Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

DI RUANG PERAWATAN GARUDA 7 RS.SARI MULIA BANJARMASIN

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 3
1. Ahmad Doni Faisal 17IK507
2. Devi Cahyana 17IK512
3. Eka Agustina 17IK515
4. M.Wildan Rianda 17IK525
5. Merry Lidya 17IK527
6. Noor Hikmah 17IK533

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN


PROGRAM STUDII LMU KEPERAWATAN
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Gastritis


TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : Ruang Garuda 7
KELOMPOK : 3
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. Ahmad Doni Faisal 17IK507
2. Devi Cahyana 17IK512
3. Eka Agustina 17IK515
4. M.Wildan Rianda 17IK525
5. Merry Lidya 17IK527
6. Noor Hikmah 17IK533

Banjarmasin,........................20
Menyetujui,
RS.Sari Mulia Banjarmasin Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)
STIKES SARI MULIA
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Raudatul khatimah,amk Dewi Wulandari,S.Kep,Ns

NIK. 490.02.09.01 NIK.


LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Gastritis


TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : Ruang Garuda 7
KELOMPOK :3
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. Ahmad Doni Faisal 17IK507
2. Devi Cahyana 17IK512
3. Eka Agustina 17IK515
4. M.Wildan Rianda 17IK525
5. Merry Lidya 17IK527
6. Noor Hikmah 17IK533

Banjarmasin,........................20
Menyetujui,
RS.Sari Mulia Banjarmasin Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)
STIKES SARI MULIA
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Raudatul khatimah,amk Dewi Wulandari,S.Kep,Ns

NIK.490.02.09.01 NIK.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
Laporan Pendahuluan Gastritis Di Ruang Perawatan Garuda 7 RS.Sari Mulia
Banjarmasi ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di
satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang belum banyak tertangani, di lain pihak terlah terjadi
peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) yang banyak
disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi, modernisasi, dan
globalisasi. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran
pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin, 2012)
Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis di dunia
sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di inggris
(22%), china (31%), jepang (14,5%), Kanada (35%), dan prancis (29,5%).
Di asia tenggara sekitar 583, 635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.
Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun
gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan
seseorang. Persentase dari angka kejadian gastritis di beberapa daerah
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari
238.452.952 jiwa penduduk (kurnia, 2011).
Profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gasrtritis merupakan salah
satu penyakit dari 10 penyakit tebanyak pada pasien inap di rumah sakit
Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2012). Angka
kejadian gastritis pada beberapa daerah Indonesia cukup tinggi dengan
prevalansi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Didapatkan
data bahwa di kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%,
denpasar 46%, sedangkan di jawa tengah angka kejadian infeksi cukup
tinggi sebesar 79,6% (Riskesdas, 2013). Dinas kesehatan kabupaten
sukoharjo tahun 2014 menurut urutan besar penyakit kabupaten
sukoharjo, gastritis menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita
sebesar 38.075 orang (Dinkes Kabupaten Sukoharjo, 2014). Jumlah
pasien di puskesmas gatak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
2. 906
Berdasarkan data yang didapatkan di Rumah Sakit Sari Mulia
Banjarmasin pada tahun 2017 bulan februari terdapat 29 orang penderita
gastritis, pada tahun 2017 bulan April terdapat 29 orang penderita
gastritis, bulan mei 2017 terdapat penderita gastritis 45 orang, pada bulan
juni 2017 terdapat 39 orang penderita gastritis, bulan juli terdapat 71
orang penderita gastritis. berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa di RS Sari Mulia Banjarmasin angka kejadian Gastritis semakin
meningkat dari tahun ketahun, itu artinya masih banyak orang yang
mengalami komplikasi atau penyulit dalam penyakit gastritis sehingga
dilakukan rawat inap di Rumah Sakit.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gastritis di
antaranya yaitu pengetahuan dan upaya untuk mencegah terjadinya
gastritis. Pengetahuan merupakan domain yang sangat dalam
membentuk tindakan seseorang (overt brhaviour). Upaya pencegahan
merupakan perilaku yang memerlukan totalitas penghayatan dan aktivitas
seseorang yang juga merupakan respon seseorang terhadap objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2010). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Zilmawati (2007) pengetahuan mempunyai
hubungan bermakna terhadap gejala gastritis, dengan adanya
pengetahuan tentang proses terjadinya gastritis, faktor penyebab,
rawatan yang tepat, masalah gejala gastritis yang dihadapi oleh individu
dapat diatasi.
Penyakit gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari
semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survey
menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang usia produktif,
misalnya survei yang dilakukan oleh fakultas kedoteran univversitas
Indonesia (FKUI) belum lama ini, sekitar 60 persen penduduk Jakarta
yang termasuk dalam usia produktif sudah terkena maag (gastritis).
Bahkan, pada anak-anak sendiri sudah ada sekitar 27 persen yang
menderita gastritis. Hal tersebut diduga karena tingginya masih banyak
masyarakat, khususnya anak-anak muda, yang menganggap sepele
keberadaan penyakit maag (wibowo, 2007). Pada usia produktif
masyarakat rentan terserang gejala gastritis, dari tingkat kesibukan serta
gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang
mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor lingkungan yang biasa
menyebabkan munculnya gejala gastritis. Meskipun itu tidak jarang
masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis timbul hanya karena
faktor asupan makanan atau telat makan.
Penyakit gastritis yang terjadi di Negara maju sebagai besar
mengenai usia tua. Hal ini berbeda dengan di Negara maju sebagian
besar mengenai usia tua. Hal ini berbeda dengan di Negara berkembang
yang banyak mengenai usia dini. Hal ini berbeda dengan di Negara
berkembang yang banyak mengenai usia dini. Menurut Zhaoshen L dkk
(2010), kasus gastritis umumnya terjadi pada penduduk yang berusia
lebih dari 60 tahun. Menurut penelitian maulidiyah (2007), 57,8%
responden mempunyai jenis kelamin perempuan. Penelitian Yunita
(2010), menemukan 70% dari responden penelitian berjenis kelamin
perempuan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berpendapat bahwa
kasus gastritis memerlukan penanganan secara komprehensif dan
keikutsertaan klien dan keluarga sangat membantu dalam upaya
memperoleh derajat yang optimal. Untuk penulisan ingin mengetahui dan
memahami lebih lanjut tentang penanganan/asuhan terhadap Tn. M
dengan “Gastritis” yang tersusun sebagai laporan dengan judul “Laporan
Kasus kelompok Asuhan Pada Tn. M umur 58 tahun dengan gastritis di
ruang Garuda 7 Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin”.

B. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai
berikut.
1. Apakah definisi dari gastritis?
2. Apakah etiologi dari gastritis?
3. Bagaimana patofisiologi dari gastritis?
4. Bagaiamana manifestasi klinis pada gastritis?
5. Apakah komplikasi pada gastritis?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada gastritis?
C. Tujuan
a Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada
Tn.M umur 58 tahun dengan gastritis diruang garuda 7 Rumah
Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
b Tujuan Khusus
1). Mahasiswa melakukan pengkajian data secara subjektif pada
pasien Tn.M umur 58 tahun tahun dengan gastritis diruang
garuda 7 Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin .
2). Mahasiswa melakukan pengkajian data secara objektif pada
pasien Tn.M umur 58 tahun dengan gastritis diruang garuda 7
Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
3). Mahasiswa melakukan cara analisis data pada pasien Tn.M
umur 58 tahun dengan gastritis diruang garuda 7 Rumah Sakit
Sari Mulia Banjarmasin.
4). Mahasiswa melakukan dan mengerti cara penatalaksanaan
pada pasien Tn.M umur 58 tahun dengan gastritis diruang
garuda 7 Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin
5). Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien Tn.M
umur 58 tahun dengan gastritis diruang garuda 7 Rumah
Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
6). Mahasiswa mampu membandingkan teori dan kasus pada
pasien Tn.M umur 58 tahun dengan gastritis diruang garuda 7
Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.

D. Manfaat
a. Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai informasi bagi instansi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan
datang.
b Bagi lahan praktik
Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi pembelajaran untuk
penatalaksanaan yang dilakukan di rumah sakit.
c Bagi mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa terutama
mengenai gastritis dan dapat memberikan asuhan penatalaksanaan
kepada pasien gastritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis
yang ditemukan berupa dispepsia atau indigesti (Mansjoer, 2001).
Gastritis adalah peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosi. Erosi karena perlukaan hanya
pada bagian mukosa(Inayah, 2004).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis
adalah peradangan pada mukosa lambung dan submukosa lambung
yang bersifat secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari
bakteri, obat-obatan dan bahan iritan lain, sehingga menyebabkan
kerusakan-kerusakan atau perlukaan yang menyebabkan erosi pada
lapisan-lapisan tersebut dengan gambaran klinis yang ditemukan
berupa dispepsia atau indigesti.

B. Etiologi
Menurut Muttaqin (2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
a Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS
(indometasin, ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid,
kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine),
salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
b Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
c Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies,
E. coli, tuberculosis, dan secondary syphilis.
d Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
e Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
f Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf
pusat, dan refluks usus lambung.
g Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu
dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan
agen-agen iritasi mukosa lambung.
h Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu (
komponenpenting alkali untuk aktivasi enzim-enzim
gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga
menimbulkan respon peradangan mukosa.
i Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran
darah ke lambung.
j Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan
antara agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga
integritas mukosa, yang dapat menimbulkan respon peradangan
pada mukosa lambung.

C. Patofisiologi
a .Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam.
Pada pasien yang mengalami strees akan terjadi perangsangan
saraf simpatis NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan
produksi asam klorida (HCl) didalam lambung akan menimbulkan
rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang
merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang
berfungsi untuk menghasilkan mukus mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa
lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa lambung karena
penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilitasi sel
mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat enzim yang
memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah fundus.
Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl
meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa
nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster.
Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat
berupa pengelupasan. Pengelupasan sel mukosa gaster akan
mengakibatkan erosi memicu timbulnya pendarahan. Pendarahan
yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga
berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi
menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan(Price dan
Wilson, 2000)
b .Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery
pylory ( H. pylory ) Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai
tipe A / tipe B, tipe A ( sering disebut sebagai gastritis autoimun )
diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi
dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun
seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung. Tipe B ( kadang disebut sebagai gastritis ) mempengaruhi
antrum dan pylorus ( ujung bawah lambung dekat duodenum ) ini
dihubungkan dengan bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum
panas atau pedas, penggunaan atau obat-obatan dan alkohol,
merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung. (Smeltzer dan
Bare, 2001)
H.phylori kafein
Obat-obatan
(NISAD,aspirin,sulfanomida
steroid,digitalis. Melekat pada epitel Memprodukai
lambung bikorbinat(HCO)
Menganggu pembentukan
sawat mukosa lambung Menghancurkan lapisan
mukosa lambung Mengkemukakan protektif
terhadap asam

Membair lambung
terhadap asam dan
pepsin

Menyebabkan difusi
kembali asam
lambung&pepsin

inflamasi Erosi mokosa lambung


Memtonus dan
peristaltic lambung

Nyeri epigastrium
Mukosa lambung
kehilangan integritas
Refluk isi duodenum
jaringan
Nyeri akut kelambung

Mual
Memsensori untuk
makan

Dorongan ekspulasi
anoreksia
lambung kemulut

Ketidakseimbangan Muntah
nutrisi kurang dari
kebutuhan

Pendarahan

Kekurangan volume
cairan
D. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala
Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
a .Gastritis Akut
Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan
hemoragi.
Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan,
mual, dan anoreksia. disertai muntah dan cegukan. Beberapa
pasien menunjukkan asimptomatik.
Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu
mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer, 2001)
b . Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik
kecuali untuk gejala defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B,
pasien mengeluh anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu
hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan
muntah. (Smeltzer dan Bare, 2001)
E. Klasifikasi
a Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada
sebagian besar merupakan penyakit yang ringan dan sembuh
sempurna. Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi
klinisnya adalah:
1). Gastritis akut erosif
Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
dari pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).
2). Gastritis akut hemoragic
Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai
perdarahan mukosa lambung dalan berbagai derajat dan
terjadi erosi yang berarti hilangnya kontunuitas mukosa
lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada
mukosa lambung tersebut.( Hirlan, 2001)
b Gastritis Kronis
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun.
Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai
berikut :
a Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema ,
serta perdarahan dan erosi mukosa.
b Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan
mukosa pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan
kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan
karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief.
c Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul
nodul pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan
hemoragik.

F. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut
Dermawan ( 2010) adalah:
Perdarahan saluran cerna bagian atas , ulkus peptikum, perforasi dan
anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12
G. Penatalaksanaan Medis
a Pengobatan pada gastritis meliputi:
1). Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
2). Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit
diberikan intravena untuk mempertahankan keseimbangan
cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak
parah diobati dengan antasida dan istirahat.
3). Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat
pembentukan asam lambung dan kemudian menurunkan
iritasi lambung.
4). Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung
dengan cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali
asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi.
5). Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,
Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi
pilorus. (Dermawan, 2010)
b Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:
Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
danjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
1). Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal
: alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan
jus lemon encer atau cuka encer
2). Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena
bahaya perforasi. terapi pendukung mencakup intubasi,
analgesic dan sedative, antasida, serta cairan intravena.
Endoskopi fiberopti mungkin diperlukan. Pembedahan darurat
mungkin diperlukan untuk mengangkat gangrene atau jaringan
perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambungmungkin
diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilrus. Gastritis kronis
diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan
istiratahat, mengurangi stress dan memulai farmakoterapi. H.
Pilory data diatasi dengan antibiotic ( seperti tetrasiklin atau
amoksisilin ) dan garam bismu ( pepto bismo ). Pasien dengan
gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang
disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor instrinsik.

H. Penatalaksanaan Keperawatan
1). Istirahat
2). Mengurangi stress
3). Diet : Air teh, tidak makan yang bisa memicu nyeri dengan
kemudian diberikan peroral pada interval yang sering.
Makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding, agar-agar
dan bubur yang hangat , biasanya dapat ditoleransi setelah
12 – 24 jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya
ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan gastritis
superficialyang kronis biasanya berespon terhadap diet
sehingga harus menghindari makanan yang berbumbu banyak
atau berminyak. (Dermawan, 2010).

I. Pengkajian keperawatan
Dalam melaksanakn asuhan keperawatan gastritis
1.pengkajian
2 pengumpulan data
3.identitas penderita
4.keluhan utama
5.riwayat penyakit sekarang
6.riwayat penyakit dahulu
7.riwayat penyakit keluarga

J.Pemeriksaan fisik
1.kesadaran umum,vital sign,status dan nutrisinya.
2.pemeriksaan persistem
a. System perspsi sensori
b.System persarafan kesadaran
c.System pernafasan
d. System kardiovaskuler
e. Sytem gastointrstinal
f. System integumen
g. System perkemihan
3.pada fungsi kesehatan
a.Pola persepsi kesehatan
b.Pola nutrisi dan metabolisme
c.Pola eliminasi
d.Pola aktivitas dan istirhat
e.Pemeriksaan penujang
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa,07 Agustus 2018


A. IDENTITAS
1. Identitas
a. Pasien
Nama : TN. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 58 Tahun
Pendidikan :SMK
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. A
Status Pekawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar
Tanggal Masuk RS : selasa, 07 Agustus 208
Diagnosa Medis : Gastritis
Nomor Rekam Medis : 2568XXX
b. Identitas penanggung jawab

Nama : NY. M
Umur : 45 Tahun
Agama : islam
Pekerjaan : IRT
Hubungan : Istri
Alamat :Jl. A
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan perutnya terasa nyeri seperti ditusuk di
bagian perut sebelah kiri
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan pusing,dan perutnya terasa nyeri dan
mual muntah ,sebelumnya klien hanya merasa sedikit sakit
dirumah setelah beberapa hari merasa tidak tertahankan
barulah dibawa di igd rs sarimulia.
b. Riwayat Kesehatan terdahulu
Klien mengatakan bahwa 2 tahun yang lalu pernah
mengalami nyeri seperti ini dan sempat masuk rumah sakit
setelah itu nyeri seperti ini kambuh kembali pada pukul
05.00 wita dan keluarga pasien pun segera membawa
pasien ke rumah sakit
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit seperti ini. Keluarga klien ada yang mempunyai
penyakit keturunan Diabetes Mellitus .klien mengatakan
mempunyai riwayat diabetes militus dan hifertensi ,bukan
hanya itu saja klien pun mengatakan mempunyai penykit
ginjal
4. Pola kebutuhan selama sakit
a. Nutrisi
Jenis makanan : nasi, sayuran, telur, roti
Frekuensi : 2-3 kali sehari
Jenis minuman : air putih hangat.
Porsi makan : 1 porsi
Porsi minum : 4-5 gelas sehari
b. Eliminasi
1) BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Kosistensi : padat
Warna : kuning
2) BAK
Frekuensi : 3-5 kali perhari
Warna : kuning jernis
Bau : khas
c. Personal hygiene
Frekuensi mandi(di seka) : 2 kali sehari
Frekuensi ganti pakaian : sesuai kebutuhan
d. Istirahat & Tidur
Siang : Tidur selama 1,5 jam di RS Sari Mulia
Malam : Tidur selama 5 Jam di RS Sari Mulia
5. Data psikologis dan spiritual orang tua/ keluarga:
Tanggapan keluarga terhadap keadaan pasien:
Keluarga pasien tampak cemas
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmetis
GCS :E4,M6,V5
Tanda vital
TD : 130/90
Suhu : 36,8oC.
Nadi : 90x/menit.
Respirasi : 24x/menit.
BB :79 Kg
TB :170 Cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Kepala :Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok dan tidak
terdapat pembengkakan atau lesi.
2) Muka :Muka tidak pucat, dan tidak ada kelainan.
3) Mata :Mata simetris konjungtiva tidak pucat,dan tidak
ada nstagmus klien tidak mengunakan alat bantu mata.
4) Telinga :Simetris, tidak ada pengeluaran serumen dan
tidak ada cairan keluar dan pendengaran baik.
5) Hidung :Simetris tidak ada polip, secret, terlihat
pergerakan cupping hidung,dan penciuman normal bisa
membedakan makanan dan obat
6) Mulut lidah bersih, gusi tidak ada pembekakan, gigi bersih
dan Tidak ada kelainan, tidak ada kelainan pada bibir
7) Leher : Tidak ada pembekakan kelenjar tiroid, limfe
dan vena Jugularis.
8) Dada:Tampak semetris saat inspirasi dan ekspirasi dan
ada retraksi dinding dada yang abnormal.
9) Abdomen :Tidak terdapat distensia abdomen tidak
ada masa.
10) Ekstremitas :Tidak ada odem, dan pergerakannya
baik.
b. palpasi
1) leher :Tidak teraba pembengkakan kelenjar tyroid dan
vena jugularis.
2) thorax : Tidak ada respon nyeri tekan
3) abdomen : Teraba nyeri tekan di bagian kiri abdomen
c. perkusi
1.) Paru : sonor
2.) Jantung : redup
3.) Abdomen : timpani
d. Auskultasi
1) Thorax : suara nafas abnormal (ronchi)
2) Abdomen : bising usus positif (8-10x/menit)
C. Analisa Data
1. Diagnosa : Tn. M umur 58 tahun dengan Gastritis.
2. Masalah : sakit di bagian lambung.
3. Kebutuhan : KIE tentang penatalaksanaan pada pasien
gastritis dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi.

No Nama Obat Dosis Isi Obat Fungsi Efek Samping Cara


. obat obat Obat Penerapa
n
1. Infus Futrolit 20 Natrium , CI, Membantu Alergi Injeksi intra
tts/menit Kalium , Ca, mengatasi vena dosis
Magnesium, kebutuhan sesuai
Acetate, karbohidrat, dengan
NaCl, KCl, cairan, dan penderita.
CaCi2, elektrolit
Mg(OH)2, Na dalam
acetate, tubuh.
2. injeksi 2x1 Lyophilixed Usus ulkus -kembung Injeksi intra
Pantorin pantoprazole kecil - mual muntah vena dosis
Na. - Bisul Perut -tromboflebitis sesuai
- Gastrin -reaksi anafilaksis dengan
Tumor -reaksi alergi penderita.
- Cedera Leukopenia
Mukosa
Esofagus
3 Cernivit 1x1 Retinol Sebagai Reaksi anafilatik Injeksi intra
Palmitate multivitamin Dapat vena.
Choleclcifero harian , bisa mengakibatkan
Tocopherol juga pusing, pingsan
Ascorbic acid diberikan dan
Pyrodoxine pada kasus kemungkinan
Thiamin dimana iritasi jaringan
pemberian
terapi
intravena
diperlukan

4. Trovensis 1x1 ondansetron Sebagai Sakit kepala , Obat oral


obat anti cegukan ,
mual dan sembelit dan sakit
muntah perut
BAB IV
PEMBAHASAN

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa


lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi
dan infeksi. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi
sel-sel radang pada daerah tersebut (Hirlan, 2009). Gastritis lebih dikenal
sebagai magg berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan it is yang berarti inflamasi/peradangan.
Dari anamnesa Tn.M berumur 48 tahun ini pernah terkena penyakit
gastritis. Tuan tersebut merasakan sakit di bagian perut ulu hati sebelah
kanan selama 2 hari. Di hari pertama Tuan tersebut merasakan sakit yang
tidak berlebihan dan di hari yang kedua Tuan tersebut merasakan sakit
yang sangat berlebihan dan merasa mual. Hal ini sesuai dengan teori
menurut (Hirlan, 2009). Bahwa pasien yang mengalami penyakit gastritis
gejala umum yaitu nyeri, pana atau pedih di bagian ulu hati di sertai mual
dan muntah.
Pemeriksaan yang di lakukan tanggal 07 Agustus 2018 pada Tn.M di
dapatkan bahwa Tn.M mengalami Gastritis dengan gejala sakit dibagian
perut 2 hari. Di hari pertama tidak terlalu sakit setelah hari kedua sakitnya
menusuk di bagian perut/ lambung, ada pusing,dan mual 1 hari. Hal ini
sesuai dengan teori (Hirlan, 2009) bahwa pasien yang mengalami
penyakit Gastritis gejala umum yaitu Rasa tidak nyaman pada abdomen
dengan sakit kepala, kelesuan, mual.
Pemeriksaan objektif yang di lakukan pada tanggal 07-agustus-2018
kepada Tn.M dengan perkusi di bagian abdomen tampak sakit,. Hal ini
sesuai dengan teori (Smeltzer, 2011) bahwa pasien yang mengalami
penyakit Gastritis mengalami gangguan pada bagian abdomen.
Pemeriksaan pengkajian pasien mengatakan Tn. M perutnya sakit di
bagian lambung, pusing dan merasa mual. Hal ini sesuai teori menurut
(Smeltzer, 2011) yang menyatakan bahwa penyakit Gastritis
mengakibatkan kelemahan, dehidrasi, stes, membuat kesetabilan tubuh
tidak seimbang dan mual.
Penatalaksanaan yang di lakukan pada Tn.M saat masuk ruang garuda
7 dengan Gastritis adalah pemberian suntikan menghilangkan rasa sakit,
obat pusing dan mual berupa injeksi yang diberikan sebanyak 2x1 selama
2 hari. Tindakan ini sesuai dengan teori (Dermawan, 2010) yang
menyatakan pasien yang mengalami penyakit Gastritis yang di rawat inap
tatalaksan adalah pengobatan dengan antibiotik yang sesuai, serta
tindakan suportif meliputi pemberian cairan intravena dan pemberian obat
oral.
Pasien mengatakan merasakan sakit di bagian perut kurang lebih 2
hari, ada pusing , di sertai mual 1 hari. Penatalaksanaan yang di anjurkan
kepada pasien makan sedikit tapi sering dan makan tepat waktu,serta diet
cabai,kopi,alkohol,cuka, bila pasien masih merasakan rasa sakit dibagian
perut anjurkan pasien dengan tehnik relaksasi seperti tarik nafas buang
nafas dari mulut.
Dilihat dari data subjektif, objektif dan analisa data yang sudah
dilakukan dilahan praktik garuda 7 RS Sari Mulia Banjarmasin Tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil kesimpulan dapat di ambil dari laporan kasus ini adalah
dilihat dari tujuan penulisan laporan kasus pasien mengatakan
merasakan sakit di bagian perut kurang lebih 2 hari, ada pusing , di
sertai mual 1 hari. Dirumah ada diberi obat mylanta tetapi di karenakan
perutnya masih merasa sakit yang berlebihan keluarga pasien
memutuskan ke Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
Pada Tn.M dilakukan pemeriksaan khusus, karena perutnya sangat
sakit dan pusing yang berlebihan dan mual tidak efektif dari hasil
penunjang pemeriksaan pasien positif mengalami penyakit Gastritis.
Dari data diatas pasien di diagnosa mengalami penyakit Gastritis.
Penatalaksanaan paling utama adalah membertahukan kepada keluarga
pasien bila pasien masih merasakan sakit di bagian perutnya ajarkan
paisen untuk relaksasi. Pasien harus banyak-banyak istirahat, minum air
hangat minimal 4-5 gelas sehari untuk memenuhi kebutuhan cairan
tubuh sekaligus untuk menetralkan lambung, makan tepat waktu,
menganjurkan pasien untuk tidak stres, menganjurkan pasien makan
sedikit tapi sering, kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan diet
gastritis seperti menghndari makanan yang mengandung cuka, cabai,
kopi, alkohol.
Berdasarkan dari data subjektif dan objektif Tn. M dengan gastritis
antara keadaan dilapangan dan teori mempunyai kesamaan.
B. SARAN
Adapun saran yang saya ingin di sampaikan pada dasarnya adalah
untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya dalam
membuat asuhan keperawatan yang akan dibuat. Maka penulis
menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai informasi bagi instansi pendidikan
dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa
yang akan datang.
2. Bagi lahan praktik
Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi pembelajaran
untuk penatalaksanaan yang dilakukan di rumah sakit.
3. Bagi mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa
terutama mengenai gastritis dan dapat memberikan asuhan
penatalaksanaan kepada pasien gastritis.
DAFTAR PUSTAKA

Dekes RI (2011). Profil Data Kesehatan Indonesia


Dermawan, D & Rahyuningsih, T. 2010. Keperawatan Medikal bedah (Sistem
Hirlan, 2009. Gastritis Dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilit I Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL-DATA-KESEHATANNDONESIA
Muttaqin, A.& Kumala S. (2011). Gangguan Gastrointestinal :
Aplikasi Asuhan Keperawatan Mediakl Bedah. Jakarta : Salemba Medikal
Smeltzer, S & Bare B. G. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8
Volume 1.Jakarta : EGC.S
WHO (2012). Standard Treatment Guidelines and Essential Medicines
List For South Africa

Anda mungkin juga menyukai