Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, urin, sputum, cairan otak,
ginjal, serum dan secret yang dikeluarkan. Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada
reaksi kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak pemeriksaan
kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak
darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang
digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis anemi (Anonim, 2012).

Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan
LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan
pada pembuluh darah seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan
pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes melitus (DM) dan hipertensi serta pasien
dengan keluarga yang menunjukkan peningkatan kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan lemak
darah ini, sebaiknya berpuasa selama 12 - 14 jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah, serum
yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida sebaiknya pemeriksaan
diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk mengurangi kekeruhan yang ada. Untuk pemeriksaan
kolesterol total, kolesterol HDL dan kolesterol LDL tidak perlu berpuasa. Selain itu dikenal
pemeriksaan lipoprotein (a) bila meningkat dapat merupakan faktor risiko terjadinya penyakit
jantung koroner (Anonim, 2012).

1.2 Rumusan Makalah


Rumusan masalah dari makalah ini membahas tentang :

1. Bagaimana cara dari pengambilan sampel untuk kimia rutin?

2. Apasaja indikator pemeriksaan untuk kimia rutin?


1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kelainan pada darah dengan tujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang ada

didalam darah atau komponen-komponen darah.

2. Untuk mengetahui prosedur kerja yang baik dan benar dalam pengambilan sampel kimia rutin.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Pemeriksaan Komponen Didalam Darah

1. Pemeriksaan Kadar gula darah

Glukosa adalah bahan bakar karbohidrat utama yang ditemukan

dalam darah, dan bagi banyak organ tubuh, glukosa merupakan bahan bakar

primer. Glukosa diangkut dalam plasma menuju seluruh bagian tubuh. Pada

beberapa daerah di tubuh, glukosa ditarik menyeberangi bantalan kapiler

(capillary beds) dan langsung digunakan sebagai sumber energi. Pada

daerah-daerah lain, glukosa diambil dan disimpan sebagai glikogen atau

dikonversi menjadi senyawa-senyawa intermedict berenergi tinggi semacam

asam lemak (George H. Fried, 2005).

Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah dianjurkan

dilakukan setiap tahun bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun. Lebih awal

lagi bagi wanita dengan factor risiko tinggi, misalnya yang memiliki riwayat

keluarga penderita diabetes dan pengidap kelebihan berat badan (Lanny

Sustrani, 2006).

Setelah makan makanan tinggi karbohidrat, kadar glukosa darah

meningkat dari kadar puasa sekitar 80-100 mg/dl (~5 mM) ke kadar sekitar

120-140 mg/dL (8mM) dalam periode 30 menit sammpai 1 jam. Konsentrasi

glukosa dalam darah kemudian mulai menurun, kembali kerentang puasa

dalam waktu sekitar 2 jam setelah makan. Harus dicurigai adanya diabetes
mellitus (DM) apabila kadar glukosa plasma vena yang diambil tanpa

memandang kapan saat makan terakhir (Sampel “acak/sewaktu” glukosa

darah) “jelas meningkat” (yaitu ≥ 200 mg/dL), terutama pada penderita yang

memperlihatakan tanda dan gejala klasik dari hiperglikemia kronik (polidipsia,

poliuria, penglihatan kabur, nyeri kepala, penurunan berat badan yang cepat,

kadang-kadang disertai mual dan muntah). Untuk memastikan diagnosis

tersebut, penderita berpuasa satu malam (10 – 16 jam), dan pengukuran gula

darah harus diulang. Nilai yang kurang dari 115mg/dL dianggap normal. Nilai

yang lenih besar daripada 140 mg/dL mengisyaratkan diabetes mellitus (DM).

Harus dilaukan pengukuran hemoglobin terglikosilasi untuk menentukan

tingkat hiperglikemia selama 4-8 mingguterakhir. Nilai glukosadarah antara

115 mg/dL dan 140 mg/dL adalah perbatasan (borderline), dan harus

dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah individu ini

mengidap gangguan toleransi glukosa (GTG) atau diabetes mellitus (Marks

Dawn B, 2000)

2. Pemeriksaan Kadar Kolesterol

Kolesterol merupakan molekul yang amfifilik karena memiliki gugus

hidroksil yang bersifat polar, tetapi memberikan sifat yang lebih kaku pada

membran sel daripada lipid membran yang lainnya. Kolesterol sendiri tidak

larut dalam darah, untuk itu perlu berikatan dengan pengangkutnya yaitu

lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau dikenal dengan lemak

“jahat” dan high-density lipoprotein (HDL) yang dikenal dengan lemak “baik”.

Kolesterol merupakan molekul yang penting dalam menentukan sifat


membran. Selain itu, kolesterol juga bermanfaat sebagai prekursor dari

metabolisme hormon steroid, yaitu suatu substansi yang mengatur berbagai

macam fungsi fisiologis, misalnya perkembangan seksual dan metabolisme

karbohidrat. Berdasarkan penjabaran tersebut, diketahui bahwa kolesterol

memiliki peran penting bagi makhluk hidup. Meskipun demikian, kadar

kolesterol yang terdapat pada darah harus dalam jumlah yang tepat.

Kolesterol yang normal harus di bawah 200 mg/dl. Kolesterol dalam darah

tidak boleh berada dalam jumlah/ kadar yang tinggi, karena ini dapat

menyebabkan penyakit hiperkolesterolimia, atau lebih dikenal oleh

masyarakat dengan penyakit kolesterol tinggi. Orang yang memiliki kadar

kolesterol terlalu tinggi pada darah memiliki resiko yang tinggi terkena

penyakit jantung koroner maupun stroke. Lipoprotein merupakan ikatan dari

beberapa kolesterol. Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga

diperlukan suatu alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein

yang merupakan salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk

kompleks dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang disebut

lipoprotein.

Lipoprotein ini dibagi menjadi 4 jenis:

1. Kilomikron: Komponen utamanya adalah trigliserida (85– 90 %) dan

kolesterolnya hanya 6%. Fungsinya Mentransfer lemak dari usus dan

tidak berpengaruh dalam proses arteriosklirosis.


2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) = Pre Beta Lipoprotein, terdiri dari

protein (8 – 10%) dan kolesterol (19%) dibentuk di hati dan sebagian

diusus. Fungsinya mengangkut triasil – gliserol.

3. LDL (Low Density Lipoprotein) = Beta Lipoprotein Komponen terdiri dari

protein 20 % dan kolestrol 45 %. Fungsinya mentransfer kolesterol dalam

darah ke jaringan perifer dan memegang peranan mentrasfer fosfolipid

membran sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari sisa-sisa VLDL,

diambil oleh sel sasaran melalui endositosis yang diperantarai reseptor.

4. HDL (High Density Lipoprotein) = Alpha Lipoprotein. Disebut juga Alpha-

1-Lipoprotein dibentuk oleh sel hati dan usus. Fungsinya Mentranspot

kolesterol dari perifer ke hati dimana zat tersebut dimetabolisasi dan

diekskresi.

(Anonim, 2013)

3. Pemeriksaan Kadar Asam Urat dalam darah

Pada manusia, asam urat adalah produk akhir metabolism purin.

Purin (adenine dan guanin) merupakan konstituen asam nukleat. Didalam

tubuh, perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis

dan penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada asupan purin,

tetap terbentuk asam urat dalam jumlah yang substansial. Asam urat

disintesis terutama dalam hati, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh xantin

oksidase (Sacher Ronald A, 2004).

Pemeriksaan laboratorium untuk memonitor kadar asama urat

didalam darah dan urin. Pemeriksaan darah diperlukan untuk diagnose gout,
sedangkan pemeriksaan urin untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dL dan

wanita 2,0 sampai 6,6 mg/dL. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar

tersebut sedikit lebih tinggi. Rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0

sampai 7,0 mg/dL. Bila lebih dari 7,0 mg/dL dapat menyebabkan serangan

gout dan dianggap berlebihan. Dan, bila lebih dari 12 mg/dL dapat

menyebabkan terjadinya batu ginjal (Lanny sustrani, 2007).


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Pemeriksaan Kimia Klinik. “http://biomedika.co.id/v2


/services/laboratorium/33/pemeriksaan-kimia-klinik.html”. Diakses pada tanggal 1januari
2014

Anonim.2008. Hematologi. “http://www.hi-lab.co.id/index.php/our-advice/164-


hematologi”. Diakses pada tanggal 12 januari 2014

Aprilisa.2013. Pemeriksaan kadar kolesterol, SGPT, SGOT dan Bilirubin


dalam darah.”http://aprilisa.wordpress.com/2013/09/10/pemeriksaan-kadar-
kolesterol-sgpt-sgot-dan-bilirubin-dalam-darah/”.Diakses Pada tanggal 12
Januari 2013

Fried George H dan Hademenos George J.2005. “ BIOLOGI”. Erlangga; Jakarta

Sacher A Ronald dan Richard A.2004.” Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan


Laboratorium”. EGC ; Jakarta

Sustrani Lanny dkk.2006.”Diabetes”. Pt Gramedia Pustaka Utama; Jakarta

Sustrani Lanny.2007.”Asam Urat”. Percetakan Buana Printing ; Jakarta

Williams dan Wilkins.2008.”Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah pendekatan klinis.


EGC ; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai