perlu di monitor lebih lanjut karena tidak sedikit
infrastrukur air bersih yang sudah terbangun akhinya mangkrak karena
minimnya pemeliharaan. Oleh karena itu, perayaan Hari Air Sedunia ini
harus menjadi momentum semua pihak untuk mereview kembali sejauh mana
komitmen dan perhatian pemerintah pada perluasan akses ketersediaan dan
pemenuhan air bersih pada masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. Wujud
perhatian tersebut mesti termanivestasi pada keberpihakan program,
anggaran, pelaksanaan yang berkualitas serta tingkat partisipasi masyarakat
karena sekali lagi bahwa pembangunan tersebut bukan sekedar angka-angka
tetapi tentang harkat dan martabat kemanusiaan bagi siapapun termasuk
saudara kita di pesisir dan pulau-pulau kecil.
Air merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh kehidupan makhluk
hidup didunia. Semua makluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, termasuk manusia. Seiring berjalannya waktu dan
bertambahnya penduduk dunia, pasokan air bersih menjadi semakin
berkurang. Beberapa daerah di selatan pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara
Page 2
Barat dan Nusa Tenggara Timur sering mengalami kesulitan penyediaan air
bersih, terutama pada musim kemarau (Kompas 2005). Kelangkaan air
sungguh ironis dengan predikat Bumi sebagai "Planet Air" sebab 70%
permukaan bumi tertutup air. Namun, sebagian besar air di Bumi merupakan
air asin sehingga tidak bisa digunakan untuk air minum dan hanya sekitar
2,5% saja yang berupa air tawar.
Menghadapi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat,
diperlukan fasilitas penyediaan air bersih yang dapat menjangkau pemukiman
penduduk, khususnya bagi penduduk yang bermukim disekitar pesisir.
Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir
memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka
diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah pemeliharaannya
sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya.
Perencanaan yang baik dari segi teknis maupun ekonomis penyaluran air dari
fasilitas pengolahan air ke rumah-rumah penduduk sangat diperlukan agar
penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan cara yang efektif, efisien dan
produk yang dihasilkan dapat dijangkau oleh penduduk.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan kawasan pesisir?
2.
Apakah yang dimaksud dengan air bersih?
3.
Apa saja sumber air bersih?
4.
Apa saja masalah penyediaan air bersih di kawasan pesisir?
5.
Bagaimana penanggulangan masalah penyediaan air bersih di
kawasan pesisir?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kawasan pesisir
2. Untuk mengetahui pengertian air bersih
3.
Untuk mengetahui sumber air bersih
4.
Untuk mengetahui masalah penyediaan air bersih di kawasan
pesisir
5. Untuk mengetahui penanggulangan masalah penyediaan air bersih di
kawasan pesisir
Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pesisir
Kawasan Pesisir adalah suatu jalur saling pengaruh antara darat dan
laut, yang memiliki ciri geosfer yang khusus, ke arah darat dibatasi oleh
pengaruh sifat fisik laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan arah ke laut
dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan manusia terhadap lingkungan
di darat (BAKOSURTANAL, 1990).
Page 4
kebutuhan
biasanya
Page 5
atau artesis, artinya air tanah yang letaknya pada dua lapisan tanah yang
kedap air, ada yang sifatnya tertekan dan yang tidak tertekan. Air tanah
dangkal artinya terletak pada aquifer yang dekat dengan permukaan tanah
dan fluktuasi volumennya sangat dipengaruhi oleh adannya curah hujan.
Di Indonesia, sebagaian besar masyarakat (khususnya di daerah
pedesaan) menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Mereka menggunakan sarana sumur gali untuk mengambil air tanah ini.
Menurut Dwijosaputro (1981), sumur gali merupakan sarana air bersih yang
paling sederhana dan sudah lama dikenal masyarakat. Sesuai dengan
namanya, sumur gali dibuat dengan menggali tanah sampai pada kedalaman
lapisan tanah yang kedap air pertama. Air sumur (hal ini bergantung pada
lingkungan), pada umumnya lebih bersih dari air permukaan karena air yang
merembes ke dalam tanah telah disaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya.
Menurut Effendi (2003), karakteristik utama yang membedakan air
tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu
tinggal (residence time) yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan
ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang
lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami
pencemaran.
D. Masalah Penyediaan Air Bersih di Kawasan Pesisir
Salah satu masalah kesehatan lingkungan yang umum terjadi pada
sebagian besar kawasan pesisir adalah masalah penyediaan air bersih bagi
masyarakat yang bermukim di kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan sumber
air yang ada di kawasan pesisir biasanya berasal dari sumur air tanah yang
airnya berasa asin. Kualitas air tanahnya juga sangat bergantung dari curah
hujan. Pada musim kemarau, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak
tersedia lagi, sehingga air tanah dengan mudah akan terkontaminasi oleh air
laut.
Selain itu kadar air tawar juga semakin menurun karena
pembangunan yang berkelanjutan tanpa memperhatikan lingkungan sehingga
memperkecil daerah resapan air hujan. Kandungan air tawar dalam tanah
semakin menipis karena diambil terus menerus sehingga semakin banyak air
laut yang meresap kedalam tanah menggantikan posisi air tawar tersebut.
Page 6
singkat.
Osmosis Balik (Reverse Osmosis)
Osmosis balik atau reverse osmosis (RO), dilaksanakan
dengan memberikan tekanan terhadap air laut, sehingga memaksa
dari molekul-molekul air murni menembus suatu membran
semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan
organik, bakteri akan ditolak (rejeksi). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar diatas. Osmosis balik ini dioperasikan secara
kontinyu. Kemurnian air yang dicapai hingga 99% dan tingkat
produksi yang tinggi. RO merupakan cara paling murah untuk
menawarkan pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah
Page 7
menghemat energi.
Evaporator
Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk
mengolah air laut menjadi air tawar. Demikian juga ladang garam
memproduksi garam melalui proses penguapan air laut. Sebaliknya,
air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air
laut. Evaporator untuk mengolah air laut dirancangkan untuk
mengumpulkan uap yang terjadi di dalam proses penguapan. Proses
tersebut antara lain: penguapan dengan multi guna yaitu air laut yang
direbus untuk penguapan. Sehingga uap itu akan terkumpul menjadi
air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah
air laut skala besar. Disamping itu juga terdapat proses tekanan
peresapan (osmosis) dengan arah balik yaitu cara untuk mengurangi
dan menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk
2.
3.
Page 8
SANI
(Sulfate
reduction
Autotrophic
denitrification
and
dan mengurangi sekitar 2.100 - 5.000 GWh energi per tahun dan 1,73.700.000 ton emisi gas CO per tahun dibandingkan dengan konvensi
pengolahan limbah biologis ditambah reklamasi limbah buangan yang
dilakukan di China.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Page 10