KARAKTERISTIK
Clostridium sp
(BAKTERI GRAM POSITIF
BATANG PEMBENTUK
SPORA)
BARRIANTI,S.ST,MM
Clostridium sp
( BAKTERI GRAM POSITIF BATANG PEMBENTUK SPORA)
01 02 03 04
PENDAHULUAN CIRI MORFOLOGI PATOGENESIS TAHAP
SEL & KOLONI INFEKSI & IDENTIFIKASI
KLASIFIKASI
PERTUMBUHAN PENYAKIT YANG
KOLONI DITULARKAN
AKTOVITAS
BIOKIMIA
1
PENDAHULUAN
• Kingdom : Bacteria
• Phylum : Firmicutes
• Class : Clostridia
• Ordo : Clostridiales
• Family : Clostridiaceae
• Genus : Clostridium
• Spesies : Clostridium botulinum, C. perfringens, C. tetani, C. difficile, dll
1.
PENDAHULUAN
masuk ke tubuh melalui luka terbuka akibat cidera atau luka bakar.
◦ sekitar 16 minggu.
Pencegahan
Keracunan perfringens secara umum dicirikan dengan kram perut dan diare yang
mulai terjadi 8-22 jam setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak
C. perfringens penghasil toxin penyebab keracunan makanan.
Patogenisitas
Peracunan disebabkan oleh sel-sel vegetatif pada waktu membentuk spora di rongga
usus . Pengobatannya hanya menghilangkan gejala karena tidak ada pengobatan lain
yang khusus.
Bila ditemukan sejumlah besar C. perfringens dalam biakan anaerobik makanan yang
tercemar.
Cara Penularan
Menelan makanan yang terkontaminasi oleh tanah dan tinja dimana makanan tersebut
sebelumnya disimpan dengan cara yang memungkinkan kuman berkembangbiak
3.
PATOGENESIS INFEKSI & PENYAKIT YANG
DITULARKAN
3.
PATOGENESIS INFEKSI & PENYAKIT YANG
DITULARKAN
Foodborne botulism
Botulisme jenis ini terjadi akibat konsumsi makanan yang
terkontaminasi bakteri C. botulinum, terutama makanan kalengan yang
tidak diproses dengan baik.
Wound botulism
Botulisme ini terjadi ketika bakteri C. botulinum masuk ke luka. Kondisi
ini banyak terjadi pada orang yang menyalahgunakan NAPZA, terutama
jenis suntik.
Ketika NAPZA masuk ke dalam tubuh, bakteri di dalam zat tersebut
akan berkembang biak dan menghasilkan racun.
Infant botulism
Infant botulism terjadi ketika bayi mengonsumsi makanan yang
mengandung spora bakteri C. botulinum (biasanya madu atau sirup
jagung) atau akibat terpapar tanah yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Spora bakteri yang tertelan oleh bayi akan berkembang biak dan
melepaskan racun di saluran pencernaan.
3.
PATOGENESIS INFEKSI & PENYAKIT YANG
DITULARKAN
Pengobatan Botulisme
Penanganan utama botulisme adalah pemberian antitoksin untuk
mencegah racun berikatan dengan saraf dan merusaknya. Terapi ini
dapat mencegah perburukan gejala dan mengurangi risiko
komplikasi.
Berdasarkan gejala yang dialami, penanganan lain yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Pemberian alat bantu pernapasan, alat bantu napas atau
ventilator akan dipasang pada pasien yang sulit bernapas.
2. Pemasangan selang makan, pasien yang mengalami gangguan
menelan akan diberikan selang makan.
3. Terapi rehabilitasi, dilakukan pada pasien yang kondisinya
sudah stabil. Tujuannya adalah untuk membantu pemulihan
dalam berbicara dan menelan, serta memperbaiki fungsi tubuh
yang terkena dampak botulisme.
4.
TAHAP IDENTIFIKASI
Collection & Transport HANDLING SAMPEL UNTUK BAKTERI ANAEROB
KULTUR
Sampel pemeriksaan diinkubasi dalam kondisi anaerob dengan penambahan
Karbondioksida (CO2) 5 – 10%.
Suhu 35 ° - 37 ° C selama 48 jam.
Secara umum, biakan tidak boleh terkena oksigen sampai setelah inkubasi 48
jam, karena anaerob paling sensitive terhadap oksigen selama fase
pertumbuhan.
Dinyatakan tidak terdapat pertumbuhan setelah 5 hari sampel diinkubasi
4.
TAHAP IDENTIFIKASI
KULTUR
4.
TAHAP IDENTIFIKASI
KULTUR
4.
TAHAP IDENTIFIKASI
KULTUR
4.
TAHAP IDENTIFIKASI
4.
TAHAP IDENTIFIKASI
4.
TAHAP IDENTIFIKASI
SEKIAN
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT