Kriteria KLB
1.Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococus aureus, Vibrio, Kholera,
Eschorichia, Shigella.
2. Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum, Clostridium
perfringens.
3. Endotoxin.
Infeksi
1. Virus.
2. Bacteri.
3. Protozoa.
4. Cacing.
Toxin Biologis
1. Racun jamur.
2. Alfatoxin.
3. Plankton
4. Racun ikan
5. Racun tumbuh-tumbuhan
Toxin Kimia
1. Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah), logam-logam lain cyanida.
2. Zat kimia organik: nitrit, pestisida.
3. Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan sebagainya
Sumber KLB
* Manusia misal: jalan napas, tenggorokan, tangan, tinja, air seni, muntahan, seperti :
Salmonella, Shigella, Staphylococus, Streptoccocus, Protozoa, Virus Hepatitis.
* Kegiatan manusia, misal : Toxin biologis dan kimia (pembuangan tempe bongkrek,
penyemprotan, pencemaran lingkungan, penangkapan ikan dengan racun).
* Binatang seperti : binatang piaraan, ikan, binatang mengerat, contoh : Leptospira,
Salmonella, Vibrio, Cacing dan parasit lainnya, keracunan ikan/plankton
* Serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) misal : Salmonella, Staphylokok, Streptokok.
* Udara, misal : Staphyloccoccus, Streptococcus, Virus, pencemaran udara.
* Permukaan benda-benda/alat-alat misal : Salmonella.
* Air, misalnya : Vibrio Cholerae, Salmonella.
* Makanan/minuman, misal : keracunan singkong, jamur, makanan dalam kaleng.
Penyakit Wabah
1. Kholera
2. Pes
3. Demam kuning
4. Demam bolak-balik
5. Tifus bercak wabah
6. Demam Berdarah Dengue
7. Campak
8. Polio
9. Difteri
10. Pertusis
11. Rabies
12. Malaria
13. Influensa
14. Hepatitis
15. Tipus perut
16. Meningitis
17. Encephalitis
18. Anthrax
19. SARS
Kholera:
Pes:
Demam Kuning
* Demam mendadak,
* Kulit kuning, sakit kepala, lemah/lesu, mual, muntah, denyut nadi lambat dan lemah,
* Seringkali disertai dengan pendarahan berupa mimisan, perdarahan mulut, muntah
darah, berak darah.
* Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus demam kuning atau
zat antinya.
Demam Bolak Balik
* Demam 2-9 hari diikuti masa tanpa demam 3-4 hari yang berulang-ulang 2-10 kali.
* Kadang-kadang selama masa demam ditemukan bercak-bercak merah di kulit.
* Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya kuman demam bolak-balik
(Borellia recurrentis).
DBD
Campak
* Panas tinggi, sakit kepala, batuk pilek dan conjunctivitis fotophoby yang berakhir lebih
kurang setelah 3-7 hari.
* Masa timbulnya bercak-bercak merah (rash) pada kulit sesudah kira-kira 3 hari panas.
Mula-mula timbul pada belakang telinga menyebar ke seluruh muka, dada dan anggota
badan lainnya.
* Bercak bertahan selama 4-6 hari, bila tidak ada komplikasi panas akan turun setelah
timbul bercak.
* Sebelum bercak timbul ada "koplik spot" yaitu bercak seperti putih garam pada mukosa
(selaput lendir) pipi.
* Pada fase penyembuhan bekas bercak menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) .
* Pemeriksaan laboratorium pada lendir conjungtiva dan tenggorokan menunjukkan
adanya virus campak, dan pada darah terdapat virus campak atau zat antinya.
Polio:
* Panas, ingusan, batuk, lemas, muntah, diare.
* Panas menurun kemudian timbul kelemahan/kelumpuhan anggota gerak (lengan/kaki) ,
biasanya asimetris.
* Pemeriksaan laboratorium pada najis atau lendir tenggorokan menunjukan adanya virus
polio dan pada darah terdapat zat antinya.
Difteri
Pertusis
* Batuk beruntun, pada akhir batuk anak menarik nafas panjang dan terdengar, suara
"hup" (whoop) khas, biasanya disertai muntah.
* Batuk lebih sering pada malam hari. Anak mengeluarkan riak liat dan kental. Akibat
batuk yang berat dapat terjadi perdarahan conjungtiva atau edema periorbital.
* Lamanya batuk 1-3 bulan (sering disebut batuk 100 hari).
* Pemeriksaan laboratorium pada lendir tenggorokan menunjukkan adanya kuman
pertusis (Bordetella pertussis).
Rabies
* Demam tinggi, sakit kepala hebat, kelumpuhan mulai dari tungkai menjalar ke atas,
sulit menelan, takut air (hydrophobia), sulit bernapas, kesadaran menurun,
* Terjadi beberapa minggu sampai satu tahun setelah digigit anjing, kucing, kera, yang
menderita rabies.
* Pemeriksaan laboratorium pada otak dan kelenjar air liur hewan yang menggigit, dan
pada air liur, air mata serta jaringan otak penderita menunjukkan adanya virus Rabies.
Malaria
* Demam berkeringat-dingin, menggigil, yang berulang setiap I-3 hari, sakit kepala
hebat, badan lemah, muka pucat, sering disertai mual, muntah dan nyeri otot.
* Kadangkadang limpa membesar, kejang dan kesadaran menurun.
* Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya parasit malaria
(Plasmodium)
Influenza
* Demam, perasaan dingin dan ingusan 1-6 hari, seringkali disertai sakit kepala, sakit
pada otot-otot clan batuk.
* Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus influenza atau zat
antinya.
Hepatitis
* Demam badan lemas, mual, selaput mata kuning, air seni berwarna seperti air the
kental.
* Pemeriksaan laboratorium pada darah/tinja menunjukkan adanya virus Hepatitis dan
pada darah juga terdapat antigen virus tersebut
Tifus Abdominalis
* Demam tinggi terus menerus 1 minggu atau lebih, badan lemah, sakit kepala, sembelit
(obstipasi) kadang-kadang diare, permukaan lidah kotor dan pinggirnya merah, disertai
dengan kesadaran menurun.
* Pemeriksaan laboratorium pada darah, air seni, tinja atau sumsum tulang menunjukkan
kuman Salmonella typhi dan pada darah terdapat adanya kenaikan kadar zat antinya
Meningitis
Enchephalitis
Anthrax
Tipe Kulit :
* Kulit melepuh (vesikel) tanpa sebab yang jelas atau tukak (ulcus) dengan pinggir
menonjol dan bagian tengahnya berwarna merah tua-kehitaman, kadang-kadang disertai
demam tinggi.
Tipe gastrointestinal :
* Sakit perut hebat yang terjadi beberapa jam sesudah makan daging hewan yang
menderita penyakit anthrax.
* Pemeriksaan laboratorium pada darah, lesi di kulit, tinja/ rektal swab, bangkai hewan
(tulang, daging, alat organ dalam), dan tanah yang tercemar hewan penderita anthrax
menunjukkan adanya kuman anthrax (Bacillus Anthracis).
Referensi
1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
2. Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
3. Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
4. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT.
Rineka Cipta
5. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
6. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan
Kabupaten, Bandung, ITB