Anda di halaman 1dari 22

KEHILANGAN, KEMATIAN,

DAN DUKA CITA


NS. RETNA T.A,M.KEP
Mahasiswa mampu:
Memahami tentang kehilangan, berduka dan kematian
Memahami tugas dan peran perawat dalam pengelolaan kehilangan, berduka dan kematian
Memahami asuhan keperawatan klien dengan kehilangan, berduka dan kematian
KEHILANGAN

 Suatu keadaan yang terjadi ketika sesuatu atau seseorang yang tidak dapat ditemui lagi,
diraba, didengar, diketahui atau dialami
 Kehilangan dapat mempengaruhi tingkat distress
 Tipe kehilangan penting untuk proses berduka - perawat perlu memahami dan mengenali
bahwa setiap interpretasi individu ttg kehilangan bersifat individual
MACAM KEHILANGAN:

 Kehilangan actual
 Kehilangan non actual
 Kehilangan maturasional
 Kehilangan situasional
Kategori kehilangan

 Kehilangan Objek Eksternal


 Kehilangan Lingkungan yang telah dikenal
 Kehilangan orang terdekat
 Kehilangan aspek diri
 Kehilangan Hidup
DUKACITA, BERKABUNG &
KEHILANGAN KARENA KEMATIAN
• BERKABUNG: proses yang mengikuti suatu
• DUKA CITA: Proses mengalami reaksi kehilangan dan mencakup berupaya untuk
psikologis, social dan fisik thd kehilangan yg melewati dukacita
dipersepsikan (Rando,1991) • Proses mendalam, internal, menyedihkan dan
• Respons yang ada: keputusasaan, kesepian, berkepanjangan
ketidakberdayaan, kesedihan, rasa bersalah, dan
marah
DUKA CITA

 Mencakup pikiran, perasan dan perilaku


 Tujuan untuk mencapai fungsi yang lebih efektif dengan mengintegrasikan kehilangan ke
dalam pengalaman hidup klien
 Tugas duka cita (Herper, 1987):TEAR
1. T = menerima realitas dr kehilangan
2. E = mengalami kepedihan akibat kehilangan
3. A= menyesuaikan lingkungan yg tidak lagi mencakup orang, benda atau aspek diri yg
hilang
4. R = memberdayakan kembali energi emosional ke dlm hubungan yg baru
(potter and Perry, 2005)
RESPON DUKA CITA

 DUKA CITA ADAPTIF


 DUKA CITA TERSELUBUNG
KONSEP DAN TEORI BERDUKA

ENGEL (1964) KUBLER-ROSS (1969) RANDO (1991)


Syok dan tdk percaya menyangkal penghindaran
marah
Tawar menawar

Mengembangkan kesadaran depresi konfrontasi

Mengenali dan restitusi penerimaan akomodasi


ASKEP- PENGKAJIAN

 Gali makna kehilangan


 Reaksi klien akan kehilangan
 Faktor-factor yang mempengaruhi respon kehilangan
 Pahami karakterik kehilangan (anak-lansia)
 Sifat hubungan
 Sistem pendukung social
 Sifat kehilangan
 Kenyakinan spiritual dan budaya
 Status mental
ASKEP-DIAGNOSA KEPERAWATAN
(NANDA , 2018-2020)
 DUKA CITA (DOMAIN 9-KELAS 2-KODE DIAGNOSIS 00136)
 DUKA CITA TERGANGGU( DOMAIN 9-KELAS 2-KODE DIAGNOSIS 00135)
 RISIKO DUKACITA TERGANGGU (DOMAIN 9- KELAS 2 – KODE DIAGNOSIS
00172)
ASKEP –INTERVENSI & IMPLEMENTASI

 KOMUNIKASI TERAPEUTIK
 PEMELIHARAAN HARGA DIRI
 PENINGKATAN KEMBALI AKTIVITAS KEHIDUPAN
 MERAWAT KLIEN MENJELANG AJAL DAN KELUARGANYA
DYING
Durasi b`variasi, menit sampai minggu.
Tanda Klinis Dying :
 Refleks menghilang
 Respirasi > cepat, dyspnea, kadang cheyne stokes
 Kulit dingin, lembab, tp suhu inti tubuh me
 Pupil dilatasi & terfiksasi sampai diameter tt
 Nadi cepat & lemah
 TD
 Pe kesadaran
 Wajah tampak kurus - cyanosis
06/13/22
Intervensi Kep Klien Dying
a. Emotional Intervention
 Bebaskan klien dr kesendirian, rasa takut & depresi  butuh sso u/mhabiskan
waktu
 Pelihara keamanan, kepercayaan diri, & martabat klien  jangan diabaikan
 Pelihara harapan klien
 Spiritual support  terutama malam hari

06/13/22
b. Physiologic Intervention
 Analgesic
 Pe kemampuan mengontrol defekasi & urination 
gunakan handuk & kateter
 Akumulasi secret/mucus  suction
 Lubrikasi mukosa mulut  air, juice  akibat
kekeringan & pe suhu tubuh
 Atur posisi  tonus otot
 Posisi fowler (pasien sadar)  membantu mempermudah
respirasi
Posisi sim`s (pasien tdk sadar) membantu
mengeluarkan secret
 Ciptakan lingk kondusif  penerangan cukup (pe fungsi
penglihatan)
06/13/22
PERUBAHAN FISIOLOGIS SESUDAH
KEMATIAN
1.Rigor mortis :
 Kekakuan tbh 2-4 jam sampai 96 jam setelah kematian
 Muncul akibat pe sintesis ATP
 ATP penting u/ relaksasi otot
ATP : relaksasi otot terganggu  otot kontraksi/kaku
 Rigor mortis dimulai dari otot2 involunter (jantung,
bladder,dll) lalu ke kepala, leher, rahang, & ektremitas.
 posisikan tbh dlm posisi anatomis, tu2p mata &
mulut, copot gigi palsu

06/13/22
2. Algor mortis :
 Seiring penurunan TD & fungsi hipothalamus  suhu tubuh 1 C/jam sampai di
bawah suhu ruangan
 Pada waktu yg sama elastisitas kulit berkurang  kulit mudah rusak & robek
 Lepaskan plester& balutan scr perlahan

06/13/22
3. Postmortem Decomposition
 Livor mortis :
sirkulasi darah  kulit discolored (PD rusak sel
darah rusak  Hb mewarnai jaringan sekitar)
warna kulit tidak merata, bercak kebiruan terutama
daerah > bawah
 Tinggikan kepala u/mcegah perub warna pd wajah
 Terjadi penguraian o/bakteri terutama pd jaringan
lunak
 Penguraian o/bakteri bisa dipercepat o/suhu yg
meningkat
 Suhu rendah menghambat penguraian
 Simpan dlm tempat yg dingin di RS
06/13/22
KASUS

 Seorang wanita usia 45 tahun dirawat dengan keluhan nyeri pada perut. Klien mual
muntah, tidak napsu makan sudah 1 minggu. Kondisi klien lemas, wajah pucat. Klien
mengalami gangguan tersebut sejak suaminya meninggal dunia. Perilaku klien berubah,
klien selalu murung, menyendiri, bicara lemah dan selalu menyalahkan dirinya. Klien
selalu menyesal karena meninggalkan suaminya untuk belanja dipasar, sehingga suaminya
terjatuh dia tidak tahu. klien selalu menangis. Klien sedih dan berduka. TD 100/90 mmHg,
N=88x/menit, S= 37C, RR= 20x/menit.

Anda mungkin juga menyukai