pada Eli Lilly Research Laboratories menemukan Acanthamoeba yang sangat patogen pada vaksin polio yang terkontaminasi. Pada tahun l965, Malcolm Fow1er dan Rodney Carter dari Australia, untuk pertama kalinya melaporkan kematian yang disebabkan oleh ameba yang hidup bebas. Pada tahun 1966, 4 kasus dilaporkan dari Amerika yaitu 1 dari Texas dilaporkan oleh Patras dan Andujar (1966) dan 3 di Florida oleh Butt (1966). Butt menamakan penyakit "Primary Amebic Meningoencephalitis" (PAM - ameba meningoensefalitis primer). Pendahuluan
Perbedaan gambaran Naegleria dan
Acanthamoeba dipastikan oleh penelitian pada beberapa pekerja akhir tahun 1960 (Culbertson, 1971); Dalam beberapa tahun, laporan kasus ameba meningoensefalitis primer mencapai jumlah total lebih dari 130 kasus (Stevens, dkk., 1981), sebagian besar dari jumlah ini diketahui atau diduga disebabkan oleh Naegleria, meskipun identifikasi Acanthamoeba sebagai jasad renik patogen pada paling sedikit 15 kasus tidak diragukan (Martinez, 1980). Pendahuluan
Sepanjang tahun 1995 – 2004 ameba
hidup bebas telah menyebabkan kematian pada 23 penduduk Amerika Serikat dan pada tahun 2004 ameba hidup bebas telah membunuh 6 orang (3 di florida, 2 di Texas, dan 1 di Arizona) di Amerika Serikat. Klasifikasi
Dalam ordo Amoebae, hanya ada dua Famili amoeba
yang hidup bebas yang telah dapat diidentifikasi dan patogen bagi manusia yaitu: Acanthamoebidae dan Vahlkampfiidae. Termasuk pada Acanthamoebidae yaitu Genus Acanthamoeba sedangkan termasuk pada Famili Vahlkampfiidae yaitu Genus Naegleria. Tiga spesies yang telah diketahui patogen dari genus Acanthamoeba yaitu Acanthamoeba polyphaga, Acanthamoeba castellanii dan Acanthamoeba astronyxis sedangkan dari genus Naegleria hanya diketahui satu spesies yaitu Naegleria fowleri yang kadang-kadang disebut Naegleria aerobia atau Naegleria invandens. Morfologi
Stadium trofozoit berbentuk limax (slug like)
dengan diameter l2-l6. Di dalam organisme ini terdapat sebuah inti, vakuola kontraktil dan mitokondria yang membedakannya dengan E. histolytica Struktur inti khas sekali dengan sebuah kariosom yang besar dan tampak gelap dengan dikelilingi oleh halo yaitu daerah yang jemih, dinding inti halus dan akan lebih jelas dengan pewamaan hematoxylin besi atau hematoxylin dan eosin. Morfologi
Pada Naegleria terdapat pseudopodia yang
tumpul atau berlobus serta geraknya sangat aktif, sedangkan pada Acanthamoeba pseudopodi seperti tanduk (acanthopodia) dan geraknya lambat/ malas. Pada Naegleria terdapat stadium flagellata, sehingga disebut amoeba-flagellata. Stadium flagellata ini dapat ditimbulkan dengan meneteskan air suling pada preparat segar yang mengandung Naegleria hidup. Stadium ini tidak ditemukan pada tubuh penderita. Morfologi
Stadium kista Naegleria berbentuk bulat
dengan dinding dua lapis dan pada dinding tersebut terdapat dua buah porus yang merupakan tempat terjadinya ekskistasi. Beberapa peneliti berpendapat bahwa dari bentuk ostium pada porus tersebut dapat menentukan patogenitas Naeg1eria. Sedangkan kista Acanthamoeba berbentuk "stellate shaped" dan pada dindingnya tidak ditemukan porus. SIKLUS HIDUP Patogenesis Pada Naegleria sp meningoencephalitis yang ditimbulkan bersifat akut yang disebut Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak ataupun dewasa muda yang sehat dengan riwayat telah berenang pada danau atapun kolam air hangat dengan temperatur 25 - 35 derajat Celsius (77 - 95 derajat Fahrenheit). Ameba ini masuk dalam otak secara primer melalui traktus olfaktorius secara inhalasi atau terpapar pada epitel mukosa hidung kemudian menembus cribriform plate dan memperbanyak diri di dalam jaringan kelabu otak. Periode inkubasi berlangsung mulai 2 – 3 hari hingga 7 – 15 hari tergantung dari masing – masing strain. Patogenesis Pada waktu organisme menembus mukosa hidung timbul gejala-gejala yang berupa sakit kepala bagian frontal yang hebat demam,sakit tenggorok dan hidung tersumbat, parosmia, diikuti berbagai gejala gangguan sistem syaraf pusat. Gambaran pathogenic amebic meningoencephalitis (PAM) yang bersifat akut (kematian dapat terjadi < 10 hari), menyerupai meningitis karena bakteri dengan neutrophylic pleocytosis, kadar protein cairan otak meningkat, kadar gula pada cairan otak menurun serta terdapat ameba pada eksudat yang purulen, sedangkan bakteri negatif. Patogenesis Pada gambaran histopatologis dapat ditemukan adanya pembesaran hemisfer cerebrum yang edema dan peningkatan tekanan intrakranial. Dapat terjadi herniasi unkus dan cerebellum. Pada lapisan arachnoid terdapat kongesti yang hebat dan terdapat eksudat purulen di sepanjang sulci. Pada bulbus olfaktorius dan korteks orbitofrontal biasanya mengalami nekrotik dan hemorragi. Patogenesis Sedangkan Acanthamoeba paling sering bersifat subakut atau kronis meningoencephalitis. Infeksi acantamoeba dapat berupa infeksi meningoencephalitis yang granulomatous (GAE), pada mata (amoeba keratitis), kulit dan paru-paru. Masuknya organisme ke dalam tubuh manusia untuk sampai ke dalam susunan syaraf pusat dapat melalui inhalasi seperti Naegleria sp atau lebih sering melalui penyebaran hematogen dari fokus primer misalnya pada kulit yang lesi, mata, prostat dan paru-paru. Granulomatous Amebic Encephalitis (GAE) Pada penderita GAE biasanya terdapat symptom: – Sakit kepala – Pusing – Mual – Muntah – Letargi – Kaku kuduk – Deficit focal neurologist
Pada CNS terdapat gambaran hemisfer cerebri dengan
granulomatous amebic encephalitis yang oedem, dengan kelemahan focal cortical, perdarahan dan abses, penurunan unkus dan cerebellar dapat timbul. Focal nekrosis hemorrhagic dapat dilihat pada ganglia basalis, otak tengah, batang otak, dan cerebellum. Granulomatous Amebic Encephalitis (GAE) Perubahan histopatologi terdiri atas encephalitis granulomatous kronis dengan multinucleated giant cells, terutama pada struktur fossa posterior, ganglia basalis dan cerebellum. Tropozoid dan kista bisa terdapat dalam lesi. Dengan menggunakan Magnetic resonance imaging (MRI), pada penderita GAE, ditemukan multiple nekrosis oada jaringan otak. Nekrosis ini meliputi kompartemen supratentorial dan infratentorial lesi yang sangat luas pada hemisphere cerebellum. Cutaneous Acanthamebiasis Merupakan Penyakit patogen oportunistik Gambaran patogenis infeksi kulit ini, dengan ditemukannya nodul eritema atau ulserasi pada kulit Pada penampakan histologis dari lesi kulit, ditemukannya focus dari nekrosis yang mengelilingi sel-sel radang, vaskulitis, amoeba dalam bentuk kista dan trofozoit. Gambaran cutaneus Achantamebiasis Amebic Keratitis
Berbeda dengan encephalitis dan kutaneus
amebiasis yang merupakan penyakit pathogen oportunistik, Amebic keratitis adalah penyakit yang sering menyerang orang dengan daya tahan tubuh baik. Pada mata dapat terjadi Acanthamoeba keratitis biasanya disebabkan invasi langsung jaringan okuler oleh amoeba sampai ke epitel kornea. Amebic Keratitis
Amebic Keratitis adalah penyakit yang
menyerang kornea, dan terkait dengan penggunaan kontak lens. Gejala klinis dari AK : Mata kemerahan
Berair
Fotophobia
Edema pada kelopak mata.
Gambar mata pada penderita Amebic Keratitis Kondisi yang mengakibatkan seseorang dapat terinfeksi Amebic Keratitis adalah :
o Penggunaan kontak lens yang tidak higienis
o Membasahi kontak lens dengan air liur. o Menggunakan kontak lens milik orang lain. o Membeli kontak lens tanpa konsultasi dengan ahli mata. o Saling bertukar kontak lens. o Menggunakan kontak lens pada saat berenang. o Membersihkan kontak lens tidak dengan larutan pembersih kontak lens yang steril Gambaran klinis Hiperemia pada konjunctiva Inflamasi kornea Episcleritis Scleritis Neuritis Nekrosis pada kornea. Diagnosa PAM didiagnosa dengan adanya amoeba dalam CSF. Pungsi lumbal untuk analisis CSF merupakan diagnosis primer. Terlihat neutrofil yang penting, dengan protein level tinggi, glukosa level turun, dan terdapat RBC Secara umum, diagnosa Acanthamoeba dilakukan dengan menemukan bentuk tropozoit dan kista pada spesimen biopsi (cairan spinal/ jaringan otak, lesi kulit, kornea/potongan kornea) dengan cara pemeriksaan mikroskopik (metode apusan/pengecatan). Diagnosa Kultur/ kultivasi dapat dilakukan dengan menanam spesimen pada agar yang berisi bakteri E.coli dan identifikasinya dengan imunofluoresensi antibodi langsung. Keratitis dapat didiagnosa dengan kultur potongan kornea pada agar non-nutrisi yang sudah ditanami E.coli. Epidemiologi Naegleria hidup dengan baik pada suhu 370 C, dan masih dapat hidup pada suhu 440 C, sedangkan Acanthamoeba yang patogen tumbuh optimal pada suhu 300 C akan tetapi mati pada 440 C. Infeksi oleh Naegleria dikenal sebagai water borne yaitu ditularkan melalui air, sedangkan sumber infeksi Acanthamoeba belum banyak diketahui. Penyakit yang disebabkan oleh amoeba yang hidup bebas ini telah diketahui, akan tetapi di dalamnya masih banyak hal yang tersembunyi dan merupakan tantangan bagi para peneliti. TERIMA KASIH