Penyakit
Parasitik
Protozoa
Helmint
Taeniasis
Taeniasis : penyakit yang disebabkan oleh cacing pita dewasa dari spesies taenia
saginata (sapi), Taenia solium (babi), Taenia asiatica (Asian tapeworm.
Cysticercosis : penyakit yang disebabkan oleh larva Taenia sp.
Cysticercosis cellulosae : larva Taenia solium
T. saginata : manusia sebagai host definitif (final host)
T. solium : manusia sebagai intermediate host + definitive host)
Cysticercosis : berbentuk gelembung bulat atau lonjong dengan satu kepala
disebut scolex.
Cacing dewasa Taenia sp : memiliki scolex dengan 4 sucker berbentuk elips untuk
perlekatan pada dinding usus.
Scolex T. saginata : tidak memiliki rostellum
Scolex t. solium : 2 baris rostellum (kait)
Proglotoid : segmen segmen dibelakang scolex (kepala)
Proglotoid T. saginata : motil, T. solium : nonmotil
Strobila : untaian proglotoid . gravid proglotoid : 30.000-50.000 telur
Proglotid ini dilepaskan dari strobila dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6
proglotid bersama feses.
Siklus Hidup
Embrio (oncosphere) akan dilepaskan dari telur dalam saluran pencernaan babi, selanjutnya akan
menembus dinding usus, dan dalam 24-72 jam menyebar dari usus melalui sistem pembuluh darah menuju
berbagai jaringan dan organ yang berbeda dari tubuh. Perkembangan secara lengkap dari Cysticercus (C.
cellulosae) memakan waktu 9-10 minggu
.Bilamana manusia mengonsumsi daging babi yang tidak cukup dimasak yang mengandung cysticercus, scolex
dari larva akan menempel pada usus halus dan akan menembus dinding usus, biasanya di daerah jejunum.
Setelah 62 sampai 72 hari, larva akan berkembang menjadi taenia dewasa dan proglotid yang pertama akan
dikeluarkan bersama feses, yang selanjutnya akan membentuk siklus T. solium baru yang dapat bertahan dalam
usus halus manusia untuk waktu yang lama. Dari sisi kesehatan masyarakat, T. solium menginfeksi manusia
berasal dari telur taenia dan selanjutnya dapat berkembang menjadi cysticercus pada jaringan manusia sendiri.
Feses manusia akan mengontaminasi padang rerumputan dari sapi dan menginfeksi babi yang coprophagus.
Taenia dapat hidup dalam beberapa tahun di dalam usus halus manusia, dan sejumlah telur dalam proglotid
yang gravid akan dikeluarkan bersama feses dalam ratusan hingga jutaan dalam sehari walaupun tidak
semuanya matang.
Hospes intermediet (sapi, babi) mengembangkan cysticercus dalam jaringannya setelah memakan telur Taenia
(C. bovis) yang terus dapat hidup pada sapi yang hidup sekitar 9 bulan dan selama 2 minggu pada karkas,
sementara C. cellulosae dapat hidup beberapa tahun pada babi dan lebih dari 1 bulan pada karkas. Manusia
mendapatkan Cysticercosis terutama melalui jalur ingesti telur T. solium yang terdapat pada pangan (sayuran
dan buah) dan air yang terkontaminasi oleh feses dari Taenia hewan karier, dan akibat ingesti telur ke mulut
akibat tangan yang terkontaminasi karena kebiasaan higiene yang kurang atau akibat ingesti oncosphere yang
berasal dari saluran usus yang dipindahkan dari daerah anus ke mulut (anus-tangan-mulut). Atas dasar itu
proglotid yang gravid dari Taenia dapat dibawa ke lambung akibat dari adanya peristaltik balik dan dari lambung
kembali ke usus. Pada saat itu oncosphere akan dibebaskan sehingga akan meninggkatkan kejadian cysticercosis
Diagnosa
Menurut WHO sekitar 200 juta orang terinfeksi di seluruh dunia, meskipun
angka-angka ini perlu revisi. Schistosomiasis dengan tingkat infeksi yang lebih
tinggi terjadi pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.
Schistosomiasis di Indonesia bersifat endemik di dua daerah berawa yang
sangat terisolasi yaitu di sekitar Danau Lindu dan lembah Napu, keduanya
terletak di Provinsi Sulawesi Tengah. Penyakit ini disebabkan oleh Schistosoma
japonicum
S. mansoni di dunia meliputi daerah sub-Sahara Afrika, timur laut Brasil,
Suriname, Venezuela, Karibia, Mesir, Semenanjung Arabia. S. haematobium
banyak dijumpai di sub-Sahara Afrika, lembah Nil di Mesir dan Sudan, Maghreb,
dan Semenanjung Arabia. S japonicum terutama di sepanjang danau dan Sungai
Yangtze di Cina, Mindanao, Leyte, beberapa pulau lain di Filipina, dan sebagian
kecil wilayah di Indonesia. S.mekongi ditemukan terpusat di Mekong Basin di
wilayah Laos, dan Kamboja, serta untuk S. intercalatum hanya ditemukan di
beberapa wilayah Afrika Barat dan Tengah
Gejala Klinis
Gejala schistosomiasis perkembangannya secara umum dapat dibagi menjadi
4 fase.
Fase pertama yaitu proses penetrasi dari cercaria, yang kadang-kadang
dimanifestasikan sebagai dermatitis.
Fase kedua yaitu proses invasi dari schistosomula, pada stadium ini dapat
berjalan tanpa menunjukkan gejala-gejala klinis atau dapat ditandai dengan
terjadinya batuk dan gejala seperti asma akibat dari invasi parasit ke kapiler
paru-paru.
Fase ketiga yaitu stadium akut atau stadium toksik yang berperanan terhadap
pendewasaan dari parasit dan mengawali pengeluaran telur. Pada stadium
ini dicirikan dengan adanya demam, kelemahan, anorexia, diare, eosinophillia,
dan dapat terlihat adanya hepatosplenomegaly.
Fase keempat yaitu stadium kronis yang berperanan dalam proliferasi parasit
dan peradangan jaringan yang disebabkan oleh deposisi telur pada berbagai
organ. Telur parasit akan memacu terjadinya granuloma dan nodul yang
mengakibatkan terjadinya berbagai kelainan, tergantung pada jumlah dan
lokasi dari deposisi telur.
Diagnosa
Diagnosis spesifik didasarkan atas kehadiran telur di dalam material feses untuk S. intercalatum dan S. japonicum atau
urine dan feses untuk S. haematobium
Variasi uji imunobiologik (fiksasi komplemen, precipitasi, circumoval radial immuno precipitation, flacculation,
haemagglutination, immunofluorescence dan thin layer immunoassay) sangat bermanfaat, tetapi memiliki nilai spesifisitas
dan sensitivitas yang rendah. Uji circumoval radial immuno precipitation dengan telur segar dari S. mansoni bersifat sangat
spesifik (96%) dan sensitif (85%) bila dicoba pada individu yang didiagnosis, apabila dibandingkan dengan Ouchterlony dan
ELISA yang kurang sensitif
Tindakankontrol terutama terdiri dari pendidikan kesehatan, pencegahan adanya kontaminasi
daerah pedesaan memerlukan biaya yang cukup tinggi sehingga sangat sulit untuk
mengeringkan atau menutup genangan dengan tanah, menghilangkan vegetasi dari badan