Anda di halaman 1dari 32

FREE-LIVING

AMOEBA
Pendahuluan

 Pada th 1958, Clyde Cultbertson dan kawan-kawan


pada Eli Lilly Research Laboratories menemukan
Acanthamoeba yang sangat patogen pada vaksin polio
yang terkontaminasi.
 Pada tahun l965, Malcolm Fow1er dan Rodney Carter
dari Australia, untuk pertama kalinya melaporkan
kematian yang disebabkan oleh ameba yang hidup
bebas.
 Pada tahun 1966, 4 kasus dilaporkan dari Amerika yaitu
1 dari Texas dilaporkan oleh Patras dan Andujar (1966)
dan 3 di Florida oleh Butt (1966). Butt menamakan
penyakit "Primary Amebic Meningoencephalitis" (PAM -
ameba meningoensefalitis primer).
Pendahuluan

 Perbedaan gambaran Naegleria dan


Acanthamoeba dipastikan oleh penelitian pada
beberapa pekerja akhir tahun 1960 (Culbertson,
1971);
 Dalam beberapa tahun, laporan kasus ameba
meningoensefalitis primer mencapai jumlah total
lebih dari 130 kasus (Stevens, dkk., 1981),
sebagian besar dari jumlah ini diketahui atau
diduga disebabkan oleh Naegleria, meskipun
identifikasi Acanthamoeba sebagai jasad renik
patogen pada paling sedikit 15 kasus tidak
diragukan (Martinez, 1980).
Pendahuluan

 Sepanjang tahun 1995 – 2004 ameba


hidup bebas telah menyebabkan
kematian pada 23 penduduk Amerika
Serikat dan pada tahun 2004 ameba
hidup bebas telah membunuh 6 orang
(3 di florida, 2 di Texas, dan 1 di
Arizona) di Amerika Serikat.
Klasifikasi

 Dalam ordo Amoebae, hanya ada dua Famili amoeba


yang hidup bebas yang telah dapat diidentifikasi dan
patogen bagi manusia yaitu: Acanthamoebidae dan
Vahlkampfiidae.
 Termasuk pada Acanthamoebidae yaitu Genus
Acanthamoeba sedangkan termasuk pada Famili
Vahlkampfiidae yaitu Genus Naegleria.
 Tiga spesies yang telah diketahui patogen dari genus
Acanthamoeba yaitu Acanthamoeba polyphaga,
Acanthamoeba castellanii dan Acanthamoeba
astronyxis sedangkan dari genus Naegleria hanya
diketahui satu spesies yaitu Naegleria fowleri yang
kadang-kadang disebut Naegleria aerobia atau
Naegleria invandens.
Morfologi

 Stadium trofozoit berbentuk limax (slug like)


dengan diameter l2-l6. Di dalam organisme
ini terdapat sebuah inti, vakuola kontraktil dan
mitokondria yang membedakannya dengan
E. histolytica
 Struktur inti khas sekali dengan sebuah
kariosom yang besar dan tampak gelap
dengan dikelilingi oleh halo yaitu daerah yang
jemih, dinding inti halus dan akan lebih jelas
dengan pewamaan hematoxylin besi atau
hematoxylin dan eosin.
Morfologi

 Pada Naegleria terdapat pseudopodia yang


tumpul atau berlobus serta geraknya sangat
aktif, sedangkan pada Acanthamoeba
pseudopodi seperti tanduk (acanthopodia)
dan geraknya lambat/ malas.
 Pada Naegleria terdapat stadium flagellata,
sehingga disebut amoeba-flagellata. Stadium
flagellata ini dapat ditimbulkan dengan
meneteskan air suling pada preparat segar
yang mengandung Naegleria hidup. Stadium
ini tidak ditemukan pada tubuh penderita.
Morfologi

 Stadium kista Naegleria berbentuk bulat


dengan dinding dua lapis dan pada dinding
tersebut terdapat dua buah porus yang
merupakan tempat terjadinya ekskistasi.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa dari
bentuk ostium pada porus tersebut dapat
menentukan patogenitas Naeg1eria.
 Sedangkan kista Acanthamoeba berbentuk
"stellate shaped" dan pada dindingnya tidak
ditemukan porus.
SIKLUS HIDUP
Patogenesis
 Pada Naegleria sp meningoencephalitis yang
ditimbulkan bersifat akut yang disebut Primary
Amoebic Meningoencephalitis (PAM).
 Penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak ataupun
dewasa muda yang sehat dengan riwayat telah
berenang pada danau atapun kolam air hangat
dengan temperatur 25 - 35 derajat Celsius (77 - 95
derajat Fahrenheit).
 Ameba ini masuk dalam otak secara primer melalui
traktus olfaktorius secara inhalasi atau terpapar pada
epitel mukosa hidung kemudian menembus cribriform
plate dan memperbanyak diri di dalam jaringan
kelabu otak. Periode inkubasi berlangsung mulai 2 – 3
hari hingga 7 – 15 hari tergantung dari masing –
masing strain.
Patogenesis
 Pada waktu organisme menembus mukosa
hidung timbul gejala-gejala yang berupa sakit
kepala bagian frontal yang hebat demam,sakit
tenggorok dan hidung tersumbat, parosmia,
diikuti berbagai gejala gangguan sistem syaraf
pusat.
 Gambaran pathogenic amebic
meningoencephalitis (PAM) yang bersifat akut
(kematian dapat terjadi < 10 hari),
menyerupai meningitis karena bakteri dengan
neutrophylic pleocytosis, kadar protein cairan
otak meningkat, kadar gula pada cairan otak
menurun serta terdapat ameba pada eksudat
yang purulen, sedangkan bakteri negatif.
Patogenesis
 Pada gambaran histopatologis dapat
ditemukan adanya pembesaran
hemisfer cerebrum yang edema dan
peningkatan tekanan intrakranial.
Dapat terjadi herniasi unkus dan
cerebellum. Pada lapisan arachnoid
terdapat kongesti yang hebat dan
terdapat eksudat purulen di sepanjang
sulci. Pada bulbus olfaktorius dan
korteks orbitofrontal biasanya
mengalami nekrotik dan hemorragi.
Patogenesis
 Sedangkan Acanthamoeba paling sering
bersifat subakut atau kronis
meningoencephalitis. Infeksi acantamoeba
dapat berupa infeksi meningoencephalitis
yang granulomatous (GAE), pada mata
(amoeba keratitis), kulit dan paru-paru.
 Masuknya organisme ke dalam tubuh
manusia untuk sampai ke dalam susunan
syaraf pusat dapat melalui inhalasi seperti
Naegleria sp atau lebih sering melalui
penyebaran hematogen dari fokus primer
misalnya pada kulit yang lesi, mata, prostat
dan paru-paru.
Granulomatous Amebic
Encephalitis (GAE)
 Pada penderita GAE biasanya terdapat symptom:
– Sakit kepala
– Pusing
– Mual
– Muntah
– Letargi
– Kaku kuduk
– Deficit focal neurologist

 Pada CNS terdapat gambaran hemisfer cerebri dengan


granulomatous amebic encephalitis yang oedem,
dengan kelemahan focal cortical, perdarahan dan
abses, penurunan unkus dan cerebellar dapat timbul.
Focal nekrosis hemorrhagic dapat dilihat pada ganglia
basalis, otak tengah, batang otak, dan cerebellum.
Granulomatous Amebic
Encephalitis (GAE)
 Perubahan histopatologi terdiri atas
encephalitis granulomatous kronis dengan
multinucleated giant cells, terutama pada
struktur fossa posterior, ganglia basalis dan
cerebellum. Tropozoid dan kista bisa
terdapat dalam lesi.
 Dengan menggunakan Magnetic resonance
imaging (MRI), pada penderita GAE,
ditemukan multiple nekrosis oada jaringan
otak. Nekrosis ini meliputi kompartemen
supratentorial dan infratentorial lesi yang
sangat luas pada hemisphere cerebellum.
Cutaneous Acanthamebiasis
 Merupakan Penyakit patogen oportunistik
 Gambaran patogenis infeksi kulit ini, dengan
ditemukannya nodul eritema atau ulserasi pada
kulit
 Pada penampakan histologis dari lesi kulit,
ditemukannya focus dari nekrosis yang
mengelilingi sel-sel radang, vaskulitis, amoeba
dalam bentuk kista dan trofozoit.
 Gambaran cutaneus Achantamebiasis
Amebic Keratitis

 Berbeda dengan encephalitis dan kutaneus


amebiasis yang merupakan penyakit pathogen
oportunistik, Amebic keratitis adalah penyakit
yang sering menyerang orang dengan daya tahan
tubuh baik.
 Pada mata dapat terjadi Acanthamoeba keratitis
biasanya disebabkan invasi langsung jaringan
okuler oleh amoeba sampai ke epitel kornea.
Amebic Keratitis

 Amebic Keratitis adalah penyakit yang


menyerang kornea, dan terkait dengan
penggunaan kontak lens.
 Gejala klinis dari AK :
 Mata kemerahan

 Berair

 Fotophobia

 Edema pada kelopak mata.


Gambar mata pada penderita Amebic Keratitis
Kondisi yang mengakibatkan seseorang
dapat terinfeksi Amebic Keratitis adalah :

o Penggunaan kontak lens yang tidak higienis


o Membasahi kontak lens dengan air liur.
o Menggunakan kontak lens milik orang lain.
o Membeli kontak lens tanpa konsultasi dengan ahli
mata.
o Saling bertukar kontak lens.
o Menggunakan kontak lens pada saat berenang.
o Membersihkan kontak lens tidak dengan larutan
pembersih kontak lens yang steril
Gambaran klinis
 Hiperemia pada konjunctiva
 Inflamasi kornea
 Episcleritis
 Scleritis
 Neuritis
 Nekrosis pada kornea.
Diagnosa
 PAM didiagnosa dengan adanya amoeba dalam
CSF. Pungsi lumbal untuk analisis CSF merupakan
diagnosis primer. Terlihat neutrofil yang penting,
dengan protein level tinggi, glukosa level turun, dan
terdapat RBC
 Secara umum, diagnosa Acanthamoeba dilakukan
dengan menemukan bentuk tropozoit dan kista
pada spesimen biopsi (cairan spinal/ jaringan otak,
lesi kulit, kornea/potongan kornea) dengan cara
pemeriksaan mikroskopik (metode
apusan/pengecatan).
Diagnosa
 Kultur/ kultivasi dapat dilakukan dengan
menanam spesimen pada agar yang berisi bakteri
E.coli dan identifikasinya dengan
imunofluoresensi antibodi langsung.
 Keratitis dapat didiagnosa dengan kultur
potongan kornea pada agar non-nutrisi yang
sudah ditanami E.coli.
Epidemiologi
 Naegleria hidup dengan baik pada suhu 370 C, dan
masih dapat hidup pada suhu 440 C, sedangkan
Acanthamoeba yang patogen tumbuh optimal pada
suhu 300 C akan tetapi mati pada 440 C.
 Infeksi oleh Naegleria dikenal sebagai water borne
yaitu ditularkan melalui air, sedangkan sumber
infeksi Acanthamoeba belum banyak diketahui.
 Penyakit yang disebabkan oleh amoeba yang hidup
bebas ini telah diketahui, akan tetapi di dalamnya
masih banyak hal yang tersembunyi dan merupakan
tantangan bagi para peneliti.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai