Patogenesitas
1. Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap fagositosis dan
pembunuhan oleh serum normal.
2. Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang tidak berkapsul (pada hewan coba)
3. Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik
4. Galur klebsiella pneumonia ada yang memproduksi enterotoksin (pernah diisolasi dari
penderita tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan panas) dan LT (heat-labile
enterotoksin) dari E.coli,kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai oleh plasmid
Diagnosa
Metode isolasi dan identifikasi organisme ini dari makanan, air dan sampel diare,
didasarkan pada ketepatan media selektif yang digunakan dan hasil analisa mikrobiologi dan
biokimia.Kemampuan untuk menghasilkan enterotoxin dapat ditentukan oleh analisa biakan
sel dan analisa pasa hewan, metode serologis, atau analisa genetika.Sampel dapat berupa
sputum, liquar cerebrospinalis atau urin.Diperiksa di bawah mikroskop setelah pewarnaan
atau ditanam pada pembenihan.
1. Melihat selaput, maka diambil bahan pemeriksaan dari manusia, binatang dan perbenihan.
2. Selaput ini terlihat seperti lendir, maka koloni – koloni terlihat basah dan berlendir.
3. Pneumococcus karena ada atau tidak mempunyai selubung/kapsul.
Kerangka Operasional
BHIB
Mac Conkey
BAP
Inkubasi selama 24 jam suhu 37o C
Biokimia IMViC
Proses Identifikasi
2.11.1 Kultur media pemupuk
Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB), replikasi bakteri
saluran dari usus normal dan meningkatkan bakteri Klebsiella. Sesudah inkubasi 18-24 jam,
ditanam pada media differensial dan selektif.
2.11.2 Kultur media umum dan differensial
Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate) yang dipakai untuk
mengidentifikasi kemampuan bakteri dalam melisiskan sel-sel darah yang terdapat dalam
media ini dapat berupa zona lisis α(alfa), β(betha), dan γ(gamma). Bakteri Klebsiella, tumbuh
sebagai koloni yang berwarna abu-abu, smooth, cembung, mucoid atau tidak dan tidak
melisiskan darah pada media BAP.
Media differensial adalah media yang dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan
dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimia khusus dari bakteri yang
bersangkutan. Media yang dipakai untuk perbenihan bakteri adalah Mac Conkey, media ini
mengandung laktosa dan merah netral sebagai indikator, sehingga bakteri yang meragikan
laktosa akan tubuh sebagai koloni berwarna merah yang dapat membedakan dari bakteri yang
tidak meragikan laktosa yang tumbuh sebagai bakteri yang tidak berwarna. Klebsiella tumbuh
sebagai koloni yang berwarna merah muda namun tidak dapat meragikan laktosa secara
sempurna.
Ciri-ciri koloni pada media Mac Conkey besar-besar, smooth, mucoid, cembung,
berwarna merah muda-merah bata. Jika diambil dengan ose, maka akan tertarik karena pada
koloni memiliki kapsul
Patologi rhinoskleroma
Rinoskleromaterbagi menjadi tiga stadium, yaitu stadium I, II, dan III. Pada stadium I,
gejala-gelaja yang dirasakan penderita tidak khas, seperti rinitis biasa. Dimulai dengan
keluarnya cairan hidung encer, sakit kepala, sumbatan hidung yang berkepanjangan,
kemudian diikuti dengan pengeluaran cairan mukopurulen berbau busuk yang dapat
mengakibatkan gangguan penciuman.
Stadium II ditandai dengan hilangnya gejala rinitis. Pada stadium ini terjadi
pertumbuhan yang disebut nodular submucous infiltration di mukosa hidung yang tampak
sebagai bintil di permukaan hidung. Lama-lama, bintil ini bergabung menjadi satu massa
bintil yang sangat besar, mudah berdarah, kemerahan, tertutup mukosa dengan konsistensi
padat seperti tulang rawan. Kemudian membesar ke arah posterior (belakang) maupun ke
depan (anterior). Sedangkan pada stadium III, massa secara perlahan-lahan membentuk
struktur jaringan lunak. Jaringan ini bisa menyempitkan jalan napas. Proses yang sama seperti
di hidung dapat juga terjadi pada mulut, tenggorokan, dan paru-paru.
Pencegahan
Peningkatan derajat kesehatan dan daya tahan tubuh merupakan upaya
pencegahan paling penting, karena bakteri ini sebenernya sudah ada sebagai flora normal
pada orang sehat. Pencegahan nosocomial infection dilakukan dengan cara kerja yang aseptic
pada perawatan pasien di rumah sakit. Enterobacteria peka terhadap panas dan dapat dibunuh
dengan pemanasan yang merata (di atas 700C).Sumber utama infeksi bakter ini adalah
makanan mentah, makanan yang kurang matang dan kontaminasi silang, yaitu apabila
makanan sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan yang
terkontaminasi misalnya alas pemotong.Karena itu, pemanasan dengan benar dan penanganan
makanan secara higienis dapat mencegah enterobacteria.
Pengobatan
Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik, khususnya
antibiotik yang mengandung cincin beta-laktam.
Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxiciline, dll. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki sensitivitas 98,4% terhadap
meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5% terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap
siprofloksasin, dan 2% terhadap ampisilin. Strain baru dan Klebsiella pneumonia kebal
terhadap berbagai jenis antibiotik dan sampai sekarang masih dilakukan penelitian untuk
menemukan obat yang tepat untuk menghambat aktivitas atau bahkan membunuh bakteri
tersebut.
http://teenozhealthanalyst.blogspot.co.id/2012/03/identifikasi-klebsiella.html
A. Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
-Klebsiella oxytoca
-Klebsiella ozaena
-Klebsiella rhinoscleromatis
C. Tipe Antigen
G. Gejala klinis
I. Diagnosa Laboratorium
Pada pemerikasaan laboratorium terdapat peningkatan
jumlah leukosit, biasanya lebih dari 10.000/µl kadang-kadang
mencapai 30.000/µl, dan pada hitungan jenis leukosit
terdapat pergeseran kekiri serta terjadi peningkatan LED.
Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan
pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.
(http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-
pneumoniakom/pnkomuniti.pdf) Diunduh pada 21 maret
2012.
(http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/123752-S09116fk-
Pola%20kepekaan-Literatur.pdf) Diunduh pada 21 maret
2012.
Dosen Pengampu :
DJ. Simanungkalit
Disusun Oleh :
o Meta rahayu deasty
Tingkat/semester:
IIc/semester III
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ BAKTERI KLEBSIELLA ”
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai morfologi, sifat pertumbuhan akan media,
patogenitas bakteri, diagnose laboratorium, dll. Adapuan tujuan kami menulis makalah ini yaitu
untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu yang membimbing kami dalam mata kuliah
BAKTERIOLOGI KLINIK. Disisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai
bakteri klebsiella dan bagian-bagiannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini untuk ke
depannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi mahasiswi-
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah BAKTERIOLOGI KLINIK di AKADEMI ANALIS KESEHATAN-
JAMBI.
Jambi, 29 oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................. 3
1.1.Latar Belakang.................................................................... 3
1.2.Tujuan Penulisan................................................................. 3
1.3.Rumusan Masalah............................................................... 3
1.4.Batasan Masalah................................................................. 3
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................... 4
2.1. Klebsiella.......................................................................... 4
2.2. Klasifikasi Klebsiella........................................................ 4
2.3. Morfologi dan sifat Kebsiella........................................... 5
2.4. Sifat pertumbuhan bakteri................................................ 5
2.5. Fisiologi bakteri................................................................ 5
2.6. Patogenitas bakteri........................................................... 7
2.7. Diagnosa laboratorium..................................................... 7
2.8. Gejala klinis...................................................................... 8
2.9. pengobatan....................................................................... 9
BAB 3 PENUTUP............................................................................... 10
3.1.Kesimpulan..................................................................................... 10
3.2.Saran............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Klebsiella merupakan sebuah genus yang dapat mengubah tempat, merupakan bakteri gram negatif
bentuk batang, bakteri dengan terkemuka polis akan berbaris kapsul. Frequent manusia patogen
organisme yang menyebabkan berbagai penyakit terutama pneumonia, ISK, keracunan darah,
spondilis dan jaringan lunak infeksi.
Hans Christian Gram seorang Ilmuwan berkebangsaan Denmark yang hidup pada ( 1853 – 1938 )
.Untuk pertama kali beliau berhasil memperkenalkan cara pewarnaan bakteri secara gram,dan
berhasil mengamati Klebsiella pneumonia dan Streptococcus pneumonia pada tahun 1884.Kemudian
bakteri tersebut berhasil di identifikasi oleh seorang ahli Bakteriologi berkebangsaan jerman
bernama Edwin Klebs, yang hidup pada tahun ( 1831 – 1913 ) yang kemudian memperkenalkan
Bakteri ini,dan diberi nama Klebsiella sesuai namanya.
Klebsiella pneumonia pertama kali ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl Friedlander adalah
patologis dan mikrobiologis dari Jerman yang membantu penemuan bakteri penyebab pneumonia
pada tahun 1882. Carl Friedlander adalah orang yang pertama kali mengindentifikasi bakteri
Klebsiella pneumonia dari paru-paru orang yang meninggal karena pneumonia. Karena jasanya,
Klebsiella pneumonia sering pula disebut bakteri Friedlander. Infeksi dengan organisme Klebsiella
terjadi di paru-paru, di mana mereka menyebabkan perubahan destruktif. Nekrosis, peradangan,
dan perdarahan terjadi di dalam jaringan paru-paru, kadang-kadang menghasilkan, darah, dahak
berlendir digambarkan sebagai dahak jeli kismis.
1.2.Tujuan penulisan
Untuk mengetahui pengertian , morfologi, sifat, patogenitas, reaksi biokimia, tentang bakteri
Klebsiella.
1.3.Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan baktri Klebsiella ?
b. Apakah bakteri Klebsiella termasuk bakteri yang pathogen ?
c. Apa gejala klinis dan bagaimana cara pengobatannya ?
1.4.Batasan masalah
Dalam makalah ini hanya membahas tentang bakteri Klebsiella. Baik secara umum maupun secara
khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klebsiella
Klebsiella merupakan hampir sebagian besar spesiesnya hidup sebagai flora normal,dan dapat
menjelajahi kulit,Faring dan saluran cerna seperti mikro organisme lainnya, Klebsiella aerogenes
menggunakan L-glutamine sebagai metabolit dalam metabolism nitrogen. Nitrogen amida dari
glutamine adalah penting dalam biosintesis asparagin, glukosamin 6-fofat, triptofan, histidin, fosfat
karbamil, p-amino benzoate, adenosine, 5-monofosfat, sitosin 5-trifosfat, guanosin 5-monofosfat,
glutamate dan asam amino lainnya.
Kelompok alpha-ami no glutamine juga di transferkan ke asamalfa-keto dalam reaksi transaminase.
Semua reaksi ini memungkinkan reaksi biosintesis untuk asimilasi NH3 ke semua asam
amino.Sehingga dapat bersifat mutualistik dan komensalistik karena pada tanah dapat juga beker ja
memfiksasi Nitrogen untuk kesuburan tanaman.
2.2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Orde : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Spesies : K. pneumonia, K. ozaena, K. Rhinoscleromatis, K. oxytoca, K. planticola, K. terrigena,
K. ornitinolitika, K. singaporensis, K. variicola, K. senegalensis, K. miletis, K. aerogenes
2.3. Morfologi dan Sifat bakteri
· Bentuk batang, gram negatif.
· Ukuran 0,5 – 1,5 x 1 – 2 µm.
· Memiliki selubung yang lebarnya 2 – 3 x ukuran kuman.
· Tidak berspora, tidak berflagela.
· Menguraikan laktosa.
· Membentuk kapsul baik invivo atau invitro, sehingga koloni berlendir (mukoid).
· Kapsul terdiri dari antigen K dan antigen M dapat menutupi antigen O, berdasarkan antigen ini
ditemukan 70 tipe.
Klebsiella tidak mampu bergerak karena tidak memiliki flagel tetapi mampu memfermentasikan
karbohidrat membentuk asam dan gas.
Spesies klebsiella menunjukan pertumbuhan mucoid, kapsul polisakarida yang besar dan tidak motil.
Mereka biasanya memberikan hasil tes yang positif untuk lisin dekarboksilase dan sitrat. Klebsiella
memberikan reaksi Voges-Proskauer yang positif
Sifat Biakan atau Kultur dari Klebsiella sp tersebut pada media EMB dan Mac Conkey koloni menjadi
merah. Kemudian pada media padat tumbuh koloni mucoid (24 jam). Mudah dibiakan di media
sederhana (bouillon agar) dengan koloni putih keabuan dan permukaan mengkilap.
2.4. Sifat pertumbuhan bakteri
Coliform dapat didefinisikan sebagai golongan bakteri dengan ciri gram negatif, aerob dan anaerob
fakultatif, memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas pada pengeraman 35-
37oC selama 24-48 jam. Spesies yang termasuk golongan Coliform antara lain Escherichia coli,
Enterobacter aerogenes, dan Klebsiella pneumonia.
2.5. Fisiologi bakteri
a) Reaksi Biokimia
Memecah karbohidrat menjadi asam dan gas: laktosa, sukrosa, dan inositol merah motil (+) dan
Voges Proskauer (-) dan lambat memecah urea.
Ø KIA
· Ferm : ac / ac
· H2S : (-)
· Gas : (+)
Ø SIM
· H2S : (-)
· Indol : (-)
· Motil : (-)
Ø Urea : (+)
Ø Citrat : (+)
Ø MR : (-)
Ø VP : (-)
Ø Glukosa : (+) gas
Ø Laktosa : (+)
Ø Maltosa : (+)
Ø Manitol : (+)
Ø Sakarosa : (+)
b) Daya Tahan
Mudah mati pada suhu 60o C selama 20 detik, serta desinfektan.
c) Tipe Antigen
Klebsiella memiliki struktur antigen. Anggota dari genus Klebsiella biasanya mengungkapkan 2 jenis
antigen pada permukaan sel mereka, yaitu:
· Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri dari unit berulang
polisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik. Antigen O tahan terhadap
panas dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibody terhadap antigen
O adalah IgM.
· Antigen K merupakan bagian terluar dari antigen O pada beberapa, tetapi tidak pada
enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah polisakarida dan yang lainnya protein.
2.6. Patogenitas bakteri
Melalui saluran pernafasan bagian atas bakteri masuk ke jaringan paru, terjadi penghancuran
jaringan, terbentuk daerah purulen dan nekrosis parenkim paru, terjadi abses paru, bronkiektasis,
bakteri masuk aliran darah, septicemia, abses liver.
o Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap fagositosis dan
pembunuhan oleh serum normal.
o Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang berkapsul ( pada hewan percobaan).
o Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik
Galur Klebsiella pneumoniae ada yang memproduksi enterotoksin (pernah diisolasi dari penderita
tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan panas) dan LT (heat-labile enterotoksin) dari E.coli,
kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai oleh plasmid Klebsiella pneumoniae.
Menyebabkan pneumonia dapat menginfeksi tempat lain disamping saluran pernafasan.
Bakteri ini sering menimbulkan pada traktus urinarius karena nosocomial infection, meningitis, dan
pneumonia pada penderita diabetes mellitus atau pecandu alcohol. Gejala pneumonia yang
disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan batuk kering, kemudian
batuknya menjadi produktif dan menghasilkan sputum berdarah dan purulent (nanah). Bila
penyakitnya berlanjut akan terjadi abses nekrosis jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis paru-
paru.
2.7. Diagnosa laboratorium
Pada pemerikasaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari
10.000/µl kadang-kadang mencapai 30.000/µl, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran
kekiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan
dahak, kultur darah dan serologi.
a. Metode isolasi dan identifikasi organisme ini dari makanan, air dan sampel diare, didasarkan
pada ketepatan media selektif yang digunakan dan hasil analisa mikrobiologi dan biokimia.
Kemampuan untuk menghasilkan enterotoxin dapat ditentukan oleh analisa biakan sel dan analisa
pasa hewan, metode serologis, atau analisa genetika. Sampel dapat berupa sputum, liquar
cerebrospinalis atau urin. Diperiksa di bawah mikroskop setelah pewarnaan atau ditanam pada
pembenihan.
· Melihat selaput, maka diambil bahan pemeriksaan dari manusia, binatang dan perbenihan.
· Selaput ini terlihat seperti lendir, maka koloni – koloni terlihat basah dan berlendir.
· Pneumococcus karena ada atau tidak mempunyai selubung/kapsul.
b. Kultur media pemupuk
Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB), replikasi bakteri
saluran dari usus normal dan meningkatkan bakteri Klebsiella . Sesudah inkubasi 18-24 jam, ditanam
pada media differensial dan selektif.
c. Media perbenihan
Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate), media Mac Conkey
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
· Klebsiella merupakan hampir sebagian besar spesiesnya hidup sebagai flora normal,dan dapat
menjelajahi kulit,Faring dan saluran cerna seperti mikro organisme lainnya.
· Kingdom:Bacteria,Phylum:Proteobacteria,Class:GammaProteobacteria,Orde:
Enterobacteriales,Family:Enterobacteriaceae,Genus:Klebsiella,Spesies:K.pneumonia,dll
· Gejala klinis, Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsiella pneumoniae adalah napas cepat
dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak
3.2. saran
Bakteri klebsiella termasuk jenis bakteri yang sangat berbahaya bagi manusia karena dapat
menyebabkan penyakit tertentu.Oleh karena itu, perlu pengetahuan tentang klebsiella baik secara
umum maupun secara khusus. Untuk menghindari terjadinya penyakit-penyakit yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
· www.Google.com
· http://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/12/17/makalah-analis-kesehatan-tentang-bakteri-
klebsiella/ · http://oktriaviani.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html