BAB I
PREVENTIVE DENTISTRY
A. Pendahuluan
1. Deskripsi
Materi ini akan membahas tentang pengertian, konsep ilmu, tujuan , dasar
dan definisi dari ilmu pencegahan penyakit gigi dan mulut serta kegunaan ilmu
perlindungan khusus bagi kesehatan masyarakat.
B. MATERI:
1
MODUL [Preventive Dentistry]
1. Definisi Pencegahan
1) Pencegahan Primer
2) Pencegahan Sekunder
3) Pencegahan Tersier
Misalnya anjuran diet dapat termasuk pencegahan primer untuk mencegah karies
yang belum timbul, atau termasuk ke dalam pencegahan sekunder untuk mencegah
meluasnya atau berkembangnya karies yang sudah terjadi pada satu atau beberapa
gigi yang terkena. Upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier dapat terlihat
pada tabel 1.1.
2
MODUL [Preventive Dentistry]
3
MODUL [Preventive Dentistry]
intervensi dan prosedur bedah atau dengan pemberian bahan antimikroba, baik
secara lokal maupun sistemik, tapi sekali lagi etiologinya harus diidentifikasi.
Tabel 1.1 Pencegahan Primer, Sekunder, dan Tersier yang Diaplikasikan untuk
Intervensi Kesehatan Gigi dan Mulut maupun Kesehatan Umum
yang overhang
Profilaksis
4
MODUL [Preventive Dentistry]
a. Penjamu (host)
Merupakan seluruh faktor yang ada di dalam diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya penyakit, seperti pertahanan tubuh, umur, jenis
kelamin, ras, kebiasaan hidup, dan lain-lain.
b. Bibit Penyakit (agent)
Substansi atau elemen yang kehadirannya dapat menyebabkan timbulnya
penyakit.
c. Lingkungan (environment)
Agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan
dan perkembangan suatu organisme.
5
MODUL [Preventive Dentistry]
1) Health Promotion
Beberapa faktor pada tahap ini dapat diterapkan pada pencegahan karies
gigi, diantaranya pendidikan kesehatan tentang perawatan gigi yang baik,
pendidikan mengenai gizi, yaitu tuntunan pemberian kualitas makanan yang baik
selama pembentukan dan perkembangan gigi.
Health promotion akan memberikan hasil kesehatan gigi yang baik jika ada
penerangan mengenai informasi tentang kebersihan mulut, dan kebiasaan makan
yang ditekankan pada kehidupan sehari-hari.
2) Specific Protection
Langkah-langkah yang dapat diterapkan pada tahap dini adalah aplikasi
topical fluor di daerah yang tidak terjangkau fluoridasi air minum, fissure sealant,
serta kemungkinan dilakukannya immunisasi aktif.
4) Disability Limitation
Pada tahap ini contoh kasus yang dapat timbul misalnya kegagalan dalam
mendeteksi dini suatu penyakit atau perawatan yang tidak adekuat dapat
menyebabkan kehilangan gigi atau proses karies dalam tahap lanjut yang telah
mengenai pulpa sehingga harus dilakukan perawatan saluran akar atau
pencabutan gigi.
5) Rehabilitation
Pada tahap terakhir ini dapat dilakukan penggantian gigi serta penempatan
gigi pada posisi yang tepat,
6
MODUL [Preventive Dentistry]
Ilmu pencegahan penyakit gigi dan mulut atau Preventive Dentistry adalah
pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mencegah dan melindungi jaringan
gigi dan jaringan penyangganya.
Dengan kata lain tujuannya adalah supaya manusia tetap memiliki semua gigi –
geligi yang utuh dan sehat sampai akhir hayatnya.
Gigi merupakan salah satu organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai alat
pencernaan, pengucapan dan pembentukan wajah sebagai salah satu penunjang
kecantikan.
Manusia dapat kehilangan giginya akibat dari kerusakan dari gigi itu sendiri atau
kerusakan pada jaringan penyangganya sehingga gigi terlepas dari jaringan yang
menyangganya.Sedangkan kerusakan pada gigi dapat berupa karies atau trauma,
misalnya benturan keras, atau jatuh.
7
MODUL [Preventive Dentistry]
8
MODUL [Preventive Dentistry]
BAB II
JARINGAN GIGI
A. Pendahuluan
1. Materi ini akan membahas tentang struktur anatomi gigi yang terdiri dari email,
dentin dan pulpa serta perkembangan gigi.
9
MODUL [Preventive Dentistry]
B. MATERI
1. Awal Perkembangan Gigi
Perkembangan Band Epitel/ Putik gigi dan pembentukan email
Perkembanganputik gigi dan pembentukan email meliputi 2 proses yaitu:
a. Proses Pertumbuhan
b. Proses Pengapuran (Kalsifikasi)
10
MODUL [Preventive Dentistry]
Pada 10 tempat di lamina dentalis, pada setiap rahang terjadi 10 buah putik gigi
susu yaitu:
Kemudian lama kelamaan akan terbentuk 16 buah putik gigi tetap. Bentuk putik
gigi mula-mula berbentuk bulat, lama kelamaan berbentuk lonceng
11
MODUL [Preventive Dentistry]
12
MODUL [Preventive Dentistry]
Padaakhir tahap bell, lamina dental memisahkan diri dan siap untuk
membentuk jaringan keras gigi.Pembentukan dentin selalu mendahului
pembentukan email.
Email (Enamel)
2. Sifat-sifat Email
Bagian terluar dari gigi yang kelihatan dalam mulut
Bahan terkeras tapi getas (mudah patah)
Tidak mempunyai : sel, pembuluh darah, syaraf dan lymphe sehingga bila
patah atau sakit tidak dapat mengadakan regenerasi / tidak ada daya
reparative jadi pencegahan kerusakan email (fraktur/caries) sangat
penting
13
MODUL [Preventive Dentistry]
Email terbagi atas Surface Enamel (bagian luar) dan Sub Surface Enamel /
Body Enamel (bagian dalam)
3. Struktur Email
1. Email terdiri dari banyak enamel rod=prisma email=batang email
Enamel rod tersusun pada email dengan dasarnya btegak lurus pada DEJ
(Dentino Enamel Junction) dan puncaknya pada permukaan luar gigi.
Arah dari batang email/ prisma email terlihat sebagai garis ”Hunter
Schreger”.
Bentuk enamel rod pada potongan melintang tampak seperti lubang kunci
dengan kepala dan ekor.
14
MODUL [Preventive Dentistry]
meskipun
4. Letak kristal apatit pada bagian kepala enamel rod sejajar dengan sumbu
panjang rod. Pada bagian ekor membentuk sudut 70o dengan sumbu
panjang enamel rod.
Sel-sel yang terletak pada bagian bawah dari putik gigi yang berbentuk lonceng,
akan menjadi sel-sel ameloblast
Sel-sel ameloblast akan mempengaruhi sel-sel (jaringan ikat) di bawahnya
sehingga terbentuk sel-sel odontoblast
Jadi ;
- Sel-sel ameloblast berasal dari jaringan epitel
- Batas-batas antara sel-sel ameloblast dan sel-sel odontoblast akan menjadi DEJ
(Dentino Enamel Junction)
- Fungsi sel-sel ameloblast adalah untuk membentuk lapisan email gigi
15
MODUL [Preventive Dentistry]
16
MODUL [Preventive Dentistry]
Hypoplasia
Kelainan ini terlihat berupa kerusakan atau tidak utuhnya bentuk email,
bahkan kadang-kadang ceruk/pit dan fisura/alur email tidak terbentuk
sama sekali, sebab-sebabnya antara lain:
Odontoplas
Terjadi gangguan pada aposisi dan maturasi. Gigi tampak tidak beraturan/
irregular dan kalsifikasi jelek
Hypokalsifikasi
DENTIN :
17
MODUL [Preventive Dentistry]
Terdiri dari 65% - 75% bahan anorganik yang komponen utamanya adalah
hidroksiapatit (Ca10(PO4)6, 25 % - 35 % bahan organik yang komponen utamanya
adalah serat-serat kolagen, 10% air
Struktur Dentin
18
MODUL [Preventive Dentistry]
Dentinal tubulus berbentuk huruf “S” yang dimulai dari permukaan pulpa dan
berakhir di cementum enamel junction yang disebut tomes’s dentinal tubulus
Persarafan Dentin
Secara klinis dentin sensitif terhadap rangsang. Rangsangan diterima oleh cabagn
odontoblas (serat Tome’s) kemudian dilanjutkan ke dalam badan sel odontoblas terus
kepulpa. Pada odontoblas banyak ujung serat sraf yang berasal dari pulpa.
Pertimbangan Klinik
Penyebaran karies pada dentin berjalan cepat, karena dentin terdiri atas zat-zat
organik. Tubuh dentin merup[akn jalan masukknya bakteri ke pulpa. Kepekaan dentin
pada permukaan gigi tidak sama. Pada pertauatan dentino-email, rasa sakit terasa lebih
ngilu vdan lebih cepat tersebar. Rasa ngilu pada waktu preparasi dapat dikurangi
dengan cara: (a) mempergunakan bor berkecapatan tinggi (high speed), (b) pendinginan
dengan semprotan air ketika menggunakan bor berkecepatan tinggi, dan (c) gunakan
alat-alat yang tajam
Dentin dibentuk terus selama pulpa masih hidup. Dahulu pada kasus tertentu
harus dilakukan perawatan syaraf (endodontik) sekarang dapat dirawat secara biasa,
contohnya, pada karies profunda hanya sebagian saja jaringan karies yang diambil,
sedangkan jaringan yang terdalam ditinggalkan, kemudian diberi Ca(OH)2 atau ZnO
selama satu bulan. Dalam waktu satu bulan tersebut, diharapkan terjadi rangsangan
pada odontoblas untuk membentuk dentin reparatif.
19
MODUL [Preventive Dentistry]
Pulpa Gigi
Pulpa yaitu jaringan ikat lunak pada gigi yang terbentuk dari connective tissue dari
dental papilla.
Aliran darah dari pulpa melalui/ dari poramen apicale dan berdampingan dengan
system aliran lymph, juga berisi vena dan arteri. Vena lebih besar mempunyai dinding
yang tipis dan saluran lebih besar.
Pada gigi yang muda pulpa berisi pembuluh darah dan pada gigi orang tua beberapa
pembuluh darah diganti dengan jaringan yang lain. Pada pulpa terdapat system syaraf
(Nerve).
Fungsi pulpa :
Membentuk dentin
Menyalurkan makanan ke dentin
Menyalurkan rangsangan ke gigi
Memberi respon iritasi / inflamasi untuk pembentukan dentin sekunder
Bentuk Pulpa
Bentuk pulpa mendekati bentuk permukaan luar gigi.Pulpa dibentuk oleh kamar
pulpa dibagian mahkota gigi dan saluran akar yang memanjang sepanjang gigi.Bentuk
dan jumlah saluran akar bervariasi.Pada bagian apeks masing-masing akar terdapat
foramen apikal yang dilalui pembuluh darah, saraf dan pembuluh limf. Tonjolan pulpa
20
MODUL [Preventive Dentistry]
yang disebut tanduk pulpa atau korunaterletak di bagian bawah masing-masing tonjol
(cusp) gigi.
Struktur Seluler
Konsistensi pulpa seperti gelatin, terdiri atas komponen sel dan substansi
interseluler.
Odontoblast dapat ditemukan dibagian perifer pulpa.Pada waktu gigi erupsi, terdapat
suatu areabvebas sel yang disebut lapisan basal Weil, yang terletak dibawah lapisan
selodontoblast. Jauh di bawah are tersebut dapat ditemukan suatu area padat sel yang
mengandung pleksus kapiler dan saraf. Di dalampulpa, terdapat banyak sel fibroblast
yang berfungsi membentuk serat kolagen.Histiosit atau makrofag adalh selpertahanan
utamyang ditemukan didalam pulpa.Ketika pulpa mengalami inflamasi, selhistiosit
berubah menjadi makrofag bebas.Leokosit polimorfonuklear juga ditemukansebagai
respon terhadap inflamasi.
Substansi Interseluler
Substansi interseluler pulpa terdiri atas serat-serat dan substansi dasar yang
amorf, pembuluh darah, dan saraf.Serat-serat kolagen ditemukan berserakan di setiap
bagian pulpa dan mendukung jaringan pulpa.Substansi dasar yang amorf merupakan
substansi gelatinosa yang member bentuk pada pulpa.Pulpa disuplai oleh banyak
pembuluh darah. Arteriol masuk ke dalam pulpa melalui foramen apikalis dan berjalan
kea rah mahkota, yang kemudian bercabang-cabang dan beranastomosis (berjalinan)
dengan arteriol lainnya. Arteriol- arteriol tersebut berakhir pada suatu pleksus kapiler
yang padat dibawah odontoblast dan darah kemudian mengalir ke venula yang keluar
dari pulpa juga melalui foramen apikalis.
Saraf yang bermielin dan tidak bermielin masuk melalui foramen apikalis dan
biasanya mengikuti jalannya pembuluh darah.Ketika pembuluh darah naik dan
mengarah ke mahkota, pembuluh tersebut bercabang menuju perifer pulpa dan terbagi
diri, membentuk sutau jaringan serat-serat saraf yang disebut pleksus Raschacow
persis di bawah lapisan bebas sel Weil.Beberapa serat melintasi lapisan
weil,masukmelalui odontoblast dan lapisan predentine, dan memasuki tubulus dentin.
21
MODUL [Preventive Dentistry]
Evaluasi :
1) Ceritakan awal pembentukan epitel mulut pada minggu ke-6 dan 7 intra uterin
2) Jelaskan 3 tahap perkembangan benih gigi
3) Elemen-elemen organ email padatahap bell terdiri dari…… (4)
4) Apa perbedaan komposisi kimia dentin dan email
5) Bagaimana persarafan pada dentin
6) Ceritakan tahapan amelogenesis
7) Apa perbedaan antara sueface enamel dengan subsurface enamel
8) Bagaimana susunan Kristal apatit dalamekor dan kepala enamel rod
9) Sebutkan 3 macam rumus kimia Kristal apatit
10) Mengapa asamlebih mudah masuk melalui ekor enamel rod
11) Mengapa email paling keras dibandingkan dengan dentin , sementum dan
tulang? Tapi mengapa email memiliki daya reparative paling kecil?
12) Jelaskan 5 fungsi pulpa gigi
13) Ceritakan struktur seluler dan substansi aseluler pada pulpa
22
MODUL [Preventive Dentistry]
BAB III
JARINGAN PERIODONTAL
A. Pendahuluan
B. MATERI
1. Gingiva
2. Ligamentum periodontal (Periodontal Membran)
3. Sementum.
4. Tulang alveolar (Prosessus Alveolaris/ Supporting bone)
1. Masticatory mucosa:
a. Gingival
b. Mukosa yang meliputi palatum
2. Mukosa yang meliputi dorsum dari lidah
3. Mukosa selain yang tersebut di atas (1 dan 2)
23
MODUL [Preventive Dentistry]
1. Gingiva
Adalah bagian dari oral mukosa yang melekat pada tulang alveolar serta
menutupi dan mengelilingi leher gigi.
24
MODUL [Preventive Dentistry]
25
MODUL [Preventive Dentistry]
lengkungan dan melengkung kearah apical (scalloped). Karena marginal gingiva tidak
melekat erat ke gigi, dinding lateral dari marginal gingiva ini dapat dimasukkan sonde
atau probe dengan jalan merenggangkan gingiva secara hati-hati.
Gambar: 3.4 Gingiva dan hubungannya dengan mukosa pada pemeriksaan klinis
Sulkus gingiva
Sulkus gingiva merupakan suatu celah antara gigi dan marginal gingiva. Celah ini
kearah medial dibatasi oleh permukaan gigi dan kearah lateral dibatasi oleh epitelium
marginal gingiva sebelah dalam. Bagian dalam celah yang berbentuk V ini dan dapat
dimasuki periodontal probe.
Dalam keadaan normal kedalamannya berkisar antara 0-6 mm, dengan rata-rata 1,8 mm
(1-3 mm).
Sulkus gingiva berisi cairan yang berasal dari jaringan pengikat gingiva.Cairan ini
merembes keluar melalui epitelium sulkus.Cairan ini berfungsi sebagai pembersih
sulkus, pencipta perlekatan epitel attachment ke gigi karena cairan ini mengandung
plasma protein, antimikroorganisme, antibody untuk pertahanan gingiva dan medium
organism.
26
MODUL [Preventive Dentistry]
Pada sulkus yang normal cairan ini jumlahnya sedikit.Cairan gingiva bertambah
banyak jika terjadi peradangan pada gingiva, pada penyikatan gigi, masse gingiva, pada
waktu makan malam yang berserat.
Col merupakan lembah yang menurun dalam bagian gingiva interdental, letaknya
langsung dari arah akar ke titik kontak.Col tidak dijumpai jika tidak ada dua gigi
berdekatan atau tidak ada titik kontak (diastema) atau jika gingiva menyusut.Gingiva
interdental berfungsi mencegah terjadinya penumpukan makanan diantara dua gigi
selama pengunyahan.
27
MODUL [Preventive Dentistry]
Warna gingiva
Warna gingiva normal umumnya merah jambu (coral pink).Hal ini disebabkan
olehadanya pasokan darah, tebal dan derajat lapisan keratin epitelium serta sel-sel
pigmen.Warna ini bervariasi untuk setiap orang dan erat hubungannya dengan
pigmentasi kutaneous. Pigmentasi gingival terjadi secara diffuse pada gingiva cekat
berkisar dari coklat sampai hitam. Warna pigmentasi pada mukosa alveolar lebih merah,
karena mukosa alveolar tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis.
Besar gingiva ditentukan oleh jumlah elemen selular, interselular dan pasokan
darah/ blood supplay.Perubahan ukuran/ besar gingiva merupakan gambaran yang
paling sering dijumpai pada penyakit jaringan periodontal.
Kontur gingiva
Kontur dan besar gingiva sangat bervariasi.Keadaan ini dipengaruhi oleh bentuk
dan susunan gigi geligi pada lengkungannya, lokalisasi dan luas area kontak proksimal,
dan dimensi embrasure (interdenatl) gingiva oral maupun vestibular.Papilla interdental
menutupi bagian interdental sehingga tampak lancip.
28
MODUL [Preventive Dentistry]
Konsistensi
Tekstur
Stippling ini terjadi karenaada penonjolan berselang seling dengan lekukan yang
disebabkan karena ikatan serat kolagen yang merekat pada papilla jaringan pengikat
gingiva cekat.
Stipplingterlihat pada beberapa anak kira-kira 5 tahun, bertambah sampai usia dewasa
dan tidak bertambah sampai usia tua.
29
MODUL [Preventive Dentistry]
Jaringan pengikat gingiva merupakan jaringan pengikat padat terdiri atas serat
kolagen dan sedikit serat elastic.Serat-serat retikuler beramifikasi diantara serat kolagen
dan meneruskan diri dengan retikuler pada dinding pembuluh darah. Lapisan lamina
propianya akan langsung melekat pada periosteum tulang alveolar.
Seperti halnya gingiva, bagian luar marginal gingiva terdiri atas stratified
epitelium yang mengandung keratin, prakeratin serta dijumpai adanya rete peg.
Permukaan luar epitelium ini akan melanjutkan diri dengan epitelium gingiva cekat,
sedangkan bagian dalamnya tidak mengandung keratin.
30
MODUL [Preventive Dentistry]
1. Berwarna merah jambu= merah muda = light pink (Tergantung warna kulit)
Harus diingat bahwa tidak selalu gingival yang sehat berwarna muda, adakalanya
merah kecoklat-coklatan dan lain-lain
2. Ruang interproximal terisi interdental papil sampai titik kontak gigi dansudutnya
runcing
3. Bagian margin (Tepi gingival) tipis dan tidak bengkak
4. Permukaan gingivatidak rata tetapi Ada stippled (sepertikulit jeruk)
5. Gingiva melekat pada gigi dan tulang alveolaris
6. Dalamnya sulkus gingiva lebih krg 2mm
7. Tidak ada exudates (cairan) dan tidak mudah berdarah
2.PERIODONTAL MEMBRAN
31
MODUL [Preventive Dentistry]
8. Sebagai fungsi sensoris yaitu meneruskan rangsangan dari syaraf . missal : dari
apex gigi ke otak
9. Memberi makanan pada jaringan penyangga gigi lain melalui pembuluh darah an
pembuluh lymphe
Ligamen Periodontal
Pengertian
Banyak sekali istilah yang diberikan pada jaringan ini, seperti membrane
periodontal, perisementum, dental periosteum dan alveoli dental membrane.Istilah
periodontal berasal dari kata Yunani; peri artinya sekeliling dan oudus yang berarti gigi.
Jaringan ini disebut membrane walaupun sebenarnya jaringan ini tidak sama
dengan membrane fibrous, seperti fascia, kapsul organ periosteum. Struktur dan
fungsinya memang mirip dengan jaringan tersebut akan tetapi sebenarnya berbeda
karena jaringan ini selain berperan sebagai perisementum gigi atau periosteum tulang
alveolar juga berfungsi sebagai pendukung gigi.
Susunan dan fungsi ligamentum periodontal dapat dimengerti lebih baik jika
diamati sejak perkembangannya secara histology.Ligamentum periodontal berasal dari
dental sac, suatu lapisan sirkuler jaringan pengikat fibrous di sekeliling benih gigi. Ketika
gigi sedang berkembang erupsi, jaringan pengikat longgar dental sac akan
berdeferensiasi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan luar yang dekat ke tulang, lapisan
32
MODUL [Preventive Dentistry]
dalam sepanjang sementum, dan lapisan interdental yang terdiri dari serat-serat yang
tidak teratur. Serat-serat utama ligamentum periodontal beasal dari lapisan intermediat.
Serat-serat intermediat ini akan menebal dan tersusun sesuai dengan kebutuhan fungsi
ketika gigi mencapai kontak oklusalnya.
Sebelum gigi susu dan gigi molar tetap erupsi, liga mentum periodontal telah
terbentuk. Jika gigi tetap yang mengganti
kan gigi susu, perkembangan ligamentum terjadi setelah gigi erupsi di dalam rongga
mulut.
Serat-serat utama ini tersusun menjadi beberapa grup, yaitu grup transeptal, grup
puncak alveolar, grup horizontal, grup obliq, grup interradikuler dan grup apikal.
1. Grup transeptal
Serat utama ini merupakan serat transisi antara serat gingiva dan serat utama
ligamentum periodontal. Serat-serat ini meluas pada permukaan interproksimal,
diatas puncak septum interdental dan tertanam pada sementum gigi-geligi yang
bertetangga. Serat-serat ini tetap ada walaupun terjadi penyakit dan kerusakan
tulang alveolar, dimana serat ini nantinya akan mengalami perbaikan kembali.
2. Grup puncak alveolar
33
MODUL [Preventive Dentistry]
Serat-serat ini meluas dan berjalan miring dari sementum tepat dibawah epithelial
attachment, menujupuncak tulang alveolar. Fungsi grup ini menolong menahan
gigi di dalam soketnya jika ada tekanan ke arah apikal dan menahan gigi jika
tekanan lateral.
3. Grup horizontal
Serat-serat grup ini meluas agak tegak lurus kesumbu panjang gigi dari
sementum ke tulang alveolar. Fungsinya sama dengan fungsi serat grup puncak
alveolar.
4. Grup oliq (serat miring)
Serat –serat ini merupakan grup yang paling besar diantara grup serat utama
ligamentum periodontal. Grup ini meluas dari sementum ke arah kolonal secara
oblique dan melekat ke tulang alveolar. Grup ini menerima tekanan yang paling
besar selama tekanan vertical dan menyampaikannya berupa tarikan ke tulang
alveolar.
5. Grup interradikular
Grup ini meluas dari sementum percabangan akar gigi ke puncak septum
interradikular.
6. Grup apikal
Grup ini meluas dari regio apikal gigi ke tulang pada fundus soket gigi.
Susunannya tidak teratur dan tidak akan dijumpai sebelum pembentukan akar
gigi sempurna. Selain serat utama terdapat pula serat elasitk dan serat oksitalan.
Serat –serat ini letaknya tegak lurus terhadap bundel serat utama, tertanam
dalam sementum dan tulang alveolar pada daerah sepertiga akar servikal, dan
terlihat di sekeliling pembuluh darah. Fungsi serat oksitalan ini sampai sekarang
belum diketahui.
34
MODUL [Preventive Dentistry]
Suplai Darah
Suplai darah ligamentum periodontal berasal dari arteri infra- dan supra-
alveolar.Arteri ini mencapai ligamentum pariodonta melalui arteri dentalis, arteri
interdental-interradikular, dan anastomosis pembuluh darah gingiva. Sebelum masuk ke
foramen apikal dentis, pembuluh darah yang akan memasok pula gigi, bercabang ke
ligamentum periodontal.
Persarafan
35
MODUL [Preventive Dentistry]
Fungsi ligamentum
Fungsi Fisik
Jika suatu tekanan atau tiping dikenakan pada gigi, ada dua fase yang karakteristik
terjadi, yaitu ;
36
MODUL [Preventive Dentistry]
Gigi dapat berotasi pada aksinya dan dapat berubah jika tekanan yang
diterimanya bertambah. Daerah apikal akar akan bergerak dengan arah yang
berlawanan dengan daerah koronal gigi. Pada daerah yang tenggang, serat-serat utama
akan merenggang. Sebaliknya daerah yang mengalami tekanan, serat-seratnya akan
mengerut.
Pada gigi yang berakar satu, aksis rotasi tersebut terletak antara sepertiga apikal
dan sepertiga tengah akar.Apeks akar dan setengah bagian koronal akar gigi klinis
diduga merupakan tempat aksis rotasi lainnya.Ligamentum periodontal, lebarnya paling
sempit pada daerah aksis rotasi. Pada gigi yang berakar lebih dari satu, rotasi akan
terletak pada tulang diantara akar-akarnya.
Fungsi Formatif
Sel-sel pada ligamentum periodontal dan puncak tulang alveolar terkena oleh
tekanan fisik pada proses pengunyahan, parafungsi, bicara dan tekanan ortodonti.
Elemen seluler pada ligamentum periodontal berparisipasi pada pembentukan maupun
resorpsi sementum dan tulang ; yang hasilnya adalah pergeseran gigi secara fisiologis,
penyesuaian lebar periodontal terhadap tekanan oklusal dan proses perbaikan
kerusakan. Seperti bagian jaringan periodontal lainnya, ligamentum periodontal secara
terus menerus mengalami proses pembentukan kembali. Sel-sel dan serat-serat yang
37
MODUL [Preventive Dentistry]
telah dihancurkan dan diganti dengan yang baru.Sel-sel fibroblast membentuk serat
kolagen, dan sisa-sisa sel mesenkim berkembang menjadi osteoblas dan sementoblas.
Pembentukan dan dideferensiasi atau pematangan osteoblas, sementoblas, dan
fibroblas akan mempengaruhi laju pembentukan kolagen, sementum, dan tulang.
3.Sementum
Adalah jaringan ikat yang mengalami pengapuran (kalsifikasi) yang yang tipis
menutupi permukaan akar gigi.
38
MODUL [Preventive Dentistry]
berkisar antara 30-230 µm. Di sini serat sharpey merupakan struktur utama, yang
peran utamanya mendukung gigi.
2) Sementum seluler (sementum sekunder).
39
MODUL [Preventive Dentistry]
Fungsi : menjadi penghubung antara gigi dengan periodontal membrane, disebut juga
sebagai pegangan gigi.Mendukung gigi di dalam soketnya, mengimbangi kehilangan
substansi gigi oleh karena pemakaian.
Sementogenesis
Selama penbentukan email, korona gigi ditutup oleh epitelium dental, bagian
basal epitelium ini merupakan kantong epitelial Hertwig. Kantong ini pada awalnya
merupakan kerangka kemana dentin akan didepositkan, dengan demikian dentin yang
mula-mula sekali dibentuk akan ditutupi oleh epitelium yang memisahkan dentin dari
jaringan pengikat yang ada di sekitarnya. Mula-mula sekali sementum dibentuk oleh sel-
sel jaringan pengikat, hal ini tidak dapat terjadi jika dentin masih ditutupi oleh kantong
tadi. Dengan adanya proses degenerasi dan proliferasi jaringan ikat, kantong ini akan
dirusak sehingga akan terjadi kontak antara dentin dengan jaringan pengikat, ( sisa-sisa
40
MODUL [Preventive Dentistry]
epitel Hertwig kita kenal dengan sebutan sisa epitel Malassez), kemudian sementum
akan didepositkan ke permukaan dentin.
Sebelum sementoblas terbentuk, sel-sel jaringan pengikat yang berkontak
dengan permukaan gigi berdeferensiasi menjadi sementoblas. Sel-sel ini akan
membentuk sementum secara bertahap, tahap pertama akan dihasilkan semetoid yang
kemudian akan mengalami klasifikasi menjadi sementum.
Pertautan sementoemail
1) Ankylosis
41
MODUL [Preventive Dentistry]
Adalah penebalan cemantum pada akar. Hal ini adapt terjadi pada satu atau
seluruh permukaan gigi. Hipersementosis ini terlokalisasi pada satu gigi atau pada
seluruh gigi-geligi. Etiologinya tidak begitu jelas, akan tetapi hipersementosis tipe spike
like biasanya oleh pemakaian pesawat ortodonti yang berlebihan atau tekanan oklusal.
Pada gigi yang kehilangan antagonis, hipersementosis diduga sebagai usaha untuk
menahan kecepatan erupsi gigi yang berlebihan. Pada gigi yang kehilangan antagonis,
hypersementosis diduga sebagai usaha untuk menahan kecepatan erupsi gigi yang
berlebihan. Pada gigi yang sedikit mengalami iritasi periapikal karena penyakit pulpa,
hipersementosis diduga sebagai kompernsasu terhadap kerusakan perlekatan fibrosa
tehadap gigi. Di sini sementum didepositkan dekat jaringan periapeks yang mengalami
inflamasi.
Sebab-sebab Hypercementosis :
3). Sementoma
Adalah bagian dari maxilla dan mandibula yang membentuk dan menyangga
socket gigi (kantong gigi) yaitu soket gigi terdiri dari prosessus
Keberadaan tulang alveolar bergantung dari adanya gigi, jika gigi dicabut tulang alveolar
akan mengalami resorpsi. Jika gigi tidak erupsi, tulang alveolar tidak berkembang.
42
MODUL [Preventive Dentistry]
Fungsi tulang alveolar untuk memegang gigi pada tempatnya dengan perantaraan
periodontal membran.
Septum interdental merupakan bagian tulang alveolar yang berada diantara dua
gigi yang bertetangga. Septum interdental ini dipakai sebagai dasar untuk menilai
keadaan tulang alveolar secara radiografi,
Bentuk puncak septum interdental ini dipengaruhi oleh kontur email gigi yang
bertetangga, posisi pertautan sementoemail gigi yang bertetangga, derajat erupsi gigi,
posisi gigi dan lebar orovestibular.
43
MODUL [Preventive Dentistry]
BAB IV
LAPISAN-LAPISAN YANG MELEKAT PADA PERMUKAAN GIGI
Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat memahami lapisan-lapisan/deposit yang melekat pada gigi
yang dapat menimbulkan terjadinya kelainan pada jaringan keras dan jaringan
penyangga gigi
44
MODUL [Preventive Dentistry]
MATERI
Tahun 1961 para ahlimenyebutkan lapisan di atas permukan gigi terdiri dari :
Lapisan yang mempunyai asal secara embriologis. Lapisan ini adalah yang
terletak di atas permukaan gigi sebelum gigi erupsi ke dalam rongga mulut, yang
mempunyai asal secara embriologis, lapisan ini disebut membran nasmyth.
Lapisan yang terbentuk setelah gigi erupsi. Lapisan ini adalah lapisan yang
terletak di atas permukaan gigi yang terbentuk setelah gigi erupsi.
Lapisan ini terdiri dari :
a. Acquired Pellicle
b. Materia Alba
c. Food Debris
d. Plak
e. Dental Stain :
Brown Stain; Tobacco Stain; Black Stain; Green Stain; Orange Stain; Metallic
Stain
f. Calculus
a. Acquired Pellicle
Yaitu lapisan tipis, licin, tidak berwarna dan translucent, tembus cahaya,
acelluleryang terdiri dari mucin yang berasal dari saliva, tidak mengandung
bakteri dan tidak mempunyai struktur tertentu serta mempunyai ketebalan kira-
kira 1-10 mikro.
Lokasi :
- Tersebar secara merata pada permukaan gigi
- Lebih banyak pada daerah yang berdekatan dengan saliva
Bila diwarnai dengan disclosing akan terlihat sebagai suatu permukaan
yang tipis dan pucat dibandingkan dengan plaque yang lebih kontras
warnanya.Lapisan Acquired pellicle dapat dihilangkan dengan cara menggosok
gigi tetapi bersifat sementara saja. Jadi sebenarnya lapisan ini selalu ada pada
permukaan enamel gigi, karena akan terbentuk lagi apabila gigi mengadakan
kontak dengan saliva.
45
MODUL [Preventive Dentistry]
Peranan dari acquired pellicle ini belum diketahui dengan pasti, tetapi telah
disetujui bahwa lapisan ini merupakan tahap permulaan dari pembentukan plak.
Aquired pellicle ini dapat terbentuk setelah gigi erupsi dan setelah cuticula email
primer dan reduced email epitelium ( membrana nasmyth) telah hilang karena
abrasi atau pada permukaan gigi yang baru saja selesai disikat /dibersihkan,
sehingga gigi langsung berkontak dengan saliva dan flora mikroorganisma.
b. Materia Alba
46
MODUL [Preventive Dentistry]
Kecepatan pembersihan food debris dari rongga mulut bervariasi menurut jenis
makan dan individunya.
Plak (Dental Plak) adalah suatu endapan lunak yang terdiri atas kumpulan
bakteri yang berkembangbiak di atas suatu matriks, yang terbentuk dan melekat
erat pada permukan gigi, apabila seseorang mengabaikan kebersihan mulut dan
giginya.
Dental plak tidak dapat dibersihkan hanya dengan cara berkumur-kumur
ataupun semprotan air dan hanya dapat dibersihkan secara sempurna dengan
cara mekanis.
Dalam jumlah sedikit plak tidak dapat terlihat, kecuali apabila diwarnai
dengan pewarnaan disclosing solutionatau telah mengalami discolorasi oleh
pigmen-pigmen yang berada di dalam rongga mulut.Apabila plak telah
menumpuk, plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan dan
kuning.
Plak biasanya mulai terbentuk pada sepertiga permukaan gingival, dan
pada permukaan gigi yang cacat dan kasar.
Ad.1 Pada tahap pertama, setelah acquired pellicle tebentuk, bakteri mulai
berpoliferasi disertai dengan pembentukan matriks interbakterial yang terdiri atas
polisakarida ektraseluler, yaitu levan dan dextran dan juga mengandung protein
saliva. Hanya bakteri yang dapat membentuk polisakarida ekstraseluler yang dapat
tumbuh ditahap pertama, yaitu streptococcus mutans, streptococcus bovis,
streptococcus sangiu, streptococcus salvarius sehingga pada 24 jam pertama
terbentuklah lapisan tipis yang terdiri atas jenis kokus pada tahap awal poliferasi
bakteri. Bakteri tidak membentuk lapisan kontinu pada atas permukaan acquired
pellicle melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok kecil yang terpisah. Suasana
47
MODUL [Preventive Dentistry]
lingkungan pada lapisan plak masih bersifat aerob sehingga hanya mikroorganisme
aerob dan fakultatif (Neisseria, Nocarida dan Streptococcus).Streptococcus meliputi
50% dari seluruh populasi dan yang terbanyak adalah jenis streptococcus
sangius.Perkembangbiakan bakteri membuat lapisan plak menjadi tebal dank arena
adanya hasil metabolism dan adhesi dari bakteri-bakteri pada permukaan luar plak,
lingkungan dibagian dalam plak berubah menjadi anaeorob.
Ad. 2 Pada tahap kedua, jika kebersihan mulut diabaikan, dua sampai empat
hari, kokus gram negatif dan basilus akan bertambah jumlahnya (dari 7% manjadi
30%), dengan 15% diantaranya terdiri atas bacillus yang bersifat anaerob. Pada hari
kelima Fusobacterium, Aactinomyces, dan Veillonella yang aerob akan bertambah
jumlahnya.
48
MODUL [Preventive Dentistry]
Gambar:4.1 Susunan bakteri di dalam plak dan perlekatanannya terhadap acquired pellicle
Ad. 3 Pada tahap ketiga, pematangan plak pada hari ketujuh ditandai dengan
munculnya bakteri jenis Spirochaeta dan Vibrio sementara jenis filament terus
bertambah, dengan peningkatan paling menonjol pada Actiomyces naeslundi.
Pada hari kedua puluh delapan dan kedua puluh Sembilan,m streprokokus akan
terus berkurang jumlahnya. Phenomena of succession dapat dilihat dalam gambar
dibawah ini
49
MODUL [Preventive Dentistry]
50
MODUL [Preventive Dentistry]
Komposisi :
Komposisi Utama ;
Bakteri (250 juta per mg plak basah)
Air
Komposisi Tambahan;
Polisacharida extracelular
Sel-sel epitel yang lepas
Sel-sel darah putih
Partikel-partikel sisa makanan
Garam-garam an organic (Ca,P)
51
MODUL [Preventive Dentistry]
Plak gigi sebagian besar terdiri atas air dan berbagai macam mikroorganisme
yang berkembang biak dalam suatu matriks interseluler yang terdiri atas polisakharida
ekstraseluler dan protein saliva. Sekitar 80% dari berat plak adalah air, sementara
jumlah mikroorganisme kurang lebih 250 juta per mg berat basah.Selain terdiri dari
mikroorganisme, juga terdapat sel-sel epitel lepas, leukosit, partikel-partikel sisa
makanan, garam anorganik yang terutama terdiri atas kalsium, fosfat, dan fluor.
Komposisi bakteri
Bakteri yang terdapat pada permukaan luar, terdiri atas bakteri aerob, sedang
bakteri yang terdapat pada permukaan dalam terdiri atas bakteri aerob.Bakteri anaerob
cenderung lebih banyak karena oksigen yang masuk kebagian dalam haya sedikit
sehingga memungkinkan bakteri anaerob tumbuh dengan subur.
Bakteri di dalam plak tidak sama dengan yang terdapat dalam rongga mulut,
laktobasilus yang dulu dikira merupakan penyebab utama dari karies ternyata hanya
hadir dalam jumlah kecil didalam plak, sedangkan dalam saliva jumlah laktobasilus
sangat besar, sementara streptokokus yang banyak dalam plak hanya terdapat sedikit
terdapat dalam saliva. Bakteri-bakteri yang berada dalam plak selain dapat
menghasilkan asam (asidogenik) dari makanan yang mengandung karbohidrat juga
dapat bertahan berkembang biak dalam suasana asam (aciduric).
Distribusi bakteri dalam plak sangat variabel, namun pada umumnya bakteri
dilapisan bagian dalam berkumpul membentuk koloni yang lebih padat serta mempunyai
dinding yang lebih tebal dan terutama terdiri atas jenis kokus, sedangkan jenis filament
umumnya tumbuh dengan sumbu panjang sel-selnya tegak lurus pada permukaan gigi,
pada gambaran secara mikroskopis tampak gambaran palisade atau seperti pagar.
52
MODUL [Preventive Dentistry]
a. Polisakarida Ekstraseluler
53
MODUL [Preventive Dentistry]
54
MODUL [Preventive Dentistry]
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat yang didapatkan dari diet digunakan oleh bakteri di dalam plak
sebagai sumber utama untuk keperluan energy bagi bakteri. Metabolism karbohidrat ini
akan menghasilkan berbagai hasil jenis akkhir, namun merupakan hasil akhir yang
terpenting adalah asam-asam, polisakarida intaselluler dan polisakarida ekstra selluler.
Asam-asam
Bakteri yang paling utama terdapat didalam plak adalah jenis streptococcus, yang
bersifat acidogenik. Selain streptococcus,, terdapat juga bakteri lain yang bersifat
acidogenik (penghasil asam), yaitu Staphylococcus, Neisseria, Enterococcus,
Lactobacilla.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan asam antara lain adalah:
Jenis karbohidrat yang terdapat dalam diet
Konsentrasi karbohidrat dalam diet
Jenis dan jumlah bakteri di dalam plak
Keadaan phisiologi bakteri tersebut
55
MODUL [Preventive Dentistry]
pH di dalam plak
Jenis karbohidrat yang paling cocok bagi produksi asam oleh bakteri didalam plak
adalah gula-gula sederhana seperti sukrosaa, glukosa, fruktosa, maltose, danlain-lain.
Gula-gula ini mempunyai molekul yang kecil sehingga mudah berdifusi ke dalam plak
dan dengan cepat akan dipecahkan oleh bakteri menjadi asam. Karbohidrat jenis tepung
mempunyai molekul-molekul yang lebih besar akan sulit masuk ke dalam plak sehingga
lebih sulit dipecahkan oleh bakteri.
Sumber utama karbohidrat adalah diet, oleh karena itu di regio seperti pit, fissure dan
aproksimal dimana makanan mudah tertinggal, pembentukan asam dan icidensi karies
paling tinggi. Jenis asam yang paling banyak dihasilkan dari metabolism karbohidrat
adalah asam laktat, selain itu terbentuk pula asam asetat, asam formiat, asam piruvat
asam-asam propinat. Asam-asam ini dipertahankan oleh plak permukaan email yang
mengakibatkan turunnya pH di dalam plak dan permukaan email tersebut.
Turunnya pH plak adalah sebanding dengan :
Jumlah dan jenis bakteri acidogenik yang ada
Jumlah dan jenis karbohidrat yang ada
Kekebalan plak
Kapasistas buffer dari plak , ikut sertanya buffer saliva yang masuk ke dalam
plak.
Para peneliti menunjukkan bahwa pH di dalam palk berkisar antara 4 – 9,5, pH plak
paling tinggi pada pagi hari oleh karena karbohidrat dari sisa makanan dari karbohidrat di
dalam rongga mulut telah habis. Begitu kita makan pH akan segera turu sampai
minimum, lalu naik kembali perlahan-;ahan sampai mencapai pH normal dalam waktu
beberapa jam.
Stralfors, meneliti kemampuan jenis-jenis bakteri untuk menghasilkan asam dan
mendapatkannya sebagai berikut:
Pada pH sekitar 6 – 6,5 semua jenis bakteri acidogenik dapat membentuk asam,
namun yang mempunyai aktifitas paling tinggi adala jenis streptococcus dan hanya
streptococcus danlaktobacillus yang masih dapat menghasilkan asam sampai pH 4,5,
bahkan laktobasillus masih dapat menghasilkan asam samp[ai pH 4,5. Perbedaan ini
disebabkan oleh perbedaan sifat sciduric dan kecepatan pembelahan sel bakteri. Makin
bersifat aciduric, makin besar kemampuan bakteri tersebut untuk menghasilkan asam
terus menerus, makin cepat pembelahan sel makin banyak dan makin lama pula asam
56
MODUL [Preventive Dentistry]
yang ddiproduksi. Selian asam, hasil fermentasi karbohidrat yang dihasilkan oleh bakteri
adalah CO2 dan alkohol.
Sebaliknya, metabolism subtract yang mengandung nitrogen oleh flora di dalam plak
akan menghasilkan pembentukan basa yang dapat meningkatkan pH plak. Dari hasil
penelitian ditemukan juga bahwa, pada orang yang sedang berpuasa, pH plak
ditemukan lebih tinggi dari pH saliva.Ini disebabkan Karen adanya produksi basa yaitu
NH3 sebagai hasil metabolism urea yang ada dalam saliva. Saliva mempengaruhi
kenaikan pH plak dan ini jelas terlihat pada percobaan yang menunjukkan pH plak lebih
tinggi di region-region yang menerima aliran saliva lebih banyak..
Plak mempunyai dua sifat yang menguntungkan bagi akumulasi asam maupun basa
yakni;
Jumlah bakteri dalam plak sangat besar, sehingga metabolism karbohidrat dan
substrat nitrogen terjadi dengan cepat.
Proses diffuse substrat ke dalam plak dan metabolism substrat tersebut terjadi lebih
cepat dari pada diffuse hasil-hasil akhir metabolism dari plak ke dalam saliva
Oleh karena variasi pH di dalam plak demikian besar, ini mempengaruhi kelarutan
dari pada Calcium-phosphat dari email. Bila asam banyak dihasilkan sehingga pH
menjadi rendah dan mencapai suatu angka kritis (diantara 5,2-5,5) dekstruksi email,
sedangkan pada pH tinggi (pembentukan basa banyak) yang terjadi adalah sebaliknya,
Ca- phosphate tidak larut malah terjadi di posisi calcium di dalam plak yang pada
akhirnya menghasilkan pembentukan kalkulus.
Pembentukan basa juga dihubungkan dengan dekstruksi jaringan lunak disekitar
gigi dan seiring dengan pembentukan kalkulus merupakan karakteristik dari penyakit
periodontal yang kronis.
Suatu hal yang menarik perhatian adalah bahwa sejenis coccus yang dinamakan
veillonella, menggunakan asam laktat sebagai bahan awal untuk metabolism yang
menghasilkan energy baginya. Asam laktat ini akan dirubah oleh bakteri tersebut
menjadi CO2, sehingga dalamhal ini veilonella dapat dianggap sebagai organism
penghalang karies, namun sampai dimana kebenaran anggapan ini masih ahrus diteliti
lebih lanjut. Fluor juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi metabolisme asam
basa di dalamplak, karena fluor menghalangi metabolism glukosa oleh bakteri, jadi
menghalangi pembentukan asam dan polisakharida.Juga diketahui bahwa fluor
mempunyai efek bakteriostatik terhadap flora mulut.
57
MODUL [Preventive Dentistry]
Stralfors telah meneliti secara matematik mengenai difusi asam di dalam dan
melalui plak berdasarkan faktor-faktor tertentu. Stralfos memandang plak sebagai suatu
system denagn duabuah perbatasan, yaitu pertama, suatu perbatasan tertutup ( plak
dengan email) dan kedua, perbatasan yang terbuka antara plak dengan saliva.
58
MODUL [Preventive Dentistry]
Berdasarkan hasil penelitian.Gula-gula berdifusi ke dalam plak dan diubah menjadi asam
yang sebagian berkumpul di dalam plak dan sisanya berdifusi kedalam saliva.
Makin tebal plak makin rendah pH pada permukaan email.
59
MODUL [Preventive Dentistry]
Plak yang merelekat erat pada permukaan gigi dan gingiva berpotensi cukup
besar untuk menimbulkan penyakit pada jaringan keras gigi maupun jaringan
pendukungnya.Keadaan ini disebabkan karena plak mengandung berbagai macam
bakteri dengan berbagai macam hasil metabolismenya. Penyakit yang dapat ditimbulkan
oleh bakteri pada jaringan keras gigi maupun jaringan pendukungnya bergantung pada
umur dan ketebalan plak ( yang akan mempengaruhi pH, komposisi organik dan
anorganik, serta macam dan jumlah bakteri ), jenis makanan diet, dan banyaknya aliran
saliva.
Sebagai contoh, metabolisme karbohidrat oleh bakteri asdogenik akan
menghasilkan pembentukan dan penimbunan asam. Asam ini dapat mengakibatkan
terjadinya deklasifikasi dan dekstruksi permukaan gigi sehingga terjadi karies,
sedangkan metabolisme protein akan menghasilkan bahan toksik pada jaringan lunak,
selain itu juga menghasilkan produksi basa seperti NH 3 yang dapat menimbulkan pH dan
merangsang deposisi dan penimbunan garam kalsium dan fosfat yang menyebabkan
terjadinya kalkulus.
60
MODUL [Preventive Dentistry]
61
MODUL [Preventive Dentistry]
membuat lambat laun pH plak meningkat kembali. Adanya hasil metabolisme yan
bersifat basa juga mengakibatkan kalsium fosfat yang hilang dapat terisi kembali.
Meskipun secara teoritis karies dapat menyerang setiap permukaan gigi, pada
umumnya karies di bagi menjadi tiga regio yang berbeda menurut frekuensi dan bentuk
anatomi permukaan giginya :
Karies oklusal (ceruk dan fisura/ pit dan fissure).
Karies permukaan licin.
Karies permukaan akar.
Para ahli sependapat bahwa untuk karies oklusal, sebenarnya tidak dibutuhkan
adanya plak, karena sifat retensi yang dihasilkan oleh bentuk anatomi permukaan
oklusal dengan adanya ceruk dan fisura akan mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah
tertinggal sehingga menciptakan suatu lingkungan yang sesuai bagi bakteri untuk
berkolonisasi dan membentuk asam yang dipertahankan pada permukaan email. Ini
dibuktikan dengan beberapa percobaan menggunakan jenis-jenis bakteri yang tidak
mampu membentuk plak atau tidak dijumpai dalam plak.Lesi karies pada ceruk dan
fisura dapat disebabkan oleh adanya fermentasi bermacam-macam karbohidrat oleh
berbagai jenis bakteri asidogenik, namun plak gigi juga dapat terbentuk dan
mengakibatkan karies pada permukaan oklusal.Untuk karies permukaan licin dan akar,
plak memegang peranan utama, sebab bakteri tidak dapat berkolonisasi di atas
permukaan tersebut dan asam yang dihasilkan harus berkontak langsung pada
permukaan gigi dalam waktu cukup lama, sebelum dapat menghasilkan disklasifikasi
email.Ini hanya terjadi jika ada suatu perantara bagi asam tersebut, dalam hal ini adalah
plak gigi. Ahli-ahli lain membuktikan bahwa tanpa adanya plak, karies tidak akan
terjadinya, kecuali pada permukaan oklusal, meskipun diet banyak sukrosa.
Katz (1967) menggambarkan proses dental caries secara diagramatik sebagai
berikut:
Bakteri + karbohidrat Polysakharida extraseluler (PES)P
62
MODUL [Preventive Dentistry]
PROSES DEKALSIFIKASI
GIGI KEROPOS
Faktor lokal yang sering disebut sebagai faktor etiologi dalam penyakit
periodontal, antara lain adalah bakteri dalam plak, kalkulus, materia alba, dan debris
makanan. Di antara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah plak gigi.Semua faktor-
faktor tersebut diakibatkan karena kurangnya memelihara kebersihan gigi dan mulut.
Pentingnya peranan bakteri di dalam plak dalam penyakit periodontal, terutama
gingivitis telah dibuktikan dengan hasil berbagai percobaan. Pathogenesis dari
percobaan tersebut didemonstrasikan dengan menyuntikkan plak subgingiva secra
subkutan pada binatang-binatang percobaan dan pernyataan ini mengakibatkan karies.
Loe dkk (1965) mengadakan penelitian mengenai proses terjadinya gingivitis
pada pasien-pasien dengan gingiva sehat. Mereka meminta para pasien ini
mengabaikan kebersihan gigi dan mulut dan meneliti perubahan-perubahan yang terjadi
pada mikroflora plak.Peneliti menunjukan adanya hubungan yang erat pada antara plak
dengan gingivitis.Gejala klinis gingivitis mulai terlihat 10-21 hari setelah prosedur
pembersihan mulut dihentikan. Telah diketahui bahwa dengan bertambahnya umur plak,
akan terjadi perubahan pada jumlah dan jenis bakteri. Jumlah maksimal plak
supragingval dicapai setelah kurang dari 6 hari.
63
MODUL [Preventive Dentistry]
Kokus dan batang Gram positif yang pada permulaan merupakan jenis yang
domain setelah beberapa hari akan berkurang, sedang kokus Gram negatif, filamen
fusobakteri, vibrio, spirochaeta, dan jenis lainnya akan bertambah (Theilade,1966; Ritz
1967). Juga terdapat bukti-bukti bahwa perubahan ini berhubungan erat dengan potensi
patologis plak gigi terhadap periodontal.
Secara klinis juga terbukti bahwa mulut yang berpenyakit periodontal selalu
memperlihatkan adanya penimbunan plak yang jauh lebih banyak dari mulut
sehat.Dengan peneltian kuantitatif ditunjukkan bahwa jumlah plak dan kalkulus di dalam
mulut yang berpenyakit periodontal adalah kurang dari 10 kali lebih banyak daripada di
dalam mulut yang sehat.Tetapi sebenarnya tidak ada perbedaan kualitatif di dalam flora
mulut pasien yang sehat dan pasien yang tidak sehat dan juga tidak ada perbedaan
yang besar dari daya patologis mikroorganisme tersebut secara individual (Lobene
1967).Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan erat anatara jumlah bakteri di
dalam plak dengan besarnya potensi patologi plak tersebut dan juga antara kecepatan
pembentukan plak dengan tingkat penyakit gingiva yang diakibatkannya.Seperti halnya
penyakit karies, bakteri harus berkolonisasi dahulu pada permukaan gigi di dekat gingiva
sebelum dapat menginflamasi gingiva tersebut.
Penelitian mikroskopik dari jaringan gingiva pada fase permulaan inflamasi
ternyata tidak menunjukkan adanya mikroorganisme yang mengadakan invasi ke dalam
jaringan tersebut.Oleh karena itu, dianggap bahwa inflamasi awal yang terjadi bukan
disebabkan oleh hasil kegiatan metabolisme tersebut.
Bakteri di dalam plak dapat menyebabkan inflamasi pada gingiva dengan cara:
Menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis komponen interseluler dari epitel
gingiva dan jaringan ikat dibawahnya,
Endoroksin yang dihasilkan oleh bakteri tersebut
Merangsang terjadinya eaksi antigen-antibodi yang abnormal sebagai respon tubuh
terhadap antigen bakteri.
64
MODUL [Preventive Dentistry]
Gambar.4.4 Perbedaan antara Jaringan Periodontal yang sehat dengan jaringan Periodontal
yang mengalami peradangan
Pengertian:
Yaitu deposit-deposit pigmentasi pada permukaan gigi disebut Stain.
Stain merupakan problem esthetis, tetapi dapat juga menyebabkan iritasi
terhadap gingiva. Stain pada gigi dan tambalan terjadi melalui 3 cara:
Stain melekat lngsung pada permukaan gigi melalui acquired pellicle
Stain mengendap pada kalkulus dan deposit lunak
Stain bersatu pada struktur gigi dan bahan tambal.
Stain yang melekat langsung pada permukaan gigi dan stain yang mengendap pada
kalkulus dapat dihilangkan dengan cara scaling dan di poles.
Endapan stain yang menebal dapat membuat kasar permukaan gigi yang selanjutnya
akan menyebabkan penumpukan plak sehingga mengiritasi gusi didekatnya.
Klasifikasi stain
Klasifikasi berdasarkan lokasi:
Stain Ekstrinsik
Stain ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi dan dapat dihilangkan dengan
prosedur menyikat gigi, skaling dan/atau poles
Stain intrinsik
65
MODUL [Preventive Dentistry]
Stain intrinsic terjadi didalam substansi gigi dan tidak dapat dihilangkan dengan
skaling maupun poles.
Klasifikasi berdasarkan Sumber
Stain Eksogen
Stain eksogen berkembang atau berasal dari sumber-sumber di luar gigi. Stain
eksogen dapat berupa ekstrinsik dan berada pada permukaan luar gigi atau intrinsic
dan menyatu dengan struktur gigi.
Stain Endogen
Stain eksogen berkembang atau berasal dari dalam gigi. Stain endogen selalu
bersifat intrinsic dan biasanya mewarnai dentin yang terrefleksi pada email.
66
MODUL [Preventive Dentistry]
Abu-abu 1/3 servikal gigi Lemak, resin, dan Kebersihan mulut yang
kehijauan permukaan labial pigmen; mengendap buruk, pemakai
pada pellicie dan bakteri mariyuana
plak
Oranye Garis tipis, 1/3 servikal Bakteri kromogenik; Kebersihan mulut yang
gigi insisif biasanya stain oranye buruk, terutama pada
atau merah pada anak-anak
permukaan labial dan
lingual gigi anterior
Garis hitam, Sepanjang tepi gusi Garis tipis Feri-sulfida Fe (besi) di saliva,
hijau pada permukaan bukal mengikuti kontur gusi cairan gusi, plak atau
dan lingual; sering di Unsur anorganik, bakteri bakteri, bisa mengenai
palatal posterior kromogenik semua umur, terutama
Hijau muda- tua, pa pasien wanita
mengendap pada plak Kebersihan mulut yang
buruk terutama pada
anak-anak
67
MODUL [Preventive Dentistry]
f. Kalkulus
Pengertian
Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya didalam mulut, misalnya
68
MODUL [Preventive Dentistry]
Kalkulus jarang ditemukan pada gigi susu dan tidak sering ditemukan pada
gigipermanen anak muda usia. Meskipun demikian, pada anak usia 9 tahun, kalkulus
sudah dapat ditemukan pada sebagian besar rongga mulut, dan pada hamper seluruh
rongga mulut individu dewasa.
Jenis Kalkulus
Supra gingival kalkulus adalah kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota
gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat.Supra gingival kalkulus berwarna
putih kekuning-kuningan , konsistensinya keras seperti batu clay dan mudah dilepaskan
dari permukaan gigi dengan scaler. Warna kalkulus dapat dipengaruhi oleh pigmen sisa
makanan atau dari merokok.Kalkulus supra gingiva dapat terjadi pada satu gigi,
sekelompok gigi atau pada seluruh gigi, lebih sering banyak terdapat pada bagian bukal
molar rahang atas yang berhadapan dengan ductus Stensen’s, pada bagian lingual gigi
depan rahang bawah yang berhadapan dengan ductus Wharton’s, selain itu pula
kalkulus sering banyak terdapat pada gigi yang sering tidak digunakan.
69
MODUL [Preventive Dentistry]
Sub gingival kalkulus adalah kalkulus yang berada dibawah batas gingival
margin, biasanya pada daerah saku gusi dan tak dapat terlihat pada waktu pemeriksaan.
Untuk menentukan lokasi dan perluasannya harus dilakukan probing dengan explorer,
biasanya padat dan keras, warnanya coklat tua atau hijau kehitam-hitaman,
konsistensinya seperti flint dan melekat erat kepermukaan gigi.
Bila gingiva mengalami resesi maka subgingival kalkulus akan dapat dilihat seperti
supragingival kalkulus dan mungkin akan ditutupi oleh supra gingival yang asli.
Kalkulus adalah plak bakteri yang termineralisasi tetapi tidak semua plak
termineralisasi.Kalkulus supragingiva jarang terlihat pada permukaan bukal molar
bawah, tetapi sering ditemukan pada permukaan bukal molar atas yang berlawanan
dengan muara duktus parotis.Mungkin 90 % dari kalkulussupragingiva yang terdapat
pada gigi geligi ditemukan pada insisivus bawah yang terpapar saliva langsung dari
glandula saliva submandibularis dan sublingualis.
Presipitasi garam-garam mineral kedalam plak mungkin dapat dilihat hanya beberapa
jam setelah deposisi plak, tetapi umumnya keadaan ini berlangsung 2 –14 hari setelah
terbentuknya plak. Mineral pada kalkulus supragingiva berasal dari saliva, sedangkan
pada kalkulus subgingiva berasal dari eksudat cairan gingival.
Pada plak yang baru terbentuk,konsentrasi kalsium dan ion fosfornya sangat tinggi,
umumnya konsentrasi kalsium pada plak sekitar 20 kali lebih besar daripada di saliva,
tetapi tidak terlihat adanya Kristal apatit. Selain itu, juga terlihat bahwa kristal
hidroksiapatit terbentuk spontan didalam saliva. Beberapa diantaranya kelihatannya
dibutuhkan dan umumnya dianggap bahwa beberapa elemen pada plak berfungsi
sebagai daerah perbenihan atau nukleasi dimana akan mulai terjadi kristalisasi.
70
MODUL [Preventive Dentistry]
Saliva dapat dianggap sebagai larutan jenuh (supernaturasi) yang tidak stabil dari
kalsium fosfat. Karena tegangan CO2relatif lebih rendah didalam mulut, CO2akan
keluar dari saliva bersama dengan deposisi kalsium fosfat yang tidak mudah larut.
Selama tidur, aliran saliva berkurang dan amonik terbentuk dari urea
saliva,menaikkan pH yang memungkinkan terjadinya pengendapan kalsium fosfat.
Protein dapat mempertahankan konsentrasi kalsium yang lebih tinggi tetapi bila
saliva berkontak dengan gigi, protein akan dikeluarkan dari larutan dan
menyebabkan pengendapan kalsium dan fosfor.
Komposisi Kalkulus
Komponen Anorganik
Bahan an organik supragingival kalkulus terdiri dari kalsium phospat Ca3 (PO4)2,
75,9%; Calcium Carbonat CaCO3 3,1% dan magnesium phospat Mg3(PO4)2 serta
sejumlah metal lainnya. Komponen-komponen an organik utamanya adalah calcium 39
%, phospor 19%, magnesium 0,8 %, Carbon dioxide 1,9 % dan sejumlah kecil logam Na,
Zn, Sr, Br,Cu, An, Al, Si, Fe dan F.
Komponen Organik.
71
MODUL [Preventive Dentistry]
Komponen mikroorganisme
Persentasi organisme filementous gram positif dan gram negatif lebih tinggi pada
kalkulus daripada daerah lain pada rongga mulut. Mikroorganisme pada daerah perifer
yang predominat adalah bacillus gram negatif dan coccus. Kebanyakan mikroorganisme
yang ada didalam kalkulus ini mati.Bibby dan Yarden , membedakan komposisi bakteri
kalkulus sebagai berikut :
Menurut Bibby, kalkulus dibedakan atas bagian eksternal, tengah dan internal
1) Predominant
2) Filament positif
3) Berikutnya filamen gram negatif dan coccus gram negatif
4) Coccus gram positif dijumpai pada kalkulus bila telah ada proses supurasi.
Menurut Yarden, kalkulus dibedakan atas tiga zone yaitu : kalkulusnya sendiri, zone
72
MODUL [Preventive Dentistry]
Perlekatan kalkulus
Endapan Keras
KARANG GIGI
73
MODUL [Preventive Dentistry]
gingival margin
(ENDOTOXIN)
GINGIVITIS
Faktor lokal yang sering disebut sebagai faktor etiologi dalam penyakit
periodontal, antara lain adalah bakteri dalam plak, kalkulus, materia alba, dan debris
makanan. Di antara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah plak gigi.Semua faktor-
faktor tersebut diakibatkan karena kurangnya memelihara kebersihan gigi dan mulut.
74
MODUL [Preventive Dentistry]
PeriodontitisMarginalis
Didiamkan
Radang Peridontium
Periodontitis Apikalis
75
MODUL [Preventive Dentistry]
Serat-serat jaringanperiodontium
dari permukaan akar gigi terlepas
PERIODONTAL POKET
76
MODUL [Preventive Dentistry]
PLAK
GINGIVITIS
PERIODONTITIS
PEMBENTUKAN SAKU
3) Gusi membengkak
77
MODUL [Preventive Dentistry]
BAB V
MENGUKUR KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT
78
MODUL [Preventive Dentistry]
MATERI
Pada umumnya untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu
indeks.Indeks adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang didapat pada
waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari permukaan gigi yang
ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang diperoleh berdasarkan
penilaian yang objektif. Jika kita sudah mengetahui nilai atau angka kebersihan gigi dan
mulut dari seorang pasien, kita dapat memberikan pendidikan dan penyuluhan, motivasi
dan evaluasi, yaitu dengan melihat kemajuan ataupun kemunduran kebersihan gigi dan
mulut seseorang atau sekelompok orang, ataupun kita dapat melihat perbedaan
keadaan klinis seseorang atau sekelompok.
Kita dapat membedakan penilaian jika penilaian yang dilakukan oleh pemeriksaan
seragam.Oleh saat itu pada saat pengukuran, diperlukan sekali penelitian dan
keseragaman penilaian diantara pemeriksa sehingga diperoleh nilai yang akurat dan
seragam dari setiap pemeriksaan. Untuk mendapat nilai yang akurat tentunya di antra
pemeriksa harus mempunyai pandangan yang sama dalam penelitian, karena itu perlu
sekali kalibrasi terlebih dahulu.
Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut, Greene and Vermillion menggunakan
indeks yang dikenal dengan Oral Hyigene Index (OHI) dan simplified Oral Hygiene Index
(OHI-S).
Pada awalnya indeks ini digunakan untuk menilai penyakit peradangan gusi dan
penyakit periodontal, akan tetapi dari data yang diperoleh ternyata kurang berarti atau
bermakna. Oleh karena itu, indeks ini hanya digunakan untuk mengukur tingkat
kebersihan gigi dan mulut dan menilai efektivitas dari penyakit gigi.
79
MODUL [Preventive Dentistry]
1) Segmen pertama, mulai dari distal kaninus sampai molar ketiga kanan rahang atas
2) Segmen kedua, diantara kaninus kanan dan kiri dan
3) Segmen ketiga, mulai dari meisal kaninus sampai molar ketiga kiri. Setelah semua
gigi diperiksa, pilih gigi yang paling kotor dari setiap segmen.
Pada Oral Hygiene Index, penentuan skor debris untuk tiap gigi dilakukan sebagai
berikut :
Skor 1 Jika gigi ditutupi oleh debris tidak lebih dar1/3 dari permukaan gigi atau tidak ada
debris tetapi terdapat stain, baik pada bagian fasial maupun lingual
Skor 2 Jika gigi ditutupi oleh debrs lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari luas
permukaan gigi
Skor 3 Jika gigi ditutupi oleh debris lebih dari 2/3 permukaan gigi
Indeks debris adalah jumlah skor segmen dibagi jumlah segmen (=6)
Untuk mengukur kalkulus sama dengan pengukuran debris, yaitu sebagai berikut:
Skor 1 Jika gigi ditutupi oleh kalkulus tidak lebih dar1/3 dari permukaan gigi
atau tidak ada kalkulus tetapi terdapat stain, baik pada bagian fasial
maupun lingual
Skor 2 Jika gigi ditutupi oleh debrs lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari
luas permukaan gigi
Skor 3 Jika gigi ditutupi oleh kalkulus lebih dari 2/3 permukaan gigi
80
MODUL [Preventive Dentistry]
Indeks kalkulus adalah jumlah skor segmen dibagi jumlah segmen (=6)
Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang, Green and Vermillion
memilih enam permukaan gigi indeks tertentu yang cukup dapat mewakili segmen depan
maupun belakang dari seluruh pemeriksaan gigi yang ada dalam rongga mulut. Gigi-gigi
dipilih sebagai gigi indeks beserta permukaan indeks yang dianggap mewakili tiap
segmen adalah:
Permukaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas telihat dalam mulut,
yaitu permukaan klinis bukan permukaan anatomis.
Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, lakukan penggantian gigi tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi molar kedua, jika gigi
molar pertama dan kedua tidak ada penilaian dilakukan pada gigi molar ketiga tetapi
jika gigi molar pertama, kedua dan ketiga tidak ada maka tidak ada penelitian untuk
segmen tersebut.
Jika gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi dengan insisif
pertama kanan bawah, jika gigi insisif pertama kiri bawah tidak ada, dapat diganti
dengan gigi insisif pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi insisif pertama kiri atau
kanan tidak ada, maka tidak ada penelitian untuk segmen tersebut.
Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan seperti: gigi hilang karena dicabut, gigi
yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan mahkota jaket, baik yang terbuat
dari akrilik maupun logam, gigi mahkota sudah hilang atau rusak lebih dari ½
81
MODUL [Preventive Dentistry]
bagiannya pada permukaan indeks akibat kaires maupun fraktur, gigi gigi yang
erupsi belum ½ tinggi mahkota klinis
Penelitian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat diperiksa.
Oral debris adalah bahan lunak dipermukaan gigi yang dapat merupakan plak,
material alba, dan food debris.
Skor Kondisi
1 Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal, atau terdapat stain
ekstrinsik di permukaan yang diperiksa
2 Plak menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan yang diperiksa
Gambar 5.1 Skor Debris pada pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut
menurut indeks OHIS Greene & Vermillion
82
MODUL [Preventive Dentistry]
Alangkah lebih baik sebelum penetesan disklosing bibir pasien dibersihkan dari
lipstik kemudian ulasi bibir dengan vaselin agar disklosing tidak menempel pada
bibir.Pasien diminta untuk mengangkat lidahnya keatas, teteskan disklosing sebanyak
tiga tetes di bawah lidah.Dalam keadaan mulut terkatup sebarkan disklosing dengan
lidah ke seluruh permukaan gigi.Setelah disklosing tersebar, pasien diperbolehkan
meludah, diusahakan tidak kumur.Periksalah gigi indeks pada permukaan indeksnya dan
catat skor sesuai dengan kriteria.
Jika tidak menggunakan larutan disklosing, gunakanlah sonde biasa atau dental
probe untuk pemeriksaan debris.
Gunakan sonde secara mendatar pada permukaan gigi, dengan demikian debris
akan terbawa oleh sonde.
Periksalah gigi indeks mulai dengan menelusuri dari sepertiga bagian incisal atau
oklusal
Jika pada bagian ini tidak ditemukan debris, lanjutkan terus pada dua pertiga bagian
gigi,
Jika disini pun tidak dijumpai, teruskan ke sepertiga bagian servikal.
83
MODUL [Preventive Dentistry]
Gambar: 5.2.Skor Kalkulus pada pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut menurut indeks
OHIS Greene & Vermillion
Contoh:
Nilai 0 : Tidak ada debris
Nilai 1 : Ada debris pada 1/3 bagian atau kurang dari 1/3 bagian, dihitung dari bagian
servikal atau tidak ada debris tapi ada staining
Nilai 2 : Ada debris lebih dari 1/3 bagian atau kurang dari 2/3 bagian gigi, dihitung dari
bagian servikal
Nilai 3 :Bila terdapat debris lebih dari 2/3 bagian gigi atau menutupi seluruh permukaan
gigi
Menghitung skor indeks debris, skor indeks kalkulus dan skor OHIS
Skor indeks debris maupun skor indeks kalkulus ditentukan dengan cara
menjumlahkan seluruh skor kemudian membaginya dengan jumlah segmen yang
diperiksa. Misalkan pada suatu pencatatan indeks debris dan indeks kalkulus didapat
hasil sebagai berikut.
2 1 3 2 0 2
2 2 3 2 -1 2
DI CI
Maka Skor DI =13= 2,17 Skor CI = 9 = 1,50
84
MODUL [Preventive Dentistry]
6 6
Sedangkan Skor OHIS adalah jumlah skor debris dan skor kalkulus sehingga
pada perhitungan di atas Skor OHIS didapat 3,67.
85
MODUL [Preventive Dentistry]
3 Terdapat lapisan plak, lebih dari 1 mm tetapi mencapai 1/3 bagian mahkota
4 Teradapat lapisan plak, lebih dari 1/3, akan tetapi tidak lebih dari 2/3 bagian
mahkota
5 Terdapat lapisan plak, menutupi seluruh permukaan gigi
86
MODUL [Preventive Dentistry]
Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut berdasarkan indeks plak PHP (Personal
Hygiene Performance), yaitu:
Sangat Baik =0
Baik = 0,1-1,7
Sedang = 1,8-3,4
Buruk = 3,5-5
87
MODUL [Preventive Dentistry]
diberi tanda (+) dan jika tidak ada penumpukan plak diberi tanda (-).Bagan untuk
pengukuran HI adalah seperti Gambar 5.4. Skor HI ditentukan dengan membagi jumlah
nilai permukaan gigi yang bebas plak dengan jumlah permukaan gigi yang diperiksa,
dinyatakan dalam prosentase permukaan yang bersih.
88