Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ira Sabrina Sinaga

NIM : P07525021059

Kelas : 1B

M. Kuliah : Penyakit Gigi dan Mulut

1. Pengertian, klasifikasi dan gambar karies

Pengertian Karies
Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang menyebabkan dekalsifikasi email
gigi, jika dibiarkan secara terus menerus akan mengakibatkan terjadinya kerusakan atau berlubang
pada email dan dentin serta dapat mengenai jaringan pulpa yang akan membuat gigi menjadi tidak
vital jika dibiarkan terus menerus (Dorland, 2002).
Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang dapat menyerang semua orang dan dapat
timbul pada satu atau lebih permukaan gigi. karies gigi diawali dari rusaknya permukaan gigi seperti
pit, fissures, dan daerah inter dental yang kemudian dapat meluas kebagian yang lebih dalam seperti
dentin, dan pulpa (Tarigan, 2014).

Klasifikasi Karies

Karies gigi diklasifikan menurut lokasi terjadinya dengan tingkat kedalaman karies. Klasifikasi
berdasarkan tingkat kedalamannya yaitu:

1. Karies superfisial

Karies superfisial adalah karies yang terjadi hanya mengenai permukaan email saja, belum
mengenai permukaan dentin.

2. Karies media

Karies media adalah karies yang sudah mengenai permukaan dentin tetapi tidak melebihi setengah
ketebalan dentin.

3. Karies profunda

Karies profunda adalah karies yang sudah melewati setengah dari ketebalan dentin bahkan sudah
meluas hingga ke pulpa (Tarigan, 2014).
Klasifikasi karies gigi yang masih banyak digunakan sampai saat ini menurut G.V. Black yaitu
berdasarkan lokasi terjadinya yaitu:

a) Klas I Karies yang terdapat pada permukaan pit dan fissure gigi.

b) Klas II Karies yang terdapat pada gigi posterior yang meliputi permukaan mesial, distal,
maupun oklusal.

c) Klas III Karies yang terdapat pada gigi anterior yang melibatkan sisi mesial atau distal gigi
tanpa melibatkan permukaan insisal.

d) Klas IV Karies yang terdapat pada gigi anterior yang melibatkan sisi mesial atau distal gigi
yang melibatkan permukaan insisal.

e) Klas V Karies yang terdapat pada permukaan labial, bukal, atau lingual gigi dan dapat terjadi
pada gigi anterior maupun posterior.

f) Klas VI Karies yang terdapat pada permukaan insisal gigi insisivus ataupun pada tonjol bukal
gigi posterior.

Gambar Karies
2. Pengertian, klasifikasi dan gambar periodontitis

Pengertian Periodontitis

Periodontitis merupakan penyakit periodontal berupa inflamasi kronis pada jaringan


penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri plak. Proses kerusakan jaringan periodontal pada
periodontitis diawali akumulasi plak yang mengandung bakteri dan toksin yang bersifat
patogenik. Interaksi antara bakteri plak dan produknya serta respon tubuh sel penjamu memicu
respon inflamasi yang dapat menyebabkan ulserasi pada gingiva, kerusakan jaringan ikat,
kehilangan tulang alveolar hingga kehilangan gigi (Wijaksana, 2016).

Klasifikasi Periodontitis

a. Periodontitis Kronis

Periodontitis kronis adalah jenis periodontitis yang paling umum ditemui di masyarakat.
Periodontitis kronis paling sering ditemui pada orang dewasa, tetapi juga dapat ditemui pada
anak-anak. Periodontitis kronis berhubungan dengan akumulasi plak dan kalkulus. Umumnya
penyakit ini memiliki tipe progresifitas yang lambat hingga sedang, tetapi dapat terjadi juga
kerusakan dengan periode cepat. Peningkatan progresifitas penyakit ini disebabkan oleh adanya
pengaruh faktor lokal, sistemik, dan lingkungan. Faktor lokal yang berpengaruh seperti akumulasi
plak, faktor sistemik seperti diabetes melitus dan infeksi HIV, dan faktor lingkungan seperti
kebiasaan merokok dan stress (Newman, dkk., 2012).

b. Periodontitis Agresif

Periodontitis Agresif merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang
perkembangan penyakitnya cepat, ditandai dengan hilangnya perlekatan jaringan ikat dan
kerusakan tulang alveolar secara cepat pada lebih dari satu gigi permanen (Afrina dkk., 2016).

c. Periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik

Periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik adalah suatu kondisi jika penyakit sistemik
menjadi faktor predisposisi utama dari periodontitis, tetapi faktor lokal seperti jumlah plak dan
kalkulus di dalam mulut tidak terlihat jelas, sedangkan jika kerusakan periodontal akibat dari
faktor lokal dan diperburuk dengan kondisi sistemik seperti diabetes mellitus atau infeksi HIV,
diagnosisnya menjadi periodontitis kronis dengan modifikasi kondisi sistemik (Newman,
dkk.,2012).

Gambar Periodontitis
3. Pengertian, Klasifikasi dan Gambar Gingivitis

Pengertian Gingivitis
Menurut Pratiwi dan Mumpuni (2013), gingivitis adalah peradangan pada gusi, Gingivitis sering
terjadi kapan saja setelah tumbuh gigi. Gingivitis adalah imflamasi gingiva pada kondisi gingivitis
tidak terjadi kehilangan perlekatan. Pada pemeriksaan klinis terdapat gambaran kemerahan di
margin gingiva.

Klasifikasi Gingivitis

a. Gingivitis marginalis kronis


Menurut Rosad (2008) dalam (Hirdayanti, Kuswardani dan Gustria, R. 2012) gingivitis
merupakan suatu peradangan gingiva pada daerah margin yang banyak dijumpai pada anak,
ditandai dengan perubahan warna, ukuran 8 konsistensi, dan bentuk permukaan gingiva.
Penyebab peradangan yang paling umum yaitu disebabkan oleh penimbunan bakteri plaque.
Perubahan warna dan pembengkakan gingiva merupakan gambaran klinis terjadinya gingivitis
marginalis kronis.

b. Eruption gingivitis
Merupakan peradangan yang terjadi di sekitar gigi yang sedang erupsi dan berkurang setelah gigi
tumbuh sempurna dalam rongga mulut, sering terjadi pada anak usia 6-7 tahun ketika gigi
permanen mulai erupsi. Eruption gingivitis berkaitan dengan akumulasi plaque.

b. Gingivitis Artefacta
Peradangan karena perilaku yang sengaja melakukan cedera fisik dan menyakiti diri sendiri. Salah
satu penyakit periodontal yang disebabkan oleh adanya cedera fisik pada jaringan gingiva disebut
sebagai gingivitis artefakta yang memiliki varian mayor dan minor. Gingivitis artefakta minor
merupakan bentuk yang kurang parah dan dipicu oleh iritasi karena kebiasaan menyikat gigi yang
terlalu berlebihan. Kondisi ini juga dapat terjadi akibat menusuk gingiva dengan menggunakan
jari kuku atau benda asing lainnya. Gingivitis artefakta mayor merupakan bentuk yang lebih
parah, karena melibatkan jaringan periodontal. Perilaku ini berhubungan dengan gangguan
emosional. Peradangan gingiva oleh karena perilaku mencederai diri sendiri terjadi pada anak-
anak dibandingkan pada orang dewasa dan prevalensinya lebih banyak terjadi pada perempuan.

Menurut Rosad (2008) klasifikasi gingivitis berdasarkan keparahannya dibedakan menjadi 2:


1) Gingivitis Akut
Gambaran klinis pada gingivitis akut adalah pembengkakan yang berasal dari peradangan akut
dan gingiva yang lunak. Debris yang 12 berwarna keabu-abuan dengan pembentukan membran
yang terdiri dari bakteri, leukosit polimorfonuklear dan degenarasi epitel fibrous.
2) Gingivitis Kronis
Gambaran gingivitis kronis adalah pembengkakan lunak yang dapat membentuk cekungan
sewaktu ditekan yang terlihat infiltrasi cairan dan eksudat pada peradangan. Pada saat dilakukan
probing terjadi perdarahan dan permukaan gingiva tampak kemerahan.

Gambar Gingivitis

Anda mungkin juga menyukai