Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma
gondi, merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit obligat intraseluler.
Toxoplasma gondii partama kali ditemukan oleh Nicole dan Splendore pada tahun
1908 pada limfa dan hati hewan pengerat Ctenodactylus gundii di Tunisia Afrika dan
pada seEkor kelinci di Brazil. Di Indonesia, toksoplasmosis mulai diteliti oleh Durfee
sejak tahun 1971 dan 1972 yang di laporkan pada tahun 1976.
Diperkirakan 30-60% penduduk dunia terinfeksi oleh Toxoplasmosis gondii.
Infeksi ini tersebar di seluruh Indonesia , dimana manusia berpearan sebagai hospes
perantara, kucing dan family lainya merupakan hospes definitif. Angka kejadian
toxoplasmosis di Indonesia di tunjukan dengan adanya zat anti Toxoplasmosis gondii,
pada manusia adalah 2-63%, pada kucing 35-73%, babi 11-36%, kambing 11-61%,
anjing 75% dan pada ternak lainnya kurang dari 10%.
Infeksi penyakit ini mempunyai prevalensi yang cukup tinggi , terutama pada
masyarakat yang mempunyai kebiasaan makan daging mentah atau kurang matang.
Berbagai penilitian ada mengungkapkan bahwa wanita yang ada dalam usia
reproduksinya bila terkenal toksoplasmosis dapat menimbulkan aborsi dan gangguan
fertilitas. Dan bahwa ibu hamil yang menderita toksoplasmosis 25% akan menular ke
janinnya. Penularan toksoplasmosis kongenital terjadi apa bila infeksi pada saat
gentasi dan menyebabkan abortus pada trimester pertama kehamilan

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian toksoplasmosis


2. Untuk mengetahui etiologi toksoplasmosis
3. Untuk mengetahui patofisiologi toksoplasmosis
4. Untuk mengetahui komplikasi toksoplasmosis
5. Untuk mengetahui pengobatan toksoplasmosis
6. Untuk mengetahui pencegahan toksoplasmosis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Medis
1. Definisi
Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi oleh parasit yang disebabkan oleh
Toxoplasma gondii yang dapat menimbulkan radang pada kulit, kelenjar getah
bening, jantung, paru,,mata, otak, dan selaput otak.
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi pada manusia dan hewan yang
disebabkanoleh Toxoplasma gondii. Toxsoplasma adalah parasit protozoa dengan
sifat alami dengan perjalanannya dapat akut atau menahun, juga dapat
menimbulkan gejala simtomatikmaupun asimtomatik. Ensefalitis toksoplasma
merupakan penyebab tersering lesi otak fokalinfeksi oportunistik yang paling
banyak terjadi pada pasien AIDS. Ensefalitis toksoplasma muncul pada kurang
lebih 10% pasien AIDS yang tidak diobati

2. Etiologi
Ensefalitis toksoplasma disebabkan oleh parasit toxoplasma gondii, yang dibawah
oleh kucing, burung dan hewan lain yang dapatditemukan pada tanah yang
tercemar oleh tinja kucing dan kadang pada daging mentah dan kurang matang.
Begitu parasit masuk kedalam system kekebalan, parasite tersebut menetap
disana, sistem kekebalan pada orang yang sehat dapat melawan parasit tersebut
hingga hingga tuntas, dan dapat mencegah terjadinya suatu penyakit. Namun,
pada orang pasien HIV?AIDS mengalami penurunan kekebalan tubuh sehinggah
tidak mampu melawan parasit tersebut. Sehinggah pasien mudah terinfeksi oleh
parasit tersebut.
Transmisi pada manusia terutama terjadi bila memakana daging atau domba yang
mentah dan mengandung oocyst ( bentuk infektif dari toxoplasma gondii). Bias
juga dari sayur yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan fases kucing.
Selain itu dapat terjadi transmisi lewat transplasental, transfusi darah dan
transplantasi organ. Infeksi akut pada individu yang immunokompeten biasanya
asimptomatik. Pada manusia dengan imunitas tubuh yang rendah dapat terjadi
reaktivitas dari infeksi laten. Yang akan mengakibatkan timbulnya infeksi
opportunistik dengan predileksi di otak.

Gejala termaksud ensefalitis, demam, sakit kepala berat yang tidak respon
terhadap pengobatan, lemah pada satu sisi tubuh, kejang, kelesuhan, kebingungan
yang meningkat \, masalah penglihatan, pusing, ,asalah berbicara dan berjalan,
muntah dan kepribadian. Tidak semua pasien menunjukan tanda infeksi. Nyeri
kapala dan rasa binggung dapat menunjukkan adanya perkembangan
ensefalitisfokal dan terbentuknya absen sebagai akibat dari terjadinya infeksi
toksoplasma. Keadaan ini hamper selalu merupakan suatu kekambuhan akibat
hilangnya kekebalan pada penderita-penderita yang semasa mudahnya telah
berhubungan dengan parasite ini. Gejala-gejala vokalnya cepat sekali berkembang
dan penderita mungkin akan mengalami dan penurunan kesadaran
3. Patofisiologi
Infeksi oportunistik dapat terjadi akibat penurunan kekebalan tubuh pada
penderita HIV/AIDS. Infeksi tersebut dapat menyerang system saraf yang
membahayakan fungsi dan kesehatan sel saraf. Setelah infeksi oral, bentuk
tachyzoite atau invasive parasite dari toxoplasma guna menyebara ke seluruh
tubuh termasuk ke otak. Takizoit menginfeksi setiap sel berinti di otak, dimana
mereka berkembang baik dan menyebabkan kerusakan permulaan diawali dengan
adanya peradangan diotak yang menyebabkan edema, kerusakan sel syaraf otak,
dan akan membentuk abses di otak. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan
gangguan sistemik pada tubuh seperti sakit kepala yang hebat, panas tinggi,
kejang, sulit menelan dan hilang kesadaran
4. Komplikasi
1. Penurunan kesadaran dan mental
2. Penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran
3. Kamatian
5. Pengobatan
Selain obat-obatan tokso juga bisa diatasi dengan menjaga sistem kekebalan
tubuh. Bisa lewat obat-obatan atau cara alami seperti mengonsumsi makanan
bergizi, berolahraga dan istirahat yang cukup. “Beberapa suplemen juga bisa
membantu pertahanan tubuh melawan penyakit dalam waktu yang lama. Untuk
menjaga agar tubuh tetap sehat”. Penting di ingat, karena bentuk parasite, virus
tokso di dalam tubuh tidak bisa dihilangkan, tetapi hanya bisa dikontrol agar tidak
membahayakan. Caranya dengan melakukanpengobatan antibiotic yang tepat.
Lamanya pengobatan bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Pengobatan pada Ibu Hamil
Toksoplasmosis pada ibu hamil perlu diobati untuk menghindari toksoplasmosis
bawahan pada bayi. Obat-obat yang dapat digunakan untuk ibu hamil. Hamil
adalah spiramisin 3 gram/hari yang terbagi dalam 3-4 dosis tanpa memandang
umur umur kehamilan, atau bila manna mengharuskan maka dapat diberikan
dalam bentuk kombinasi pirimetamin dan sulfadiazine setelah umur kehamilan
diatas 16 minggu.
Sebagai strategi baru untuk mengulangi masalah infeksi toksoplasma yang bersifat
persisten ini, digunakana kombinasi imunoterapi dan pengobatan zat antimikroba
yaitu Isoprinosine dan levamisol

Pengobatan pada bayi


 Pirimetamin 2 mg/kg selama dua hari, kemudian 1 kg/hari selama 2-6 bulan,
diikuti dengan 1 mg/kg/hari 3 kali seminggu.
 Sulfadiazine atau trisulfa 100 mg/kg/hari yang terbagi dalam dua dosis
 Asam folinat 5 mg/dua hari, atau dengan pengobatan kombinasi
 Spiramisin dosis 100 mg/kg/hari dibagi 3 dosis, selang-seling setiap bulan
dengan pirimetamin
 Prednisone 1 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis sampai ada perbaikan
korioreti-nitis, perlu dilakukan pemeriksaan serologis ulangan untuk
menentukan apakah pengobatan masih perlu diteruskan.
6. Pencegahan
 Segala periksakan diri anda, apakah positif toxoplasma atau tidak. Terutama
para wanita atau wanita yang mempunyai rencana untuk hamil. Tes darah
bisa dilakukan dibeberapa laboratorium diagnostic seperti prodia.
Konsultasikan hal ini dengan dokter anda.
 Masak daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajat celcius.
 Cuci buah-buahan dan sayuran dengan bersih
 Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum anda makan sesuatu
 Gunakan sarung tangan pada saat berkebun atau kontak dengan tanah. Tanah
yang terkontaminasi toxoplasma adalah sumber infeksi yang potensial
 Cuci tangan, meja/telenan dan peralatan dapur dengan air hangat dan sabun
setelah mengolah daging mentah
 Kotak pasir tempat anak-anak bermain di halaman harus ditutup bila tidak
digunakan.
 Jangan memberikan daging mentah atau tidak matang kepada kucing anda,
 Jangan membiarkan kucing berkeliaran diluar rumah atau berburuh binatang
berdarah panas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit toxoplasmosis merupakan penyakit cosmopolitan dengan frekuensi tinggi di
berbagai Negara dan juga di Indonesia karena gejala klinisnya ringan maka sering kali
luput dari pengamatan dokter. Padahal akibat yang ditimbulkan bisa memberikan
beban berat bagi masyarakat seperti abortus, lahir matin maupun cacat kongenital.
Di ajurkan untuk memeriksa diri secara berkala pada wanita hamil trimester pertama
akan kemungkinan terinfeksi dengan toxoplasmosis
Toxoplasmosis merupakan protozoa obligat intraseluler yang dapat menyebabkan
penyakit toxoplasmosis konginetal dan toksoplasmosis akuisita. Hospes Definitif
T.gondii adalah kucing dan binatang sejenisnya (Falidae). Hospes perantaranya
adalah manusia, mamalia, lainnya da burung

B. Saran
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari para dosen,
mahasiswa dan pihak lain yang menaruh perhatian terhadap perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bersifat membangun atau bermanfaat bagi semua pihak
yang membaca..
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. (2013). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:EGC


http://mabanget.wordpress.com/2007/04/09/hubungan-antara-schizophrenia-dan-
toxoplasma- gondii

http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/05/makalah-bakteri-
toxoplasmosis- gondii.html

Anda mungkin juga menyukai