Anda di halaman 1dari 32

drg,.

Minasari Nasution, MM

B. ANTHRACIS.

Morfologi

Bentuk batang besar, ukuran 1x 3 4 m Gram positif membentuk rantai Spora terletak pd tengah basil yg tdk bergerak. Bersifat erob. Terdpt dlm tanah,air,udara & tumbuhtumbuhan.

Bacillus cereus

- tumbuh pd makanan dan menghasilkan enterotoksin. - Keracunan makanan Bacillus subtilis Bakteri ini jarang menimbulkan penyakit.pada manusia ( meningitis, endokarditis, endof talmitis, konjungtivitis, gastro entenitis akut.)

Sifat Pertumbuhan Hemolisis jarang terjadi. Basil saprofitik energi pertumbuhan yang dibutuhkan nitrogen dan karbon Spora resisten terhadap lingkungan, tahan terhadap panas. Bagian tubuh binatang yang terkontaminasi dengan spora anthrax yaitu kulit bulu, rambut, tulang, wool dapat disterilkan dengan autoklaf.

Struktur Antigen. Polipeptida berat molekol mengandung

asam D-glutamat, yang tinggi (hapten) Badan bakteri mengandung protein, polisakharida somatik bersifat antigenic
Patogenesis Peny. pd biri-biri, sapi, kuda dan hewan

lainnya. Pd infeksi terjadi dgn masuknya spora melalui luka kulit / selaput lendir, jarang terdapat pada paru-paru.

masuknya melalui mulut dan saluran pencernaan. Spora Anthrax yang terinhalasi dari debu wool, rambut atau kulit spora berkembang dalam paru-paru / kelenjar limfatik trakheobronkhial & menimbulkan mediastinitis hemoragik, pneumonia, meningitis dan sepsis kematian (bakteri 10 7 meningkat dalam darah.)
Pada binatang

Patologi Kapsul utuh, mengandung protein sedikit leukosit cepat menyebar dan mencapai

aliran darah. Pada binatang yang resisten, bakteri berproliferasi selama beberapa jam. Terjadi penggumpalan leukosit. Kapsul mengalami disintegrasi dan menghilang. Bakteri tetap terlokalisasi.

Gambaran Klinis :

Pada manusia menimbulkan infeksi kulit (pustula ganas) Papula timbul 12 36 jam berubah menjadi vesikel pustula ulkus nekrotik (infeksi menyebar) septikemia. Menimbulkan pneumonia hemoragik & syok

Pencegahan.

Hindari binatang yang terinfeksi dengan kulit, bulu. Pembuangan bangkai binatang dengan membakar atau mengubur pada sumur berkapur yang dalam. Dekontaminasi (autoklap) hasil-hasil binatang. Pakai baju dan sarung tangan pelindung.

Imunisasi aktif binatang peliharaan.

Bila seseorang mempunyai resiko

besar yang berhubungan dengan pekerjaan harus diimunisasi dengan vaksin bebas sel (Center for Desiase Control, Atlanta 3o333)

BASIL ANEROBIK PEMBENTUK SPORA. Klostridia Morfologi Bentuk batang anerobik, gram positif, membentuk spora (spora batang). Klostridia tetani spora terletak pada salah satu ujung batang (penabuh). Beberapa spesies spora terletak sentral subterminal dan terminal.

Spesies bergerak dan mempunyai flagel

peritrih. Pertumbuhan dari dasar sampai 15 mm dari permukaan yg berhubungan dgn udara. C. perfringens koloninya besar dan meninggi sedangkan spesies lainnya koloninya kecil yg meluas dlm jalinan filamen-filamen halus (c. tetani) Menghasilkan hemolisis pada agar darah. Media pertumbuhan pd cooked meat medium

Krostridium Botulinum.

Ditemukan dlm tanah, kadang-kadang pd feses binatang. Spora resisten terhadap panas, tahan 100oc selama 3 4 jam. Resisten (-) pH asam / kosentrasi garam yang tinggi. Toksin antigenic ada tujuh ( A,B,C,D,E,F,& G) Tipe toksin A,B,E penyakit pada manusia. Tipe C leher lemas pada unggas. Tipe D botulisme pada sapi

Toksin dpt ditemukan dalam makanan yg tersisa mencit yg disuntikan toksin intraperitonial mati dgn segera. Botulisme adalah suatu intoksikasi akibat memakan makanan yg telah tumbuh C. botulinum menghasilkan toksin mkn dikalengkan, disimpan kedap udara, ikan yg diasap, diberi rempah-rempah ( dimakan tanpa dimasak) toksin menghambat pengeluaran asetilkholin pd pertemuan & hubungan saraf otot akibatnya paralisis flaksid.

Gambaran Klinik.

Setelah 18 96 jam adanya gangguan penglihatan (in koordinasi otot-otot mata, penglihatan ganda, sukar menelan, sulit bicara, paralisis pernafasan (cardiac aerest) kematian. Bayi-bayi lemah, paralisis. C. botulinum tinja (+) , (-) serum. Makan madu mungkin salah satu penyebab botulisme bayi.

Pencegahan
Makanan kaleng rumahan ( kacang

panjang , jagung, lada, buah zaitun, kacang polong, ikan asap, ikan segar, yang terbungkus dalam kantong plastik kedap udara ) harus dimasak sampai mendidih selama 20 menit. Toksin (imunisasi aktif ternak sapi di Afrika selatan)

Pertumbuhan spora & pertumbuhan organisme vegetatif yg menghasilkan toksin dibantu oleh 1. Jaringan nekrotik. 2. Garam-garam kalsium. 3. Berhubungan dengan infeksi piogenik. Toksin dilepaskan sel-sel vegetatif dapat mencapai susunan saraf pusat melalui pengangkutan aksional retegade atau melalui aliran darah. Pada susunan saraf pusat, toksin mudah terikat pada ganglion dimedula spinalis dan batang otak.

Gambaran Klinik

Masa inkubasi 4-5 hari sampai berminggu. Adanya kontraksi tonik konvulsif otot-otot lurik. Kejang otot daerah luka dan infeksi otototot rahang ( trismus,Lockjaw) kejang tonik. Gangguan pernafasan kematian (tetanus 50%).

Test Laboratorium.
Biakan anaerobik jaringan luka yang

terkontaminasi dpt menghasilkan C. Tetani tetapi pemberian antitoksin untuk pencegahan atau pengobatan tidak menunggu hasil biakan.

Pencegahan / Pengobatan.

Pencegahan tetanus tergantung pada imunisasi aktif dengan toksoid perawatan yang baik pada luka yang terkontaminasi dengan tanah. Pemakaian antitoksin. Pemberian penisilin.

Penderita yang mengalami gejala tetanus Obat Pelemas otot : - Sedativa

- Bantuan ventilasi. Antitoksin dosis tinggi (3000-10.000 satuan immunoglobulin tetanus ) secara intravena. Pemberian penisilin. Fungsi : - Menghambat pertumbuhan C.tetani - Menghentikan pembentukan toksin - Mengontrol infeksi piogenik yg menyertainya Suntikan Booster.

Pengawasan

Pada anak-anak berikan imunisasi

dasar pada tahun pertama. Suntikan booster toksin waktu masuk sekolah . Suntikan bosster jarak 7 10 tahun untuk mempertahankan kadar serum antitoksin lebih dari 0,01 satuan per ml. Pecandu narkotika mempunyai resiko tinggi.

Klostridium yang menimbulkan infeksi

invasive. 30 spesies klostridia (c perfringens 90% penyebab keracunan makanan dificile ( enterokolitis pseudomembran). Toksin alfa C. perfringens tipe A suatu lestinase dan sifat letalnya sebanding dengan laju pemecahan lesitin ( selaput sel) menjadi fosforilkholin dan digliserida. Toksin Beta C.perfringens kemolitik dan nekrolitik.

Strain C. perfringens menghasilkan enterotoksin bila lebih 108 sel vegetatif termakan dan sporulasi dalam usus 6 18 jam menyebabkan diare. C. prefringens hipersekresi yang hebat pada jejunum dan ileum dengan kehilangan cairan elektrolit pada diare. Spora dapat mencapai jaringan melalui kontaminasi daerah yang terluka (tanah, feses) atau dari saluran usus.

Peregangan jaringan dan gangguan aliran darah, toksin hialuronidase mempercepat penyebaran infeksi nekrosa meningkatkan pertumbuhan bakteri anemia hemolitik, toksemia berat kematian. C. Welchii tipe c enteritis nekrotis yang sangat mematikan pada anak-anak.

Gambaran Klinik

Infeksi menyebar 1-3 hari


Krepitasi pada jaringan subkutis dan

otot sekret berbau, nekrose progresif yang cepat menyebar. Demam, hemolisa, toksemia, syok kematian.

Test Diagnostik Laboratorium.

Bahan dari luka, nanah, jaringan. Pada lempeng agar darah yang diinkubasi secara aerob pertumbuhan dari salah satu pembenihan dipindahkan pada susu. Gumpalan yang dipisahkan oleh gas dalam 24 jam menunjukkan adanya C. perfringens.

Biakan murni yang diperoleh

diinkubasi secara anaerob reaksi biokimia ( berbagai gula pada tioglikolat, daya kerja pada susu), hemolisa dan bentuk koloni. Aktivitas lestinase diukur dengan presipitasi yang terbentuk sekitar koloni pada perbenihan kuning telur. Identifikasi pembentukan toksin dan netralisasi dengan antitoksin spesifik.

Pengobatan

Debridemen pembedahan pada daerah yang terkena. Eksisi jaringan yang rusak. Pemberian penisilin Oksigen hiperbarik kemungkinan membantu dalam perawatan jaringan.

Pencegahan .

Bersihkan luka yang terkontaminasi secepatnya. C. Difficile. Kolitis pseudomembranosa mempunyai hubungan setelah pemberian klindamisin/obat lain pada waktu yang lama melalui mulut C. Difficile berkembang biak dalam kolon toksin nekrosa kematian.

Klindamisin / Vankomisin bersifat peka terhadap bakteri ; C. difficile. C. sordellii. Klostridium Difficile dan Penyakit Diare Kolitik Pseudomembran. Deteksi toksin C. difficile dalam tinja. Observasi endoskopik pseudomembran / bakteri pada pasien yang menderita diare dan mendapat terapi antibiotik.

Plak/bakteri terlokalisasi pd satu area di usus

besar. Diare dapat cair/ berdarah nyeri abdomen, leukositosis dan demam. Antibiotik yang sering menimbulkan kolitis pseudomembran adalah penisilin dan klindamisin ganti obat dengan metronidazol dan vankomisin per Oral. Toksin A, enterotoksin poten sitotoksik. Toksin B sitotoksin poten. Kedua toksin ( A,B) terdapat pd tinja penderita. 25 % kasus diare yg berhubungan dgn antibiotik

Anda mungkin juga menyukai