Anda di halaman 1dari 23

Infeksi Streptokokus

DEFINISI
Infeksi Streptokokus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif Streptococcus.


PENYEBAB
Bakteri gram positif streptokokus.

Bakteri streptokokus penyebab penyakit pada manusia dikelompokkan menjadi 4 grup:
1. Streptokokus grup A : paling mematikan meskipun manusia adalah tuan rumah
alaminya. Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi tenggorokan, tonsilitis (infeksi
amandel), infeksi kulit, septikemia (infeksi dalam darah), demam Scarlet, pneumonia,
demam rematik, korea Sydenham (kelainan saraf yang ditandai oleh kekakuan otot/St.
Vitu's dance) dan peradangan ginjal (glomerulonefritis).
2. Streptokokus grup B : lebih sering menyebabkan infeksi yang berbahaya pada bayi
baru lahir (sepsis neonatorum), infeksi pada sendi (artritis septik), dan pada jantung
(endokarditis).
3. Streptokokus grup C dan G : sering terdapat pada binatang, tetapi bisa juga hidup di
dalam tubuh manusia, yaitu di tenggorokan, usus, vagina, dan kulit. Streptokokus ini
bisa menyebabkan infeksi yang berat seperti infeksi tenggorokan, pneumonia, infeksi
kulit, sepsis post-partum (setelah melahirkan) dan sepsis neonatorum, endokarditis,
dan artritis septik. Setelah terinfeksi oleh bakteri ini bisa juga terjadi peradangan
ginjal.
4. Streptokokus grup D dan enterokokus : dalam keadaan normal hidup di saluran
pencernaan bagian bawah, vagina, dan kulit. Bakteri ini juga dapat menyebabkan
infeksi pada luka dan katup jantung, kandung kemih, perut dan darah.

GEJALA
Infeksi streptokokus yang paling sering ditemukan adalah infeksi tenggorokan (Strep throat).
Gejalanya muncul secara tiba-tiba, seperti nyeri tenggorokan, merasa tidak enak badan,
demam, menggigil, nyeri kepala, mual, muntah, dan denyut jantung yang meningkat.
Tenggorokan tampak merah, amandel membengkak dan kelenjar getah bening di leher
membesar.

Anak-anak bisa mengalami kejang. Sedangkan pada anak berusia kurang dari 4 tahun,
gejalanya hanya berupa hidung meler. Batuk, laringitis (peradangan laring), dan hidung
tersumbat, tidak biasa ditemukan pada infeksi streptokokus. Gejala-gejala ini lebih mengarah
kepada sebab lain seperti pilek atau alergi.

Demam Scarlet yang disebabkan toksin/racun bisa menimbulkan ruam kemerahan yang
meluas. Ruam tampak jelas di daerah perut, dada, dan lipatan kulit. Gejala lain berupa daerah
pucat di sekitar mulut, muka kemerahan, lidah kemerahan, dan garis-garis merah gelap di
lipatan kulit. Setelah demam reda, lapisan luar dari kulit yang memerah sering mengelupas.

Streptokokus juga menyebabkan beberapa jenis infeksi kulit yang jarang menimbulkan abses.
Infeksinya cenderung menyebar ke lapisan dalam di bawah kulit, menyebabkan selulitis dan
kadang-kadang erupsi kulit kemerahan yang disebut erisipelas (St. Anthony's fire).

Streptokokus, dengan atau tanpa stafilokokus, juga bisa menyebar melalui lapisan atas kulit
menimbulkan impetigo (erupsi krusta berkeropeng). Jenis streptokokus tertentu bisa dengan
cepat menyebabkan infeksi yang luas dan bersifat destruktif pada kulit (fasitis nekrotisasi).


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan diperkuat oleh hasil biakan dari area
yang terinfeksi. Setelah 24 jam, biakan akan menunjukkan koloni bakteri yang khas. Untuk
mendiagnosa infeksi tenggorokan, biakan diambil dengan menggoreskan kain steril di bagian
belakang tenggorokan. Lalu dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan semalam.


PENGOBATAN
Penderita strep throat dan demam scarlet akan pulih tanpa pengobatan dalam waktu 2
minggu. Antibiotik dapat memperpendek lamanya gejala pada anak-anak dan mencegah
komplikasi yang serius seperti demam rematik. Antibiotik juga membantu mencegah
penyebaran infeksi ke telinga tengah, sinus dan tulang mastoid. Biasanya penisilin V per-oral
harus segera diberikan pada saat gejala-gejala penyakit ini timbul.

Infeksi streptokokus lainnya seperti selulitis, fasitis nekrotisasi dan endokarditis, sangat serius
dan memerlukan terapi penisilin intravena, kadang-kadang dikombinasi dengan antibiotik
lainnya. Streptokokus grup A biasanya bisa diatasi dengan penisilin. Beberapa Streptokokus
grup D dan terutama enterokokus, resisten terhadap penisilin dan kebanyakan antibiotik;
tidak ada pengobatan antibiotik andalan untuk enterokokus.

Gejala-gejala seperti demam, nyeri kepala, dan nyeri tenggorokan dapat diobati dengan obat
pereda nyeri (analgetik) dan penurun panas (antipiretik) seperti asetaminofen. Penderita perlu
menjalani tirah baring dan isolasi.
http://sehat-enak.blogspot.com/2010/02/infeksi-streptokokus.html








Tiap bakteri menyebabkan penyakit tertentu dan menyerang daerah tertentu pada tubuh manusia.
Bakteri, dari kata bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup.
Mereka sangat kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal). Secara mikroskopik
mereka dapat dikategorikan berdasarkan bentuk, Gram, motilitas, dan kebutuhannnya akan oksigen.
Bakteri Streptococcus sp. ( Streptokokus )
Divisio : Procaryotae
Class : Schyzomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pyogenes
Streptococcus agalactiae
Streptococcus equisimitis
Streptococcus faecalis ( S.bovis, S.equinus )
Streptococcus pneumoniae
Streptococcus viridans ( S. mitis, S. sanguis, S. milleri, S. mutans )

Streptococcus pyogenes ( beta hemolytic ) Streptococcus mitis ( alpha hemolytic )

Streptococcus faecalis ( gama non-hemolytic )


Sifat umum bakteri ini adalah
Gram positif (bisa juga gram negatif tua)
Bulat atau bulat telur dengan diameter 2 m
Pembelahan sel yaitu satu arah, sehingga ditemukan koloni berpasangan (tersusun
diplokokus) atau berderet panjang
Homofermentan (menghasilkan asam laktat

Klasifikasi klasik :
Streptococcus beta hemolytic : hemolisa darah sempurna, zona jernih
Streptococcus alpha hemolytic : hemolisa tidak sempurna, perubahan warna kehijauan
(methemoglobin)
Streptococcus gama non-hemolytic :tidak menghemolisa darah
Sifat pertumbuhan :
pH : 7,4 - 7,6
Suhu pertumbuhan : 37
o
C
Media isolasi primer adalah agar darah dengan oksigen yang rendah karena oksidasi
intraseluler dapat menghasilkan hidrogen peroksida yang bersifat toksik bagi bakteri
Penyakit klinis yang ditimbulkan :
Infeksi tenggorokan dan kulit ( S.pyogenes/grup A) bersifat paling virulen
Sepsis neonatus, infeksi purpuralis, meningitis ( S.agalactiae/grup B )
Penyakit pada hwan ( S.equisimitis )
Infeksi saluran kemih dan empedu, septikemia, endokarditis ( S.faecalis/grup D )
Pembentukan plak pada gigi ( S.mutans )
Terdapat sekitar 20 spesies dari streptococcus sp., sehingga perlu klasifikasi untuk dapat
ditentukan jenisnya. Ada 3 cara klasifikasi, yaitu berdasarkan karakteristik pertumbuhan
koloni, pola hemolisis pada media agar darah/kaldu pepton darah ( untuk mengetahui jenis
alpha, beta, dan gama ), serta dengan cara serologi yaitu mengetahui komposisi antigenik dari
substansi dinding sel.

Spesimen yang digunakan untuk pemeriksaan streptococcus dapat berupa sputum, urin, tinja,
usapan luka, usapan kulit maupun faring. Untuk penanganan spesimen, dapaat digunakan
beberapa cara, antara lain :
Jika sampel kurang dari 2 jam dilakukan pemeriksaan, maka tidak diperlukan
perlakuan khusus. Bakteri Streptococcus cukup tahan pada lingkungan kering,
spesimen berupa kapas lidi dapat dimasukkan ke dalam kantong kertas steril atau
tabung steril untuk dibawa ke labratorium.
Jika membutuhkan waktu selama 24 jam (baru dikirim esok harinya) atau jika
dicurigai terdapat bakteri patogen lainnya, misalnya pada infeksi luka, sangat
diperlukan media lain seperti media stuart atau amies ( media transport ).
Jika transpor membutuhkan waktu lebih dari 1 hari, perlu silika gel atau sistem
transpor dengan kertas filter kering. Sistem ini dapat digunakan untuk spesimen
usapan kulit atau faring.
Ada 3 jenis pemeriksaan untuk menentukan jenis Stretococcus :
1. Cara langsung, cara ini merupakan cara yang paling sederhana, cepat, dan murah.
pemeriksaan langsung bersifat pengujian pendahuluan dengan melakukan
pemeriksaan mikrosopis dengan pengecatan gram. kelemahan pemeriksaan langsung
yaitu karena hanya dapat menentukan bentuk koloni, susunan bakteri dan sifat
pengecatan. Bentuk khas dari Streptococcus gama non-hemolytic adalah berbentuk
bulat telur, tampak sebagai diplokokus, dan kadang-kadang enyerupai batang.
2. Cara isolasi dan kutur ( dengan mengamati pertumbuhan pada media/kultur )
3. Identfikasi ( dengan pengecatan, tes katalase, tes tehadap antigen pada dinding sel, dll
).
http://nadianalizt.blogspot.com/2012/05/bakteri-streptococcus-sp-streptokokus.html
















Bakteri Streptococcus termasuk ke dalam filum Firmicutes.
Pembelahan sel pada bakteri Streptococcus terjadi pada aksis tunggal, tidak seperti pada
bakteri gram positif lainnya dimana pembelahan sel berlangsung pada beberapa aksis.
Streptococcus adalah bakteri patogen yang menyebabkan penyakit seperti pneumonia,
meningitis, necrotizing fasciitis, erisipelas, endokarditis, dan lainnya.
Streptococcus pyogenes menyebabkan penyakit seperti demam rematik dan radang
tenggorokan.
Namun, terdapat bakteri streptococcus yang bersimbiosis komensalisme dengan manusia.
Bakteri-bakteri tersebut biasanya ditemukan pada kulit, mulut, saluran pernapasan bagian
atas, dan usus.
Beberapa streptococcus juga digunakan dalam produksi keju, buttermilk, dan yogurt.
Klasifikasi bakteri Streptococcus dibuat berdasarkan sifat-sifat hemolitik mereka, yakni
Streptococcus hemolitik alpha, hemolitik beta, dan hemolitik gamma.
Hemolitik alpha menyebabkan zat besi dalam hemoglobin menjadi teroksidasi.
Proses hemolitik beta bisa menyebabkan sel darah merah pecah.
Penamaan hemolitik gamma sebenarnya tidak tepat karena pada bakteri jenis ini proses
hemolitik tidak terjadi sama sekali.
http://bumbata.co/22889/mengenal-karakteristik-7-jenis-bakteri-gram-positif/











Laboratorium Mikrobiologi
Bakteri, Virus, Jamur, Parasit
Home
Bakteriologi
Virologi
Parasitologi
Mikologi
Kesehatan
Uncategorized
Streptococcus dan Identifikasinya
16.20 Bakteriologi 0 comments

microbiologyfall2010.wikispaces.com
1. Pendahuluan.
Streptococcus lebih ganas dari staphylococcus, yaitu Streptococcus
pyogenes (beta sreptococcus) dan Streptococcus viridans (alpha streptococcus).
Sebagian besar dari streptococcus hidupnya komensal. Banyak diantaranya yang
menyebabkan infeksi-infeksi sekunder, misalnya pada penyakit diphtheriae.
Pada orang sehat sering dijumpai streptococcus yang virulen, misalnya dalam
kerongkongan, sedangkan dia sendiri tidak sakit (carier). Oleh karena sesuatu
hal misalnya, streptococcus ini dapat menyebabkan penyakit : tonsillitis, scarlet
fever, dll.
Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan oleh streptococcus, antara lain :
Luka-luka infeksi dan abses lokal.
Erypsepelas (api luka, yaitu penyakit kulit yang akut, disertai demam dan
menular. Biasanya datangnya dari luka yang disebabkan oleh streptococcus
Fehleinsen).
Lymphangitis (radang pembuluh getah bening).
Lymphadenitis (radang kelenjar lympha).
Septicaema (misalnya : puerperal septicaemia sesudah masa nifas).
Pyaemia.
Infeksi-infeksi sekunder, seperti :
- tonsillitis (radang amandel).
- otitis (radang telinga).
- Broncho-pneumoniae, laryngitis, meningitis.
Endocarditis lenta (kerusakan klep jantung).
dll.

2. Sifat-sifat streptococcus.
Gram positif coccus bentuk rantai, coccusnya bulat-oval (spheric). Besar
coccus 0,7-1 mikron. Bentuk rantai ini lebih jelas dilihat dari perbenihan bouillon
darah (media) daripada dari bahan atau material.
Aerobe dan fakultatif anaerobe, temperatur optimum 37C. Tumbuh pada
media biasa, tetapi lebih baik pada media mengandung darah (agar darah,
bouillon darah) atau mengandung serum (Loffler).
Dapat meragikan beberapa jenis gula tanpa gas, seperti : glukosa,
laktosa, saccharosa, sedangkan manitol, raffinosa tidak diragikan. Demikian juga
inulin tidak dikentalkan.

1. Pembuatan toxin.
Streptococcus mengeluarkan exotoxin, yang dapat diasingkan dari
perbenihan cair. Toxin-toxin yang dikeluarkan, ialah : haemolysin, leucocidin,
erythrogenic (scarlatical toxin), fibrinolysin. Fibrinolysin ini dapat
menghancurkan fibrin manusia in vitro. Erythogenic toxin ini digunakan sebagai
diagnosticum, apakah seseorang sudah immun atau belum, terhadap penyakit
scarlatina (scarlet fever). Percobaan ini dikenal dengan DICK TEST.

2. Pembagian streptococcus.
Penggolongan streptococcus ada beberapa cara :
A. Menurut Schotmuller.
B. Menurut Dubois.
C. Menurut Lancefields.
D. Menurut Griffith.

A. Menurut Schotmuller.
Pembagian ini berdasarkan pada agar-darah, apakah dapat/tidak merusak
darah. Pada umumnya klasifikasi menurut Schotmuller ini dipergunakan,
terutama dalam memberikan diagnosa streptococcus. Atas dasar pada agar
darah, streptococcus dapat dibagi atas 3 golongan :
1) Alpha streptococcus (hemodigesti).
Adalah streptococcus yang mencernakan eritrosit menjadi met-Hb (Hb
diubah menjadi met-Hb). Sekeliling koloni terbentuk gelanggang hijau, peristiwa
ini disebut juga alpha hemolyse. Golongan ini sangat toxis, contohnya
streptococcus viridans (=hijau).
2) Beta streptococcus (hemolyse).
Adalah golongan streptococcus yang menghemolysakan darah, sehingga Hb
keluar dari eritrosit. Sekeliling koloni terdapat gelanggang jernih. Golongan beta
streptooccus inipun pathogen. Contohnya streptococcus pyogenik.
3) Gamma streptococcus (anhemolyse).
Adalah golongan streptococcus yang tidak merusak atau menghemolysakan
darah pada agar darah. Golongan ini tidak pathogen. Contohnya : Enterococcus.

B. Menurut Dubois.
Streptococcus dibagi atas 4 rombongan, yaitu :
1) Gol. Streptococcus viridans, yang menyebabkan hemodigesti pada agar darah.
2) Gol. Streptococcus hemolyse, menghemolysakan darah.
3) Gol. Streptococcus usus (enterococcus), adalah streptococcus yang terdapat
dalam usus, misalnya : Streptococcus fecalis.
4) Gol. Streptococcus susu, adalah streptococcus yang terdapat dalam susu,
menyebabkan susu menjadi asam (Streptococcus lactis).

C. Menurut Lancefields.
Pembagian menurut Lancefields berdasarkan atas presipitasi dan antisera.
Dengan mempergunakan antisera, terdapat beberapa golongan streptococcus.
Gol. A : Adalah golongan strep. yang menyebabkan beta hemolysis pada agar darah.
Type-type ini berasal atau terdapat pada manusia, yang sering menyebabkan
infeksi. Ditinjau dari sudut kedokteran golongan ini yang terpenting. Gol. A sama
dengan gol. Streptococcus pyogenes.
Gol. B : Adalaah golongan streptococcus yang beta dan gamma hemolytik. Beta
hemolytik megeluarkan S hemolysin, tetapi hemolysin yang dikeluarkannya
kurang daripada streptococcus gol. A. banyak terdapat pada susu lembu, yang
menyebabkan mastitis. Beberapa jenis terdapat pada vagina dan kerongkongan
manusia dan dapat menyebabkan infeksi puerperalis. Gol. B = Strep.agalactiae
yang menyebabkan mastitis pada lembu.
Gol. C : Golongan ini terutama terdapat pada hewan-hewan, tetapi dapat juga
menyebabkan sepsis-peuralis pada manusia. Dalam agar darah termasuk beta
hemolyse, mengeluarkan S hemolysin.
Gol. D : Terdapat pada feces dan vagina manusia dan juga pada keju. Pada agar
darah beta hemolytik dan mengeluarkan S hemolysin. Golongan ini =
gol.enterococcus pada klasifikasi Dubois.
Gol. F : Pada agar darah beta hemolytik, mengeluarkan S hemolysin. Dijumpai pada
infeksi-infeksi kerongkongan dan saluran pernapasan sebelah atas.
Gol. G : Mengeluarkan O dan S hemolysin. Sebagian besar rombongan ini hidupnya
komensal pada tubuh manusia (apathogen). Beberapa diantaranya dapat juga
menyebabkan infeksi.
Gol. E, H dan K : Pada umumnya komensal, tetapi sekali-sekali dapat menyebabkan
infeksi sekunder.

D. Menurut Griffith.
Pembagian streptococcus menurut Griffith, berdasarkan agglutinasi dan
agglutinasi-absorbsi. Griffith membagi streptococcus kira-kira 30 type.
Perbedaan ini berdasarkan adanya nucle-protein antigen pada streptococcus.
Atas dasar penetapan type streptococcus menurut Griffith ini, dapat ditentukan
sumber-sumber penyakit scarlet fever atau menyelidiki orang-orang carier
(pembawa kuman).

DICK TEST (Erythrogenic toxin test).
Test ini gunanya untuk mengetahui apakah seseorang rentan (sensitive)
terhadap scarlet fever dengan menyuntikkan biakan streptococcus intracutan.
Dasar reaksi ialah allergi, terhadap toxin erythrogenik dari streptococcus.
Scarlatina, adalah penyakit kulit yang menular, berbintik-bintik merah,
bergelembung yang isinya keruh. Bahasa Belanda disebut roodvonk, Inggris :
scarlet fever.
0,2 ml dari enceran 1: 1000 biakan streptococcus dalam bouillon
disuntikkan intracutan pada lengan atas. Sesudah 16 jam reaksinya dibaca. Jika
terbentuk warna merah sekitar suntikan toxin dan warna merah ini tetap sampai
24 jam, kemudian hilang kembali, Dick test positif. Tidak terbentuk warna
merah, Dick test negatif. Kontrol disuntik dengan biakan streptococcus enceran
yang sama, tetapi dimasak dahulu 4 jam pada temperatur 96-100C. Pada
kontrol juga terbentuk sedikit merah pada kulit, tetapi tidak disertai erythema.
Pada reaksi positif diameter erythematousa sekurang-kurangnya 1 cm,
biasanya 2-3 cm. Pseudoreaksi sering terdapat pada orang dewasa, tetap jarang
terdapat pada anak-anak.
Dick test positif, artinya sensitif terhadap erythrogenic toxin dan belum
mempunyai kekebalan (natural immunity).
Dick test negative, artinya tidak sensitive terhadap erythrogenic toxin, sudah
mempunyai kekebalan (natural immunity).

Caranya :
Dari bahan (nanah, abses) dilakukan sediaan langsung dengan Gram
dan methylenblue, kemudian ditanam secara goresan pada agar darah dan ke
dalam bouillon darah dengan ose, secara aseptis. Pada direct preparat ini bentuk
streptococcus belum seberapa jelas. Media disimpan pada suhu 37C selama 24
jam. Pada agar streptococcus kurang baik tumbuhnya, koloni-koloni kecil.
Agar darah : Streptococcus tumbuh dengan baik, bentuknya bulat, semi-
transparan dan diameter koloni kira-kira 1 mm. Perhatikan apakah ada
hemolyse atau tidak. Koloni-koloni yang tersangka, Gram. Bentuk streptococcus
lebih baik jika diGram dari bouillon darah.
Memberikan laporan diagnosa dipakai menurut klasifikasi Schotmuller,
yaitu :
1. Alpha streptococcus.
2. Beta streptococcus.
3. Gamma streptococcus.

Percobaan hemolysin test.
Kepada 0,5 ml biakan streptococcus dalam bouillon yang mengandung
serum yang umurnya 24 jam, ditambah dengan 0,5 ml suspensi eritrosit 5%
dalam air garam physiologik. Kemudian dieramkan pada lemari pengeram 37C
selama 2 jam. Bila terjadi hemolyse, hemolysin test positif. Bila tidak terjadi
hemolyse, hemolysin test negatif. Hemolysin test ini terutama untuk beta
streptococcus
http://labmikrobiologi.blogspot.com/2012/02/streptococcus-dan-identifikasinya.html













IDENTIFIKADI STEPTOCOCCUS

Bakteri ini terdapat pada sputum yaitu cairan dari alveolus, pus, sweb tenggorokan. Sweb
yang dilakukan kemudian ditanam pada BHI (Brant hehart infution) disimpan selama 12 jam
kemudian baru dibuat pengecatan.
1. Pengecatan gram :
Hasil : gram + (coccus berderet)
Morfologi : terdapat lebih dari 8 sel coccus berderet
2. Penanaman pada media padat
Digores pada media BAP (Blood Agar Plate)
Pengamatan koloni dari media BAP
Koloni seperti titik jarum dgn zona hijau disekitar koloni berarti menghemolisa eritrosit
sebagian. Tipe hemlisanya adalah , , .
3. Uji katalase
Dengan menggunakan reagen H2O2 3%
Hasil : negative

http://yusufekonug.mhs.unimus.ac.id/2012/06/27/identifikasi-streptococcus/










Identifikasi Gram Positif Cocci
Streptococcus

Pendahuluan
Anggota dari genus Streptococcus bertanggung jawab untuk penyakit serta menjadi bagian
dari flora normal manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus antara
lain: pneumonia, meningitis, radang amandel, endokarditis, luka api dan infeksi saluran
kencing infeksi saluran. nafas Streptococcus spesies juga ditemukan biasanya di mulut dan di
permukaan kulit.
Spesies Streptokokus diklasifikasikan oleh dua metode utama: aktivitas hemolitik dan
klasifikasi serologi Lancefield.

Berdasarkan klasifikasi Hemolytic Activity
Ketika tumbuh pada agar darah domba, streptokokus menampilkan salah satu dari tiga jenis
hemolisis dari sel-sel darah merah dalam agar.
Alfa hemolisis - media sel darah merah di dicerna sebagian menghasilkan warna
hijau
pada media
Beta hemolisis - sel darah merah di media benar-benar dicerna menghasilkan zone
jernih di
sekitar koloni.
. Gamma hemolisis - Tidak ada perubahan dalam agar. Sel darah merah tidak
dipengaruhi
oleh organisme.
Hemolisis yang Diharapkan
Alfa beta gamma

Streptococcus pyogenes tak pernah selalu tak pernah
Streptococcus agalactiae tak pernah biasanya kadang-
kadang
Streptococcus bovis kadang-kadang kadang-kadang biasanya
Streptococcus pneumoniae selalu tak pernah tak pernah
Enterococcus faecalis kadang-kadang kadang-kadang biasanya


Berdasarkan klasifikasi Lancefield Protein
Rebecca Lancefield, bekerja dengan berbagai spesies streptokokus, ditemukan protein yang
unik dalam dinding sel organisme tertentu. Protein ini berlabel Grup A, Grup B, Grup C,
dan seterusnya melalui Grup M. Saat ini ada tiga Grup Lancefield yang penting dalam
medis, yaitu : Grup A, Grup B, dan Grup D.

Dari organisme yang digunakan dalam laboratorium ini berlaku korelasi berikut:
Group A Strep - Streptococcus pyogenes
Group B Strep - Streptococcus agalactiae
Group D Strep - Streptococcus bovis, Enterococcus (Streptococcus) faecalis
Streptococcus pneumoniae tidak memiliki protein dan tidak diklasifikasikan dalam salah satu
kelompok Lancefield.
Streptokokus viridans adalah istilah yang digunakan untuk spesies Streptococcus alfa
hemolitik Lancefield yang kekurangan protein.

Prinsip
Semua spesies Streptococcus cocci Gram positif. Beberapa hanya akan tumbuh pada media
agar diperkaya , misalnya 5% agar darah domba.
Pada agar darah domba koloni yang biasanya abu-abu, punctiform, cembung, dan seluruh.
Menampilkan berbagai jenis alfa, beta atau gamma hemolisis.
Tes biokimia penting termasuk katalase, kerentanan bacitracin, kerentanan optochin ,
pertumbuhan dalam kaldu garam tinggi, pola hemolisis dilihat dengan uji CAMP, dan
kemampuan untuk menghidrolisis esculin.
Tes kerentanan bacitracin dan tes kerentanan optochin serupa dengan uji kerentanan
novobiocin yang digunakan untuk identifikasi spesies Staphylococcus. Kertas filter disc
diresapi dengan antibiotika yang sesuai ditempatkan pada permukaan agar. Zat tersebut
berdifusi melalui agar. Organisme yang rentan terhadap antibiotika akan tidak tumbuh pada
agar yang mengandung bahan antibiotik. Ukuran zona penghambatan pertumbuhan
organisme menentukan kerentanan terhadap bahan kimia.
Faktor CAMP diffusable adalah protein yang dihasilkan oleh spesies tertentu Streptococcus.
Faktor ini akan bereaksi dengan menghasilkan toksin beta oleh Staphylococcus aureus akan
dengan cepat melisiskan sel darah merah domba. Bila Streptococcus memproduksi CAMP
akan tumbuh dekat racun beta yang pasti diproduksi oleh strain Staphylococcus aureus dan
menghasilkan sinergi membentuk pola hemolitik khas
Beberapa organisme dapat mentoleransi konsentrasi garam NaCl 6,5%. Dan akan tumbuh
dalam kaldu garam tinggi.
Media Esculin empedu agar berisi empedu yang menghambat pertumbuhan dari banyak
organisme. Beberapa organisme dapat menghidrolisis esculin menjadi esculetin dan
dekstrosa. Esculetin akan bereaksi dengan besi sitrat di media untuk menghasilkan produk
berwatna cokelat hitam.


Prosedur
Bacitracin Kerentanan
1. Membagi plate agar darah domba menjadi empat kuadran.
2. Label sebuah kuadran dengan nama organisme yang akan diuji.
3. Menggunakan loop steril secara aseptik untuk mentransfer organisme tes ke plate dan buat
parit
antara tiap kuadran .
4. Mentransfer secara aseptik bacitracin disc (A disc) ke tengah kuadran.
gunakan penjepit steril untuk mengatur posisi disc. Tekan lembut disc ke permukaan
agar-agar
tetapi tidak membenamkan disc dalam agar.
5. Tutup plate dan masukkan dalam inkubator selama minimal 18 jam.
6. Memeriksa piring untuk zona inhibisi pertumbuhan di sekitar cakram. Bila sudah selesai,
buang
piring dalam wadah Biohazard.

Interpretasi: Setiap zona inhibisi pertumbuhan dianggap positif (+) untuk tes ini.. Tes ini
harus dilakukan hanya pada organisme yang menampilkan hemolisis beta.

Kerentanan Optochin
1. Membagi plate agar darah domba menjadi empat kuadran.
2. Label sebuah kuadran dengan nama organisme yang akan diuji.
3. Menggunakan loop steril secara aseptik untuk mentransfer organisme tes ke plate dan buat
parit di
antara kuadran. .
4. Mentransfer optochin disc (P disc) secara aseptik ke tengah kuadran.. Gunakan penjepit
steril
untuk mengatur posisi disc. Tekan lembut disc ke permukaan agar-agar tetapi tidak
membenamkan disc dalam agar.
5. Tutup plare dan masukkan ke dalam inkubator selama minimal 18 jam.
6. Memeriksa plate untuk zona inhibisi pertumbuhan di sekitar cakram. Menggunakan metrik
penggaris, mengukur diameter zona penghambatan dan mencatat pengukuran dalam
milimeter
(mm). Apabila selesai buang piring di wadah Biohazard

Interpretasi: Sebuah zona hambatan pertumbuhan 15-30 mm dianggap uji.positif (+) Zona
ukuran kurang dari 15 mm dianggap negatif (-) untuk tes ini. Pengujian ini harus dilakukan
hanya pada organisme yang menampilkan alfa hemolisis.


CAMP Test
Tes CAMP untuk identifikasi b-hemolitik Streptococcus algalactie (group B)

" fenomena litik antara Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae (kelompok
B), menjadi dasar bagi tes CAMP, Koloni Streptococcus agalactie dikelilingi oleh zona
hemolisis total ketika mereka tumbuh di dekat koloni Staphylococcus b-hemolitik. Adapun
Streptococcus pyogenes (non-group B) gagal menunjukkan peningkatan hemolisis saat
tumbuh di dekat koloni Staphylococcus b-hemolitik






CAMP test menunjukkan zone hemolisis total Hasil uji CAMP positip dari Streptococcus Hasil uji CAMP
Negatip pada
berbentuk panah (hasil positif) dari Streptococcus agalactie (group B) saat diuji terhadap pada Streptococcus pyogenes
(group A)
agalactiae(kelompok B)dan hasil negatif Streptococcus Staphylococcus aureus. Tampak zone hemolisis saat diuji terhadap Staphylococcus
pyogenes (grup A) saat diuji terhadap Staphylococcus total berbentuk panah pada media Blood Agar aureus. Tidak tampak zone
hemolisis
aureus plate (BAP). berbentuk panah

1. Media plate agar darah domba yang telah disiapkan untuk tes CAMP diinokulasi dengan
bakteri
Staphylococcus aureus membentuk sebuah garis di tengah plate.
2.Streak dengan Streptococcus yang akan diuji CAMP secara tegak lurus dengan garis streak
dari
S.aureus. Label salah satu garis pada plate CAMP dengan organisme yang akan diuji.
Caranya, Gunakan loop steril unruk mengambil organisme yang akan diuji, Buat satu garis
inokulum dan bergerak dari tepi luar plate CAMP menuju streak Staph. Jangan biarkan
organisme tes untuk secara langsung menyentuh garis . streak dari Staph. .
3. Tutup plate dan masukkan ke inkubator selama minimal 18 jam.
4.. Amati plate, lihat fenomena mata anak panah yang berbeda pola hemolisis pada area
dimana
organisme tes dan Staph. hampir bersentuhan.
5.. Membuang piring dalam wadah Biohazard.

Interpretasi: Adanya pola hemolisis seperti mata anak panah dianggap positif (+) untuk tes
ini.
Tidak ada hemolisis atau pola hemolisis tidak jelas dianggap negatif (-) untuk tes ini.
Tes ini harus dilakukan hanya pada organisme yang menampilkan beta atau gamma
hemolisis.



Bile Esculin
1. Label media esculin empedu agar miring dengan organisme yang akan diuji dan inisial
anda.
2. Menggunakan loop steril untuk mentransfer organisme yang akan diuji ke permukaan
empedu
esculin agar miring .
3. Inkubasi tabung selama minimal 18 jam.
4. Memeriksa tabung untuk mengetahui warna yang dari media.
5. Buang ke wadah biohazard bila sudah selesai

Interpretasi: Terjadi warna yang menghitam dari agar dianggap positif (+) untuk tes ini.
Tidak Ada perubahan dalam warna agar dianggap negatif (-) untuk tes ini. Tes ini harus
dilakukan terhadap semua organisme yang dicurigai streptokokus.
Aesculin Hydrolysis

Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah mikroorganisme mampu menghidrolisa aesculin
glycoside menjadi aesculin dan glucose
Aesculin bereaksi dengan ferric citrate dalam medium membentuk senyawa phenolic kompleks
yang berwarna coklat gelap



1. Uninoculated medium (steril)

2. Reaksi Positive : Enterococcus faecalis.





1





2



Garam tinggi
1. Label tabung kaldu yang mengandung garam tinggi dengan organisme yang akan diuji dan
inisial anda.
2. Menggunakan loop steril untuk mentrasfer organisme yang akan diuji ke media kaldu
garam
3. Menetaskan tabung selama minimal 18 jam.
4. Memeriksa tabung untuk membuktikan adanya pertumbuhan (kekeruhan). Bandingkan
dengan
tabung kaldu gatam yang steril (uninoculated). Jangan menggoyang tabung sebelum Anda
memeriksa mereka.
5. Bila sudah selesai, buang tabung ke wadah biohazard yang disediakan.

Interpretasi: Organisme yang dapat mentolerir lingkungan garam yang tinggi (6,5% NaCl)
akan
tumbuh dalam kaldu ini dan menyebabkan kaldu menjadi keruh . Kekeruhan dianggap positif
(+) untuk tes ini. Organisme yang tidak dapat mentoleransi lingkungan garam yang tinggi
akan tidak tumbuh dan kaldu akan tetap jernih, maka dianggap tes negatif (-) Tes ini harus
dilakukan pada semua organisme yang dicurigai streptokokus.


INSTRUKSI LABORATORIUM
Disediakan kultur : Streptococcus pyogenes
Streptococcus agalactiae
Streptococcus pneumoniae
Enterococcus (Streptococcus) faecalis
Streptococcus bovis

Siswa bekerja secara individu kecuali jika dinyatakan lain.
1. Membuat pewarnaan terhadap salah satu organisme yang disediakan
2. Melakukan uji katalase pada semua organisme dan mencatat hasil dalam Lembar
Kerja Laboratorium
3. Memeriksa semua biakan untuk hemolisis dan catat pengamatan Anda pada
Lembar Kerja Laboratorium
4. Lihat Worksheet Laboratorium Anda dan pada semua organisme beta hemolitik
dilakukan Uji
Kerentanan Bacitracin
5. Lihat Worksheet Laboratorium Anda dan pada semua organisme alfa hemolitik
dilakukan Uji
Kerentanan Optochin
6. Lihat Worksheet Laboratorium Anda dan pada semua organisme beta dan gamma
hemolitik
dilakukan Uji CAMP .
Dalam kelompok kerja laboratorium untuk mendapatkan semua yang diperlukan untuk
pengujian
organisme, pastikan setiap anggota kelompok satu set tes. Organisme dapat digunakan
lebih
dari sekali dalam grup Anda jika perlu.
7. Bekerja dalam kelompok-kelompok, melakukan uji empedu esculin agar miring pada
semua
organisme. Setiap anggota kelompok harus melakukan setidaknya satu tes.
8. Bekerja dalam kelompok, melakukan Uji kaldu garam yang tinggi pada semua
organisme.Setiap
anggota kelompok harus melakukan setidaknya satu tes.
9. Setelah inkubasi, periksa semua hasil tes dan catat di Lembar Kerja Laboratorium
10. Apabila waktu mengizinkan, lakukan pewarnaan Gram di Langkah 1

IDENTIFIKASI STREPTOCOCCUS

Test * Strep. pyogenes Strep. agalactiae Strep. pneumoniae Enterococcus faecalis Strep.
bovis

Gram Stain
Katalase
Hemolisis
Bacitracin
Optochin
CAMP Test
Empedu Esculin
Garam tinggi

* Jika tes ini tidak dilakukan pada organisme karena ini adalah tes yang tidak tepat untuk
organisme itu tandai kotak hasil dengan X. besar
Karakteristik apa yang membedakan antara Staphylococcus dan Streptococcus ?
Tes Apa yang digunakan untuk membedakan Staphylococcus dari Streptococcus?
Organisme adalah GPC, katalase negatif, dan alfa hemolitik. Buat daftar tes yang sesuai
untuk identifikasi organisme ini.
Organisme adalah GPC, katalase negatif, dan beta hemolitik. Buat daftar tes yang sesuai
untuk identifikasi organisme ini.
Organisme adalah GPC, katalase negatif, dan gamma hemolitik. Buat daftar tes yang sesuai
untuk identifikasi organisme ini.
Setelah Anda tahu suatu organisme adalah GPC, tes apa yang harus Anda lakukan
selanjutnya?


http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/08/identifikasi-gram-positif-cocci.html




















1.4. Streptococcus sp

Streptococci dapat diisolasi dari saluran pencernaan, pernafasan dan saluran genital sebagai bagian
dari bakteri komensal atau flora normal. Beberapa spesies dapat bersifat patogen, antara lain adalah
Streptococcus pyogenes (Streptococcus grup A) yang merupakan patogen utama pada manusia dan
Streptococcus agalactiae (Streptococcus grup B) dapat menyebabkan infeksi pada neonatus.

Beberapa metode identifikasi :
Pengecatan Gram
Kokus (coccus) Gram positif dengan susunan berpasangan seperti rantai (chains).

Tes katalase
negatif. Jika katalase positif, lihat pada bab Staphylococcus aureus dan Staphylococcus sp

Sifat hemolisis. Tentukan sifat hemolisis bakteri berdasarkan reaksi terhadap sel eritrosit pada
media agar darah.
- Hemolisis alfa : terbentuk zona hambatan di sekeliling koloni berwarna kehijauan sampai
kecoklatan. Diskolorisasi medium ini terjadi akibat destruksi eritrosit parsial.
- Hemolisis beta : terbentuk zona hambatan yang jelas, tidak berwarna (colourless) di sekitar koloni
akibat destruksi eritrosit secara sempurna. Beberapa strain dapat melakukan hemolisis sempurna
(maksimal) dalam keadaan anaerob, karena hemolisin yang diproduksi oleh beberapa strain tersebut
bersifat labil jika ada oksigen.
- Hemolisis gamma atau non hemolitik : tidak terjadi hemolisis eritrosit atau tidak terjadi diskolorisasi
media agar darah

http://wwwmicrobiologyonline.blogspot.com/2010/01/rangkuman-metode-identifikasi-
bakteri_14.html

Hemoliza
Nekatere bakterije producirajo ekstracelularne hemolizine, ki lizirajo ivalske eritrocite.
Kulturo nacepimo na ploo krvnega agarja (posebno trdno gojie z dodatkom konjske, goveje ali
ovje krvi). Po inkubaciji opazujemo cone lize okrog kolonij. Loimo tri tipe hemolize: alfa, beta in
gama.
Rezultat: Alfa hemolizo, nepopolno unienje eritrocitov, opazimo kot zelenkasto rjavo obmoje okrog
kolonij. Beta hemolizo, popolno lizo eritrocitov, opazimo kot obmoje zbistritve okrog kolonij. e
hemolize ni, to oznaimo kot gama "hemolizo".




od zgoraj navzdol: alfa,
beta in gama hemoliza
levo: beta, desno: alfa
hemoliza
beta hemoliza alfa hemoliza

Anda mungkin juga menyukai