Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

SKENARIO 3

1. Definisi, tujuan, dan manfaat pencegahan penyakit gigi dan mulut dan Definisi sehat dan sakit menurut
health belief model 1
2. Konsep pencegahan penyakit gigi dan mulut 2,3
3. Bentuk integrasi pendidikan dan lintas sektor pada program pencegahan penyakit gigi dan mulut 4
4. Program pemerintah dalam pencegahan penyakit gigi dan mulut di tiap level 5
5. Metode dan strategi pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut secara individu maupun komunitas
6,7
6. Evidence-based dentistry 8
7. Fluoride dalam pencegahan karies dan bahan pencegahan lainnya 9
8. Pengaturan pola diet dan konsumsi gula 10
9. Guideline pencegahan penyakit gigi dan mulut berdasarkan kelompok umur atau komunitas 11,12
10. Pencegahan berdasarkan kondisi sosial ekonomi

1. DEFINISI, TUJUAN, DAN MANFAAT PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT


Pencegahan tujuannya adalah meyakinkan proses penyakit tidak pernah terjadi walaupun dari tingkat
dini.
WHO memiliki 5 kunci strategi dalam promosi kesehatan
1. Create supportive environment
2. Build healthy public policy
3. Strengthen community action
4. Develop personal skills
5. Reorient health services

2. KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT


Prinsip Minimal Intervention
1. Recognition
Untuk identifikasi dan menilai setiap factor risiko karies, melalui analisis gaya hidup, uji saliva,
dan menggunakan tes diagnostic plak/pengukuran plak
2. Reduction
Untuk menghilangkan atau meminimalkan factor risiko karies , melalui perubahan keseimbangan
cairan, mengurangi asupan makanan kariogenik, mengatasi kebiasaan gaya hidup seperti
merokok, dan meningkatkan pH lingkungan mulut
3. Regeneration
Untuk menghentikan dan mengembalikan lesi, meregenerasi lesi dibawah permukaan email, dan
menghentikan (arrest caries) menggunakan agen topical seperti fluoride dan CPP ACP
4. Repair
Ketika sudah ada kavitas dan intervensi bedah diperlkukan, sebanyak mungkin struktur gigi
dipertahankan dengan menggunakan pendekatan konservatif untuk menghilangkan karies
(minimal invasive: hanya mengambil yang infected dentin, sedangkan affected dentin
dipertahankan)

Levels of prevention
1. Primer – intervensi sebelum kena penyakit contoh: water fluoridation, fluoride varnish, PFS,
edukasi preventif, CPP ACP
2. Sekunder – control penyakit secara dini dalam proses penyakitnya. Contoh: restorasi amalgam,
remineralisasi karies dini, terapi periodontal konservatif
Early diagnosis →
Disability limitation → Pulp capping, PSA
3. Tersier—membatasi disabilitas dari penyakit atau rehabilitasi individu. Contoh: denture, alat
prostetik lainnya, bedah periodontal.

NABILAH -1606830594 1
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

Level and clark

3. METODE DAN STRATEGI PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT SECARA
INDIVIDU MAUPUN KOMUNITAS
a. Guideline pencegahan penyakit kesgimul
a) SIGN (Scottish Intercollegiate Guidelines Network)

NABILAH -1606830594 2
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

SIGN Guidelines no 138 – intervensi di bidang kedokteran gigi untuk mencegah karies gigi pada
anak
1. Intervensi promotive untuk kesehatan gigi dan mulut
Intervensi berupa promosi kesehatan rongga mulut dengan menyikat gigi dengan pasta gigi
berfluoride dan manajemen diet
2. Sikat gigi dengan menggunakan pasta gigi berfluoride
3. Intervensi dengan pemberian antikaries topical (fluoride varnish)
4. Penggunaan PFS

SIGN No 83 – prevensi manajemen dari akries gigi pada anak usia sebelum sekolah (pre-school
child)
1. Patogenesis dan diagnosis karies
2. Teknik diagnosis
3. Prediksi dari Risiko karies
4. Komponen penilaian risiko karies
5. Pencegahan di tingkat komunitas
6. Pencegahan di tingkat praktik kedokteran gigi

SIGN no 47 – prevensi dan manajemen dari karies gigi pada anak usia sebelum sekolah (pre-
school child)
1. Pencegahan primer dari karies gigi pada anak
2. Pencegahan sekunder dan tersier dari karies gigi pada anak (untuk membatasi efek dari
karies pada tahap awal/early stage dan rehabilitasi dari gigi karies dengan perawatan
preventif lebih lanjut)

4 PROGRAM PEMERINTAH DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT DI TIAP LEVEL

5. METODE DAN STRATEGI PENCEGAHAN


Referensi: preventing dental caries in children at high caries risk

NABILAH -1606830594 3
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

NABILAH -1606830594 4
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

FAKTOR RISIKO KARIES TINGGI DAN RENDAH

6. EVIDENCE BASED DENTISTRY


Referensi: EBD skills

EBD (WHO) is an approach to oral health care that requires the judicious integration of systematic
assessments of clinically relevant scientific evi- dence, relating to the patient's oral and medical
condition and history, with the dentist's clinical expertise and the patient's treatment needs and
preferences.’

Three important domains


1. Best available scientific evidence
2. Dentist clinical skills and judgement
3. Patient’s needs and preferences

NABILAH -1606830594 5
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

Referensi: a practical approach to EBD

PICO—membantu dari pertanyaan menjadi terms-terms


Population
Intervention
Comparison
Outcomes
Cara menyusun PICO

Referensi: Dental intervention to prevent caries in children

Levels of evidence
1++  metaanalisis kualitas tinggi, systematic review of RCT, atau RCT dengan risiko sangat rendah
terjadi bias
1+  Well conducted meta-analysis, systematic review, atau RCT denagn risiko rendah bias
1-  Meta analisis, systematic review, RCT dengan risiko tinggi bias
2++  High quality systematic review of case control atau cohort studies
High quality case control atau kohor studi denngan risiko bias sangat rendah atau
kemungkinan tinggi memiliki hubungan kausal

NABILAH -1606830594 6
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

2+  Well conducted case control or cohort studies with a low risk of confounding or bias and a
moderate probability that the relationship is causal
2-  Case control or cohort studies with a high risk of confounding or bias and a significant risk
that the relationship is not causal
3  Non-analytic studies, eg case reports, case series
4  expert opinion

7. FLUORIDE DALAM PENCEGAHAN KARIES DAN BAHAN PENCEGAHAN LAINNYA


Referensi: Fluoride and its role in dentistry

Referensi: the effective use of fluorides in public health

Berdasarkan program WHO


- Brush daily dengan pasta gigi berfluoride
- Untuk daerah dimana insidensi dan prevalensi karies sedang ke tinggi—tambahan sumber
fluoride (air berfluoride, garam berfluoride, susu berfluoride)
- Untuk daerah yang tingkat ekonomi dan perkembangan teknologi menengah, latih water
engineer dan public opinion untuk water fluoridation konsentrasi 0.5-1 mg/l. penggunaan
salt fluoridation sangat bermanfaat
- Negara seperti Australia, kanada, USA karena tingkat dental fluorosis tinggi pada anak
karena efek sistemik pada pasta berfluoride, maka harus selalu di supervise dan pasta gigi
dengan ukuran kacang polong dan penggunaan pasta gigi less fluoride pada young children
- Di Indonesia tepatnya Kalimantan barat, diberikan pasta gigi affordable berfluoride pada
daerah prevalensi karies tinggi.
-
TOPICAL ANTICARIES INTERVENTION
Referensi : Dental intervention to prevent caries in children

1. CHX mouthwash – msh belum konklusif antara bagus atau engga, tp bisa direkomendasikan
2. Topical fluoride varnish – bagus diapply setaun 2x
3. Slow release fluoride beads – buktinya masih sedikit, lemah dan unreliable dan masih butuh
studi lebih lanjut
4. Fluoride gels – untuk high risk diberi 5000-10.000 ppm fluoride. Fluoride gel berguna untuk
control karies jika bener-bener tidak ada fluoride toothpaste. No recommensatiion can be
given as complete absence toothpaste is unlikely in scotland
5. Fluoride drops/tablet – masih kurang bukti rekomendasi penggunaan fluoride drops/tablet
6. Fluoride mouthwash – 250 ppmF

10. PENCEGAHAN BERDASARKAN KONDISI SOCIAL EKONOMI

NABILAH -1606830594 7
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

Referensi:
1. Mason J. Concepts in Dental Public Health. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
2. Basaravaj P. Assessing the Influence of Culture on Oralhealth

Faktor social dalam promosi kesehatan mulut


Faktor social termasuk customs, nilai-nilai, jaringan social, etnis yang dapat menyebabkan penyakit
mulut.
Faktor social yang memengaruhi kesehatan umum yakni paparan terhadap kondisi yang menyebabkan
sakit,
Faktor social ini dalam kesehatan dapat memengaruhi dalam level mikro(memengaruhi individu), meso
(institusi), makro (social, budaya, politik)

Level Mikro: individual


- Karakteristik seperti umur, jenis kelamin, status sosioekonomi, ras memegaruhi posisi seseorang
dalam berbudaya, komunitas, bermasyarakat,
Contoh:
- berdasarkan perbedaan umur: pada anak-anak dan lansia mereka memiliki keterbatasan akses
kesehatan karena terhalang oleh kebutuhan tranportasi atau hambatan lainnya. Atau bisa juga
usia semakin menua, host resistance semakin menurun, walaupun buktinya kecil. Pengaruh
besar dari factor umur seperti mulai banyaknya penyakit sistemik, trauma, lingkungan dan
kondisi social yang sudah terakumulasi
- berdasarkan factor sosioekonomi: pada keluarga yang memiliki pendapatan kecil jarang untuk
mendapatkan pengetahuan dan akses kesehatan.

Level Meso : institusional


Level meso dapat berupa institusi, organisasi, social network memengaruhi norma perilaku individu dan
kelompok kesehatan. Jaringan social meluas dari keluarga sebagai unit utama hingga ke organisasi lebih
besar.
Keluarga merupakan social determinan paling berpengaruh dalam kesehatan mulut, nilai-nilai,
kepercayaan, pengetahuan berasal dari rumah dan dapat didasarkan pada tradisi dan budaya yang ada.
Contoh:
- Di keluarga : Ibu muda yang diajarkan oleh ibunya untuk mencelupkan dot bayi ke dalam madu
untuk menenangkan si bayi  karena bertujuan untuk menyenangkan si bayi dan ibu harus
memenuhi kepuasan anak. Mereka tidak tahu bahwa hal itu justru memperburuk kesehatan gigi
dan mulut anak.
- Pada kelompok atau organisasi: Pada perkumpulan atlet, atlet-atlet muda akan meniru atlet
professional sebagai role modelnya. Jika atlet tersebut merokok, maka atlet muda juga ikut
terpengaruh untuk merokok.

Level Makro : Agensi


Budaya dan masyarakat memiliki control atas kesehatan mulut pada tingkat makro. Nilai-nilai dan
kepercaraan yang berkembang di institusi besar dan pemerintah memengaruhi kebijakan yang ada.
Kebijakan tersebut mencerminkan kepercayaan masyarakat,
Contoh: asuransi dental untuk orang dewasa. Secara individu, banyak yang tidak mengerti pentingya
pelayanan kesehatan gigi yang dibentuk sudah dibuat oleh kebijakan2, oleh karena itu banyak yang tidak
mengcover asuransi dental untuk orang dewasa.

Faktor psikologis dalam kesehatan mulut

Factor social, kognitif, emosional spt stress, nilai-nilai, sikap, ketidakberdayaan, kerentanan, isolasi,
emosional poverty, kepercayaan keluarga, pengaruh media play terhadap health behaviour

Health habits
Habit dapat positif atau negative terhadap kesehatan. Negatif seperti merokok, poor diet, dll. akan tetapi
habit dapat diubah jika diberi informasi baru dan diberikan motivasi, sehingga yang awalnya dari
unawareness menjadi oral health habit yang positif.

Human motivation

NABILAH -1606830594 8
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

Kita harus mengerti ekspektasi individu, ide, perasaan, hasrat, harapan, sikap, dan bentuk nilai
motivasinya. Dan motivasi bisa datang secara ekstrinsik atau intrinsic.

Behavioural change
Harus melihat dari konteks sosialnya juga, berarti harus memerhatikan bagaimana dia hidup, bagaimana
kesehariannya, mengerti dinamika untuk mensuport positive health behaviour.

Faktor Sosiodemografik
Referensi: dental intervention to prevent caries in children
Data menunjukkan prevalent karies tertinggi terjadi pada keluarga dengan tingkat sosioekonomi rendah.

Tambahan: sikat gigi gakbisa dilakukan immediately after you eat or eat acidic food. Karena di pasta gigi
ada ingredients abrasivenya yg fungsinya untuk bersihin plak, nah nnt yg pas makan pH nya udh turun
mulai seimbang, trus di sikat gigi dikasih bahan abrasi nnt makin abrasi trs nnt pHnya makin turun lg
justru nnt jd demineralisasi.
TAMBAHAN DK 2:

Window of infectivity – di range bulan ini, S. mutans bakal mulai kolonisasi, terutama di bulan yang tinggi
risiko nya yakni di bulan ke 26 kelahiran

CPP ACP / tooth mousse


- Sikat gigi dulu/bersihin
- Dia interaksi sm saliva oleh karena itu tidak perlu dikeringkan
- 1 oles tooth mousse pada permukaan labial
- Diamkan selama 2 menit
- Lalu dengan lidah bawa si tooth mousse ke lingual
- Lalu gaboleh minum/makan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yaitu Suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup

Kegiatan GERMAS HIDUP


1. Melakuakn aktivitas fisik
2. Konsumsi sayur dan buah
3. Tidak merokok

NABILAH -1606830594 9
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

4. Tidak konsumsi alcohol


5. Memeriksa kesehatan secara rutin
6. Membersihkan lingkungan
7. Menggunakan jamban

Sikat gigi malam sebelum tidur penting karena salivary flow saat tidur menurun, untuk 1xnya itu bebas
sebelum makan atau setelah makan krn blm terbukti juga efektivitasnya bagusan yang mana.

SALAH SATU CARA untuk waktu ngemil yakni didekatkan waktu ngemil dan makan besar, agar pHnya ga
berubah2

RINGKASAN PEDOMAN PREVENTIF KARIES

1
NABILAH -1606830594
0
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

1
NABILAH -1606830594
1
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

??? Cara kumur fluoride bagaimana?

1
NABILAH -1606830594
2
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

Referensi:

1. Scotish Intercollegiate Guidlines Network. Prevention and management of dental decay in


the pre-school child. 2005. http://www.sdcep.org.uk/wp-
content/uploads/2013/03/SDCEP_PM_Dental_Caries_Full_Guidance1.pdf

1
NABILAH -1606830594
3
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

2. Scotish Intercollegiate Guidlines Network 138. Dental interventions to prevent caries in


children. 2014. https://www.sign.ac.uk/assets/sign138.pdf
3. Scotish Intercollegiate Guidlines Network 47. Preveting Dental Caries in Children at High
Caries Risk. https://www.landlaeknir.is/servlet/file/store93/item2491/2234.pdf
4. Tenuta LMA, Cury JA. Flioride and its role in dentistry. Braz. Oral Res. 2010; 24:9-17.
http://www.scielo.br/pdf/bor/v24s1/a03v24s1.pdf
5. Jones S, Burt BA, Peterrsen, Lennon MA. The effective use of fluorides in public health.
Bulletin of the World Health Prganization. 2005; 83:670-676.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2626340/pdf/16211158.pdf
6. Banoczy J, Petersen PE, Rugg-Gunn AJ. Milk fluoridation for the prevention of dental
caries. World Health Organization. Geneva. 2009.
https://www.who.int/oral_health/publications/milk_fluoridation_2009_en.pdf
7. Hawkins R, Locker D, Noble J, Kay EJ. Professionally applied topical fluorides for caries
prevention. Bristish Dental Journal. 2003;195:313-317
https://www.nature.com/articles/4810527.pdf
8. American Dental Association. Professionally Applied Topical Fluoride executive summary of
evidence-based clinical recommendations. 2006.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.ada.org/~/media/
ADA/Science%2520and%2520Research/Files/report_fluoride.ashx&ved=2ahUKEwjfhv_8ptTkA
hWJuIsKHaQ4DZ8QFjAAegQIBBAB&usg=AOvVaw2Am65BvlzR5eyDoJDCuxP5
9. Wisconsin Department of Health Services Division of Public Health Oral Health Program.
School Based Fluoride. 2012. https://www.dhs.wisconsin.gov/publications/p0/p00309.pdf
10. Ohio Department of Health Bureau of Community Health Services Oral Health Section.
Fluoride Mouhthrinse Program Manual. 2011.
11. American Academy of Pediatric Dentistry. Guideline on Xylitol Use in Caries Prevention.
2011. https://www.aapd.org/media/Policies_Guidelines/P_Xylitol.pdf
12. Brunton PA, Kay EJ. Prevention in the older dentate patient. Bristish Dental Journal. 2003;
195:237-241.
13. Public Health England, Delivering better oral health: an evidence-based toolkit for
prevention, 3rd edition, 2014
https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment
_data/file/605266/Delivering_better_oral_health.pdf
14. Ankita Bansal, Navin Anand Ingle, et al. Recent Advancements in fluoride: A systematic
review. J Int Soc Prev Community Dent. 2015; 5: 341-346
15. Angeles Martinez-Mier. Fluoride: Its Metabolism, Toxicity, and Role in Dental
Health. Journal of Evidence-Based Complementary & Alternative Medicine. 2012; 17(1):
28-32
16. Paula Moynihan, Yuka Makino, Poul Erik Petersen, Hiroshi Ogawa. Implication of WHO
guideline on sugars for dental health professionals. Community Dent Oral Epidemiol. 2018;
46:1-7
17. Pula Moynihan. Sugars and Dental Caries: Evidence for setting a recommended threshold for
intake. American Society for Nutrition. Adc Nutr. 2016: 7:149-56

1
NABILAH -1606830594
4
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT BDSKN EBD

1
NABILAH -1606830594
5

Anda mungkin juga menyukai