Oleh:
Andi Mutiara Anastasya (K011181312) Musdalifah (K011181018)
Annisa Mauliana Akbar (K011181039) Nur Indriyani (K011181017)
Annisa Mutiara Karim (K011181529) Sitti Khadijah Nur (K011181058)
Annisaa Hanifah Aulyansyah (K011181310) Sri Anugrah Yani (K011181006)
Annisaa Meilani Ali (K011181002) Tiara Erditta (K011181031)
Dewi Rahmawati (K011181037) Umi Roisah (K011181068)
Maftur Al Rafi (K011181069) Zhinta Fitri Yusriani (K011181330)
Muh. Arman Nyomba (K011181057)
Universitas Hasanuddin, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Prodi Kesehatan
Masyarakat; Kelas A.
Pendahuluan.
Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi ini.
PBB menjelaskan bahwa air bersih adalah kebutuhan dasar manusia, dan harus mudah
diakses oleh semua orang. Ada cukup air di planet ini untuk mencapai hal ini. Namun,
karena infrastruktur, investasi, dan perencanaan yang buruk, setiap tahun jutaan orang
- kebanyakan dari mereka anak-anak - meninggal karena penyakit yang berkaitan
dengan pasokan air yang tidak memadai, sanitasi dan kebersihan. Air merupakan suatu
sarana utama untuk meningkatkan kesehatan. Fungsi terpenting dari sistem penyediaan
air bersih adalah pencegahan penyebaran penyakit melalui air.
Pembahasan.
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi semua makhluk di dunia. Bagi manusia,
air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, seperti minum, mandi, dan
masak. Air juga berperan dalam menyokong kehidupan manusia dalam hal
transportasi, sumber tenaga listrik, pertanian, peternakan dan peruntukan lainnya.
Pengertian air bersih menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/Menkes/sk/xi/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja
perkantoran dan industri, adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak (Effendi, 2003).
Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem osmosis balik (RO), tidak
memungkinkan untuk memisahkan seluruh garam dari air lautnya, karena akan
membutuhkan tekanan yang sangat tinggi sekali. Oleh karena itu pada kenyataanya,
untuk mengasilkan air tawar maka air asin atau air laut dipompa dengan tekanan tinggi
ke dalam sutu modul membrane osmosis balik yang mempunyai dua buah outlet yakni
outlet untuk air tawar yang dihasilkan dan outlet untuk air garam yang telah dipekatkan
(reject water).
Karena air baku yakni air laut, terutama yang dekat dengan pantai masih
mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral, plankton dan lainnya, maka air
baku tersebut perlu dilakukan pengolahan pendhuluan sebelum diproses di dalam unit
RO. Unit pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa peralatan utama yakni
pompa air baku, bak koagulasi-flokulasi, tangki reaktor (kontaktor), saringan pasir,
filter mangan zeolit, dan filter untuk penghilangan warna (color removal), dan filter
cartridge ukuran 0,5 µm. Sedangkan unit RO terdiri dari pompa tekanan tinggi dan
membran RO, serta pompa dosing untuk anti scalant, dan anti biofouling dan
sterilisator ultra violet (UV).
Air baku (air laut) dipompa ke bak koagulasi-flokulasi untuk mengendapakan zat
padat tersuspenssi, selanjutnya di alirkan ke rapid sand filter, selanjutnya ditampung di
dalam bak peampung. Dari bak penampung air laut dipompa ke pressure filter sambil
diinjeksi dengan larutan kalium permanganat agar zat besi atau mangan yang larut
dalam air baku dapat dioksidasi menjadi bentuk senyawa oksida besi atau mangan yang
tak larut dalam air. Selain itu dijinjeksikan larutan anti scalant, anti biofouling yang
dapat berfungsi untuk mencegah pengkerakan serta membunuh mikroorganisme yang
dapat menyebabkan biofouling di dalam membrane RO.
Dari pressure filter, air dialirkan ke saringan filter multi media agar senyawa besi
atau mangan yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang berupa
partikel halus, plankton dan lainnya dapat disaring. Dengan adanya filter multi media
ini, zat besi atau mangan yang belum teroksidasi dapat dihilangkan sampai konsentrasi
< 0,1 mg/L. Zat besi dan mangan ini harus dihilangkan terlebih dahulu karena zat-zat
tesebut dapat menimbulkan kerak (scale) di dalam membran RO.
Dari filter multimedia, air dialirkan ke filter penghilangan warna. Filter ini
mempunyai fungsi untuk menghilangkan warna senyawa warna dalam air baku yang
dapat mempercepat penyumbatan membran RO. Setelah melalui filter penghilangan
warna, air dialirkan ke filter cartridge yang dapat menyaring partikel dengan ukuran
0,5 µm.
Kesimpulan.
Adapun pengolahan air yang digunakan ialah dengan sistem RO atau Reverse
Osmosis, merupakan kebalikan dari proses osmosis, yaitu memberikan tekanan balik
dengan tekanan osmotik lebih besar pada permukaan cairan yang lebih kental, maka
cairan yang lebih murni akan menembus permukaan membran menjadi cairan yang
lebih murni.
Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang akan diolah.
Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit.
Apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti
warna dan kekeruhan), maka yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus
adalah penghilangan warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan
penjernihan melalui pengendapan dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air
baku mempunyai kandungan parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang
dibutuhkan akan lebih kompleks lagi.
Daftar Pustaka.
Badu, A. 2012. Gambaran Sanitasi Dasar Pada Masyarakat Nelayan Di Kelurahan Pohe
Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo Tahun 2012. [Online].
http://www.ejurnal.fikk.ung.ac.id/index.php/PHJ/article/download/120/48.
(Diakses 17 Oktober 2019)
Kodoatie, Robert J., and Roestam Sjarief, 2010. Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta
Sutrisno, Totok., 2004, ”Teknologi Penyediaan Air Bersih”, Rineka Cipta, Jakarta.