Anda di halaman 1dari 14

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas Komet (Carassius auratus auratus)

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas Komet


Klasifikasi ikan mas komet menurut Smartt (2001) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Carassius
Spesies : Carassius auratus
Sub spesies : Carassius auratus auratus (Safer, 2014)

Ikan mas komet memiliki bentuk pipih sedikit ramping dengan tubuh

memanjang. Letak mulut berada pada ujung tengah, di bagian ujung mulut

terdapat sungut sebanyak satu pasang. Ikan mas komet memiliki gigi geraham dan

gigi kerongkongan sebanyak tiga baris. Tubuhnya ditutupi oleh sisik secara

keseluruhan, ada 27-31 sisik sepanjang garis lateral tubuh (Street, 2002). Sirip

anal, dorsal, dan caudal ikan mas komet merupakan sirip tunggal. Panjang sirip

caudal lebih dari setengah panjang tubuhnya (FBAS, 2002). Morfologi ikan mas

komet dapat dilihat pada Gambar 2.1.

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 6

Gambar 2.1. Morfologi Ikan Mas Komet. Sumber : FBAS (2002). Keterangan : 1.
Mulut, 2. Nostril, 3. Mata, 4. Operkulum, 5. Linea lateralis, 6. Sirip dorsal, 7.
Sirip caudal, 8. Sirip anal, 9. Sirip ventral, 10.Sirip pectoral.

2.1.2 Habitat Ikan Mas Komet

Ikan mas komet di alam liar ditemukan bergerak lambat dan hidup di

perairan tawar. Ikan mas komet dapat bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem,

akan tetapi dapat tumbuh baik dalam keadaan lingkungan normal. Ikan mas komet

dapat hidup pada kisaran pH 6,5-8,5 (Street, 2002), jika pH turun ikan mas komet

akan mengalami anorexia, lesu dan bahkan kematian. Suhu optimal untuk

pemeliharaan ikan mas komet berkisar antara 20-22C. Ikan mas komet dapat

bertahan dalam suhu 30C, tetapi tidak bertahan lama. Ikan mas komet lebih tahan

dalam keadaan air dingin dari pada air panas (Safer, 2012).

2.1.3 Daur Hidup Ikan Mas Komet

Daur hidup ikan mas komet diawali dengan pengeluaran telur yang sudah

matang dari tubuh ikan mas komet betina. Ikan mas komet betina dalam satu kali

pelepasan telur mampu mengeluarkan ratusan butir telur, telur-telur ini

ditempelkan pada substrat tumbuhan di perairan. Telur yang sudah dikeluarkan

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 7

akan dibuahi oleh ikan mas komet jantan, selanjutnya telur akan menetas dalam

waktu 2-3 hari (Safer, 2014).

Benih ikan mas komet setelah menetas akan memanfaatkan kuning telur

sebagai makanan sementara sampai mereka bisa berenang bebas. Ikan mas komet

jantan dan Betina akan mengalami kematangan reproduksi setelah berumur dua

tahun (Street, 2005). Ikan mas komet termasuk dalam ikan yang memiliki umur

panjang, yaitu 5-10 tahun dalam perawatan dan kondisi terkontrol (Safer, 2014).

2.2 Ektoparasit Argulus

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi Argulus menurut Mcpherson (2013) adalah sebagai berikut :

Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Maxillopoda
Subkelas : Branchiura
Ordo : Arguloida
Famili : Argulidae
Genus : Argulus
Spesies :Argulus foliaceus
Argulus japonicus
Argulus coregoni (Steckler and Yanong, 2012)

Parasit Argulus memiliki bentuk tubuh yang pipih dorsoventral, tubuhnya

membulat yang ditutupi oleh karapas dan memiliki dua pasang mata. Argulus

dewasa memiliki panjang tubuh sampai 12 mm (Baker, 2007). Argulus memiliki

sebuah stylet di depan lubang mulut yang digunakan untuk melukai inangnya.

Argulus dewasa terlihat memiliki dua sucker, sucker berkembang dari hook-like

Argulus muda (Steckler and Yanong, 2012). Morfologi Argulus dewasa dapat

dilihat pada Gambar 2.2.

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8

Gambar 2.2. Morfologi Parasit Argulus. Sumber : Hoffman (1977). Keterangan :


1.Stylet, 2.First antenna, 3.Second antenna, 4.Eye, 5.Pre-oral sting, 6.Sucker,
7.Proboscis, 8.Second Maxilla, 9.Respiratory area, 10.Testis, 11.Abdomen,
12.Anus.

2.2.2 Daur Hidup

Argulus memiliki siklus hidup secara langsung yang hanya membutuhkan

satu inang untuk berkembang. Siklus hidup kelas Branchiura rata-rata berlangsung

antara 30 60 hari tergantung spesies dan suhu lingkungan perairan (Steckler and

Yanong, 2012). Argulus betina ketika memasuki fase dewasa dan sudah matang

telur akan meninggalkan telur mereka pada substrat tumbuhan atau substrat keras

lainnya (Baker, 2007).

Telur Argulus biasanya akan menetas dan berkembang menjadi metanaupli

membutuhkan waktu sekitar 10 50 hari. Telur Argulus japonicus akan menetas

setelah berumur 10 hari dengan suhu perairan 35C dan akan menetas umur 61

hari dalam suhu 15C (Steckler and Yanong, 2012). Ukuran metanaupli sekitar 1-

3 mm dan terlihat seperti Argulus dewasa akan tetapi tanpa adanya sucker. Fase

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 9

metanaupli Argulus harus menemukan inang untuk bertahan hidup dalam waktu

dua atau tiga hari, jika tidak menemukan inang metanaupli akan mati (Noga,

2010). Daur hidup Argulus dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Siklus Hidup Argulus. Sumber : Bandilla (2007). Keterangan :


Metanaupli menetas dari telur yang menempel pada batu (1), metanaupli berenang
bebas mencari host (2), Argulus menempel pada ikan (3), Argulus dewasa jantan
(4), dan Argulus dewasa betina (5).

2.2.3 Infestasi Argulus

Argulus adalah salah satu parasit eksternal yang paling popular dan banyak

ditemukan menyerang ikan. Argulus juga dikenal dengan istilah penyakit kutu

ikan (fish louse). Argulus menyerang ikan air laut dan ikan air tawar, akan tetapi

lebih banyak ditemukan menyerang ikan air tawar. Argulus menginfestasi pada

kulit, insang atau sirip (Tonguthai, 2008). Argulus banyak menyerang beberapa

ikan hias air tawar di Indonesia, Prasetya dkk. (2013) melaporkan bahwa Argulus

japonicus banyak menyerang ikan Koi yang dijual di bursa ikan hias Surabaya

dengan tingkat prevalensi 14%.

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10

Argulus melakukan penempelan pada bagian luar tubuh ikan (ektoparasit)

dan dapat menyesuaikan cengkeramannya dengan kecepatan gerak ikan sehingga

tidak mudah lepas (Kurniawan, 2012). Penempelan Argulus pada inangnya

dibantu dengan stylet yang memiliki pengait dan akan menghisap darah melalui

proboscis (Noga, 2010). Luka akibat infestasi Argulus akan menimbulkan

perdarahan, anemia, inflamasi dan ikan akan menghasilkan lendir yang berlebih

(Steckler and Yanong, 2012; Baker, 2007)

Gejala klinis infestasi Argulus antara lain iritasi akibat gigitan dan racun

yang diinjeksikan, kehilangan keseimbangan dan melompat-lompat keluar air.

Ikan sangat kurus karena disengat dan dihisap darahnya, produksi mukus

berlebihan, sisik terkuak dan kadang-kadang terlepas, muncul titik darah di bekas

gigitan, kulit pecah dan timbul ulcer. Ikan juga menggosok-gosokkan tubuhnya

pada daerah pinggiran atau dasar wadah dan benda-benda keras di sekelilingnya

(Kurniawan, 2012; Steckler and Yanong, 2012).

Saat ini telah banyak digunakan beberapa obat untuk infestasi parasit

Argulus, sebagian besar pembudidaya menggunakan bahan kimia. Organofosfat,

garam dapur, dylox dan dipterex (0.25 ppm) adalah beberapa bahan kimia yang

sering digunakan (Steckler and Yanong, 2012; Vasilean et al., 2012). Namun,

sekarang mulai berkembang penelitian tentang penggunaan obat herbal untuk

pengobatan Argulus. Menurut Ghazali (2011) buah mengkudu efektif mengurangi

infestasi Argulus pada ikan mas komet.

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 11

2.3 Buah mengkudu (Morinda citrifolia)

2.3.1 Klasifikasi dan Morfologi

Menurut Wagner (2003) dalam Aruna et al. (2013), mengkudu (Morinda

citrifolia) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia

Mengkudu termasuk dalam tumbuhan semak cemara, tumbuhan ini

berbentuk pohon dengan tinggi 3 10 m (Aruna et al., 2013), bercabang banyak,

dan bertekstur keras (Elkins, 1998). Bunga berwarna putih, bentuknya seperti

terompet, ujung bunga membentuk bintang. Tangkai putik lebih panjang

dibandingkan dengan tangkai sari dan ujungnya membelah dua (Djauhariya dkk.,

2006). Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan (berlawanan), tebal dan

mengkilap. Daun mengkudu memiliki panjang 20 45 cm dan lebar 7 25 cm

(Nelson, 2003).

Biji mengkudu berwarna coklat kehitaman dan memiliki kantong yang

memungkinkan biji mengapung dalam air (Hayani dan Fatimah, 2004). Buah

mengkudu berbentuk oval dan berdaging dengan permukaan buah yang timbul.

Ukuran diameter buah saat matang mencapai 3 4 cm dan panjang 5 10 cm

(Nelson, 2003). Buah ini berkerut dengan warna berubah-ubah dari hijau ke

kuning sampai hampir putih ketika matang. Buah yang matang mengeluarkan

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 12

asam butirat yang kuat seperti bau tengik yang khas dan memiliki rasa pahit

(Aruna et al., 2013). Morfologi buah mengkudu dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Morfologi Buah Mengkudu. Sumber : Nelson (2003)

2.3.2 Kandungan Kimia Tanaman

Buah mengkudu mengandung berbagai senyawa yang penting bagi

kesehatan. Beberapa jenis senyawa fitokimia dalam buah mengkudu adalah

terpen, acubin, lasperuloside, alizarin, zat-zat antrakuinon, asam askorbat, asam

kaproat, asam kaprilat, zat-zat damnakantal, alkaloid dan skopoletin (Mclatchey,

2002 dalam Aruna et al., 2013). Senyawa turunan antrakuinon dalam mengkudu

antara lain adalah morindin, morindon dan alizarin, sedangkan alkaloid-nya

antara lain xeronin dan proxeronin (prekursor xeronin). Xeronin merupakan

alkaloid yang dibutuhkan tubuh untuk mengaktifkan enzim serta mengatur dan

membentuk struktur protein (Elkins, 1998).

Buah mengkudu juga memiliki beberapa nutrisi yang penting bagi

kesehatan seperti vitamin A, vitamin C, niasin, tiamin dan riboflavin, serta

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 13

mineral seperti zat besi, kalsium, natrium, dan kalium. Analisa nutrisinya dapat

dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Analisis Nutrisi Tepung Buah Mengkudu Per 1200 milligram

No. Parameter Jumlah Satuan


1. Protein 69.6 Mg
2. Lemak 15.5 Mg
3. Karbohidrat 843 Mg
4. Total diet serat 419 Mg
5. Kalori 3.00 Kkal
6. VitaminA 2.26 IU
7. VitaminC 9.81 Mg
8. Niacin 0.06 Mg
9. Zat besi 0.02 Mg
10. Kalsium 0.88 Mg
11. Sodium 2.63 Mg
12. Potassium 32.0 Mg
Sumber : McClatchey, 2002 dalam Aruna et al. (2013)

Buah mengkudu dengan tingkat kematangan yang berbeda mempunyai

kandungan bahan aktif yang berbeda pula. Hasil analisis komponen asam lemak

yang dilakukan oleh Antara et al. (2001) dalam Winarti (2005), menunjukkan

bahwa buah dengan tingkat kematangan yang berbeda mengandung asam lemak

yang berbeda pula. Kandungan asam lemak kaprilat dan kaproat terendah,

masing-masing 0,022 % dan 0,008 %, terdapat pada buah yang masih mentah

(berwarna hijau, mengkal, tekstur masih keras), kemudian meningkat pada buah

matang (lunak) berturut-turut 0,184 % dan 0,457 %.

Menurut Sholehah (2010) buah mengkudu dengan tingkat kematangan

yang berbeda memiliki kandungan senyawa scopoletin yang berbeda pula. Kadar

skopoletin meningkat dengan bertambahnya umur atau meningkatnya tingkat

kematangan buah dan mencapai puncaknya pada umur 105 hari dengan ciri buah

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 14

berwarna putih kekuningan dan berdaging keras, kemudian mengalamin

penurunan setelah melewati umur tersebut.

2.3.3 Kegunaaan Mengkudu

Mengkudu memiliki beberapa aktivitas farmakologi seperti antibakteri,

antijamur, antioksidan, antiseptik, antidiabetes, anti inflamasi, aktivitas analgesik,

anti-tumor dan anti-kanker (Assi et al., 2015). Vitamin C merupakan salah satu

antioksidan yang bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas yang merupakan

partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai hasil samping proses

metabolisme, yang dapat merusak materi genetik dan merusak sistem kekebalan

tubuh (Krishnaiah et al., 2015).

Scopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah yang

mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu scopoletin

juga telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida

(pembunuh jamur) dan juga bersifat anti-peradangan dan anti-alergi (Sholehah,

2010).

Beberapa penelitian terbaru tentang mengkudu dilakukan untuk

mengetahui kandungan zat-zat anti-kanker (damnacanthal). Hiramatsu et al.

(1993) dalam Mathivanan et al. (2005), melaporkan bahwa dari 500 jenis ekstrak

tumbuhan yang mengandung zat anti-kanker mengkudu merupakan buah yang

paling efektif melawan sel-sel abnormal K-ras-NRK (sel pra kanker).

Xeronine dan proxeronine salah satu alkaloid penting yang terdapat dalam

buah mengkudu. Xeronine dihasilkan juga oleh tubuh manusia dalam jumlah

terbatas yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 15

protein di dalam sel. Xeronine ditemukan pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke

(ahli biokimia), walaupun buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine,

tetapi mengandung bahan-bahan pembentuk (prekursor) xeronine, yaitu

proxeronine dalam jumlah besar (Elkins, 1998).

2.4 Darah Ikan

Darah merupakan salah satu komponen penting dalam proses transportasi

dalam tubuh. Darah mengangkut nutrien penting dari pencernaan untuk

didistribusikan ke dalam sel dan jaringan seluruh tubuh, mengeluarkan bahan

buangan hasil metabolisme tubuh, pengangkutan oksigen dan karbondioksida

(Blann and Ahmed, 2014). Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan

komponen-komponen darah juga mengalami perubahan (Kurniawan, 2012).

Pemeriksaan gambaran darah atau hematologi ikan merupakan penjelasan

tentang keadaan darah dan komponen-komponennya yang meliputi jumlah

eritrosit, kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit total dan hitung jenis leukosit.

Pemeriksaan darah merupakan faktor penting dalam membantu diagnosis,

prognosis dan terapi. Pemeriksaan darah dapat digunakan sebagai indikator

tingkat keparahan suatu penyakit (Alamanda dkk., 2007).

2.4.1 Eritrosit (Sel Darah Merah)

Eritrosit ikan berbentuk bikonkaf, memiliki nukleus, homogen dan

berwarna merah kekuningan dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu

spesies dengan lainnya. Eritrosit merupakan salah satu sel terbanyak dalam tubuh

(Blann and Ahmed, 2014). Menurut Marsoedi dkk., (2014) jumlah eritrosit pada

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 16

beberapa ikan air tawar budidaya adalah sejumlah 34,5 124,3 x 105 sel/ml dan

memiliki diameter antara 7 36 m. Eritrosit matang berbentuk oval, sedangkan

pada sel yang belum matang berbentuk bulat (Arnold, 2009).

Fungsi eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen menggunakan

hemoglobin dari insang menuju seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin merupakan

komponen eritrosit yang mengikat oksigen dan karbondioksida. Eritrosit

mengandung 6050 % air dan 3035 % hemoglobin. Hemoglobin terdiri dari

empat molekul darah, besi yang mengandung pigmen porfirin melekat pada

globulin dan protein dengan dua rantai polipeptida yang memiliki 150 asam

amino (Voigt and Swist, 2011).

Kekurangan ataupun kelebihan sel darah merah di dalam tubuh akan

menyebabkan suatu penyakit. Anemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh

sedikitnya jumlah sel darah merah dalam tubuh. Polycythaemia dan erythrocytosis

merupakan penyakit yang berkebalikan dengan anemia. Penyakit ini terjadi karena

jumlah hematokrit dan hemoglobin terlalu tinggi (Blann and Ahmed, 2014).

Infestasi Argulus pada ikan akan mengakibatkan berkurangnya sel darah

merah yang disebut anemia. Hal ini dikarenakan Argulus menghisap darah ikan

selama menempel pada tubuh ikan, sehingga ikan akan kehilangan banyak darah

yang akan menyebabkan anemia (Steckler and Yanong, 2012).

2.4.2 Leukosit (Sel Darah Putih)

Leukosit memilik bentuk yang khas bulat telur sampai bulat, sitoplasma,

nukleus, organel semuanya bergerak dan bervariasi tergantung jenis ikan.

Leukosit memiliki intisel atau nukleus, tidak berwarna dan bergerak secara aktif.

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 17

Menurut Marsoedi dkk. (2014) jumlah leukosit total pada beberapa ikan air tawar

berkisar antara 42,7-88,5 x 103 sel/ml. Leukosit ikan dikelompokkan menjadi

neutrofil granulosit, eosinofil granulosit, monosit, trombosit, dan limfosit

(Fujaya, 2004).

Neutrofil salah satu tipe sel darah putih yang memiliki diameter 9 15

m, memiliki umur 6 8 jam, berbentuk bulat, memiliki sitoplasma dalam jumlah

besar dan bergranula (Arnold, 2009). Jumlah neutrofil dalam sel darah putih kira-

kira 3,12 8,13 % (Marsoedi dkk., 2014). Fungsi utama neutrofil adalah untuk

fagositosis (Voigt and Swist, 2011)

Eosinofil berbentuk bulat besar pada beberapa teleostei. Ukuran eosofil

pada ikan berkisar antara 9-15 m. Jumlah eosinofil dalam sel darah putih adalah

0-1%. Granulanya kaya akan protein kationik seperti arginin. Eosinofil berfungsi

sebagai mediator dari respon alergi dan juga sebagai pertahanan terhadap infeksi

parasit cacing (Blann and Ahmed, 2014).

Monosit merupakan sel yang berukuran besar dengan bentuk tidak teratur,

inti berwarna biru tua atau ungu dengan sitoplasma biru kepucatan setelah

diwarnai oleh Giemsa. Inti berdekatan dengan inti sel dan mengisi sebagian isi sel

(Vasquez and Guerrero, 2007). Monosit berperan sebagai makrofak dan banyak

dijumpai pada daerah peradangan atau infeksi. Jumlah monosit pada beberapa

ikan air tawar berkisar antara 15,13 34,82 % (Marsoedi dkk., 2014).

Limfosit tidak berfungsi sebagai fagosit tetapi berperan sebagai

pembentukan antibodi. Limfosit juga berfungsi sebagai mediator respon imun

humoral dan seluler, penurunan jumlah limfosit dapat menurunkan konsentrasi

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH


ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 18

antibodi dan menyebabkan penurunan pertahanan tubuh terhadap serangan

penyakit (Voigt and Swist, 2011). Limfosit ikan berbentuk bundar dengan

sitoplasma non granula berwarna biru cerah atau ungu pucat, inti kaya akan

heterocromatin dan berwarna ungu setelah pewarnaan giemsa (Vasquez and

Guerrero, 2007). Persentase jumlah limfosit berkisar antara 57,89 80,00%

(Marseodi dkk., 2014).

Trombosit merupakan sel tanpa bentuk dengan inti besar dan berbentuk

bola. Trombosit spotted dogfish berjumlah 40% dari total leukosit dalam darah

(Fujaya, 2004). Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah dan

juga berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan tubuh (Yunus dkk., 2014).

A B

C D

Gambar 2.5 Sel darah ikan. Sumber : Norousta and Sabet (2013); Lieschke et al.
(2001); Sood et al. (2010) Keterangan : Darah ikan spesies Vimba vimba persa A
dan B e, eritrosit; m, monosit; n, neutrofil; l, limfosit, skala bar = 5 m Darah ikan
zebrafish C, eosinofil; skale bar 10 m ; D, trombosit; perbesaran 100x.

SKRIPSI PENGARUH RENDAMAN PERASAN... EVIE SETYANINGSIH

Anda mungkin juga menyukai