Disusun oleh:
Nama : Resanda Ayu Rahma Said
Nis : 10.20.10857
Bidang Keahlian : Kesehatan
Program Keahlian : Kesehatan
Kopetensi Keahlian : Asisten Keperawatan
Disusun oleh:
Nama : Resanda Ayu Rahma Said
Nis : 10.20.10857
Bidang Keahlian : Kesehatan
Program Keahlian : Kesehatan
Kopetensi Keahlian : Asisten Keperawatan
Mengetahui,
Cisarua,
Oleh :
Mengetahui,
Kepala SMK Kesehatan Al-Ikhlas,
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur atas berkat rahmat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
judul “ Asuhan Keperwatan Dasar Pada An. S Dengan Typhoid Fever di rumah
sakit vania bogor”.Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi kita Muhammad SAW.
Kepada orang tua beserta keluarga yang telah memberikan motivasi baik
Berupa material maupun non material, memberikan semangat, dukungan dan
doa yang mengiringi langkah menempuh Pendidikan di Smk Kesehatan Al-
Ikhlas dan dapat melesaikan tugas ini sesuai waktu yang ditentukan.
Dalam pembuatan Karya tulis ilmiah ini, tentunya penulis tidak dapat
melakukannya dengan sendiri, untuk itu penyusun ingin mengucapkan terima
kasih terhadap pihak-pihak yang telah membantu penyusunan, diantaranya :
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan dukungan umtuk
menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini.
2. Drh.Eni Nuraeni,M.Pd selaku kepala sekolah yang selalu memberikan arahan
kepada kami.
3. Agung Panca S.E selaku wakil kepala sekolah yang telah memberikan
dukungan kepada kami.
4. Fitri S.AG selaku kesiswaan yang senantiasa memberikan dukungan kepada
kami.
5. Tika Yunia A.MD.Kep selaku wali kelas yang telah memberikan dukungan
penuh kepada kami.
6. SMK Kesehatan Al-Ikhlas Cisarua Bogor yang telah memberikan
kesempatan dan motivasi kepada kami untuk melaksanakan prakerin ini.
7. Ade irawan Amd.kep. Selaku pembimbing 1 yang telah memberikan arahan
penuh dalam bimbingan kepada kami.
8. Deni kapriadi S.H.S.PD Selaku pembimbing 2 yang telah memberikan arahan
penuh dan bimbingan kepada kami.
Penyusun ,
Daftar Pustaka
Lampiran
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa hal yang dapat di
jadikan sebagai rumusan masalah diantaranya:
a) Apakah yang dimaksud dengan penyakit Typhoid Fever?
b) Siapa sajakah yang dapat terkena penyakit Typoid Fever?
c) Bagaimana cara melakukan Asuhan Keperawatan Typhoid Fever?
d) Bagaimana dampak setelah diadakan asuhan keperawatan bagi
pasien penderita Typhoid Fever ?
B. Tujuan Penyusunan
1. Tujuan Umum
Dengan tersusunnya Karya tulis ilmiah ini setelah terlaksananya Praktik
di rumah sakit diharapkan mampu menerapkan Asuhan Keperawatan
Dasar pada An, S dengan “Typhoid Fever” di rumah.
2. Tujuan Khusus
Dalam pembuatan Asuhan Keperawatan ini penyusun memiliki Tujuan
khusus diantaranya:
a. Melakukan pengkajian pada An. S dengan Typhoid Fever di
rumah sakit
D.Metode Penyusunan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, menggunakan metode penulisan
deskriptif, yaitu memberikan gambaran-gambaran kegiatan Asuhan
Keperawatan yang di berikan kepada pasien Typhoid Fever. Guna kelengkapan
Karya Tulis Ilmiah ini penyusun menggunakan Teknik pengumpulan.
1. Observasi
Onservasi adalah mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk
memperoleh data tentang kesehatan dan keperawatan pasien.
2. Wawancara
Mengadakan Tanya jawab langsung pada pasien dan keluarga mengenai
masalah yang berhubungan dengan pasien.
3. Studi Dokumentasi
Menggunakan pemeriksaan pengobatan dan terapi yang diberikan serta
catatan lain yang relevan dengan penyusunan Karya tulis ini.
4. Studi Pustaka
Penyusun mendapatkan data-data literatur dari berbagai media seperti
bubu, internet, dan media elektronik. Dalam penyususnan asuhan
keperawatan penyusun berpedoman pada buku SDKI (Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran
Keperawatan Indonesia), SIKI (Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia).
BAB IV PENUTUP
Yang terdiri dari simpulan dan saran
DAFTAR PUSAKA
LAMPIRAN
2. Klasifikasi Typhoid
Menurut WHO (2003), ada 3 macam klasifikasi demam typhoid dengan
perbedaan gejala klinis :
Demam typhoid akut non komplikasi, demam tifoid akut
dikarakterrisasi dengan adanya demam berkepanjangan abnormalis fungsi
bowel (konstipasi pada pasien dewasa, dan diare pada anak-anak), sakit
kepala, melaise, dan anoksia, bentuk brochitis biasanya terjadi pada fase
awal penyakit selama periode demam, sampai 25% penyakit menunjukan
adanya rose spot pada dada, abdomen dan punggung.
Demam typhoid dengan komplikasi, pada demam typhoid akut
keadaan mungkin dapat berkembang menjadi komplikasi parah. Bergantung
pada kualitas pengobatan dan keadaan kliniknya, sehingga 10% pasien
dapat mengalami komplikasi, mulai dari melena, perforasi, susu dan
peningkatan ketidaknyamanan abdomen.
Keadaan karier, keadaan karier typhoid terjadi pada 1-5% pasien,
tergantung umur pasien. Karie typhoid bersifat kronis dalam hal sekresi
salmonella typhi di feses (WHO,2003)
3. Anatomi fisiologi
4. Etiologi
5. Patofisiologi
Bakteri salmonella typhi masuk kedalam tubuh melalui makanan dan
air yang tercemar, sebagai kuman dihancurkan oleh asar lambung, dan
Sebagian masuk ke usus halus, mencapai plague peyeri di ileum terminalis
yang hipertropi.
Salmonella typhi memiliki fembria khusus yang dapat menempel
kelapisan plague peyeri, sehingga bakteri dapat difagositosis. Setelah
menempel, bakteri memproduksi protein yang mengganggu brush bobder
usus dan memaksa sel usus dan di presentasikan kemakrofag. Sebagai
kesadaran dan gel salmonella.
patogencuty island 2 setelah sampai kelenjar getah bening menseterika
kuman kemudian masuk keliaran darah melalui ductustorasikus sehingga
terjadi bakterimia pertama asimtomatik.
Salmonella typhi juga baersarang dalam sytem retikulo endothelial
terutama limpa dan hati, dimana kuman meninggalkan selfagosit
6. Pathway
8. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis dini demam thypoid dan pemberian terapi yang tepat
bermanfaat untuk mendapatkan hasil yang cepat dan optimal sehingga dapat
mencegah terjadinya komplikasi. Pengetahuan mengetahui gambaran klinis
penyakit sangat penting untuk membantu mendeteksi penyakit ini. Pada kasus
kasus tertentu, dibutuhkan pemeriksaan tambahan dari labolatorium untuk
membantu menegakkan diagnosis. Gambaran darah tepi pada permulaan
penyakit dengan pemeriksaan pada keadaan penyakit yang lanjut. Pada
permulaan penyakit, dapat dijumpai pergeseran hitung jenis sel darah putih
ke kiri, sedangkan pada stadium lanjut terjadi pergeseran darah tepi ke kanan
(limfositosi relatif)
Ciri lain yang dapat di temukan pada gambarah darah tepi adalah
aneosinofilia (menghilangnya eosinofi). Diagnosis pasti demam thypoid
berdasarkan pemeriksaan laboratorium di dasarkan pada 3 prinsip, yaitu:
isolasi bakteri, deteksi antigen mikroba dan titrasi antibody terhadap
organisme penyebab.
Kultur darah merupakan gold standard metode diagnostig dan hasilnya
positif 60-80% dari pasien, bila darah yang tersedia cukup (darah yang
diperlukan 15ml untuk pasien dewasa). Untuk daerah endemic dimana serung
terjadi penggunaan antibiotik yang tinggi, sensitifitas kultur darah rendah
(hanya 10-20% kuman saja yang terdeteksi).
9. Penatalaksanaan
Menurut Inawati (2017) pengobatan/penatalaksanaan pada penderita
Demam thypoid adalah sebagai berikut :
1. Penatalaksanaan medis
a. Pasien demam thypoid perlu dirawat, pasien harus mengalami tirah
baring ditempat tidur sampai minimal 7 sampai 14 hari. Maksud untuk
tirah baring ini adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi
pendarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi untuk pasien harus
dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihannya kekuatan pasien.
Kebersihan tempat tidur, pakaian, dan peralatan yang dipakai pasien.
Pasien dengan kesadaran menurun, posisi tubuhnya minimal 2 jam
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut (Nugroho, 2011) tindakan keperawatan yang dilakukan
untuk pasien dengan demam thypoid antara lain:
a. Gangguan suhu tubuh (Hipertermi).
1) Kaji penyebab hipertermi
2) Jelaskan pada klien/keluarga pentingnya mempertahankan
masukan cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi.
3) Ajarkan/lakukan upaya mengatasi hipertermi dengan kompres
hangat, sirkulasi cukup, pakaian longgar dan kering dan
pembatasan aktivitas.
4) Jelaskan tanda-tanda awal hipertermi: kulit kemerahan,
letih,sakit kepala, kehilangan nafsu makan.
10. Komplikasi
Komplikasi Demam Typhoid Pada Usia Anak Komplikasi demam
typhoid dapat terjadi di berbagai sistem organ. Komplikasi yang terjadi di
sistem gastrointestinal berupa hepatosplenomegali (35- 65%), perforasi usus
(5-35%), cholesistitis (<5%), dan yang paling jarang cholestitis hepatitis dan
peritonitis.21
Hepatitis typhoid menjadi salah satu komplikasi pada kasus anak
dikarenakan sistem imun memediasi langsung toksin typhoid pada hepatosit
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sehingga virus hepatitis mudah
menyerang. Penurunan sistem imun dengan hematoglobinopati serta
terjadinya infeksi MDR juga menjadi komplikasi yang berat meskipun
jarang terjadi pada kasus anak. Komplikasi demam typhoid pada sistem
syaraf dapat berupa gangguan ensefalitis 25%, meningitis 13,89%,
polineuropati 8,33%, dan sindrom extrapiramidal 5,56%.22 Pansitopenia
sementara dapat menjadi manifestasi klinis jika bakteri salmonella typhi
berpindah ke dalam sumsum tulang. Anemia dan trombositopenia juga
dapat menjadi komplikasi demam typhoid pada usia anak. Pada usia
neonatus, septikemia merupakan komplikasi demam typhoid yang paling
sering terjadi.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada Selasa, 27 September 2022 jam 19,00 WIB.
1. BIODATA
a. Identitas pasien
Nama : An. S
Umur/tgl lahir : (9 thn 11 bulan 2 hari ) Bogor, 28 September 2012
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar ( SD)
Pekerjaan : Pelajar
Suku/bangsa : Sunda
Status perkawinan :Belum Kawin
Alamat : Kp. Cikondang RT. 02/04
Tgl masuk RS : Selasa, 27 September 2022 Jam 18.00 WIB
No. RM : 91959
Diagnosa medis : Demam Typoid, Febris H ke- 7
AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Ambulasi √
Naik tangga √
Makan dan Minum √
Gosok gigi √
4) Pola Nutrisi-Metabolik
5) Pola Eliminasi
Eliminasi Urine
Eliminasi Alvi
7) Oksigenasi
Pasien tampak tidak memakai alat bantu nafas.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum: pasien terlihat lemas
e. Wajah :
Inspeksi : wajah tampak simetris tidak ada lesi
Palpasi: saat di palpasi tidak ada massa dan nyeri tekan
f. Mata :
Inspeksi : mata simetris kiri dan kanan sclera anikterik
konjuntiva merah muda pupil isokor tidak ada kelainan
Palpasi: tidak ada massa tidak ada nyeri tekan
g. Hidung :
Inspeksi : hidung pasien berbentuk pesek lubang hidung
bersih tidak ada kotoran
Palpasi : hidung pasien saat di palpasi tidak ada massa dan
tidak ada nyeri tekan
h. Mulut :
Inspeksi : bibir terlihat kering dan pucat lidah sedikit kotor
terdapat gigi berlubang di bagian belakang
Palpasi : tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan
i. Telinga :
j. Leher :
Inspeksi: leher tampak bersih, warna kulit sawo matang dan
tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan kelenjar getah bening tidak
teraba dan tiroid tidak teraba
k. Dada:
Inspeksi : dada terlihat simetris gerakan nafas tampak normal
tidak terganggu
Palpasi : Saat dipalpasi tidak ada massa tidak ada lesi
Perkusi : perkusi redup
Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan suara nafas
vesikuler
l. Abdomen:
Inspeksi : Kulit berwarna sawo matang
Palpasi :ada nyeri tekan dibagian abdomen kanan bawah
ketika di raba tidak terdapat lesi maupun massa
Perkusi :
Auskultasi : pada saat diperiksa abdomen pasien terdengar
seperti air berdenting di pipa
m. Genetalia :
Pasien menolak diperiksa genetalia
n. Ekstremitas :
b) Ekstremitas bawah
Inspeksi : pergerakan kiri dan kanan berfungsi dengan baik
Palpasi : tidak ada massa tidak ada lesi dan tidak ada nyeri
tekan
5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan laborat : H2TL, WIDAL
b. Radiologi: Tidak ada
c. EKG: Tidak ada
d. Terapimedis:
Paracetamol 300 mg (6, 10, 14, 18 ) (IV)
Ceftriaxone 3 x 1 gr (10, 14, 18 ) (IV)
Omeprazole 2 x 1 (IV)
Ondan 3 x 4 (IV)
e. Diet : Tidak ada
B. PENGELOMPOKAN DATA
DIAGNOSIS/ MASALAH
NO HARI/TANGGAL DATA KEPERAWATAN
1. DS: Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anaknya Hipertemia
Selasa, 27 masih naik turun.
September 2022
DO: Saat diraba akral pasien terasa hangat, pasien
tampak pucat.
TTV :
TD: 90/60 mmhg
S: 39,8
N: 56 x/menit
R: 22 x/menit
TUJUAN &
HARI/ DIAGNOSIS/ MASALAH
NO KRITERIA
TANGGAL KEPERAWATAN INTERVENSI
HASIL
1 Selasa, 27 Hipertermia Setelah di lakukan intervensi Definisi
. September 2022 keperawatan selama 3x24 jam Mengidentifikasi dan mengelola
diharapkan masalah teratasi dengan peningkatan suhu tubuh akibat
kriteria hasil disfungsi termoregulasi
Tindakan
observasi
Identifikasi penyebab
hipertermia,(Mis.,dehidrasi,
terpapar lingkungan panas,
penggunaan incubator)
Monitor suhu tubuh
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Edukasi
Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu.
Tindakan
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
Berika makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika
mampu
DIAGNOSIS/
HARI/ TINDAKAN
NO MASALAH JAM RESPON PASIEN TANDA TANGAN
TANGGAL KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
F. EVALUASI
Bogor, ……………………
Siswa
(……………)