Anda di halaman 1dari 74

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STRES PADA

PENDERITA GASTRITIS DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS MAMBORO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program


Pendidikan Sarjana Terapan Keperawatan
Politeknik KesehatanKemenkes Palu
Jurusan Keperawatan

Oleh :
Jumriana
PO7120318043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh Pembimbing Poltekkes

Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi Sarjana Terapan

Keperawatan Palu.

Nama : Jumriana
Nim : P07120318043

Palu, September 2022


Pembimbing I,

Lenny, SKM,S.Kep,NS.M.Kes
NIP. 197110301992032008

Pembimbing II,

Dr. Baharuddin condeng, SKM,M.Kes


NIP. 196809171997031001

Mengetahui,
Ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan

Iwan, S.Kep.Ns.M.Kes
NIP.19770326200312100

ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh Tim penguji

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi

Sarjana Terapan Keperawatan.

Nama : Jumriana

Nim : P07120318043

Palu, September 2022


Penguji 1,

Metrys Ndana, S. SIT,M.Kes


NIP.19700328199002201

Palu, September 2022


Penguji 2,

Rina Tampake,S.Pd. S.Kep,Ns,M.Med.Ed


NIP. 196302131986032002

Palu, September 2022


Penguji 3,

Yulianus Sudarman , S.Kep,Ners,M.Med.Ed


NIP. 196806191988021001

Mengetahui , Menyetujui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan keperawatan

Nasrul, SKM, M . Kes Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp, M.Si


196804051988021005 196604241989032002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan Kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa,
yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran pola makan dan stres terhadap
penderita gastritis di wilayah kerja Puskesmas Mamboro”.

Bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
peneliti menyampaikan terimakasih kepada orang tua peneliti Najamudin, Ibunda
Muhaini saudara saya Rahmad saudara saya Rahardi saudara Moulid. Terimakasih
atas segala bantuan moril ataupun materil, kasih sayang, dukungan, pengorbanan
dan semangat serta doa yang tulus dan ikhlas demi keberhasilan penulis.

Skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan semua pihak. Olehnya
itu ucapan serta penghargaan yang tinggi kepada yang terhormat:

1. Nasrul, SKM., M.Kes, Direktur Poltekkes Kementrian kesehatan Palu


2. Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp.M. Si Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palu
3. Iwan S.Kep, Ners, S.H, M.Kes Selaku Kaprodi Sarjana Terapan Keperawatan
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan-
masukan berupa kritik dan saran yang membangun motivasi peneliti dalam
penyusunan Skripsi.
4. Lenny, SKM.S,Kep,Ns,M.Kes Selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan dan masukan-masukan berupa kritik dan
saran yang membangun motivasi peneliti dalam penyusunan Skripsi.
5. Dr.Baharuddin Condeng, SKM,M.Kes Selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan-masukan berupa
kritik dan saran yang membangun motivasi peneliti dalam penyusunan
Skripsi.

iv
6. Metrys Ndama,S.SIT,M.Kes Selaku Selaku Ketua Penguji I dalam penulisan
Skripsi ini telah banyak memberikan saran dan masukan unntuk penulisan
Skripsi.
7. Rina Tampake,S.Pd,S.Kep,Nss,M.Med.Ed Selaku Penguji II dalam penulisan
Skripsi ini telah banyak memberikan saran dan masukan untuk penulisan
Skripsi.
8. Yulianus Sudarman,S.Kep,Ners,M.Med.Ed Selaku Penguji III dalam
penulisan Skripsi ini telah banyak memberikan saran dan masukan untuk
penulisan Skripsi.
9. Seluruh Dosen beserta staf Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan
Keperawatan
10. Teman-Teman Sarjana terapan Keperawatan Angkatan 07 Politeknik
Kesehatan Kemenkes palu.
Peneliti berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca
sekalian dan dengan segala keterbatasan, peneliti menyadari bahwa dalam
Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan ataupun kekeliruan karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran agar penulisan selanjutnya akan lebih baik
lagi. Akhirnya penulis memohon maaf atas segala kekurangan ataupun
keliruan-kekeliruan dalam Penulisan Skripsi ini, walaupun penulis telah
berupaya sebatas kemampuan yang ada pada diri penulis. Semoga Skripsi ini
dapat memberikan suatu manfaat kepada semua pihak yang sempat membaca.
Dan semoga Allah SWT memudahkan segala urusan Kita. Amin

Palu, September 2022

Peneliti

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Jumriana

Nim : PO7120318043

Kelas : Reguler

Tempat dan tanggal lahir : Tanamea 01 September 2000

Agama : Islam

Alamat : Mamboro Jl. Lagumba

B. Riwayat Pendidikan

1. Tamat Sekolah Dasar Negeri Tombi Tahun 2012

2. Tamat MTS Ampibabo Tahun 2015

3. Tamat SMK Nusantara Tahun 2018

4. Mengikuti Pendidikan di Polteknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan

Sarjana Terapan Keperawatan Tahun 2018 – 2022

vi
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN

Jumriana,2022. Gambaran pola makan dan stress terhadap penderita


gastritis di wilayah kerja puskesmas Mamboro. Skripsi
Jurusan Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Palu. Pembimbing (1) Lenny. Pembimbing (2) Baharuddin
Condeng
ABSTRAK
(XII + 43 halaman + 7 tabel + 9 lampiran )
Gastritis atau yang biasa disebut dengan maag adalah proses inflamasi atau
terjadinya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh karena adanya faktor iritasi
serta infeksi pada mukosa dan submukosa lambung. Tujuan dari penelitian ini
yaitu diletahuinya gambaran pola makan dan stres pada penderita gastritis di
Mamboro wilayah kerja Puskesmas Mamboro.
Desain penelitian ini menggunakan metode desktiptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatf. Populas pada penelitian ini adalah seluruh
penderita gastritis sebanyak 62 responden. Sampel pada penelitin ini berjumlah 38
responden yang didapatkan menggunakan rumus slovin dengan presisi 10%,
tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simple
random sampling yaitu dengan cara diundi.analisis data yang digunakan adalah
analisa univariat.
Hasil penelitian dilakukan dilakukan pada 38 responden yang menderita
gastritis sebanyak 21 responden (55%) yang mempunyai pola makan yang kurang
baik dan sebanyak 17 responden (45%) yang mempunyai pola makan yang baik.
Dan pada stres, tidak stres sebanyak 19 responden (50%), stres ringan sebanyak 7
responden (18%), stres sedang sebanyak 8 (21%), kemudian stress berat sebanyak
4 responden (11%)
Kesimpulan Pada penderita gastrit mempunyai pola makan yang kuranbaik
sehingga beresiko mengalami gastritis sedangkan pada stres pada penderita
gastritis didapatkan masih ada beberapa responden yang mengalami stress ringan,
sedang, dan berat.
Kata kunci : Gastritis,pola makan,stress
Daftar Rujukan : 24 (2015-2022)

vii
DAFTAR ISI

Halaman sampul……………….…..…………………………..………..….....…...i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI..........................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
Lampiran...............................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan penelitian...........................................................................................5
D. Manfaat penelitian.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7
A. Konsep kejadian gastritis..............................................................................7
1. Pengertian gastritis....................................................................................7
2. Etiologi gastritis........................................................................................8
3. Tanda dan Gejala Gastritis......................................................................10
4. Pencegahan gastritis................................................................................10
4. Pemeriksaan penunjang...........................................................................11
5. Penatalaksanaan.......................................................................................12
B. Konsep Stres...............................................................................................14
1. Pengertian stres........................................................................................14
2. Penggolongan stres..................................................................................15
3. Sumber stres............................................................................................16
4. Jenis-jenis stress......................................................................................16
5. Mekanisme stres......................................................................................18
6. Dampak stres...........................................................................................18
7. Pengukuran stres......................................................................................20
C. Konsep pola makan.....................................................................................21
1. Pengertian pola makan............................................................................21
2. Komponen makan....................................................................................21

viii
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan......................................26
D. Hubungan Stres dan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis...................28
E. Kerangka konsep.........................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................30
A. Jenis dan desain penelitian..........................................................................30
B. Waktu Dan Lokasi Penelitian.....................................................................30
C. Populasi Dan Sampel..................................................................................30
1. Populasi...................................................................................................30
2. Sampel.....................................................................................................30
3. Teknik pengambilan sampel.......................................................................31
D. Definisi Operasional...................................................................................32
E. Jenis dan cara pengumpulan data................................................................33
1. Data primer..............................................................................................33
2. Data sekunder..........................................................................................34
F. Pengumpulan data.......................................................................................34
1. Editing.....................................................................................................34
2. Coding.....................................................................................................34
3. Entry Data...............................................................................................34
4. Cleaning..................................................................................................35
G. Analisa Data................................................................................................35
H. Penyajian data.............................................................................................35
BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN........................................36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................43
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN PENELITIAN......................................................................................

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian Jam Makan Yang Tepat .............................................16


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin .........................37
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur .......................................38
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ..............................38
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ................................39
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola .........................................39
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan stress .......................................40

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema kerangka pikir ..............................................................29

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner pola makan

Lampiran 2 Kuesioner Depression Anxiety Stress Scales

Lampiran 3 Surta keterangan pengambilan data awal dan surat keterangan

pengambilan data awal

Lampiran 4 Surat izin penelitian dan surat keterangan telah selesai penelitian

Lampiran 5 Master table

Lampiran 6 Hasil perhitungan analisa univariat

Lampiran 7 Jadwal kegiatan penelitian

Lampiran 8 Lembar keaslian penulisan

Lampiran 9 Dokumentasi

xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis atau sakit pada ulu hati ialah terjadi peradangan pada mukosa

dan submukosa lambung. Gastritis ditandai dengan rasa mual muntah,

perdarahan pada kasus lanjut, rasa lemah dan nafsu makan menurun.Gastritis

merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan

penyakit dalam dan merupakan salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan

oleh masyarakat, baik remaja maupun orang dewasa (Suwindri, Yulius

Tiranda, 2021).

Resiko penyakit gastritis masih tinggi, masih banyak masyarakat yang

tidak terlalu memperhatikan menjaga kesehatan lambung seperti gaya hidup

yang tidak sehat terutama dalam memperhatikan dari apa yang dikonsumsi,

penggunaan obat-obatan, stres, serta pola makan yang kurang baik sehingga

mengakibatkan terjadinya inflamasi pada lambung.

Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari

manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan

internal dan eksternal (stressor). Stressor dapat mempengaruhi semua bagian

dari kehidupan seseorang, menyebabkan stres mental, perubahan perilaku,

masalah dalam interaksi dengan orang lain dan keluhan-keluhan fisik salah

satunya mengakibatkan nafsu makan berkurang sehingga menimbulkan

gastritis. Stres menyebabkan penurunan semua kinerja organ tubuh yang

1
dipengaruhi dan dikontrol oleh otak, ketika reseptor otak mengalami kondisi

stres akan menyebabkan perubahan keseimbangan kondisi dalam tubuh

sehingga berdampak terhadap perubahan pola makan yang menyebabkan

gastritis (Anshari & Suprayitno, 2019).

Pola makan merupakan perilaku yang ditempuh seseorang dalam

memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari

yang meliputi frekuensi makan dalam sehari, jenis makanan yang dikonsumsi

dan porsi makan. Kebiasaan makan tidak teratur akan membuat lambung sulit

untuk beradaptasi, jika hal itu berlangsung lama, produksi asam lambung

akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung

dan dapat berlanjut menjadi tukak peptik. Hal tersebut dapat menyebabkan

rasa perih dan mual. Gejala tersebut bisa naik ke kerongkongan yang

menimbulkan rasa panas terbakar (Notoatmodjo, 2011 dalam Anshari &

Suprayitno, 2019).

Data dari World Health Organization (WHO) angka terjadinya

gastritis di dunia dari beberapa Negara yaitu Inggris dengan angka presentasi

22%, cina dengan angka presentasi 31%, jepang dengan angka persentase

14,5%, kanada dengan angka persentase 35% dan perancis angka persentase

29,5%. Di dunia kejadian penyakit gastritis sekitar 1,8-2,1 juta penduduk dari

setiap tahunnya, kejadian penyakit gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635

dari jumlah penduduk setiap tahunnya (Tussakinah W, Burhan IR, 2018

dalam Anshari & Suprayitno, 2019).

2
Hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan oleh Departemen

Kesehatan RI dan angka kejadian gastritis tertinggi mencapai 91,6% yaitu di

kota Medan, kemudian beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%,

Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,35%, Aceh

31,7%, dan Pontianak 31,2%. (Islami, 2019). Berdasarkan profil kesehatan

tahun 2018, gastritis merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh

penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan

jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Mustakim et al., 2022).

Data profil dinas kesehatan provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu,

gastritis termasuk dalam salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak dengan

angka kejadian sekitar 12,316 kasus (Dinkes Sulteng, 2018 dalam Hardani et

al., 2022).

Hasil penelitian sebelumnya oleh Laurensius Fua Uwa , Susi Milwati,

Sulasmin (2019) yaitu hubungan antara stres dan pola makan dengan kejadian

gastritis yang terjadi di puskesmas dinoyo mendapatkan sebagian besar 25

(83,3%) responden mengalami pola makan rendah di Puskesmas Dinoyo.

Responden yang mengalami pola makan rendah berhubungan dengan

kebiasaan makan yang kurang dalam satu hari atau jadwal makan yang tidak

teratur dan bisa disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi bersifat berlemak,

pedas dan asam. Dan pada stres kurang dari separuh 13 (43,3%) responden

mendapatkan mengalami stres sedang di Puskesmas Dinoyo. Kejadian stres

yang dialami responden dipengaruhi oleh pekerjaan didapatkan sebanyak

(36,7%) responden bekerja sebagai swasta hal ini menyebabkan responden

3
stres karena tuntutan pekerjaan, serta diketahui dari 79% responden sering

merasa mudah lelah, letih dan lesu, sebanyak78% responden mengalami

kesusahan tidur saat malam hari dan sebanyak 75% responden sering merasa

cemas.

Hasil penelitian sebelumnya oleh Aura Maulia Mustika, Dasuki, Nofrida

Saswati, (2021) yaitu Gambaran Pola Makan Dan Stress Pada Penderita

Gastritis Di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi menyatakan bahwa

“sebagian besar responden memiliki pola makan yang tidak teratur yaitu

sebanyak 24 (53,3%) dan teratur sebanyak 21 (46,7%) responden. Dan pada

stres sebagian besar responden mengalami stress yaitu sebanyak 30 (66,7%)

tidak stress senanyak 15 (33.3%) responden”.

Hasil pengambilan data pada tanggal 23 Juni 2022 dengan perawat yang

bertugas di ruang administrasi Puskesmas Mamboro didapatkan bahwa pada

tahun 2019 sebanyak 408 ( 5,5%) kasus gastritis, tahun 2020 sebanyak 514

(6,9%) kasus gastritis yang melakukan pengobatan di Puskesmas Mamboro

dan pada tahun 2021 jumlah pasien gastritis meningkat dengan jumlah 806

( 10,8%) kasus. Hal ini membuktikan bahwa di kawasan Puskesmas

Mamboro dinyatakan masih banyak masyarakat yang mengalami kejadian

gastritis, dan pada tahun 2022 dari bulan Maret-Juni didapatkan Mamboro

barat dengan jumlah 55 orang, Mamboro induk dengan jumlah 7 orang.

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada 3 orang penderita

gastritis adalah 2 orang mengatakan menjaga pola makannya dan

menghindari pemicu terjadinya stress, 1 orang mengatakan kadang-kadang

4
mengonsumsi makanan pedas, asin, minum kopi dan kadang-kadang waktu

makannya tidak teratur karena pekerjaan.

Dari keterangan dan data diatas peneliti tertarik untuk mengetahui

“Bagaimana pola makan dan stres terhadap penderita gastritis di wilayah

kerja Puskesmas Mamboro tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka di rumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah ” Bagaimana gambaran pola makan dan stres terhadap

penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas Mamboro?”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya gambaran pola makan dan stres pada penderita gastritis

di Mamboro wilayah kerja Puskesmas Mamboro

2. Tujuan khusus

a. Diketahui gambaran pola makan pada penderita gastritis di wilayah

kerja Puskesmas Mamboro

b. Diketahui gambaran stres pada penderita gastritis di wilayah kerja

Puskesmas Mamboro

D. Manfaat penelitian

1. Bagi petugas kesehatan di puskesmas Mamboro

Dapat memberikan masukan bagi pihak puskesmas kiranya dapat

meningkatkan pelayanan kepada keluarga dan masyarakat melalui

5
promosi kesehatan secara periodic tentang upaya pencegahan penyakit

gastritis.

2. Bagi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

Hasil penelitian nantinya diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

pengembangan ilmu pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah

wawasan khususnya mahasiswa/pembaca umumnya serta guna

meningkatkan mutu pendidikan selanjutnya

3. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang upaya

pencegahan langsung gastritis

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep kejadian gastritis


1. Pengertian gastritis

Gastritis atau yang biasa disebut dengan maag adalah proses inflamasi

atau terjadinya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh karena adanya

faktor iritasi serta infeksi pada mukosa dan submukosa lambung

(Tussakinah, dkk., 2018 dalam Hardani et al., 2022).

Gastritis adalah inflamasi pada mukosa lambung yang ditetapkan

berdasarkan gambaran diri histologis mukosa lambung. Gastritis berkaitan

dengan proses inflamasi epitel pelapis lambung dan luka pada mukosa

lambung (Watari, 2014 dalam Miftahussurur et al., 2021). Istilah gastritis

digunakan secara luas untuk gejala klinis yang timbul di abdomen bagian

atas atau yang disebut daerah epigastrium. Pada pemeriksaan endoskopi,

gastritis dideskripsikan sebagai edema pada mukosa lambung, namun

temuan edema pada pemeriksaan endoskopi tidak spesifik menunjukan

inflamasi pada mukosa (Rugge,2020 dalam Miftahussurur et al., 2021).

Gastritis pada umumnya tidak menimbulkan keluhan, namun gejala khas

gastritis adalah rasa nyeri pada epigastrium. Gejala lainnya adalah mual

muntah, kembung, dan nafsu makan turun. Komplikasinya terdiri dari

perdarahan lambung, ulkus peptikum, dan kanker lambung (Azer SA,

2020 dalam Miftahussurur et al., 2021).

7
a. Gastritis akut

Gastritis akut adalah proses inflamasi mukosa akut yang

menunjukan gejala mual muntah dengan derajat nyeri epigastrik yang

bervariasi. Gastritis akut sering sekali bersifat asimtomatik, tetapi

pada beberapa kondisi dapat menyebabkan anoreksia, muntah,

hematetmesis, dan melena (Miftahussurur et al., 2021).

b. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah salah satu penyakit seumur hidup, serius

dan berbahaya yang umum terjadai pada manusia. Gejala dan tanda

klinis gastritis kronis sifatnya tidak separah gastritis akut namun

persisten, rasa mual dan tidak nyaman pada abdomen bagian atas juga

didapatkan pada gastritis kronis (Miftahussurur et al., 2021).

2. Etiologi gastritis

Penyebab gastritis yang paling umum adalah infeksi bakteri

Helicobacter pylori . gastritis yang disebabkan oleh infeksi H pylori

menjadi faktor resiko penting timbulnya ulkus peptikum beserta

komplikasinya dan kanker lambung, karena H. pylori dapat menyebabkan

kerusakan progresif pada mukosa lambung (Sugono, 2015 dalam

Miftahussurur et al., 2021).

Beberapa penyebab lainnya yang dapat meningkatkan gastritis adalah:

a. Obat analgetik-anti inflamasi terutama aspirin. Aspirin dalam dosis

yang rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung

b. Bahan kimia misalnya lisol

8
c. Merokok

d. Alcohol

e. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar sepsis, trauma,

pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf

pusat

f. Refluks usus lambung

g. Endotoksin

1) Gastritis akut:

Menurut Wim de jong et al (2005) penyebab gastritis akut

yaitu makan terlalu banyak dan terlalu cepat, makan-makanan

yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme

(Nurarif & Kusuma, 2015). Penyebab lain yaitu:

a) Pemakaian sering obat-obatan NSAID seperti aspirin yang

tanpa pelindung selaput enteric

b) Peminum alcohol

c) Perokok berat

d) Stress fisik

2) Gastritis kronik atau tipe spesifiknya dapat tampak terutama pada

keadaan klinik berikut:

a) Penderita dengan ulkus peptikum

b) Hubungan dengan karsinoma lambung

c) Pada penderita dengan anemia

d) Pada penderita setelah gastrektomi (Rendi & TH, 2012).

9
3. Tanda dan Gejala Gastritis

a. Mual

b. Sebagian penderita bisa muntah darah

c. Nausea

d. Muntah dan cegukan

e. Sakit kepala

1) Gastritis akut

a) Nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah

b) Dapat ditemukan hematemesis dan melena (Rendi & TH,

2012)

2) Gastritis kronis

Gejala dan tanda klinis gastritis kronis sifatnya tidak separah

gastritis akut namun persisten. Rasa mual dan tidak nyaman pada

abdomen bagian atas juga didapatkan pada gastritis kronis

(Miftahussurur et al., 2021).

4. Pencegahan gastritis

a. Hindari minuman alkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga

terjadi inflamasi dan perdarahan

b. Hindari merokok karena dapat mengganggu lapisan dinding lambung

sehingga lambung lebih mudah mengalami gastritis dan tukak atau

ulkus. Dan rokok dapat meningkatkan asam lambung dan

memperlambat penyembuhan tukak.

c. Atasi stres sebaik mungkin

10
d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur, namun hindari sayur

dan buah yang bersifat asam ( misalnya jeruk, lemon, nanas, tomato)

e. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran

balik) asam lambung

f. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercepat aliran

makanan melalui usus

g. Bila perut mudah mengalami kembung (banyak gas) untuk sementara

waktu kurangi konsumsi makanan tinggi serat

h. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering, berupa

makanan lunak dan rendah lemak, makan secara perlahan dan rileks

(Nurarif & Kusuma, 2015).

4. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya

antibodi H. pylori dalam darah. Hasil positif yang ada dalam darah

menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada satu

waktu dalam hidupnya, tetapi itu tidak menunjukan bahwa pasien

tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk

memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat

gastritis

b. Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien

terinfeksi oleh H.pylori atau tidak

11
c. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylori dalam

faces atau tidak. Hasil positif dapat mengindikasikan terjadinya

infeksi

d. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat

adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin

tidak terlihat dari sinar-X

e. Rontgen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-

tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan

diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan

ronsen (Nurarrif & Kusuma, 2015).

5. Penatalaksanaan

a. Gastritis akut

Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet

lambung dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk

mengatur sekresi asam lambung berupa antagonis reseptor H2,

inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antacid juga ditujukan

sebagai sifoprotekor berupa sucralfate dan prostaglandin.

Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap

pasien dengan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang

mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab, serta

dengan pengobatan suportif.

12
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dan

antagonis H2 Sehingga mencapai PH lambung 4. Meskipun hasilnya

masih jadi perdebatan, tetapi pada umumnya tetap diajukan.

Penatalaksanaan medical untuk gastritis akut dilakukan dengan

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila

gejala menetap, diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan,

penatalaksanaannya serupa dengan pada hemoragi saluran

gastrointestinal atas. Bila gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan

jus karena adanya bahaya perforasi(Nurarif & Kusuma, 2015).

b. Gastritis kronis

Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit

yang dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan

antibiotic untuk membatasi Helicobacter pylori. Namun demikian lesi

tidak selalu muncul dengan gastritis kronis, alkohol dan obatan yang

diketahui mengiritasi lambung harus dihindari. Bila terjadi anemia

defisiensi besi ( yang disebabkan oleh perdarahan kronis), maka

penyakit ini harus diobati. Pada anemia pernisiosa harus diberi

pengobatan B12 dan terapi yang sesuai. Gastritis kronis diatasi dengan

memodifikasi diet dan meningkatkan istirahat serta memulai

farmakoterapi. Helicobacter pylori dapat diatasi dengan antibiotik

(seperti tetrasiklin atau amoxilin) dan garam bismuth (pepto bismol)

(Nurarif & Kusuma, 2015).

13
B. Konsep Stres
1. Pengertian stres

WHO (2003), menyatakan bahwa stress merupakan respon tubuh

terhadap stressor psikososial. Stres juga dapat diartikan dengan kumpulan

perubahan fisiologis akibat terkena bahaya atau ancaman. Stres sekarang

ini banyak digunakan untuk memperjelas berbagai stimulus dengan

intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku

dan subjektif terhadap stres, konteks ini membuat stres sebagai suatu

sistem. Stres menjadi masalah umum yang ada dalam kehidupan manusia,

karena stres bagian atribut modern dan menjadi bagian hidup yang tidak

bisa dihindari, baik dilingkungan sekolah, kerja, keluarga ,maupun dimana

saja. Stres dapat menimpa siapa saja baik anak-anak, remaja, dewasa

maupun lansia. Sehingga stres dapat dikatakan dapat menimpa siapapun

dan dimanapun. Jika jumlah stres yang menimpa seseorang maka akan

berdampak pada keadaan mental maupun fisik individu. Situasi yang

memungkinkan menjadi pemicu terjadinya stres antara lain beban kerja,

suhu udara, suara bising, cahaya yang terlalu terang, lingkungan kotor,

ventilasi yang tidak memadai dan masih banyak lagi. (Rias et al., 2021).

Menurut Dr. Peter Tyler (dalam Kasuda, 1996) stress adalah perasaan

tidak enak yang disebabkan oleh persoalan-persoalan di luar kendali kita,

atau reaksi jiwa dan raga terhadap perubahan (Lubis, 2016).

Stres adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan

setiap hari yang tidak dapat dihindari perubahan negatif yang dapat

menimbulkan stres, seperti cedera, sakit atau kematian orang yang dicintai,

14
putus cinta, perubahan positif juga dapat menimbulkan stres, seperti naik

pangkat, perkawinan, jatuh cinta.

2. Penggolongan stres

Menurut selye ( 2005 ) dalam menggolongkan stress menjadi dua

golongan yang didasarkan atas persepsi individu terhadap stres yang

dialaminya yaitu:

a. Distress ( stress negative)

Merupakan stres yang merusak atau bersifat tidak menyenangkan.

Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami rasa

cemas, kekuatan, khawatir atau gelisah. Sehingga individu mengalami

keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan dan timbul keinginan

untuk menghadirinya.

b. Eustres ( stress positif )

Eustres bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang

memuaskan, frase joy of stres untuk mengungkapkan hal-hal yang

bersifat positif yang timbul dari adanya stres. Eustres dapat

meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi dan perform

nsnsi kehidupan. Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu

untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni (Tasnim

et al., 2020).

15
3. Sumber stres

a. Stres biologi dapat berupa; mikroba, bakteri, virus, dan jasad renik

lainnya, hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

b. Stres fisik dapat berupa; perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografis,

yang meliputi lokasi tempat tinggal, demografi, termasuk didalamnya

jumlah anggota keluarga, nutrisi, radiasi, kebisingan dan lainnya.

c. Stres kimia, berasal dari dalam tubuh individu sendiri dapat berupa

serum darah maupun glukosa sedangkan dari luar tubuh dapat berupa

obat, pengobatan, pemakaian alcohol, nikotin, cafein, polusi udara, gas

beracun, pencemaran lingkungan, bahan kosmetik, pengawet makanan,

pewarna, dll.

d. Stres sosial psikologis, yaitu label dari prasangka, ketidakpuasan

terhadap diri sendiri, kekejaman, percaya diri yang rendah, perubahan

ekonomi, emosi yang negatif dan kehamilan.

e. Stres spiritual, yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai

keTuhanan (Rias et al., 2021).

4. Jenis-jenis stress

Jenita DT Donsu (2017) menyatakan bahwa jenis stres dibagi menjadi

dua yaitu:

a. Stress Akut merupakan reaksi tubuh terhadap ancaman tertentu,

tantangan atau kekuatan. Reaksi akan segera dan intensif dan di

beberapa keadaan akan menimbulkan gemetaran.

16
b. Stress kronis: reaksi yang lebih sulit dipecahkan atau diatasi, dan

efeknya lebih panjang dan lebih (Rias et al., 2021).

Menrut priyoto (2014) stres dapat dibagi tiga menurut gejalanya yaitu:

a. Stres ringan : Jenis stres yang dihadapi seseorang secara teratur hampir

setiap hari, dimana situasi stres ini ringan dan berlangsung beberapa

menit atau jam saja. Ciri-ciri stress ringan yaitu meningkatnya

semangat, ketajaman penglihatan, peningkatan energy, letih tampa

sebab, gangguan sistem pencernaan, otak, perasaan tidak dapat santai.

Stress ringan dapat diperlukan karena dapat memacu seseorang untuk

berfikir dan berusaha lebih tegar dalam menghadapi tantangan hidup.

b. Stress sedang : jenis stres ini dapat berlangsung lebih lama dari pada

stres ringan, penyebabnya karena menghadapi situasi yang tidak dapat

diselesaikan dengan cepat baik dengan rekan kerja ataupun atasan,

keluarga maupun lingkungan masyarakat. Ciri-ciri stres sedang yaitu

sakit perut, otot yang menegang, dan gangguan tidur.

c. Stress berat: Jenis stres dengan situasi yang berlangsung dalam

beberapa minggu, bulan maupun tahuna, misalnya kesulitan finansial,

perpisahan keluarga, penyakit kronis, psikologi sosial pada usia lanjut.

Ciri-ciri stress berat yaitu sulit beraktifitas, gangguan hubungan sosial,

sulit tidur, penurunan konsentrasi, kecemasan yang berkepanjangan

(Rias et al., 2021).

17
5. Mekanisme stres

Stres baru dapat dirasakan apabila keseimbangan diri terganggu.

Artinya kita baru mengalami highlight manakala kita mempersepsi

tekanan dari stressor melebihi daya tahan yang kita punya untuk

menghadapi tekanan tersebut. Jadi selama kita memandang diri kita

masih bisa menahan tekanan tersebut, (yang kita persepsi lebih ringan

dari kemampuan kita menahan) maka tekanan highlight belum nyata.

Akan tetapi apabila tekanan tersebut bertambah basar (dari stressor

yang lama atau stressor yang lain secara bersamaan) tekanan menjadi

nyata kita menjadi kewalahan dan merasakan stres.

Selama pikiran tidak menghentikan tanda bahaya ke otak,

mekanisme stres ini berjalan terus. Belakangan ini sejumlah penelitian

paduan bidang psikolog dan saraf (Goleman, 2007) menemukan

bahwa otak manusia memiliki banyak neuron counterpart yang

bekerja otonom yang menangkap vigilance pada saat kita berinteraksi

sosial, kemudian membangun (set-up) sistem sirkuit yang sesuai

dengan bacaannya. Dengan perkataan lain, meskipun secara mental

kita masih bisa melakukan adjustment, tubuh secara otonom

melakukan mekanisme pertahanan atau perlindungan sesuai bacaan

neuron mirror (Tebay, 2021).

6. Dampak stres

Menurut Jenita DT Donsu (2017) Stres ringan atau Stres level rendah

dapat dampak positif bagi individu, karena dapat memberikan motivasi

18
dan semangat dalam menghadapi tantangan, terapi stress berat atau level

tinggi dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi, penurunan

respon imun sampai kanker dan gangguan kardiovaskular (Rias et al.,

2021).

Ada tiga kategori dampak stres menurut priyono (2014) yaitu sebagai

berikut:

a. Dampak fisiologis

1) Gangguan pada organ tubuh lebih aktif dalam salah satu sistem

tertentu: Muscle myopathy (otot tertentu mengencang atau

melemah), tekanan darah naik ( kerusakan jantung dan arteri),

sistem pencernaan (maag, diare)

2) Gangguan sistem reproduksi: Amenorrhea ( gangguan menstruasi),

kegagalan ovulasi pada wanita, impotensi dan kurangnya produksi

sperma pada pria, kehilangan gairah sex

3) Gangguan lainnya, seperti migraine, tegang otot, rasa bosan dll.

b. Dampak psikososial

1) Keletihan emosi, jenuh, ini merupakan tanda awal terjadinya

burnout (kondisi stress kronis)

2) Pencapaian akan sesuatu akan menurun, sehingga menurunnya rasa

kompeten dan rasa sukses.

c. Dampak perilaku

1) Jika stress menjadi distres, maka akan terjadi tingkah laku yang

tidak diterima masyarakat.

19
2) Tingkat stress yang cukup tinggi berdampak negatif pada

kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan,

mengambil langkah yang tepat (Rias et al., 2021).

7. Pengukuran stres

Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stress

yang dialami. Tingkatan stress ini diukur dengan menggunakan

Depression Anxiety Stress Scale 42 ( DASS 42). Terdiri dari 42

pertanyaan. DASS adalah seperangkat skala subyektif yang dibentuk untuk

mengukur status emosional negative dari depresi, kecemasan dan stress

seperti pada gambar table dilampiran. DASS dapat digunakan baik itu oleh

kelompok atau individu untuk tujuan penelitian.

DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale 42) merupakan instrument

yang digunakan oleh Lovibon (1995) untuk mengetahui tingkat depresi,

kecemasan, dan stress. Tes ini merupakan tes standar yang sudah diterima

secara internasional. Kemudian mengkategorikan menjadi 5 tingkat stress

yaitu:

a. Tidak stress dengan skor 0-14

b. Stress ringan dengan skor 15-18 dari skor total

c. Stress sedang dengan skor 19-25 dari skor total

d. Berat dengan skor 26-33

e. Stress sangat berat dengan skor > 34 dari skor total (Lovibond,2000

dalam Imelisa et al., 2021)

20
C. Konsep pola makan
1. Pengertian pola makan

Sulistyoningsih (2011:61) mengatakan bahwa pola makan adalah

tingkah laku atau sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan

makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan makanan yang terbentuk

sebagai hasil dari pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial. Pola

makan yang seimbang yaitu sesuai dengan kebutuhan disertai dengan

pemilihan bahan makanan yang tepat akan melahirkan status gizi yang

baik (Akbar et al., 2021).

Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizi, hal ini disebabkan karena kuantitas dan

kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi

asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan individu dan

masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal

serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh

kelompok umur (Kemenkes, 2014 dalam Yusfar & Ariyanti, 2019).

2. Komponen makan

secara umum, pola makan memiliki 3 komponen yaitu:

a. Jenis makan

Jenis makan adalah jenis makanan pokok yang dimakan sehari

hari terdiri dari makan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan

buah yang dikonsumsi setiap hari makanan pokok adalah sumber

makanan utama di Negara Indonesia yang dikonsumsi setiap orang

21
atau sekelompok masyarakat yang terdiri dari beras, jagung, sagu,

umbiumbian, dan tepung, jagung ( sulistyoningsih dalam Nisa, 2020).

b. Frekuensi makanan

Frekuensi makan adalah berapa kali seorang makan dalam sehari

meliputi makan pagi, makan siang dan makan malam.dan makan

selingan (sulistyoningsih dalam Sandi, 2020). Frekuensi makanan

merupakan jumlah makan sehari-hari, baik kualitatif maupun

kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-

alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan

dalam lambung bergantung pada sifat dan jenis makanan. Rata-rata

lambung kosong antara 3-4 jam. Oleh karena itu, pembagian jam

makan yang tepat Menurut Freedomsiana ( 2018, dalam Sandi,2020)

adalah sebagai berikut:

Table 2.1 Pembagian Jam Makan Yang Tepat


Lambung bekerja untuk
membuang kotoran. Oleh
karena itu, jam-jam ini yang
paling baik adalah makan
makanan yang berserat, seperti
04.00 – 12.00 jus buah, atau makanan yang
dapat membantu proses
pengeluaran makanan.

Saat dimana tubuh kita


menyerap makanan dengan
baik. Oleh karena itu, sangat
baik jika mengonsumsi
makanan yang kaya akan
protein, vitamin, dan makanan-

22
12.00 – 20.00 makanan bergizi lainnya,
bahkan karbohidrat seimbang
dianjurkan untuk dikonsumsi
pada jam-jam ini.

Waktu dimana tubuh kita


mencerna makanan. Konsumsi
makanan mengenyangkan yang
20.00 – 04.00 bernutrisi dan rendah gula.

Sumber : ( Freedomsiana, 2018 dalam Sandi, 2020 )

Jika rata-rata lambung kosong antara 3-4 jam, maka jadwal makan

ini pun menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Oktaviani, 2011

dalam Yusfar & Ariyanti, 2019). Makan tidak teratur memicu

timbulnya berbagai penyakit karena terjadi ketidakseimbangan dalam

tubuh. Ketidakteraturan ini berhubungan dengan waktu makan.

Biasanya, ia berada dalam kondisi terlalu lapar namun kadang-kadang

terlalu kenyang. Sehingga, kondisi lambung dan pencernaannya

menjadi terganggu (Hidayah, 2012 dalam Yusfar & Ariyanti, 2019).

c. Jumlah makan

Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan dalam

setiap orang atau setiap individu dalam kelompok (sulistyoningsih,

2011 dalam Sandi, 2020). Jumlah makanan bergantung dari

kandungan jumlah kalori dalam setiap makanan yang dimakan.

Jumlah kalori dalam makanan sebaiknya disesuaikan dengan

23
kebutuhan tubuh kita. Kalori adalah satuan unit yang digunakan untuk

mengukur nilai energi yang diperoleh tubuh ketika mengonsumsi

makanan atau minuman. Untuk memastikan agar kebutuhan nilai gizi

tercukupi dengan baik, sebaiknya Anda melihat kadar kalori pada

makanan atau minuman yang dikonsumsi (Freedomsiana, 2018 dalam

Sandi, 2020).

Kandungan kalori di dalam makanan dapat ditentukan oleh

kandungan gizi, seperti lemak, karbohidrat, dan protein yang

terkandung di dalam makanan itu sendiri. Lemak menghasilkan kalori

yang paling banyak diantara yang lainnya, yaitu 9 kalori/gram,

sedangkan karbohidrat dan protein menghasilkan 4 kalori/gramnya.

Makanan yang mengandung banyak lemak adalah makanan yang

mengandung kalori tinggi. Sebaliknya, yang memiliki kalori rendah

adalah buah-buahan dan sayur-sayuran karena mengandung banyak

serat dan kadar airnya tinggi (Freedomsiana, 2018 dalam Sandi,

2020).

Tumpeng gizi seimbang memuat jumlah makanan yang

direkomendasikan:

a. Jumlah makanan pokok 3-4 porsi dalam sehari, artinya dalam satu

hari jumlah makanan pokok direkomendasikan untuk dikonsumsi

adalah sebanyak 3-4 porsi. Makanan pokok yang dikonsumsi bisa

berasal dari nasi, jagung , roti, mie, atau umbi-umbian.

24
b. Sayuran 3-4 porsi dalam sehari, artinya jumlah sayur yang

dikonsumsi dalam 1 hari adalah sebanyak 3-4 porsi. Satu porsi

sayur yang direkomendasikan adalah sebanyak 100 gram,

sehingga dalam satu hari dianjurkan untuk mengonsumsi 300-400

gram sayur terbagi dalam 2-3 kali konsumsi sesuai dengan

kebiasaan makan individu. Jumlah tersebut akan berbeda-beda

tergantung dari kebutuhan energi dan zat gizi makro.

c. Buah 2-3 porsi dalam sehari, artinya jumlah buah yang

dikonsumsi dalam satu hari adalah sebanyak 2-3 porsi. Buah bisa

dikonsumsi setelah makan utama atau bisa dijadikan selingan

dalam bentuk buah segar maupun jus. Apabila buah dikonsumsi

dalam bentuk jus, maka harus diperhatikan juga jumlah

penambahan gula dan susu, karena konsumsi gula dibatasi 10%

dari total energi sehari. Buah yang bisa dikonsumsi antara lain

buah pisang, manga, jeruk, apel, alpukat atau buah-buah lainnya.

d. Lauk pauk 2-4 porsi, artinya dalam satu hari konsumsi lauk nabati

atau lauk hewani yang dianjurkan adalah sebanyak 2-4 porsi.

Jumlah tersebut akan berbeda-beda tiap individu tergantung

kebutuhan energy dan zat gizi makro. Lauk nabati bisa berasal

dari tahu dan tempe, dimana satu porsi tempe setara dengan 50

gram. Atau 2 potong sedang, sedangkan satu porsi tahu setara

dengan 100 gram. Bahan lauk hewani yang bisa dikonsumsi

antara lain telur, ayam, daging, ikan mujair, ikan tenggiri, udang

25
dan lain-lain. Satu porsi ikan segar setara dengan dengan 40 gram,

namun berat satu porsi lauk hewani lainnya berbeda dengan satu

porsi ikan segar.

e. Gula, garam, dan minyak masing-masing dianjurkan sebanyak 4

sendok makan (sdm) gula, 1 sendok the (sdt) untuk gram, dan 5

sdm untuk minyak. Menurut pedoman dari WHO tahun 2015

konsumsi gula dalam sehari maksimal 5-10% total kebutuhan

energi. Sebagai contoh kebutuhan energi individu sehat dalam

sehari sebanyak 1500 kkal, maka jumlah gula yang dikonsumsi

dalam sehari maksimal 150 kkal (10% dari kebutuhan energi).

Jika dalam 1 sdm gula (10 gram) mengandung energi sebesar 37

kkal, maka jumlah gula yang dikonsumsi maksimal 150 kkal : 37

kkal = 4 sdm. Konsumsi garam yang direkomendasikan oleh

WHO tidak lebih dari 5 gram per hari atau setara dengan 1 sdt.

Dalam pedoman gizi seimbang memperhatikan praktik

perilaku hidup sehat seperti konsumsi air putih 8 gelas sehari,

melakukan aktivitas fisik, memantau berat badan, dan melakukan

hidup bersih (Harti & Cempaka, 2021).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan

Menurut Budi dalam sumiati (2018) faktor-faktor yang

mempengaruhi pola makan yaitu :

a. Usia >60 tahun selera makan seorang akan menurun dan kekuatan

untuk mencerna makanan juga berkurang.

26
b. Pendidikan yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan

memgenai pola makan yang sehat.

c. Pekerjaan juga mempengaruhi pola makan. Jika seseorang tidak

bekerja maka makin kurang pengetahuan seseorang mengenai

kesehatan. Pekerjaan ini dihubungkan dengan pendapatan keluarga,

karena pendapatan yang kurang akan mempengaruhi gaya hidup

seseorang, dalam hal ini terutama perubahan pada konsumsi makanan

yang menentukan status gizi.

d. Ekonomi mencakup dalam peningkatan peluang untuk daya beli

pangan dengan kuantitas dan kualitas dalam pendapatan penurunan

daya beli pangan maupun kualitas maupun kuantitas masyarakat.

Pendapatan yang tinggi dapat mencakup kurangnya daya beli dengan

kurangnya pola makan seseorang sehingga pemilihan suatu bahan

makanan lebih didasarkan dalam pertimbangan selera dibandingkan

aspek gizi dan kesehatan

e. Faktor psikososial, karakteristik pikologi dan emossional berperan

dalam hal ini. Apabila penderita memiliki harga diri yang rendah dan

sulit mengontrol perilaku yang bersifat impulsive, maka hal ini yang

dapat dilakukan adalah dengan mengatur mood atau ekspresi

kemarahan.

27
D. Hubungan Stres dan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis

Kejadian gastritis yang dibiarkan atau tidak diberi pengobatan bisa

menyebabkan kekambuhan secara terus menerus pada penderita dan

memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan seperti merusak fungsi

lambung dan dapat beresiko untuk terkena kanker lambung hingga

menyebabkan kematian. Stres yang dialami responden bisa mempengaruhi

nafsu makan diakibatkan pengaruh dari otak, ketika reseptor otak

mengalami kondisi stres akan menyebabkan perubahan keseimbangan

kondisi dalam tubuh sehingga berdampak terhadap perubahan pola makan,

akibat perubahan pola makan tersebut yang menyebabkan gastritis

(Agustianto, 2012 dalam Uwa et al., 2019).

Dengan pola makan yang tidak teratur menyebabkan lambung sensitif

yang meningkat asam lambung. Produksi HCL (asam lambung) yang

berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung

dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung.

Gastritis muncul karena produksi asam berlebih, pada saat stress, tubuh

akan memproduksi asam lambung dalam jumlah di atas normal dan juga

mengikis lapisan lambung atau mukosa, yang pada akhirnya menimbulkan

rasa perih, yang kita kenal sebagai gastritis. Sedangkan kejadian gastritis

berdasarkan pola makan didasarkan makan terlambat, makan dalam porsi

besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, konsumsi jenis makanan

yang pedas, asam dan berlemak yang menyebabkan kekuatan dinding

28
lambung menurun dan bisa menimbulkan luka pada lambung sehingga

menyebabkan lambung terasa nyeri (Uwa et al., 2019)

E. Kerangka konsep
Dari uraian di atas maka kerangka konsep dari gambaran pola makan dan

stress pada penderita gastritis wilayah kerja puskesmas Mamboro Kota Palu

adalah sebagai berikut:

Pola makan

Penderita gastritis

stres

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep

29
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan desain penelitian


Penelitian ini bersifat deskrptif dengan menggunakan rancangan jenis

penelitian kuantitatif. Variabel yang diteliti adalah gambaran pola makan dan

stres pada penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas Mamboro.

B. Waktu Dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Mamboro barat dan Mamboro induk wilayah

kerja Puskesmas Mamboro pada tanggal 08 Agustus tahun 2022

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita gastritis yang

peneliti dapatkan dari data-data puskesmas Mamboro sebanyak 62 orang.

Mamboro barat sebanyak 55 orang dan mamboro induk sebanyak 7 orang.

2. Sampel

Jumlah atau besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan


rumus slovin. Untuk tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan
sampel adalah 10% berikut ini:
N
n=
1+ N (e)2
Keterangan:
N= Besar populasi
n= Besar sampel
e= Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel
Jumlah sampel berdasarkan rumus diatas diperoleh sebanyak :

30
62
n¿
1+ N (e)2
62
n= 2
1+ 62 ( 0 , 10 )
62
n=
1+ 62× 0 .01
62
n=
1+ 0 .62
62
n=
1, 62
n= 38,27 dibulatkan menjadi 38 responden. Dalam penelitian ini sampel

yang diperlukan adalah 38 responden penderita gastritis di Mamboro.

Adapun besar atau jumlah pembagian sampel untuk Mamboro induk

dan Mamboro barat didapatkan data sebagai berikut.

a. Mamboro induk = 55 orang maka ( 55x38/62 ) = 34 responden

penderita gastritis di Mamboro induk

b. Mamboro barat= 7 orang maka ( 7x38/62 ) = 4 responden penderita

gastritis penderita di Mamboro barat

Dari perhitungan diatas dimana jumlah populasi yaitu seluruh

penderita gastris di Mamboro dengan jumlah 62 orang dimana Mamboro

induk sebanyak 55 orang dan Mamboro barat sebanyak 7 orang. Kemudian

berdasarkan perhitungan sampel didapatkan jumlah sampel yang akan

diambil sebanyak 38 orang sehingga didapatkan hasil perhitungan

pembagian sampelnya yaitu Mamboro induk berjumlah 34 orang dan

Mamboro barat berjumlah 4 orang.

3. Teknik pengambilan sampel

31
Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling yaitu dengan cara diundi dengan menuliskan

nama-nama seluruh responden penderita gastritis sesuai dengan kelurahan

masing-masing yang pertama adalah Mamboro barat sebanyak 55 orang

lalu di undi hingga mendapatkan 34 responden penderita gastritis.

Kemudian mamboro barat sebanyak 7 orang lalu di undi hingga

mendapatkan 4 responden penderita gastritis.

D. Definisi Operasional

1. Pola makan

Pola makan adalah Kebiasaan makan sehari-hari pasien setelah

didiagnosa gastritis yang meliputi jenis makanan, ketepatan waktu makan,

dan frekuensi makan.

Cara ukur : Pengisian kuisioner

Alat ukur : Kuisioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Kurang baik, jika skor jawaban responden < nilai 41

Baik, jika skor jawaban responden ≥ nila 41

2. Stress

Stress adalah perasaan tidak enak yang disebabkan oleh persoalan-

persoalan diluar kendali kita, atau reaksi jiwa dan raga terhadap

perubahan.

Cara ukur : Pengisian kuisioner

Alat ukur : Kuisioner

32
Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Tidak stres, jika skor jawaban 0-14

Stress ringan, jika skor jawaban 15-18

Stress sedang, jika skor jawaban 19-25

Stres berat, jika skor jawaban 26-33

Stres sangat berat, jika skor jawaban > 34

E. Jenis dan cara pengumpulan data


1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti

melalui kegiatan observasi, wawancara, kuisioner, atau cara lainnya

(Riyanto & Putera, 2022).

Instrument pola makan menggunakan skala likert dengan pilihan

jawaban selalu (S), Kadang-kadang (K), Tidak Pernah (TP). Instrumen

dari penelitian ini terdiri dari 10 pernyataan, dengan pernyataan positif

terdiri dari 10 pernyataan (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17 dan 19), dan

pernyataan negatif terdiri dari 10 pernyataan ( 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16,

18, dan 20). Teknik penentuan skor: pada pernyataan positif S: 3, K: 2,

TP: 1. Pada pernyataan negative S: 1, K: 2, TP: 3. Sebelum melakukan

pengumpulan data penelitian terlebeih dahulu melakukan uji validitas

dan realibilitas untuk menguji kuesioner yang digunakan untuk penelitian

ini.

Instrument stress menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42

( DASS 42) yang memiliki 42 aspek penilaian. Pertanyaan skala stress

ada pada no 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39. Teknik

33
penentuan skor 0. Tidak ada atau tidak pernah, 1. Sesuai dengan yang

dialami, sampai tingkat tertentu atau kadang-kadang, 2. Sering, 3. Sangat

sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan

diperoleh dari pihak tertentu yang telah mengumpulkan data tersebut

(Riyanto & Putera, 2022). Data sekunder merupakan data yang ada di

Puskesmas Mamboro, data Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,

data Kementrian Kesehatan RI.

F. Pengumpulan data
Penggolongan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Editing

Pada penelitian ini peneliti mengecek semua kuesioner apakah ada

yang terlewatkan, jika ada yang belum diisi oleh responden peneliti

melakukan konfirmasi agar responden mengisinya.

2. Coding

Pada tahap ini peneliti memberikan kode, pada kuesioner pola maka

Teknik penentuan skor: Pada pernyataan positif S: 3, P: 2, TP: 1. Pada

pernyataan negative S: 1, K:2, TP:3. Pada kuesioner stress skor 0. Tidak

ada atau tidak pernah, 1. Sesuai dengan yang dialami, sampai tingkat

tertentu atau kadang-kadang, 2. Sering, 3. Sangat sesuai dengan yang

dialami, atau hampir setiap saat.

3. Entry Data

34
Pada tahap ini peneliti memasukan data-data yang sudah diberikan

kode tadi kedalam komputer.

4. Cleaning

Pada tahap ini apabila semua data dari setiap sumber data atau

responden selesai dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan atau koreksi.

G. Analisa Data
Analisa Univariat Dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel, variabel independen (pola makan dan stress) dan

variabel dependen ( kejadian gastritis). Pada umumnya analisa ini diperoleh

hasil dalam bentuk persentase. Dengan rumus sebagai berikut:

Distribusi frekuensi adalah ringkasan data yang berapa kali (seberapa

sering ) dilakukan berdasarkan skala pengukuran tertentu sesuai dengan

kategorinya, yang dapat digambarkan dalam suatu bentuk tabel ringkasan

yang disebut tabel frekuensi (Susanti et al., 2021). Dengan rumus sebagai

berikut:

f
P= x 100%
n

Keterangan :

P: persentase

f: Jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu

35
n: Jumlah atau keseluruhan responden

H. Penyajian data
Untuk penyajian data hasil penelitian, peneliti melakukan penyajian data

dalam bentuk tabel dan narasi.

BAB IV
HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penilitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

Puskesmas Mamboro merupakan salah satu dari 3 puskesmas yang

ada di Wilayah kecamatan Palu Utara. Puskesmas Mamboro berjarak 

13 km dari Kota Palu dan 10 km dari ibu kota kecamatan Palu Utara,

luas Wilayah Kerja adalah  29,67 km² yang terbagi dalam 3 Wilayah

Kerja yaitu kelurahan Mamboro induk, Mamboro barat dan Kelurahan

Taipa.

Daerah Puskesmas Mamboro adalah daratan rendah yang terletak

tepat ditepi pantai teluk Palu. Adapun batas-batas Wilayah kerja

puskesmas Mamboro adalah sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Kayumalue ngapa,

sebelah timur berbatasan dengan daerah perbukitan, sebelah barat

berbatasan dengan peluk Palu, sebelah selatan berbatasan dengan

Kelurahan Tondo.

36
2. Analisa Univariat

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin pada


penderita gastritis di Mamboro induk dan barat
Jenis kelamin Frekuens Presentase
Laki-laki 17 45%
Perempuan 21 55%
Jumlah 38 100%
Sumber data primer
Berdasarkan table 4.1 dari distribusi responden jenis kelamin

Perempuan sebanyak 21 responden (55%), dan jenis kelamin Laki-laki

sebanyak 17 responden (45)%.

b. Umur

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan umur pada penderita


gastritis di Mamboro induk dan barat
Umur Frekuens Presentase
11-30 Tahun 21 55%
31-50 Tahun 9 24%
51-70 Tahun 8 21%
Jumlah 38 100%
Sumber data primer 2022

Berdasarkan Tabel 4.2 dari 38 responden, umur yang paling

banyak adalah umur 11-30 tahun sebanyak 21 responden (55%),

kemudian umur 31-50 tahun sebanyak 9 responden (24%), dan umur

51-71 tahun sebanyak 8 responden (21%)

37
c. Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan pada penderita


gastritis di Mamboro induk dan barat
Pendidikan Frekuens Presentase
Pendidikan dasar (SD) 8 21%
Pendidikan Menengah
(SMP,SMA) 26 68%
Pendidikan Tinggi 4 11%
Jumlah 38 100%
Sumber data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.3 dari 38 responden, pendidikan yng paling

banyak adalah pendidikan Menengah yaitu sebnayak 26 responden

(68%), kemudian pendidikan dasar (SD) yaitu sebanyak 4 responden

(21%), dan yang paling sedikit pendidikan Tinggi yaitu 4 responden

(11%).

d. Pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan pada penderita


gastritis di Mamboro induk dan barat
Pekerjaan Frekuens Presentase
Swasta 15 39%
Tidak bekerja 5 13%
Pelajar 8 21%
IRT 9 24%
PNS 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber data primer 2022

38
Berdasarkan tabel 4.4 dari 38 responden, pekerjaan yang paling

banyak adalah Swasta sebanyak 15 responden (39%), kemudian IRT

sebanyak 9 responden (24%), kemudian Pelajar sebanyak 8 (21%),

kemudian Tidak bekerja sebanyak 5 responden, dan yang paling

sedikit adalah PNS yaitu 1 responden (3%).

3. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi pola makan pada penderita gastritis di


Mamboro induk dan barat
Pola makan Frekuensi Presentase (%)
Baik 23 61%
Kurang baik 15 39%
Jumlah 38 100%
Sumber data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.5 dari 38 responden, pola makan yang beresiko

sebanyak 25 responden (61%), dan poa makan yang tidak beresiko

sebanyak 15 responden (39%).

4. Distribusi Responden Berdasarkan Stres

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi stress pada penderita gastritis di


Mamboro induk dan barat
Stres Frekuensi Presentase
Tidak stres 19 50%
Stress Ringan 7 18%
Stress Sedang 8 21%
Stress Berat 4 11%
Jumlah 38 100%
Sumber data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.5 dari 38 responden, tidak stress sebanyak 19

responden (50%), kemudian stress ringan sebanyak 7 responden (18%),

kemudian stres sedang sebanyak 8 (21%), kemudian stress berat

sebanyak 4 responden (11%).

39
B. Pembahasan

1. Pola makan

Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi dari 38 responden,

sebanyak 23 responden (61%) memiliki pola makan yang baik, dan

sebanyak 15 responden (39%) memiliki pola makan yang kurang baik.

Hal ini berarti sebagian responden masih memiliki pola makan yang

kurang baik. Berdasarkan distribusi umur responden dengan pola makan

yang kurang baik dengan skor yang paling tinggi sebanyak 9 responden

yaitu umur 11-30 tahun. Berdasarkan distribusi jenis kelamin responden

dengan pola makan yang kurang baik dengan skor yang paling tinggi 8

responden yaitu bejenis kelamin perempuan. Berdasarkan distibusi

pendidikan responden dengan pola makan yang kurang baik dengan skor

yang paling tinggi sebanyak 11 responden yaitu pendidikan menengah

(SMP,SMA). Berdasarkan distibusi pekeraan responden dengan pola

makan yang kurang baik dengan skor yang paling tinggi sebanyak 5

responden yaitu pekerjaan swasta.

Asumsi peneliti bahwa, responden yang mengalami gastritis karena

makanan yang pedas, asam, dan pola makan yang terlambat

meningkatkan asam lambung sehingga memicu iritasi lambung. Hal ini

sesuai dengan konsep Uwa et al (2019), kejadian gastritis berdasarkan

pola makan didasarkan makan terlambat, makan dalam porsi besar dapat

menyebabkan refluks isi lambung, konsumsi jenis makanan yang pedas,

asam dan berlemak yang menyebabkan kekuatan dinding lambung

40
menurun dan bisa menimbulkan luka pada lambung sehingga

menyebabkan lambung terasa nyeri.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Aura Maulia

Mustika, Dasuki, Nofrida Saswati, (2021) menyatakan bahwa sebagian

besar responden memiliki pola makan yang tidak teratur yaitu sebanyak

24 (53,3%) dan teratur sebanyak 21 (46,7%) responden.

2. Stres

Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi dari 38 responden tidak

stress sebanyak 19 responden (50%), kemudian stress ringan sebanyak 7

responden (18%), kemudian stres sedang sebanyak 8 (21%), kemudian

stress berat sebanyak 4 responden (11%). Hal ini berarti stres dengan skor

yang paling tinggi dialami oleh sebagian responden yaitu stress sedang.

Berdasarkan distribus pekerjaan responden yang paling banyak mengalami

stress sedang yaitu pekerjaan IRT dengan skor 4 responden.

Menurut asumsi peneliti stress yang berlebihan dapat memicu

produksi asam lambung serta dapat menurunkan nafsu makan yang

mengakibatkan iritasa lambung dan responden menderita gastritis. Dilihat

dari pekerjaan responden yang mengalami stress lebih banyak pada ibu

rumah tangga. Ibu rumah tangga banyak yang mengalami stress sedang

karena berkaitan dengan beban pekerjaan dan harus mengurus rumah.

Menurut Uwa et al (2019) menyatakan Gastritis muncul karena

produksi asam berlebih, pada saat stress, tubuh akan memproduksi asam

lambung dalam jumlah di atas normal dan juga mengikis lapisan lambung

41
atau mukosa, yang pada akhirnya menimbulkan rasa perih, yang kita kenal

sebagai gastritis.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aura Maulia Mustika,

Dasuki, Nofrida Saswati, (2021) didapatkan sebagian besar responden

mengalami stress yaitu sebanyak 30 (66,7%) tidak stress sebanyak 15

(33.3%) responden.

42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada penderita gastritis masih makan makanan yang pedas, asam, dan pola

makan yang terlambat sehingga mempunyai pola makan yang kurang baik.

2. Stres pada penderita gastritis didapatkan masih ada beberapa responden

yang mengalami stress ringan, sedang, dan berat.

B. Saran

1. Bagi puskesmas Mamboro

Diharapkan bagi puskesmas Mamboro, harus lebih mmeningkatkan

upaya pelayanan kesehatan dengan memberikan penyuluhan kepada

masyarakat tentang gastritis

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat meningkatkan dalam melaksanakan

penelitian dan dapat melanjutkan dan mengembangkan penelitian dengan

variabel yang lebih banyak lagi ( obat-obatan, merokok, alcohol, dan

bahan kimia)

43
DAFTAR PUSTAKA

Akbar,fredy k, Hamsa, idawati binti ambo, Darmiati, Hermawan, A., & Muhajir,
ayuni muspiati. (2021). Strategi menurunkan prevalensi gizi kurang pada
balita. CV budi utama.

Anshari,S.N.,& Suprayitno, S. (2019). Hubungan Stres Dengan Kejadian Gastritis


Pada Kelompok Usia 20-45 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Bengkuring
Kota Samarinda Tahun 2019. Borneo Student Research (BSR), 1(1), 140–
145. https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/453

Fitrah, M., & Lutfiyah.(2017).metodologi penelitian penelitian kualitatif, tindakan


kelaSkaran (2014) dan studi kelas. CV jejak.

Hardani,R.,Tandah,M.R.,&Rataba,C.B. (2022). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa


Universitas Tadulako Terhadap Swamedikasi Penyakit Gastritis (Vol. 6,
Issue April).

Harti, leny budhi, & Cempaka, anggun rindang. (2021). Individual Meal
Planning. Tim UB Press.
Imelisa, R., Roswendi, achmad setya, Wisnusakti, K., & Ayu, inggrit restika.
(2021). Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikososial. EDU PUBLISHER.

Khotimah, Kk, inda frana jaya, Limbong, kirana partolina sihombing martalina,
Shintya, lea andy, Hidayah, neza purnamasari nuzul, Panjaitan, adi saputra
mayerderold,&Siringoringo,sharely nursery. (2022). Penyakit Gangguan
Sistem Tubuh. Yayasan Kita Menulis.

Lubis,Namora lumongga. (2016). Depresi tinjauan psikologi. PT fajar


interpratama mandiri.

Miftahussurur, M., Rezkitha, yudith annisa, & I;tisom, R. (2021). Buku Ajar
Aspek Klinis Gastritis. airlangga university press.

Mustakim, Rimbawati, Y., & Wulandari, R. (2022). Edukasi Masyarakat Sehat


Sejahtera ( EMaSS ) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. 4(1), 1–5.

44
Nurarif, Amir huda, & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc jilid 2. mediction jogja.

Nisa, R Z. (2020). “Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak
Usia Sekolah”. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Bhakti Kencana Bandung.
Diunduh dari http://repository.bku.ac.id/xmlui/handle/123456789/355 pada
tanggal 21 Juni 2022

Riyanto, S., & Putera, andi rahman. (2022). Metode Riset Penelitian Kesehatan
dan Sains. CV Budi Utama.

Rendi, M. clevo, & TH, M. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Dan
Penyakit Dalam. Nuha Medika.

Rias, yohanes andy, Hariet, R., Agusthia, febi ratnasari mira, Ariantini, nyoman
sri, Nasution, ahmad guntur alfianto nurhafizah, Sirait, healthy seventina,
Raharjo, sanon untara dwi, & Hadi, I. (2021). Psikososial dan budaya dalam
keperawatan. Penerbit media sains Indonesia.

Sandi, dini erika. (2020). Hubungan Keteraturan Pola Makan Dengan Kejadian
Dispepsia Fungsional Pada Remaja : Systematic Review
Diunduh dari http://repository.bku.ac.id/xmlui/handle/123456789/1405 pada
tanggal 21 Juni 2022

Susanti, E., Ladjin, N., Qadrini, L., Adoe, vera selviana, Supratman, M., &
Ariana, F. (2021). buku ajar statistika untuk perguruan tinggi. CV adanu
abimata.

Sumiati, N. (2018). “Ketidakpatuhan Pola Makan Pada Pasien Hipertensi Di Kota


Malang”. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang

Suwindri, Yulius Tiranda, W. A. C. N. (2021). Faktor Penyebab Kejadian


Gastritis Di Indonesia : Literature Review Mahasiswa STIKes
Muhammadiyah Palembang , Sumatera Selatan , Indonesia IKesT
Muhammadiyah Palembang , Sumatera Selatan , Indonesia. 1(November),
209–223.

Tasnim, Widiastuti, A., Kurniasih, H., Hastuti, kartin dwi purmanti puji, Hapsari,
W., Sumiyati, samsidar sitorus, Hutabarat, J., & Wahyuni. (2020).
Keterampilan Dasar Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.

Tebay, V. (2021). Perilaku organisasi. CV Budi Utama.

45
Uwa, L. F., Milwati, S., & Sulasmini. (2019). Hubungan Antara Stres Dan Pola
Makan Dengan Kejadian Gastritis Yang Terjadi Di Puskesmas Dinoyo.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/1543

Yusfar, & Ariyanti. (2019). Hubungan Faktor Resiko Gastritis Dengan Kejadian
Gastritis Pada Siswa-Siswi SMA dan SMK. HealthY Journal, VII(1), 9–21.

Wahyuningrum, sri rizqi. (2020). Statistika Pendidikan (konsep data dan


peluang). CV. Jakad Media Publishing.

46
KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STRES TERHADAP PENDERITA


GASTRITIS WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMBORO

A. Identitas
1. No. Responden :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Diagnosa : Gastritis Akut Gastritis kronik
B. Pola makan
Keterangan
Berilah tanda ( ) pada jawaban yang anda anggap paling benar
S= Selalu K: Kadang-kadang T= Tidak pernah
No Pertanyaan S K T

1. Apakah anda makan tepat pada waktunya ?

2. Apakah anda gemar mengkonsumsi makanan yang


mengandung gas ( sayur, kol, daun ubi ) ?

3. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang


digoreng ?

4. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang


keras ?

5. Apakah anda sering makan makanan yang pedis ?

6. Apakah anda jarang sarapan pagi ?

47
7. Apakah anda lebih suka makan ikan segar ?

8. Apakah anda suka mibum kopi dan teh ?

9. Apakah setiap hari anda makan sayuran hijau ?

10. Apakah setiap hari anda mengkonsumsi buah ?

11. Apakah anda sarapan pagi antara jam 06.00-09.00 ?

12. Apakah jeda antara waktu makan yang anda gunakan


antara  6 jam ?

13. Apakah lama jeda waktu makan anda selalu sama di


antara waktu makan setiap hari ?

14. Apakah anda makan malam 2-3 jam sebelum anda


tidur malam ?

15. Apakah setiap hari anda sempat makan siang ?

16. Apakah anda menambahkan banyak cabai pada


makanan anda ?

17. Apakah anda mengonsumsi makanan tinggi lemak,


seperti es krim, hamburger, keju, sayur disantan ?

18. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan


jadi/jajanan/fastfood ?

19. Apakah anda suka makan makanan asam, seperti


tomat, kedondong, jeruk, nenas, manga muda ?

20. Apakah anda suka mengkonsumsi minuman bersoda


seperti coca cola, sprite, Fanta, pepsi ?

48
C. Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42)

Petunjuk Pengisian

Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin

sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi

situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang

disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:

0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.

1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.

2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau

lumayan sering.

3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan

cara memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai

dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara selama satu minggu belakangan

ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai

dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara yang sesungguhnya, yaitu

berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran Bapak/Ibu/

Saudara.

No Pertanyaan 0 1 2 3

Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena


1 hal- hal sepele.

49
2 Saya merasa bibir saya sering kering.

3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan


positif.
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya:
4 seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas
padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).

Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan


5 suatu kegiatan.

Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu


6 situasi.

7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau


‟copot‟).
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.

Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang


9 membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa sangat lega jika semua ini berakhir.

Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di


10 masa depan.

11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.

Saya merasa telah menghabiskan banyak energi


12 untuk merasa cemas.

13 Saya merasa sedih dan tertekan.

Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika


14 mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu
lintas, menunggu sesuatu).

15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.

16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.

Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai


17 seorang manusia.

50
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.

Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan


19 berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau
tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya.

20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.

21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.

22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.

23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.

Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai


24 hal yang saya lakukan.

Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya


25 tidak
sehabis melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa
detak
jantung meningkat atau melemah).

26 Saya merasa putus asa dan sedih.

27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.

28 Saya merasa saya hampir panik.

Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu


29 membuat saya kesal.

Saya takut bahwa saya akan „terhambat‟ oleh tugas-


30 tugas sepele yang tidak biasa saya lakukan.

31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.

Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan


32 terhadap hal yang sedang saya lakukan.

33 Saya sedang merasa gelisah.

34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.

51
Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang
35 menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang
sedang saya lakukan.

36 Saya merasa sangat ketakutan.

37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.

38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.

39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.

Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya


40 mungkin menjadi panik dan mempermalukan diri
sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).

Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam


42 melakukan sesuatu.

52
PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN
Kepada Yth:
Calon Responden
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Politeknik Kemenkes Palu
jurusan Keperawatan Prodi Sarjana Terapan.
Nama : Jumriana
Nim : PO7120318043
Akan mengadakan penelitian dengan judul ; “ Gambaran pola makan dan
stress terhadap penderita gastritis di Wilayah kerja Puskesmas Mamboro”.
Peneilitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan anda sebagai
responden. Kerahasian semua informasi yang diberikan akan terjaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Anda tidak bersedia menjadi responden,
maka tidaj ada ancaman bagi anda. Jika anda telah menjadi responden dan terjadi
hal-hal yang merugikan, maka peneliti diperbolehkan untuk mengundurkan diri
untuk tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.
Apabila anda menyetujui, maka mohon kesedian anda untuk menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti sertakan
dalam surat ini.
Atas perhatian dan kesediaan anda sebagai responden, saya ucapkan
Terimahkasih.

Palu, Agustus 2022


Peneliti

Jumriana
PO7120318043

53
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Menyetujui untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh :
Nama : Jumriana
Nim : PO7120318043
Judul : Gambaran pola makan dan stress terhadap penderita gastritis di
Wilayah kerja Puskesmas Mamboro
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan peneliti bersama ini saya
menyatakan tidak keberatan untuk menjadi responden peneliti.
Demikian pernyataan saya buat, tampa paksaan dan tekanan dari peneliti.

Palu,
Agustus 2022
Responden

( )

PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

54
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Jumriana

Nim : PO7120318043

Jurusan : Keperawatan

Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan

Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerika sangsi atas perbuatan tersebut.

Palu, …………..2022
Yang membuat pernyataan

Jumriana

55
DOKUMENTASI
Tabulasi Silang

A. Pola Makan
Pendidikan TOTAL
Pendidikan Pendidika
Pendidikan Menengah n tinggi
Kategori dasar (SD) (SMP,SMA) (S1)
Baik 3 19 1 23
kurang baik 1 11 3 15

Umur Total
11-30 31-50 51-70
tahun tahun tahun
Kategor
Baik 12 7 4 23
i
Kurang
baik 9 2 4 15

Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Kategor
Baik 10 13 23
i
Kurang baik 7 8 15

Pekerjaan
Pelaja
Swasta Tidak bekerja r IRT PNS Total
Kategori Baik 10 3 4 6 0 23
Kurang
baik 5 2 4 3 1 15

B. Stres
Umur
11-30 tahun 31-50 tahun 51-70 tahun Total
Tidak stres 13 3 3 19
Kategor
Stres ringan 4 2 1 7
i
Stres sedang 2 2 4 8
Stres berat 2 2 0 4
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan Menengah Pendidikan
dasar (SD) (SMP,SMA) tinggi (S1) Total
Tidak
stress 3 14 2 19
Kategori
Stres
ringan 1 5 1 7
Stres
sedang 0 8 0 8
Stres berat 0 3 1 4

Pekerjaan
Swast Pelaja PN
a Tidak bekerja r IRT S Total
Tidak stres 7 4 6 2 0 19
Stres
Kategoti
ringan 4 0 0 2 1 7
Stres
sedang 2 1 1 4 0 8
Stres berat 2 0 1 1 0 4

Langkah-langkah mencari median


A. Row Data
41,48,46.43,39,38,44,41,42,39,41,39,35,39,38,42,43,42,46,39,42,42,44,36,43,
,37,41,40,38,41,41,41,46,43,43,40,38,39.
B. Array data
35,36,37,38,38,38,38,39,39,39,39,39,39,40,40,41,41,41,41,41,41,41,41,41,41,
41,41,41,41,41,41,42,43,43,46,46,46,48.
C. Rumus median
3X20 = 60
n+1 60+1
= =30,5
2 2
Sehingga nilai median berada pada suku ke 30dan 31.
41+41
Jadi =41 (median)
2

Anda mungkin juga menyukai