Anda di halaman 1dari 26

BAB IV.

STREPTOKOKUS

Divisio         : Procaryotae
Class          : Schyzomycetes
Ordo           : Eubacteriales
Family       : Streptococcaceae
Genus         : Streptococcus
Spesies       : Streptococcus pyogenes 
Streptococcus agalactiae
Streptococcus equisimitis
 Streptococcus faecalis ( S.bovis, S.equinus )
 Streptococcus pneumoniae
 Streptococcus viridans ( S. mitis, S. sanguis, S. milleri, S.mutans

MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI


1. Ciri-ciri
Bentuk Bulat dan tersusun seperti rantai termasuk gram positif. Rantai
dapat panjang atau pendek tergantung pada lingkungan. Dinding sel

1
mengandung protein (M.R.T), karbohidrat spesifik peptidoglikan.
Mempunyai kapsul terdiri dari asam hialuronat.
2. Biakan
Membentuk koloni discoiddengan diameter 1-2 mm. Strain golongan A
menghasilkan golongan mukoid.
3. Sifat-sifat pertumbuhan
Pertumbuhan kurang subur pada media biasa namun akan subur bila
ditambah agar darah atau cairan jaringan. Streptokokus haemolitikus
pathogen tumbuh paling baik pada suhu 37 ° C, enterokokus golongan D
tumbuh dan pada NaCL 6,5% dan pada metal biru (metilen blue) 0,1% dan
dalam agar-agar empedu ada yang bersifat anaerob yaitu peptostreptokokus.
4. Variasi
Pada streptokokokus golongan A, dapat dijumpai pada koloninya yaitu
koloni pudar dan mengkilap dan ini menghasilkan protein M dan sering
tidak virulen ( menghasilkan toksin dan enzim).
5. Nonmotil dan tidak membentuk spora. Beberapa streptokokus mempunyai
kapsul, Pili seperti rambut.
6. Kultur ditemukan koloni mucoid dan glossy
7. Tes katalase negatif

Klassifikasi Streptokokkus :
I. Berdasarkan Haemolisa Darah :
a. Streptokokkus  Haemolitikus
Didaerah koloni ada daerah sempit berwarna hijau, contoh : Streptokokus
viridans dan streptokokus pneumonia.

2
b. Streptokokkus  haemolitikus
Di daerah koloni ada daerah jernihdan haemolisa komplitterlihat pada sel
muda.
Contoh : Streptokokus Pyogenes dan grup yang lain.

c. Streptokokkus  haemolitikus
Tidak ada haemolisa disekitar koloni, contoh : Streptokokus faekalis.

II. Berdasarkan kehadiran hapten spesifik karbohidrat :


Karbohidrat atau C substans dari mikroorganisme yang diekstrak dalam
bentuk larutan terdiri dari :
1. Grup A : Termasuk yang pathogen pada manusia
2. Grup B : Biasanya penyebab mastitis pada sapidan kadang-kadang
terdapat pada vagina normal. Sesekali penyebab meningitis dan infeksi
yang serius pada neonatal.
3. Grup C : Penyebab infeksi pada manusia yang puerperal sepsis dan
radang tenggorokan.
4. Grup D : Termasuk enterokokus, mis : Steroptokus faekalis.
5. Grup E : Dijumpai pada susu lembu dan tidak patogen pada pus.
6. Grup F, G, H, dan K : Sebagai komensal pada tenggorokan. Grup H dan
K kadang-kadang menyebabkan endokarditis.

3
III. Berdasarkan kebutuhan oksigen :
Yang termasuk Aerob, mis. : S. piogenes, S. faekalis, S. Pneumonia dan S.
viridians termasuk fakultatif aerob. Dan streptokus anaerob, mis. : S.
putridus.
IV. Berdasarkan test lainnya :
Berdasarkan fermentasi dan reaksi biokimia.

TOKSIN DAN ENZIM YANG DIHASILKAN


1. Streptokinase (fibrinolisin)
Dihasilkan oleh strain Streptokokus haemolitik. Zat ini mengubah
plasminogen serum manusia menjadi plasmin, suatu enzim proteolitik aktif
yang menghancurkan fibrin dan protein-protein lain sehingga darah tidak
dapat membeku.
2. Streptodornase
Adalah suatu enzim yang melakukan depolimerisasi AND.
3. Hyaluronidase
Adalah suatu enzim yang memecahkan asam hyaluronat yaitu komponen
penting bahan dasar jaringan ikat jadi hyaluronidase membantu penyebaran
jasad renik penginfeksi.
4. Toksin eritrogenik
Mudah larut dan mudah rusak oleh pendidihan selama 1 jam. Dapat
menyebabkan ruam yang terdapat pada scarlet fever
5. Haemolisin
Banyak streptokokus mampu menghaemolisin darah in vitro dalam
berbagai tingkatan.
Streotokokus golongan A mengeluarkan 2 haemolisin (sterptolisin)
- Streptolisin O adalah suatu protein, BM = 60.000 yang aktif
menghaemolisis dalam keadaan tereduksi, tetapi dengan cepat menjadi
tidak aktif bila teroksidasi.
- Streptolisin S adalah penyebab zone sekitar koloni streptokokus pada
lempeng agar darah. StreptolisinS bukan antigen.

4
Patogenitas dan gambaran klinis
Beberapa proses penyakit jelas dihubungkan dengan infeksi streptokokus.
Infeksi-infeksi dapat dibagi dalam beberapa kategori :
A. Penyakit yang diakibatkan oleh infeksi streptokokus haemolitik golongan A
(Streptokokus piogenes).
Jalan masuk menentukan gambaran klinik, pada kasus ini terdapat penyebaran
selulitis jaringan difus dan cepat meluas sepanjang pembuluh getah bening
dengan hanya supurasi lokal yang minimal. Dari saluran getah bening dapat
meluas ke darah → Bakteriamia.
1. Erisipelas
Bila tempat masuknya kulit, akan timbul erysipelas dengan udema pasif dan
pinggir yang menonjol.

2. Demam Purperalis
Bila streptokokus masuk ke uterus setelah proses melahirkan timbul demam
purperalis, adalah septicemia yang asalnya luka yang terinfeksi.
3. Sepsis
Infeksi traumatic atau luka bedah dengan streptokokus mengakibatkan……

B. Penyakit-penyakit yang diakibatkan infeksi lokal oleh streptokokus β


haemolitik golongan A:
1. Faringitis

5
Ini adalah yang sering dijumpai. Streptokokus golongan A yang virulen
melekat pada epitel faring dengan pertolongan asam lipoteikhoat yang
menutupi pili permukaan.
Pada bayi dan anak kecil penyakit ini terjadi sebagai nasofaring sub akut
dengan secret serosa sedikit dan demam ringan tetapi dengan suatu
kecenderungan meluas ke telingan tengah, mastoid dan selaput otak.
Pada remaja dan dewasa penyakit lebih akut dan ditandai dengan
nasofaringitis hebat, tonsillitis, dan lain-lain
2. Pioderma sreptokokus
Infeksi local lapisan superfisialis kulit terutama pada anak-anak disebut
impetigo.

C. Endokarditis
1. Endokarditis akut :
Selama bakteremia streptokokus β haemoitik, stafilokokus, pneumokokus
dan kuman gram negative lain menetap pada katup-katup jantung normal
atau sebelumnya telah rusak, mengakibatkan endokarditis ulseratif akut.
2. Endokarditis sub akut :
Sering mengenai katup-katup yangdiper-abnormal yang disebabkan anggota
flora normal saluran pernafasan dan pencernaan yang secara kebetulan
mengenai darah.

D. Infeksi-infeksi lain
Berbagai streptokokus khususnya enterokokus sering menyebabkan infeksi
saluran kemih. Peptostreptokokus terdapat pada saluran kemih.
Peptostreptokokus terdapat pada saluran kelamin wanita normal; mulut dan
usus dan dapat menimbulakn lesi supuratif baik sendirian atau bersama bakteri
lainnya, mis : bakteroides.

DIAGNOSA LABORATORIUM

Bahan yang diperoleh dari usapan tenggorokan, nanah dan darah diambil untuk
biakan.

6
A. Sediaan untuk diwarnai
Sediaan nanah sering kokus tunggal atau berpasangan dari pada rantai kokus
dan kadang-kadang gram negative.
Bila biakan dari tenggorokan tidak hidup maka kemungkinan karena bakteri
anaerob.
B. Biakkan
Untuk identifikasikan cepat bahan pemeriksaan dikultus pada agar darah. Bila
ada dugaan anaerobic maka harus di tanam secara anaerob.
Biakan darah akan menumbuhkan streptokokus grup A .
Bila biakan diperkirakan penderita endokarditis, biarkan ditunggu 1-2 minggu
sebelum menyatakan negative karena streptokokus haemolitik dan
enterokokus tertentu tumbuh lambat.
Pengeraman pada CO2 100% mempercepat haemolisa.
C. Test serologic
Peningkatan titer antibody terhadap banyak antigen dapat diperkirakan,
termasuk anti streptolisin O (ASO) khususnya pada penyakit pernapasan,
antistreptokinase dan lain-lain antibody terhadap beberapaantigen streptokokus
dan enzim-enzim diukur dengan test kepekaan streptozim.

KEKEBALAN
Perlawanan terhadap penyakit-penyakit streptokokus bersifat spesifik, tuan
rumah yang sembuh dari infeksi satu tipe streptokokus golongan A relative tidak
peka terhadap reinfeksi oleh tipe yang sama tetapi sangat peka terhadap infeksi
oleh tipe lainnya. Kekebalan ini dihubungkan dengan antibody tipe spesifik anti-M
protein menghalangi fagisitosa, tetapi dengan adanya antibody tipe spesifik
terhadap protein M, streptokokus terbunuh leukosit.

PENGOBATAN
Semua streptokokus hemolitik golongan A peka terhadap penisilin G dan
kebanyakan peka terhadap eritromisin, beberapa diantaranya resisten terhadap
tetrasiklin. Streptokokus hemolisa dan enterkokus, sebaliknya sangat bervariasi
kepekaannya terhadap obat anti jasad renik. Sejumlah streptokokus (streptokokkus,
viridians, enterokokus) adalah anggota flora normal tubuh manusia. Kuman-kuman

7
ini hanya mengakibatkan penyakit bila ada kuman ini pada waktu normal tidak
ada(misalnya katup-katup jantung) untuk mencegah keadaan seperti ini khususnya
pembedahan alat pernafasan, ekstraksi gigi, gastrointestinal yang mengakibatkan
bakteremia, obat jasad renik sebaiknya diberikan sebagai pencegahan.

BAB V. STAFILOKOKUS

Stafilokokus berasal dari bahasa Yunani dari kata staphyle yang berarti
kelompok buah anggur dan cocces yang berarti berry/bulat.
Kingdom : bakteri
Filum : Firmicuter
Kelas : Cocci
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus

Stafilokokus yang pertama kali diisolasi berasal dari infeksi (pus) yang
terjadi setelah pembedahan adalah menghasilkan pigmen, berwarna kuning emas
yang disebut stafilokokus aureus dan yang tidak pathogen menghasilkan pigmen
putih porselin. Perbandingan pigmen ini digunakan adalah test koagulasi.
Stafilokokus cepat menjadi resisten terhadap banyak zat anti jasad renik dan
menyebabkan masalah pengobatan yang sulit.

8
Moorfologi dan identifikasi :
1. Ciri-ciri organisme :
Sel berbentuk bola dengan diameter 1µ dan tersusun dalam kelompok tidak
teratur. Pada biakan cair bisa tunggal, berpasangan dan berantai. Stafilokokus
tidak bergerak dan tidak berbentuk spora.
Di bawah pengaruh penisilin kuman ini dilisiskan tetapi tidak terpengaruh
garam empedu atau optokis.
2. Biakan
Stafilokokus mudah tumbuh pada kebanyakan media dalam keadaan aerob dan
microaerobic. Temperatur optimum 37°C dan paling baik membentuk pigmen
pada suhu kamar (20°C).
Koloni padat, berbentuk bulat, halus, menonjol dan berkilau, membentuk
pigmen. Pigmen tidak dihasilkan pada pembiakan anaerob dan media cair.
3. Sifat-sifat Pertubuhan
Dapat meragikan banyak karbohidrat. Menghasilkan asam laktat tanpa gas,
toxin dan enzim. Stafilokokus relatif resisten terhadap pengeringan, terhadap
panas (50°C selama 30 menit) dan terhadap 9% natrium klorida, tetapi mudah
dihambat oleh zat zat kimia tertentu misalnya, heksakkloroven 3%.Stafilokokus
berbeda resisten terhadap anti jasad renik.

Struktur Antigen
Stafilokokus mengandung antigen polisakarida dan protein asam teikoat
(polimer gliserol atau ribitol fosfat) yang berkaitan dengan peptidoglikan dinding
sel dapat bersifat antigenic. Kebanyakan zat extra seluler yang dihasilkan oleh
stafilokokus juga merupakan antigen.

Klasifikasi:

A. Berdasarkan pigmen yang di hasilkan dapat di bagi menjadi 3 jenis:


1. Stafilokokus aureus: yang membuat koloni kuning emas, bersifat
pathogen
2. Stafilokokus albus: yang membuat koloni putih, tidak bersifat pathogen

9
3. Stafilokokus citreus: yang membuat koloni kuning jeruk, tidak bersifat
pathogen
B. Berdasarkan patogenitasnya:
a. Spesies yang pathogen: stafilokokus aureus
b. Spesies yang tidak pathogen: Stafilokokus epidermis.

Toksin dan Enzim

Stafilokokus dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya berbiak dan


menyebar luas dalam jaringan melalui pembentukan ekstraseluler. Toksin yang
dihasilkan diantaranya adalah :

A. Eksotoksin
Suatu campuran termolabil yang dapat di saring dan dimatikan bagi
binatang pada penyuntikan, menyebabkan nekrosis pada kulit yang
dihasilkan tanpa merusak ekstraseluler (kuman hidup) dan mengandung
beberapa hemolisin yang dapat larut dan dipisahkan dengan elektroforesa.

B. Leukosidin.
Dapat larut dan mematikan sel-sel darah putih dari berbagai spesies
binatang yang berkontak dengannya. Lekosidin yang erat hubungannya
dengan delta lisin. Bersifat antigen tetapi lebih tidak tahan panas dari pada
eksotoksin.
C. Enterotoksin
Toksin ini berperan pada terjadinya keracunan stafilokokus dengan gejala
mual, muntah dan diare dalam 6jam setelah menelan makanan yang
tercemar. Toksin ini bersifat termostabil, bersifat antigenic dan dapat
dinetralkan oleh antioksidan. Cara kerjannya tidak diketahui. Diduga
bahwa zat ini bekerja pada bagian saraf tapi yaitu pada ujung saraf peranan
otot polos usus, zat ini mempunyai efek muntah pada kucing yang mungkin
bekerja secara sentral.

10
D. Vibrinolisin
Suatu zat dapat larut yang dihasilkan oleh strain-strain tertentu
stafilokokkus, khususnya bila strain tersebut dibiakan pada CO₂ konsentrasi
tinggi (30%) pada perbenihan setengah padat. Stafilokokkus aureus
membuat stafilokinasa padatahap akhir pertumbuhannya yangmenyebabkan
lisis fibrin. Fibrinolisin ini dapat menghancurkan bekuan darah
intravaskuler yang terinfeksi dan lalu menyebabkan septicemia
stafilokokkus.

Enzim yang dihasilkan :


a. Koagulase (Koagulasa Bebas )
b. Faktor Pengumpulan (Koagulasa terikat)
c. Fosfatase
d. Hialuronidasa
e. Deoksiribonukleasa

Stafilokokkus aureus mampu menghasilkan koagulase ; suatu protein yang


menyerupai enzim dan dapat menggumpalkan asam oksalat atau citrate dengan
bantuan suatu faktor yang terdapat dalam banyak serum.

Faktor koagulase reaktifserum beraksi dengan koagulase untuk menghasilkan


esterase dan aktivitas pembekuan dengan cara yang sama seperti pengaktifan
protrombin. Koagulase dapat mengendapkan fibrin pada permukaan stafilokokus.

Patogenitas :

Stafilokokkus dapat menyebabkan keracunan pada makanan karena termakannya


enterotoksin dan dapat juga menyebabkan bakteremia dan abses-abses yang
tersebar disemua organ.

Gambaran klinik :

Gambaran infeksi local stafilokokkus adalah berupa pimple, infeksi folikel rambut
atau suatu abses yang hebat, terlokalisir dan sakit yang mengalami penanahan
sentral dan sembuh cepat bila nanah dikeluarkan (dikulit). Keracunan makanan

11
karena enterotoksin stafilokokkus, ditandai masa inkubasi yang pendek (1-8 jam),
nausea yang hebat, muntah-muntah dan diare.

Tes diagnosis laboratorium :

A. Bahan :
Pengambilan bahan tergantung pada tempat infeksi.Misalnya, nanah, darah,
cairan jaringan spinal dan lain-lain.
B. Pewarnaan :
Dibawah mikroskop terlihat bentuk kokus dan susunan buah anggur.
C. Biakan :
Dibiakan pada agar darah (blood agar) →koloni khas. Bila bahan
stafilokokkus ditanam pada media yang mengandung NaCl 7,5
stafilokokkus pathogen bila menghasilkan koagulasi, meragi manitol,
mencairkan gelatin atau menghaemolisa darah.

Tes koagulasi :

Plasma kelinci/ yang belum beri citrate di encerkan 1:5 kemudian dicampur dengan
biakan stafilokokkus dengan 1 : 1, dieramkan 37°C. Setelah 1-4 jam dilihat ada
koagulasi. Koagulasi positif dianggap pathogen pada manusia. Tapi pada infeksi
tertentu mis : endokarditis, dapat disebabkan stafilokokkus epidermis/albus.

Koagulasi Negatif :
1. Stafilokokkus epidermis / albus
Koagulasi negative. Mempunyai karakteristik dengan bentuk koloni putih pada
blood agar dan ini dapat digunakan untuk membedakannya dengan stafilokokkus
aureus. Ada 10 spesies yang dikenal menghasilkan koagulasi negative dan hanya
stafilokokkus epidermis dan s.saprophytikus yang penting pada infeksi yang
terdapat di klinik.
- Epidemiologi :
Merupakan flora normal pada kulit. Tempat yang paling banyak didiami antara
lain ketiak, kepala, lengan, betis dikenal tidak pathogen tetapi telah dijumpai
pada abses dan infeksi urinaria.
- Pengobatan :

12
Bakteri ini resisten terhadap beberapa antibiotika. Resisten terhadap beberapa
obat tidak hanya menyulitkan pengobatan, tetapi dapat menyebabkan genetic
antibiotic resisten yang dapat meningkatkan virulensi stafilokokkus aureus.
Biasanya aminoglycoside (gentamisin atau tobramisin) dengan golongan
cephalotin atau rifapim atau dengan vankomisin sendirian.

2. Stafilokokkus citreus/saprophytikus
Koagulasi negative dan dibedakan dengan s. epidermis adalah dengan resistensinya
pada novobiosin.
1. Sering membentuk laktamase. Ini dibawah pengandalian plasmid resisten
terhadap penisilin dan sefalosporin.
2. Resistensi metalisin
 Tidak tergantung pada pembentukan laktamase. Mekanismenya belum
jelas, mungkin merupakan fungsi dari dinding sel.
 Toleransi
Stafilokokkus tidak dimatikan tetapi dihambat toleransi dihubungkan
dengan ketiadaan aktivitas enzim otolitik dari dinding sel.
 Plasmid
Dapat membawa gen-gen resisten terhadap tetrasiklin, eritromisin.

Tabel . Beberapa perbedaan Eksotoksin dan Endotoksin

CIRI EKSOTOKSIN ENDOTOKSIN


SumberBakterial Terutama Dilepaskan dari dinding
diekskresikan oleh sel bakteri gram negative
bakteri gram positif yang mengalami lisis
Sifat kimiawi Protein Lipopolisakarida

Toleransi terhadap Dengan mudah Tahan diautoklaf


panas dibuat tidak aktif
pada 60-100° C
selama 30 menit
Immunologi Dapat diubah Tidak dapat membentuk
menjadi toksoid dan toksoid, netralisasi

13
dapat dengan mudah dengan antitoksin tidak
dinetralkan oleh mungkin atau kalaupun
antitoksin. mungkin sukar sekali
Efek biologis Spesifik bagi macam Berbagai efek, tetapi
tertentu fungsi sel kebanyakan berupa
gejala ranjatan racak
(“generalized shock”)
atau hypersensitivas
Dosis Letal Sangat sedikit Jauh lebih banyak
dibandingkan dengan
eksotoksin.

Beberapa Penyakit terkenal yang disebabkan oleh bakteri yang


menghasilkan Eksotoksin

PENYAKIT SPESIES BAKTERI


Botulism Klostridium Botulinum
Kolera Vibrio kolera
Difteri Korinebakterium difteri
Disentri, Basilar Shigella disentri
Kelemayuh Klostridium Perfringens
Penyakit Jengkering Streptokokus piogenes
Keracunan Makanan oleh Stafilokokus aureus
stafilokokus
Tetanus Klostridium tetani
Batuk Rejan Bordetella pertussis

14
BAB VI. LAKTOBASILLUS

Laktobasillus merupakan mikroorganisme yang terdapat dalam air ludah,


dengan jumlah rata-rata 70.000 ml → sejumlah besar asam laktat dari karbohidrat
karbohidrat sehingga ia disebut acid forming bacteria . Dapat hidup diderajat
keasaman yang tinggi, memegang peranan dalam proses kerusakan gigi.
Kingdom : Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Famili : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus

Morfologi dan Pewarnaan :


Berbentuk batang, agak ramping, tidak berkapsul, tidak berspora dan tidak
bergerak. Pada kultur tua berbentuk peomorfik (pyramid). Pada pewarnaan gram
positif bisa single, berantai atau palisade. Bersifat mikroaerofilik kadang-kadang
anaerob, tetapi sesudah ditanam berulang-ulang dapat tumbuh dalam suasana
aerob. Selain di rongga mulut ditemukan juga di saluran usus dan di dalam vagina.
Yang terdapat pada vagina wanita dewasa dinamakan doderlin bacilli. Bakteri ini
juga terdapat pada kulit.
Dalam keadaan patologis dapat menyebabkan diare. Membutuhkan asam
amino essensial sebanyak 2-10%. Sebagai nutrisi memerlukan vitamin sebagai
berikut :
- Thiamin (vit. B)

15
- Riboflavin (vit. B₂)
- Pyndoxin (vit. B₆)
- Biotin
- Folik acid
Bersifat komensal, dapat menghambat pengrusakan usus. Dari hasil peragian gula,
laktobasillus dapat dibagi dalam 2(dua) grup :
1. Homofermentatif grup :
Grup terbesar sanggup merusak gula hampir seluruhnya menjadi asam
(sebagian besar hasil akhirnya merupakan asam laktat.
Contoh : streptokokus, enterokokus, lactobasilus
2. Heterofermentatif grup :
Hasil peragiannya bermacam-macam yaitu CO₂, etanol dan asam asetat.
Contoh : Leuconostoc
Struktur Antigen :
Sebagai antigennya adalah polisakarida, metode agumenasi dapat
membedakan laktobasillus atas serulogis. Walau demikian tipe-tipe ini ternyata
labil. Perubahan dalam peragian dapat merubah antigenitasnya. Banyak strain tidak
dapat diklasifikasikan secara agumenasi saat ini disebabkan antigennya sangat
kompleks
Pembiakan:
Medium serum agar dalam suasana anaerob dan tekanan CO₂ tinggi
merupakan stimulus untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Beberapa spesies
ada yang dapat membantu pigmen berwarna orange dan merah bata. Pada kultur
tua kadang-kadang kehilangan sifat-sifat karakteristik pewarnaannya dan mudah
melepaskan zat warna yang diikatnya.

Untuk mengisolasi laktobasillus di dalam mulut, yaitu air ludah diambil dan
dari struk pada permukaan medium jus tomat agar, kemudian lempengan agar ini
dimasukkan ke dalam incubator pada suhu 37°C selama 72 jam.

Mediatomat ini disebut media tomat agar selektif. Media untuk laktobasillus count
ini kadang-kadang dipakai sebagai indeks untuk memulai aktifitas suatu karies
dentis.

16
Yang dimaksud dengan laktobasillus count adalah jumlah laktobasillus yang
terdapat pada 1 mm standart specimen air ludah.

Koloni laktobasillus dapat dikenal :

1. Koloninya seperti ujung peniti (pin point)


2. Beberapa koloni lebih dari yang lain
3. Warnanya putih, berbentuk kubah dan berkilap
4. Koloninya ada yang datar, transparan, kadang-kadang berwarna coklat.

Cara mencari laktobasillus :

Air ludah diaktifkan dengan menyuruh pasien mengunyah bon-bon karet


selama 10 menit, kemudian air ludah yang mengalir dalam bejana steril, volumenya
dicukupkan sampai 10 ml dengan menambah natrium klorida. Air ludah ini
diencerkan secara sereal dalam broth atau peptone kemudian diambil sebanyak 0,1
ml dan masing-masing tabung diinokulasikan dilempeng. Sesudah itu dieramkan
dalam incubator dalam 37°C selama 72 jam. Apabila lebih 10₅ ml artinya
menunjukkan karies aktif.

LAKTOBASILLUS ACIDOPHILUS
Bakteri ini pertama kali berhasil dibiakkan oleh Moro (1900) dari faeces
bayi (tinja). Makin tinggi konsumsi karbohidrat dalam makanan, maka makin
tinggi pula jumlah bakteri ini. Bentuk batang dengan jumlah panjang yang berbeda-
beda, susunannya bisa single atau berpasangan, dapat juga membentuk rantai
panjang dan filamentous. Pada kultur muda, bakteri ini mengikat warna. Koloninya
kecil, berbentuk macam-macam, biasanya single, koloni bundar, opaque (putih)
disamping koloni yang datar dan translucent dengan pinggiran yang tidak teratur.

Reaksi Peragian :
Bervariasi, sebagian besar menghasilkan asam tanpa gas dari glukosa, dan
juga dapat mengkoagulasi susu dalam 24 jam.

17
LAKTOBASILLUS BIFIDUS
Berhubungan erat dengan l. acidophilus, berbentuk baran, lurus dengan
ujang agak lebih pipih dan biasanya bercabang seperti garpu. Tiga basil yang
berkumpul dapat berbentuk E. Diisolasi dari faeces bayi yang mendapat ASI.
Disamping meragikan gula juga dapat meragikan inulis. Pada isolasi primer
L.bifidus adalah bakteri anaerob.

LAKTOBASILLUS BULGARICUS
Dihasilkan dari yogurt (susu yang difermentasi). Pembusukan dalam usus
dapat ditekan dengan meminum yogurt. Sukar dibiakkan. Tidak dapat tumbuh
dalam usus manusia. Sifatnya termofilik dengan susu minimum 4 - 60°C. Tidak
dapat tumbuh pada medium 2,5% NaCL dan dalam broth dengan PH 7,8.

18
BAB VII. FLORA NORMAL

Flora mikroba normal adalah sekelompok mikroorganisme yang mendiami


kulit dan selaput mukosa hewan dan manusia yang normal serta sehat atau secara
alami menghuni tubuh manusia.
Kulit dan selaput mukosa selalu mengandung berbagai mikroorganisme
yang dapat dikelompokkan dalam 2 golongan sebagai berikut :
1. Flora yang menetap yang terdiri atas mikroorganisme yang relative tetap.
2. Flora sementara yangterdiri atas mikroorganisme non pathogen atau potensial
pathogenyang mendiami kulit atau selaput mukosa untuk waktu tertentu
(beberapa jam, beberapa hari atau minggu). Mikroorganisme ini berasal dari
lingkungan sekitarnya.
Flora normal yang menetap dapat dikatakan tidak menimbulkan penyakit dan
mungkin menguntungkan bila ia berada pada lokasi yang semestinya dan bila tidak
ada kelainan-kelainan. Adanya keadaan yang abnormal, bila dalam jumlah besar
masukketempatasing dan bilakeadaan tertentu berada ditempat yang tidak
semestinya atau bila ada faktor predisposisi, bakteri ini dapat menimbulkan
penyakit.
Contoh :
Flora normal di saluran pencernaan berperan dalam membentuk vit. K dan
membantu absorbsi zat makanan. Tetapi bila berada disaluran kemih dapat
menimbulkan infeksi.
Streptokokkus viridians adalah bakteri yang sering ditemukan dalam rongga mulut
dan sluran nafas bagian atas, bila masuk kealiran darah misalnya setelah ekstraksi
gigi atautonsilektomi dapat sampai ke katup jantung yang abnormal dan
menimbulkan sub acut bacterial endokarditis.
Bakteriodes & e.coli adalah komensal pada usus yang tidak mengganggu tetapi bila
bersamaan dapat menyebabkan peritonitis jika dinding usus besar rusak secara
mekanis.
Haemofilus influenza, streptokokkus pneumoni & s. viridians hidup di saluran
pernafasan atas & tidak mengganggu, tetapi dapat menyebabkan bronvhitis,
bronkhopneumoni, sinusitis, otitis media dll.

19
Spirokheta, fusobakteria dan bakteroides melaninogenokus adalah penghuni setiap
mulut yang normal. Dengan adanya kerusakan jaringan akibat trauma, defisiensi
gizi atau inefksi, kuman ini berploriferasi dengan cepat dalam jaringan necrotic,
menimbulkan penyakit fusospirokheat.

Flora normal akan berubah menjadi pathogen apabila :

1. Pemberian antibiotic spectrum luas yang berkepanjangan, Contoh : flora


normal vagina rusak oleh antibiotic sedangkan candida albicans tumbuh
cepat.
2. Bila sejumlah bakteri masuk kedalam darah, misalnya setelah
ekstrasi/tonsilektomi bakteri dapat tinggal pada katup-katup jantung yang
abnormal menyebabkan endokarditisinfeksi subacut.
3. Bila terjadi kerusakan jaringan akibat trauma, misalnya spirochaeta,
fusobakterium dan bakteroides melaninogenikus akan berploriferasi dengan
cepat dalam jaringan necrotic, menyebabkan penyakit fusospirokheta.

Asal Mula Flora Normal Tubuh Manusia

Sebelum dilahirkan tubuh manusia tidak mempunyai flora normal. Akan


tetapi secara alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme
ketika lewat disepanjang jalan lalir. Jasad renik ini diperolehnya melalui kontak
permukaan, penelanan atau penghisapan.

Mikroorganisme yang menemukan lingkungan yang sesuai, pada permukaan


luar atau dalam tubuh dengan cepat berkembang biak dan menetap. Jadi didalam
waktu beberapa jam setelah lahir bayi memperoleh mikroba yang akan menjadi
mikrobiotanya yang asli.

Setiap bagian tubuh manusia dengan kondisi lingkungannya yang khusus,


dihuni oleh berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, dirongga
mulut berkembang mikroorganisme yang berbeda dengan di usus.

20
Flora Normal Mulut & Traktus Respiratorius

Bagian yang mengandung mikroorganisme yaitu mulut, berurut nasofaring,


Orofaring, Tonsil. Sedangkan Laring, Trakhea, Bronkus, Bronkhiolus, alveolus &
Sinus hidungbiasanya steril. Selaput lender mulut &faring steril waktu lahir tetapi
mungkin terkontaminasi waktu keluar melalui jalan lahir. Dalam 4-12 jam setelah
lahir “S. viridians” menetap sebagai anggota flora yang utama & menetap selamat
kehidupan. Jasad renik ini mungkin berasal dari saluran pernafasan ibu atau
pengasuh.

Pada permulaan kehidupan bertambah stafilokokkus, diplokokkus gram


negative (neisseria, branhamella), dipteroid & kadang-kadang laktobasillus.

Bila gigi geligi mulai tumbuh (erupsi) :

Spirokheta anaerobic, bakteroides melaninogenikus, fusobakteria & beberapa


vibrio anaerob serta laktobasillus akan menetap. Aktinomises dalam keadaan
normal terdapat dalam jaringan tonsil & gingival orang dewasa.

Organisme yang dominan di saluran nafas terutama di faring adalah


Streptokokkus non hemolitik & alfa hemolitik dan neisseria juga terdapat
stafilokokkus epidermis, difteroid, hemofilus, pneomokokkus, mikoplasma dan
bakteroides.

Pemusnahan flora normal faring sering dengan penicillin dosis tinggi dapat
menyebabkan over growth bacteria gram negatif seperti e.coli, klebdiella, proteus,
pseudomonas atau jamur.

Flora Normal Saluran Pencernaan

Waktu lahir usus adalah steril, tetapi jasad renik segera bersamaan dengan
makanan. Pada anak yang disusui ASI susu banyak mengandung streptokokkus dan
laktobasil. Pada anak yang mendapat makanan botol, terdapat lebih banyak flora
campuran dalam usus, laktobasillus kurang menyolok.

Dengan berkembangnya kebiasaan makan ke pola orang dewasa, flora usus


berubah. Pada orang dewasa normal Usofagus mengandung jasad renik yang

21
berasal dari saliva dan makanan. Pada usus halus bagian atas terutama terdapat
lakobasilus & enterokokus, tetapi pada ileum bagian bawah dan caecum, floranya
merupakan pola tinja.

Pada kolon dewasa normal, flora normal yang menetap terdiri dari : 96-99%
bakteroides fragilis (anaerob), laktobasillus anaerob, misalnya bifidobakterium,
klostridia perfringens, streptokokkus anaerob dan hanya sampai 4% (koliform fram
negative, enterokokus).

Flora Normal Vagina

Segera setelah lahir basil doderlin (laktobasilus anaerob) terdapat dalam


vagina, menetap selama pH tetap asam (beberapa minggu). Bila pH menjadi netral
(tetap demikian sampai pubertas) terdapat flora campuran kokus dan basil.

Pada waktu pubertas laktobasilus ditemukan kembali dalam jumlah besar


dan menambah mempertahankan pada asam merupakan mekanisme penting dalam
mencegah menetapnya jasad renik lainnya yang mungkin merugikan vagina.

Flora Menetap

Jasad renik yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh adalah
komensal. Jasad renik dapat tumbuh subur pada daerah tertentu karena tergantung
pada :

- Faktor-faktor fisiologik
- Suhu
- Kelembaban
- Adanya zat-zat makanan
- Dan zat-zat penghambat tertentu.

22
BAB VIII. INFEKSI

Infeksi yaitu masuk dan berkembangbiaknya suatu mikroorganisme di dalam tubuh


host.

Infeksi dapat terjadi bila invasi dan kolonisasi mikroorganisme masuk kedalam
tubuh manusia atau binatang, juga bila mikroba mampu mengatasi lapisan
pertahanan dan tinggal di dalam tuan rumah.

Sedangkan penyakit terjadi bila keadaan jaringan tuan rumah rusak atau fungsinya
diubah oleh mikroorganisme.

Klassifikasi Infeksi :

1. Infeksi Primer : Infeksi permulaan dalam tubuh host

2. Reinfeksi : Infeksi berikutnya oleh mikroorganisme yang sama


pada suatu host.

3. Infeksi Sekunder : Jika kekebalan suatu host merendah akibat terjadinya


suatu penyakit infeksi, maka dapat terjadi infeksi oleh
suatu organisme baru.

4. Infeksi Lokal : Suatu keadaan dimana akibat suatu infeksi pada tempat
tertentu, misalnya ; usus buntu atau tonsil menimbulkan
gejala umum.

5. Infeksi Silang : Jika seseorang menderita penyakit tertentu dan terjadi


infeksi baru dari host lain atau suatu sumber.

6. Infeksi Nosokomial : Infeksi silang yang terjadi di rumah sakit.

7. Infeksi Sub Klinik : Merupakan infeksi yang tidak menunjukkan gejala


klinik. Contoh: cancer, AIDS

8. Infeksi Latent : yang tiba-tiba menyerang, kuman tidak aktif dalam


waktu lama.

Sifat-sifat yang dapat mempengaruhi terjadinya infeksi ;

1. Infektisitas :
Infeksi klinis adalah bila tanda-tanda dan symptom penyakit jelas terlihat.

23
Infeksi Subklinik adalah bila tidak ada tanda-tanda atau symptom.
Infeksi dapat dicegah atau diturunkan angkanya dengan pemberian vaksin,
antibiotika dan perbaikan gizi.

2. Patogenitas :
Ditujukan pada mikroorganisme yang mampu menimbulkan penyakit. Semua
penyakit bermula dari pintu masuk kecuali infeksi tertentu yang ditularkan
melalui intra uterine (plasenta).
Tempat masuk mikroorganisme :
- Saluran pernafasan (traktus respiratorius)
- Saluran pencernaan (traktus digentifus)
- Luka-luka pada permukaan selaput lendir dan kulit.

3. Virulensi :

adalah derajat kemampuan mikroorganisme untuk menyebabkan infeksi.


Dipengaruhi oleh invasi dan toksigenisitas. Apabila suatu mikroorganisme lebih
mampu menimbulkan suatu penyakit maka mikroorganisme tersebut lebih
virulen dibanding yang lain.

Daya invasi adalah suatu kemampuan untuk memasuki jaringan tuan rumah,
berkembang biak dan menyebar.

Toksigenitas adalah kemampuaan suatu bahan kimia dari mikroorganisme untuk


menimbulkan keracunan.

INFEKSI NOSOKOMIAL

Infeksi nosokomial disebut juga infeksi rumah sakit, adalah infeksi yang terjadi di
rumah sakit oleh kuman yang berasal dari rumah sakit. Infeksi nosokomial dapat
terjadi pada penderita, tenaga kesehatan dan setiap orang yang datang ke rumah
sakit. Sumber kuman infeksi nosokomial dapat endogen atau autogen yaitu berasal
dari penderita sendiri yang dibawa dari luar rumah sakit atau didapat di rumah sakit
atau sumbernya dapat juga eksogen yaitu berasal dari luar penderita.

24
Terjadinya infeksi nosokomial adalah karena beberapa faktor :

1. Agen penyakit : kuman, virus, jamur dan parasit.


2. Reservoir/sumber : dapat manusia dan alam
3. Lingkungan : kelembaban udara suhu dan pergerakan udara atau tekanan
udara.
4. Penularan, adalah perjalanan kuman pathogen dari sumber ke hospes. Ada 4
jalan yang dapat ditempuh : kontak langsung, alat, udara dan vektor (lalat).
Dapat terjadi sendiri-sendiri atau lebih dari satu jalan.
5. Hospes ; tergantung port d’entrée (tempat masuknya kuman penyakit) :
- Melalui kulit seperti Leptospira atau Staphylokokus
- Melalui traktus digestivus seperti E. coli, Salmonella
- Melalui traktus respiratorius bagian atas
- Melalui traktus urinarius.

Pada hospes tergantung pula pada imunitasnya. Infeksi nosokomial dapat


dicegah dengan tindakan mencuci tangan dan memakai masker dalam merawat
penderita, sedangkan infeksi yang tidak dapat dicegah adalah karena faktor
hospesnya sendiri yang berubah atau menurun daya imunitasnya karena
sakitnya atau karena pengobatannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

1.Nasution Shanty Rizky.2006. Imunologi Karies Gigi. Medan: Universitas


Sumatera Utara.

2.Sloane Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Alih Bahasa. Velsman
James. Jakarta: EGC.

3. Kidd Edwina A.M, Joyston Sally.1992. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan


Pennaggulangannya. Alih Bahasa: Narlan Sumawita, Faruk Safrida. Jakarta:
EGC. \

4. Sinulingga Semiaty Sri.2002. Imunisasi Pasif dalam Upaya Pencegahan Karies


Gigi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

5. Deliyanti Wina Eka.2003. Sistem Imun Tubuh Terhadap Karies. Medan:


Universitas Sumatera Utara.

6. http://try2bcoolnsmart.wordpress.com/2009/06/09/antibodi-dan-hyper-ige-
syndrome/

7. Manson, J. D., Eley, B. M. 1993. Buku Ajar Periodonti (Outline of


Periodontics). Alih bahasa: drg. Anastasia S. Editor: drg. Susianti K. 2nd ed.
Jakarta: Hipokrates.

8. http://dentistrymolar.wordpress.com/2010/04/13/pulpa/

26

Anda mungkin juga menyukai