Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI 2

ISLOASI DAN IDENTIFIKASI Proteus sp

DISUSUN OLEH :

NAMA : AL FANDY
KELAS : B20
NIM : P420046

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakteri Proteus sp. merupakan bakteri aerob/anaerob fakultatif yang
dapat menunjukan pertumbuhan pada suhu 37°C. Proteus sp. membentuk
asam dan gas dari glukosa, dan dapat mengubah fenil alanine menjadi
asam fenil alanine pirufat serta menghidrolisa urea dengan cepat karena
adanya enzim urase pada TSIA yang bersifat alkali asam dengan
membentuk H₂S. proteus sp. disebut juga bakteri proteolitik karena
bakteri ini dapat menguraikan dan dapat memecah protein secara aerob/
anaerob sehinggah menghasilkan komponen berbau busuk seperti
hidrogen, sulfit, amin, indol, dan asam lemak. Proteus sp. dapat
menghidrolisis urea menjadi CO3 dan NH3 serta melepas amoniak.
Bakteri Proteus sp. adalah bakteri gram negatif dengan bentuk batang
pendek, tidak memiliki spora dan tidak berkapsul namun dapat bergerak
aktif dengan flagel peritrik, dan merupakan bakteri aerobe (Brooks et al,
2013). Bakteri ini sangat cepat menyebar di atas permukaan pembiakan
padat, dan menghasilkan urease yang menghasikan amoniak (Wahid,
2011).
Bakteri Proteus sp. sering ditemukan pada infeksi saluran kemih (ISK)
yang disebabkan oleh infeksi nosokomial pada pasien yang mengalami
perawatan jangka panjang di rumah sakit, karena pengunaan pelaratan
medis yang tidak steril, seperti catheters, nebulizer, dan sarung tangan
untuk pemeriksaan luka. Catheters merupakan peralatan medis yang
menyebabkan tingginya tingkat infeksi saluran kemih, bila tidak ditangani
secara dini dan tepat dapat menimbulkan komplikasi yang berat seperti
gagal ginjal, sepsis, bahkan kematian (Mufida, 2010). Bakteri Proteus sp.
bersifat patogen pada manusia jika keluar dari saluran pencernaan seperti
dari usus dan memasuki saluran kencing, dapat menyebabkan infeksi
saluran kemih. Oleh karena itu perlu penurunan daya hambat terhadap
bakteri Proteus sp. penghambatan bakteri dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan mengunakan bahan obat sintetis dan bahan alami, bahan
alami berasal dari tumbuhan atau hewan sedangkan obat sintetis
diproduksi oleh pabrik kimia obat yang megandung satu atau beberapa zat
aktif, seperti antibiotic ampicilin, amoxycilin, ciprofloxaxime, ceftazidim,
ceftriaxone, tetrasiklin, sefalosporin, dan penicillin (Endriani, Andrini, &
Alfina, 2010).

B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui cara memperoleh koloni darii suatu media tertentu
dari suatu spesimen juga dapat mengetahui sifat-sifat khas suatu
mikroorganisme, sifat morfologi, hasil pewarnaan gram dan biokimia serta
patogenitas bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Proteus sp merupakan bakteri patogen pada manusia karena dapat


mengakibatkan infeksi saluran kemih. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Proteus sp dapat disembuhkan dengan menggunakan antibiotik, tetapi penggunaan
antibiotik yang berlebihan menyebabkan bakteri menjadi resisten, sehingga
pengobatan akan menjadi tidak efektif dan menimbulkan efek sampingyang besar
(Darsana et al.,2017). Proteus sp. merupakan bakteri bentuk batang, gram negatif,
tidak berspora, tidak berkapsul, berflagel peritrik, bakteri ini berukuran 0,4 – 0,8 ×
1,0 - 3,0 µm. Proteus sp. termasuk dalam bakteri non laktosa fermenter, bersifat
fakultatif aerob/anaerob (Wahyu, 2005). Sifat koloni Proteus sp. pada media
MCA membentuk koloni sedang besar, tidak berwarna atau berwarna merah
muda, non lactose fermented, smooth, menjalar atau tidak menjalar, kalau
menjalar permukaan koloni kasar, sedangkan pada media EMB koloni tidak
berwarna, transparan, dan halus. Proteus sp. mengeluarkan bau khas dan
swarming pada media BAP. Proteus sp. menunjukkan pertumbuhan yang
menyebar pada suhu 37ºC. Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa
sifatnya khas, antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin piruvat
atau PAD dan menghidrolisa urea dengan cepat karena adanya enzim urease pada
TSIA bersifat alkali asam dengan membentuk S (Jawetz, 2005).
Proteus sp. sering ditemukan di tanah, air dan merupakan flora normal pada
saluran pencernaan manusia. Bakteri ini menyebabkan infeksi pada manusia
apabila manusia mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh bakteri
tersebut atau menggunakan air yang kurang bersih yang kemungkinan
terkontaminasi oleh Proteus sp. kemudian bakteri ini meninggalkan saluran usus
dan menginfeksi organ seperti kantong kemih dengan cara berkembang biak yang
mengakibatkan penyumbatan pada aliran kemih kemudian menyebabkan
peradangan atau infeksi pada saluran kemih dan pada sebagian kasus Proteus sp.
ditemukan sebagai penyebab diare pada anak-anak (Jawetz, 2005).
Proteus sp. adalah bakteri patogen oportunistik, dapat menyebabkan infeksi
saluran kemih atau kelainan seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran
napas. Proteus sp. dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri
tersebut meninggalkan saluran usus (Jawetz, 2005). Spesies ini ditemukan pada
infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia, pneumonia dan lesi fokal
pada penderita yang lemah atau pada penderita yang menerima infus intravena,
pada infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Proteus sp. ini urin bersifat basa
sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak mungkin
mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus sp.mungkin ikut berperan dalam
invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus sp. menghasilkan urease
mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia (Radji,
2009).
Klasifikasi Bakteri Proteus sp.Menurut Jawetz (2005) Proteus sp. dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Spesies : Proteus vulgaris, Proteus morganii, Proteus mirabilis, Proteus rittgeri
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


a). Waktu
Hari 1 : Selasa, 28 September 2021 pukul 13.00-12.00 WITA
Hari 2 : Rabu, 29 September 2021 pukul 15.00-17.00 WITA
Hari 3 : Kamis, 30 september 2021 pukul 11.00-01.00 WITA
b). Tempat
Laboratorium bakteriologi, Politeknik Kesehatan Muhammadiyah
Makassar.

B. Alat Dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan adalah swab steril, ose, cawan petri, tabung reaksi,
rak tabung, pipet tetes, inkubator, kaca objek, mikroskop, lampu spiritus,
korek api.
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Urine ISK, NaCl fisiologis, kristal violet,
lugol, alkohol 95%, safranin, media MCA, media SIM, media MR-VP,
media SCA, media TSIA, media gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa),
reagen kovac, alfa naftol 5%, KOH 40%, methyl red.

C. Cara Kerja/Prosedur Kerja


1. Isolasi dan identifikasi
Hari pertama
Inokulasi sampel pada Larutan NaCl
Inokulasikan sampel ke dalam Larutan NaCl
Kultur pada media MCA
a. Pijarkan ose bulat dan biarkan dingin kembali
b. Buka tabung NaCL panaskan mulut tabung kemudian ambil satu mata ose
biakan.Panaskan kembali mulut tabung, kemudian tutup tabung.
c. Buka cawan media MCA, gores lempengan agar, menggunakan teknik
gores, jangan melukai lempengan agar dengan ose. d. Inkubasi media MCA
pada suhu 37°C selama 24 jam.
Hari kedua
Pengamatan Koloni Pada Media MCA
Amati karakterisasi morfologi koloni bakteri pada media MCA meliputi
bentuk koloni, warna koloni, tekstur koloni, tepian koloni, clevasi koloni, dan
sifat hemolitik.
Uji Biokimia
Ambil biakan yang dicurigai pada media MCA, lakukan kultur pada
medium SIM,MR-VP, SCA, TSIA, dan gula-gula, Setelah itu inkubasi media
pada suhu 37°C selama 24 jam.
Hari Ketiga
Pengamatan Medium
Lakukan pengamatan pada medium SIM MR-VP, SCA, TSIA, dan gula
gula,
Pewarnaa Gram
- Kaca objek dibersihkan dengan kain/tissue kemudian dilewatkan di atas api
untuk menghilangkan lemak dengan pembakar Bunsen.
- Buat apusan dengan meletakkan 1 ose akuades di atas kaca objek kemudian
dengan ose ambil sedikit biakan dari media MCA, lalu suspensikan biakan
dengan akuades di atas gelas objek lalu fiksasi
- Lakukan prosedur pewarnaan Gram.
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mengambil sampel kontaminasi dan biakan murni dan meletakkan
sampel diatas preparat
c.  Memfiksasi preparat
d. Menggenangi apusan dengan Kristal violet selama 1 menit, bilas dengan air
mengalir
e.  Mengenangi apusan dengan lugol selama 1 menit, bilas dengan air
mengalir
f. Memucatkan apusan dengan etil alkohol 95%, bilas dengan air mengalir
g. Mengenangi dengan safranin selama 1 menit, bilas dengan air mengalir
h. Mengeringkan preparat dengan menggunakan tissue
i.  Mengamati dengan mikroskop perbesaran 100x dengan oil imersi
- Amati morfologi dan sifat Gram bakteri dengan menggunakan mikroskop
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Makroskopik Pada Media MCA
Ukuran Bentuk Warna
Kecil,sedang bulat Merah,
Besar kuning

2. Pewarnaan Gram ( Mikroskopik )

Ukuran Bentuk Warna


Pendek Batang Merah

3. Uji biokimia
Hasil Keterangan

 Sulfur: -
SIM  Indol: +
 Methylity: +

MR Positif (+)

VP Negatif(-)
SCA
TSIA Positif (+)

4. Uji gula-gula

Hasil Keterangan

Glukosa: +

Laktosa: +

Sukrosa: +

B. Pembahasan
Dari hasil praktikum didapatkan hasil isolasi pada media selektif MAC
koloni berbentuk bulat dengan ukuran 1-3 mm, berwarna putih kecokelatan,
elevasi cembung, pinggiran rata dan ciri khas koloni sangat basah(mucoid).
Selanjutnya adalah penanaman pada uji biokimia dimana uji biokimia ini
telah dilakukan pada medium TSIA diperoleh positif terdapat asam alkali dan
terbentuk gas. Pada medium SCA positif terdapat sitrat. Pada medium SIM
Sulfur yang diperoleh Positif terdapat endapan berwarna hitam, Indol yang
ditambahkan reagen kovac positif terbentuk cincin warna merah, Motyliti
positif terdapat bekas tusukan pada medium tersebut. Pada medium MR yang
ditambahkan reagen methly red 3 tetes didapatkan hasil positif terbentuknya
cincin warna merah. Pada medium VP yang ditambahkan KOH 40% DAN
Alfa naftol diperoleh negatif karena tidak terdapat warna merah di sekitar
bagian atas medium VP.
Pada uji gula-gula setelah dilakukan penanaman semua hasil yang
didapatkan adalah positif yang menandakan terdapat gas pada tabung durham
dan uji gula-gula dilakukan untuk mengetahui fermentasi karbohidrat.
Dari hasil mikroskopik ditemukan bakteri dengan sifat gram negatif,
berbentuk  batang,  berpasangan  atau  membentuk rantai, Bakteri  Proteus  sp
termasuk dalam bakteri non fruktosa fermenter, bersifat fakulatif aerob/
anaerob.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada Penelitian ini difokuskan untuk isolasi bakteri proteus sp yang
menyebabkan penyakit infeksi saluran kemih atau kelainan bernanah seperti
abses, Pada penelitian ini ditemukan bakteri proteus sp pada sampel urine.

B. Saran
Pada saat penanaman bakteri harus selalu dekat pada api, agar tidak
terkontaminasi oleh bakteri yang berada disekitar dan tetap selalu memaki
APD yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Hemolytic Uremic Syndrome. Med Clin North Am 2013


Herendra. 2009. Jurnal Bakteri Proteus. USU Digital Library: Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai