Oleh:
SANIYYAH FEBIANTI
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.19.070
ii
PANITIA SIDANG UJIAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Ketua Penguji
iii
PANITIA SIDANG UJIAN AKHIR PROGRAM (UAP)
Ketua Penguji
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
• Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya serta memberikan kemudahan
dan kelancaran bagi saya sehingga dapat menyelesaikan LTA ini dengan tepat
waktu.
• Papa dan Mama tercinta (Kadirman, S.T., dan Elly Yani, S.E, S.Pd), ayuk yang
selalu menjadi panutan saya (Ranidya Ayu Muthiah) serta adik tersayang (Alya
Roihanah Zuhroh) yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan sehingga
saya termotivasi untuk dapat terus berjuang hingga titik ini.
• Nyai (Hj. Maryam) yang selalu mendoakan dan excited melihatku sampe ikut
berjoget ria ketika pulang kuliah ataupun main ke rumah nyai.
• Sahabatku tersayang, Tata, Heri dan Ilma yang mendorong saya agar senantiasa
bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
• Sahabat seperjuangan Cs Kentel (Putri, Salsa, Ira, Anzel) yang selalu saling
membantu dan menyemangati di dunia pergizian. Can we always be this close?
• Rekan PPG & PIGM Desa Suro, PKL RS Chasbullah Abdulmadjid Bekasi, dan
PKL Puskesmas Punti Kayu.
• Almamater saya, Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Gizi.
• Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me,
I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for have no
days off.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulisan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Hubungan
Asupan Zat Gizi Makro, Magnesium dan Serat terhadap Kadar Glukosa
Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II” ini dapat selesai dan
memperoleh persetujuan. Adapun penyusunan Laporan Tugas Akhirl ini,
disusun secara sistematis dan berdasarkan metode-metode yang ada, agar
mudah dipelajari dan dipahami sehingga dapat menambah wawasan
pemikiran para pembaca.
Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktorat
Poltekkes Kemenkes Palembang.
2. Ibu Susyani, S.Si.T, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Palembang.
3. Bapak Muzakar, S.ST, M.PH selaku Ketua Prodi Diploma III (Tiga) Gizi
Poltekkes Kemenkes Palembang
4. Ibu Susyani, S.Si.T, M.Kes selaku Pembimbing Utama atas bimbingan,
nasihat, pengarahan, serta ilmu yang telah diberikan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir.
5. Bapak Sartono, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Pendamping atas
bimbingan, nasihat, pengarahan, serta ilmu yang telah diberikan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir.
6. Ibu Afriyana Siregar S.Gz, M. Biomed selaku Penguji I atas nasihat dan
ilmu yang telah diberikan.
7. Bapak Muzakar, SST, MPH selaku Penguji II atas nasihat dan ilmu yang
telah diberikan.
vi
8. Seluruh dosen dan staff Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palembang,
atas dukungan dan bekal ilmu yang telah diberikan.
9. Kedua orang tua saya yang tiada henti memberikan curahan kasih
sayang serta dukungan dan semangat baik moril maupun spiritual
dalam menyelesaikan Laporan Tugas akhir ini.
10. Teman-teman jurusan gizi yang saling mendukung dan memotivasi satu
sama lain.
11. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Laporan Tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas akhir ini masih
jauh dari kesan sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dansaran
yang bersifat membangun bagi kesempurnaan penelitian selanjutnya.
Semoga Laporan Tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is one of the many complex diseases which can
be influenced by the social environment, behavior, and genetics. Diabetes Mellitus
is a serious complication, but early diagnosis can prevent or delay the onset of
long-term complications. (Temneanu et al., 2016).
This study aims to determine the relationship between intake of
macronutrients, magnesium and fiber with blood glucose levels in type II diabetes
mellitus patiens at Alang-alang Lebar Public Health Center.
This research used is descriptive analytic with a cross-sectional
research plan. The research sample was taken by purposive sampling with 32
respondents.
The results of research conducted at the Alang-alang Lebar Public
Health Center with the respondents were 19 women (59.4%), 25 respondents aged
>50 years (78.1%), 29 respondents with secondary education is there last
education (90.6%), 15 housewives (46.9%), 24 respondents who had a family
history of DM (75%), 22 respondents with DM for <10 years ( 68,8%), 22
hyperglycemic (high blood sugar glucose) (68.8%), 20 respondents who have good
energy (62.5%), 18 respondents who have good protein (56.2%), 16 respondents
who have healthy fat intake (50%), 23 respondents who have healthy carbohydrate
intake (71.9%), 21 respondents fiber intake of respondents mostly with less who
have healthy magnesium intake (65.6%), of 25 respondents with less category
(78.2%), there is a significant relationship between energy intake (p-value = 0.030),
protein intake (p-value = 0.044), carbohydrate intake (p-value = 0.017), fiber intake
(p-value = 0.004) on blood glucose levels in Type II Diabetes Mellitus in Alang-
alang Lebar Public Health Center, there was a significant relationship between
magnesium (p-value = 0.009) and blood glucose levels in Type II Diabetes Mellitus
patients at Alang-alang Lebar Community Health Center.
Bibliography : 57 (2010-2021)
Keywords: Diabetes mellitus, macronutrients, magnesium and fiber.
ix
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 4
D. Hipotesis Penelitian. .................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian. ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................... 6
A. Telaah Pustaka................................................................................ 6
1. Diabetes Melitus....................................................................... 6
2. Insulin........................................................................................... 11
3. Asupan zat gizi.......................................................................... 12
B. Kerangka Teori................................................................................ 18
C. Kerangka Konsep........................................................................... 19
D. Variabel Penelitian......................................................................... 19
E. Definisi operasional....................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 23
x
BAB Halaman
1. Populasi........................................................................................ 23
2. Sampel penelitian...................................................................... 23
D. Variabel Penelitian........................................................................... 25
E. Jenis dan Pengumpulan data....................................................... 25
F. Pengolahan Data.............................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 49
LAMPIRAN................................................................................... 56
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular atau yang biasa dikenal dengan PTM adalah
penyakit yang tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya
(Direktorat P2PTM, 2019) . Diabetes melitus adalah penyakit yang sering
ditemui pada saat ini, penyakit ini terjadi karena pankreas tidak dapat
memproduksi insulin secara normal dan tidak dapat digunakan seperti
biasanya. Penyakit ini adalah penyakit tidak menular tetapi menjadi
perhatian karena banyak terjadi di dunia dan terus meningkat sehingga
sebuah sorotan kesehatan akhir akhir ini (IDF, 2015)
Menurut WHO atau biasa yang dikenal (World Health Organization,
2016) Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula
darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya. Diabetes melitus
diklasifikasikan atas DM tipe I, DM tipe II, DM tipe lain, dan DM pada
kehamilan. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas
yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus
dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade
terakhir.
Sebanyak 422 juta jiwa mengalami diabetes melitus dan meningkat
sebesar 8,5%, (WHO, 2016). Pada usia dewasa serta diperkirakan orang
dengan usia dibawah 70 tahun yang meninggal karena penyakit ini
sebanyak 2,2 juta. Terutama negara yang ekonominya rendah maupun
menengah, diperkirakan akan berlanjut dan bertambah sekitar 600 jiwa di
tahun 2035 (Kemenkes RI, 2016).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan prevalensi
diabetes melitus di Indonesia berlandaskan hasil pemeriksaan dokter pada
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan asupan zat gizi makro, asupan magnesium dan
serat dengan status kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di
wilayah kerja Puskesmas Alang-alang Lebar.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui karakteristik responden (jenis kelamin, usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, riwayat DM pada keluarga, lama menderita DM).
b. Diketahui kadar gula darah penderita diabetes melitus.
c. Diketahui rata-rata asupan energi & zat gizi makro (protein, lemak,
karbohidrat dan serat) penderita diabetes melitus.
d. Diketahui rata-rata asupan magnesium penderita diabetes melitus.
e. Diketahui hubungan asupan energi & zat gizi makro (protein, lemak,
karbohidrat dan serat) dengan kadar gula darah penderita melitus.
f. Diketahui hubungan asupan magnesium dengan kadar gula darah
penderita melitus.
D. Hipotesis Penelitian.
1. Ada hubungan asupan zat gizi makro dengan kadar gula darah
penderita melitus.
5
E. Manfaat Penelitian.
a. Bagi Penulis
Penelitian ini bisa bermanfaat bagi peneliti dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama proses perkuliaihan serta menambah wawasan
dan kemampuan pada pembahasan mengenai asupan energi, protein,
lemak, karbohidrat dan magnesium pada pasien rawat jalan penderita
diabetes melitus tipe II.
b. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan pada pasien diabetes melitus.
c. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan bahan
pembelajaran untuk kepentingan pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Diabetes Melitus
a. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan satu dari sekian banyak penyakit
kompleks yang resikonya dapat dipengaruhi oleh lin` gkungan sosial,
perilaku, dan genetik. Diabetes Melitus merupakan komplikasi yang serius
namun diagnosis dini dapat mencegah atau menunda timbulnya komplikasi
jangka panjang. Penyakit diabetes melitus juga dapat menyebabkan
penyakit kompleks yaitu krusakan retinopati (kebutaan), gagal jantung dan
kelumpuhan pada anggota gerak (Temneanu et al., 2016)
DM merupakan penyakit metabolik yang diletupkan oleh interaksi
berbagai faktor : genetik, imunologi, lingkungan dan gaya hidup. Diabetes
melitus juga suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
(Sry et al., 2020).
Menurut Rudi dkk, (2017) kadar gula darah adalah banyaknya
glukosa di dalam peredaran darah manusia. Terjadinya peningkatan kadar
gula darah puasa disebabkan oleh kerusakan fungsi pangkreas manusia.
Kadar gula darah yang didapatkan dari hasil ukur jika >200mg/dl maka
masuk kategori Hiperglikemia, 100-199mg/dl masuk kategori normal dan
jika <100mg/dl Hipoglikemia (PERKENI, 2020).
b. Klasifikasi Diabetes Melitus
Menurut Care, (2020) klasifikasi penyakit DM ada 4 yaitu diabetes
melitus tipe I : Insulin-dependent diabetes melitus (IDDM), diabetes melitus
tipe II : Non-insulin-dependent diabetes melitus (NIDDM), dan gestasional
diabetes mellitus (GDM), dan diabetes tipe khusus lain.
6
7
1) DM tipe I
DM tipe I merupakan proses autoimun atau idiopatik dapat
menyerang orang semua golongan umur, namun lebih sering
terjadi pada anak-anak. Penderita DM tipe I membutuhkan
suntikan insulin setiap hari untuk mengontrol glukosa darahnya
(Williams, 2019). DM tipe ini sering disebut juga Insulin
Dependent Diabetes Melitus (IDDM), yang berhubungan dengan
antibody berupa Islet Cell Antibodies (ICA), Insulin
Autoantibodies (IAA), dan Glutamic Acid Decarboxylase
Antibodies (GADA).
2) DM tipe II
DM tipe II merupakan diabetes yang disebabkan gagalnya
tubuh menggunakan insulin sehingga mengarah pada
pertambahan berat badan dan penurunan aktivitas fisik, berbeda
dengan diabetes kehamilan yang ditemukan untuk pertama
kalinya selama kehamilan yang disebut dengan hiperglikemia
(Salasa et al., 2019).
3) DM dalam kehamilan (DMG)
DM pada kehamilan atau yang biasa disebut Diabetes
melitus gestasional (DMG) adalah gangguan toleransi glukosa
yang pertama kali ditemukan pada wanita yang sedang hamil.
DMG merupakan keadaan pada wanita yang sebelumnya
belum pernah didiagnosis diabetes kemudian menunjukkan
kadar glukosa tinggi selama kehamilan. Diabetes melitus
gestasional berkaitan erat dengan komplikasi selama
kehamilan seperti meningkatnya kebutuhan seksio sesarea,
meningkatnya risiko ketonemia, preklampsia dan infeksi traktus
urinaria, serta meningkatnya gangguan perinatal (makrosomia,
hipoglikemia neonatus, dan ikterus neonatorum) (Korespondensi
dkk, 2016).
8
Tabel 1
Jenis Diet Diabetes Melitus
Jenis Energi Protein Lemak Karbohidrat
diet (Kkal) (g) (g) (g)
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51.5 36.5 235
IV 1700 55.5 36.5 175
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396
sentral pada pasien lanjut usia dengan diabetes. Diperlukan strategi khusus
dalam mengelola penderita lanjut usia dengan diabetes karena sering
disertai komplikasi dan komorbiditas serta adanya kendala fisik maupun
kognitif (Suastika, 2018).
Tabel 2
Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa
Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dl)
Belum pasti
Bukan DM DM
DM
Kadar
glukosa Plasma vena <100 100-199 ≥200
darah
sewaktu Darah kapiler <90 90-199 ≥200
mg/dl
Kadar Plasma vena <100 100-125 ≥126
glukosa
darah puasa Darah kapiler <90 90-99 ≥100
b) Asupan protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi
tubuh karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam
tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein
adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H,
O dan N yang tidak memiliki oleh lemak atau karbohidrat (Natsir, 2018).
Definisi dari protein merupakan suatu zat gizi makro yang
berperan penting karena pada dasarnya fungsi protein selain bagi
sumber energi protein juga untuk pertumbuhan. Bahan makanan yang
mengandung protein terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu protein hewani
dan protein nabati. Bahan makanan yang mengandung protein hewani
contohnya ikan, telur ayam, daging ayam, daging sapi, susu sapi dan
keju. Bahan makanan yang mengandung protein nabati adalah tempe,
tahu, kacang-kacangan dan oncom (Hardinsyah, 2016).
c) Asupan lemak
Lemak adalah salah satu zat gizi makro penghasil energi terbesar
yang menyumbang 9 Kkal per 1 g (Ernawati et al., 2019). Asupan lemak
berperan dalan mempertahankan sensitivitas insulin. Asupan lemak
yang tinggi akan menurunkan sensitivitas insulin, selain itu asupan
lemak yang tinggi juga akan menurunkan kadar adiponektin dalam
darah yang bertugas mengontrol sensitivitas insulin (Purba dkk, 2015).
d) Asupan Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdiri dari
sejumlah besar gugus hidroksil. Di dalam tubuh, karbohidrat memiliki
peranan penting yaitu sebagai salah satu sumber energi (Azrimaidaliza
et al., 2020). Karbohidrat berfungsi sebagai cadangan energi dan
sumber energi yang paling utama di dalam tubuh dan berperan juga
untuk komunikasi di antara sel. Karbohidrat memberikan 70-80%
sumber energi untuk aktivitas manusia, konsumsi karbohidrat sehari di
dalam makanan rata-rata bisa sampai 65% (Yusuf, 2018).
14
e) Asupan Magnesium
Magnesium adalah salah satu dari enam mineral penting yang
terkandung dalam tubuh manusia. Magnesium membantu membangun
tulang, memperbaiki penampilan fungsi saraf, dan merupakan elemen
yang sangat penting untuk penghasil energy dari makanan yang di asup
oleh manusia. Magnesium telah terbukti mampu mengobati berbagai
jenis sakit kepala, nyeri kronis, asma, dan gangguan tidur. Dalam
beberapa penelitian skala besar, magnesium juga terbukti mampu
mempercepat mengobati penyakit jantung, hipertensi,
diabetes, dikarenakan Magnesium merupakan unsur nomor 4 penting
dalam penyusunan tubuh, yaitu Protein, Karbohidrat, Air; Magnesium,
kekurangan salah satu unsur diatas maka metabolisme akan terganggu
yang berakibat akan terserang penyakit (Suryanto, 2020).
Magnesium intraseluler dalam jaringan dan hati lebih tinggi dari
pada di dalam aliran darah. Di dalam ekstraseluler, jumlah magnesium
lebih sedikit tetapi diperlukan untuk konduksi impuls saraf agar terjadi
kontraksi otot secara normal. Sumber magnesium adalah biji-bijian utuh,
kacang-kacangan dan sayuran hijau. Asupan magnesium untuk orang
dewasa adalah 300 – 420 mg per hari (Azrimaidaliza et al., 2020).
Magnesium merupakan mikromineral yang memegang peranan
penting pada homoostatis glukosa kerja insulin. Mengurai keterkaitan
antara defisiensi magnesium dan diabetus sama sulitnya. Dalam
keadaan hiperglisemia berat berat (terutama jika situasi ini telah
berlangsung lama), ginjal tidak mampu menahan magnesium.
Kehilangan magnesium ke dalam urin dalam jumlah besar
menyebabkan penurunan kadar magnesium darah. Kenyataannya
magnesium dan insulin saling membutuhkan satu sama lain. Tanpa
magnesium, kelenjar pankreas tidak akan mampu menghasilkan cukup
insulin, atau insulin yang disekresikan tidak bakal efisien dalam
16
B. Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian berikut ini hasil modifikasi teori yang telah
dikemukakan oleh (Azrimaidaliza et al., 2020), (Purba & Monolimay, 2015),
(Natsir, 2018), (Udayani et al., 2021), (PERKENI, 2019) dan (PERKENI,
2020)
Diabetes
Melitus Tipe II
4 pilar
Gejala umum DM penatalaksanaan
a. Polifagia DM
b. Polyuria a. Edukasi
c. Polydipsi b. terapi gizi
c. latihan jasmani
d. intervensi
farmakologis
Gambar 1.
Asupan zat gizi, Faktor Risiko, Gejala umum dan
Penatalaksaaan pada Diabetes Melitus II
19
C. Kerangka Konsep
Energi
Gambar 2.
Hubungan asupan Zat Gizi Makro dan
Magnesium terhadap kadar glukosa darah penderita DM tipe II
D. Variabel Penelitian
E. Definisi operasional
a) Kadar Gula Darah
Tingkat konsentrasi gula dalam darah sewaktu yang dinyatakan
dalam mg/dl. Kadar gula darah yang diambil yaitu kadar gula darah sewaktu
ditentukan dari mengambil darah kapiler pada suatu waktu tanpa adanya
puasa.
Cara Ukur : Pengambilan sampel darah kapiler untuk tes kadar gula darah
20
e) Asupan Magnesium
Asupan Magnesium adalah jumlah total magnesium yang
bersumber dari makanan dan minuman yang dikonsumsi baik di rumah
maupun di luar rumah yang diambil dengan cara wawancara menggunakan
metode food recall 1x24 jam yang lalu, lalu hasilnya dirata-ratakan,
kemudian dianalisis menggunakan DKBM, TKPI, Nutrisurvey setelah itu
dapat dibandingkan dengan angka kebutuhan.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Form recall 24 jam
Hasil Ukur : 1. Baik : ≥ 350 mg kebutuhan zat gizi
2. Kurang : < 350 mg kebutuhan zat gizi
(AKG, 2019)
Skala Ukur : Ordinal
f) Asupan Asupan Serat
Asupan serat merupakan banyaknya konsumsi serat yang di konsumsi
oleh responden dan diperoleh dari wawancara dengan metode recall 3x24
jam.
Cara ukur : Wawancara
Alat Ukur : Form Recall 24 jam
Hasil Ukur : Baik : > 20-25 gr/hari
Kurang : < 20 gr/hari
(PERKENI, 2020)
Skala Ukur : Ordinal
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Populasi
Populasi merupakan semua objek yang akan di teliti. Dalam
penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Melitus yang berobat di
Puskesmas Alang-alang Lebar Palembang dan terdaftar pada Dinkes
Palembang 2020 sebanyak 381 orang.
2. Sampel penelitian
Sampel merupakan semua objek yang dapat mewakili populasi.
Dalam penelitian ini akan dilakukan purposive sampling yaitu pengambilan
subjek dengan pertimbangan penelitian dimana ada kriteria inklusi dan
ekslusi. Besar sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan rumus
(Lemeshow 1997) sebagai berikut.
23
24
𝑎
𝑍(1 )P.Q
2
.n : 𝑑2
: 0,40 / 0,01
n : 40
Ditambah cadangan 10%, besar sampel sebanyak 44 sampel
Keterangan:
n : Besar sampel yang dibutuhkan
D : Presisi, ditetapkan sebesar 10 % (0,1)
Z(1−α⁄2) : Koefisien kepercayaan 95 % (1,96)
P : Prevalensi diabetes melitus di Alang-alang Lebar 28,6 %
Q : 1 - 0,286
: 0,714
Hasil perhitungan besar sampel, maka didapatkan jumlah sampel
sebesar 40 sampel dengan cadangan sampel 10%, maka total sampel
yang didapat ada 44 sampel.
3. Kriteria sampel
a. Kriteria Inklusi :
Kriteria inklusi adalah kriteria subjek penelitian bisa mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.adapun kriteria
nya sebagai berikut :
1) Penderita diabetes melitus tipe II yang berobat rawat jalan.
2) Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Alang-alang Lebar.
3) Usia 35-65 tahun.
4) Bersedia menjadi responden.
5) Mampu berkomunikasi dengan baik
6) Dapat membaca dan menulis.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah anggota populasi yang tidak dapat diambil
menjadi sampel. Adapun ciri-ciri dari kriteria ekslusi sebagai berikut :
25
1) Ibu Hamil
2) Orang yang mempunyai komplikasi berat
3) Umur di atas 66 tahun
D. Variabel Penelitian
1. Jenis Data
a) Data Primer
Data Primer merupakan data yang didapat setelah melakukan
wawancara secara langsung yang dilakukan oleh peneliti kepada pasien
DM Tipe II di Puskesmas Alang-alang Lebat. Alat bantu yang digunakan
yaitu formulir identitas pasien, asupan makanan dengan menggunakan
food recall 3x24 jam dan buku foto makanan.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mencakup gambaran umum,
fasilitas yang ada di Puskesmas, jumlah tenaga kesehatan, jumlah
penderita DM, Dokumentasi dan data lain yang menunjang penelitian
diperoleh dari arsip Puskesmas Alang-alang Lebar Palembang.
2. Cara pengumpulan data
Untuk memperoleh data penelitian, maka dilakukan langkah sebagai
berikut :
a) Data Primer
1. Responden yang sudah memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel
penelitian, telah menyetujui dan bersedia untuk di wawancara.
2. Peneliti mencatat identitas sampel meliputi nama, umur dan
alamat.
26
F. Pengolahan Data
29
30
B. Karakterisitik Responden
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Jenis Kelamin n %
Laki – Laki 13 40,6
Perempuan 19 59,4
Total 32 100
Usia n %
<50 Tahun 7 21,9
≥50 Tahun 25 78,1
Total 32 100
Pendidikan Terakhir n %
C. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran
distribusi frekuensi dari setiap variabel yang diteliti. Variabel tersebut
adalah kadar gula darah sewaktu asupan zat gizi makro, asupan serat,
asupan magnesium.
1. Kadar Gula Darah Sewaktu.
Hasil pengumpulan data pada 32 responden menurut GDS
diperoleh seperti tabel di bawah ini.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut GDS
2. Asupan Energi
Asupan energi dikategorikan menjadi tiga, asupan energi lebih bila
responden mengkonsumsi >100% dari kebutuhan zat gizi energi,
asupan energi baik bila ≥80% - 100% dari kebutuhan zat gizi energi, dan
asupan energi kurang bila responden mengkonsumsi <80% dari
kebutuhan zat gizi energi.
Distribusi frekuensi responden menurut asupan energi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Energi
Asupan Energi n %
Kurang 3 9,4
Baik 17 53,1
Lebih 12 36,5
Total 32 100
3. Asupan Protein
Asupan protein dikategorikan menjadi tiga, asupan protein lebih
bila responden mengkonsumsi >100% dari kebutuhan zat gizi protein,
asupan protein baik bila ≥80% - 100% dari kebutuhan zat gizi protein,
dan asupan protein kurang bila responden mengkonsumsi <80% dari
kebutuhan zat gizi protein.
Distribusi frekuensi responden menurut asupan protein dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Protein
Asupan Protein n %
Kurang 14 43,7
Baik 15 46,9
Lebih 3 9,4
Total 32 100
Asupan Lemak n %
Kurang 6 18,7
Baik 10 31,3
Lebih 16 50
Total 32 100
5. Asupan Karbohidrat
Asupan Karbohidrat dikategorikan menjadi tiga, asupan karbohidrat
lebih bila responden mengkonsumsi >100% dari kebutuhan zat gizi
karbohidrat, asupan karbohidrat baik bila ≥80% - 100% dari kebutuhan
zat gizi karbohidrat, dan asupan karbohidrat kurang bila responden
mengkonsumsi <80% dari kebutuhan zat gizi karbohidrat.
Distribusi frekuensi responden menurut asupan karbohidrat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
36
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Karbohidrat
Asupan Karbohidrat n %
Kurang 5 15,6
Baik 18 56,3
Lebih 9 28,1
Total 32 100
6. Asupan Serat
Asupan serat dikategorikan menjadi dua, asupan serat baik bila ≥20%
- 25% dari kebutuhan zat gizi serat, dan asupan serat kurang bila
responden mengkonsumsi <20% dari kebutuhan zat gizi serat.
Distribusi frekuensi responden menurut asupan serat dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Serat
Asupan Serat n %
Kurang 21 65,6
Baik 11 34,4
Total 32 100
37
7. Asupan Magnesium
Asupan magnesium dikategorikan menjadi dua, asupan magnesium
baik bila ≥350% dari kebutuhan zat gizi magnesium, dan asupan
magnesium kurang bila responden mengkonsumsi <350% dari
kebutuhan zat gizi magnesium.
Distribusi frekuensi responden menurut asupan magnesium
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Magnesium
Asupan Magnesium n %
Kurang 25 78,1
Baik 7 21,9
Total 32 100
hari.
D. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan dependen, analisis ini menggunakan uji Chi-
Square. Berikut ini merupakan penyajian analisis bivariat dari setiap
variabel yang di teliti.
1. Hubungan Asupan Energi dengan Status Gula Darah
Hubungan antara asupan energi dengan status gula darah
dianalisis menggunakan tabulasi silang pada uji Chi-Square antara
variabel asupan energi dengan gula darah. Hasil analisis hubungan
asupan energi dengan gula darah sewaktu ditunjukkan pada tabel di
bawah ini.
Tabel 11
Distribusi Frekuensi GDS Menurut Asupan Energi
GDS
Asupan Jumlah
Hiperglikemik Normal p-value
Energi
n % n % n %
Lebih 11 91,7 1 8,3 12 100
Baik 11 55 9 45 20 100 0,030
Total 22 10 32 100
darah diketahui bahwa p value sebesar 0,044 (p-value <0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan
protein dengan kadar gula darah.
Menurut Edy (2017) melalui penelitiannya di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta menyatakan asupan protein
melebihi kebutuhan menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah. Hal
ini terjadi karena dalam tubuh asupan protein akan diubah menjadi
asam amino yang kemudian digunakan untuk membentuk glukosa.
Penelitian lain yang dilakukan Paruntu (2012) menyebutkan
bahwa penderita diabetes melitus yang memiliki asupan protein tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh sebagian besar memiliki kadar glukosa
darah tidak terkendali dikarenakan apabila asupan protein baik tidak
berkemungkinan asupan karbohidrat dan lemak juga baik.
Tabel 16
Distribusi Frekuensi GDS Menurut Asupan Magnesium
GDS
Asupan Jumlah
Hiperglikemik Nornal p-value
Magnesium
n % n % n %
Kurang 20 80 5 20 25 100
Baik 2 28,6 5 71,4 7 100 0,007
Total 22 10 32 100
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap
responden pasien diabetes melitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Alang-alang Lebar Palembang yang berjumlah 32 sampel, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Karakteristik responden : jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
19 responden (59,4%), responden dengan usia >50 tahun
sebanyak 25 responden (78,1%), pendidikan terakhir responden
yaitu pendidikan menengah sebanyak 29 responden (90,6%),
pekerjaan responden terbanyak yaitu ibu rumah tangga sebanyak
15 responden (46,9%), responden memiliki riwayat keluarga DM
sebanyak 24 responden (75%), responden dengan lama menderita
DM selama <10 tahun sebanyak 22 responden (68,8%).
2. Kadar gula darah responden sebagian besar tergolong
hiperglikemik sebanyak 22 responden (68,8%). Rata-rata kadar
gula darah sewaktu responden yaitu 231 mg/dl.
3. Asupan zat gizi makro responden sebagian besar dengan kategori
baik. Asupan energi baik sebanyak 20 responden (62,5%), asupan
protein baik sebanyak 18 responden (56,3%), asupan lemak
responden baik sebanyak 16 responden (50%), asupan karbohidrat
responden baik sebanyak 23 responden (71,9%), asupan serat
responden sebagian besar dengan kategori kurang sebanyak 21
responden (65,6%).
4. Asupan magnesium responden sebagian besar dengan kategori
kurang sebanyak 25 responden (78,1%). Rata-rata asupan
magnesium yaitu 266 mg.
5. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi (p-value
= 0,030), asupan protein (p-value = 0,044), asupan karbohidrat (p-
47
48
Amanda, E., & Bening, S. (2019). Hubungan Asupan Zink, Magnesium, Dan
Serat Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung. Jurnal Gizi, 8(2).
(E-Journal) Available at : https://doi.org/10.26714/jg.8.2.2019.87-94
(Diakses : 15 Desember 2021)
AKG. 2019. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat
Indonesia. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2019.
Aramico, B., & Siketang, N. W. (2017). Hubungan Asupan Gizi, Aktivitas
Fisik, Menstruasi Dan Anemia dengan Status Gizi pada Siswi
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Simpang Kiri Kota Subulussalam.
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan, 4(1), 21–30. (E-Journal) Available
at : https://doi.org/10.22435/sel.v4i1.1444 (Diakses : 18 Desember
2021)
Arisman, (2013). Obesitas, Diabetus Melitus,& Dislpidemia, Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Astawan, Made (2014) Evaluasi Nilai Gizi Pangan. In: Evaluasi Nilai Gizi
Karbohidrat. Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-44. ISBN
9789790113923 (E-Journal) Available at :
https://pustaka.ut.ac.id/lib/pang4325-evaluasi-nilai-gizi-pangan/
(Diakses : 21 Januari 2022)
Azrimaidaliza, Resmiati, Famelia, W., Purnakarya, I., Firdaus, & Yasirly, K.
(2020). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. In Journal
Of Chemical Information And Modeling (Vol. 53, Issue 9). (E-Book)
Available at : http://repo.unand.ac.id/id/file/468625 (Diakses : 16
Desember 2021)
Care, D., & Suppl, S. S. (2020). Classification And Diagnosis Of Diabetes:
Standards Of Medical Care In Diabetes-2020. Diabetes Care,
43(January), S14–S31. (E-Book) Available at :
https://doi.org/10.2337/dc20-s002 (Diakses : 20 Desember 2021)
Darmawan, S., Nani Hasanuddin Makassar, S., & Kemerdekaan, J. P.
(n.d.). Kota Makassar, Indonesia, 90245 2. STIKES Nani
Hasanuddin Makassar. In Jl. P. Kemerdekaan VIII (Issue 24). (E-
Journal) Available at :
http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/nic/article/view/227/274
(Diakses : 17 Juni 2022)
Dinas Kesehatan Kota Palembang. (2020). Dinas Kesehatan Kota
Palembang tahun 2020. Profil Kesehatan Tahun 2021, 72, 23. (E-
Book) Available at:
https://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-176-
49
50
Peneliti Responden
Saniyyah Febianti
( )
NIM. PO.71.31.1.19.070
56
LAMPIRAN 2
FORM RECALL KONSUMSI MAKANAN PENDERITA DIABETES
MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALANG- ALANG LEBAR
PALEMBANG
Nama Pasien :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pekerjaan :
Hari : Tanggal :
Waktu Berat
Makan Bahan
Menu
Makanan URT Gram
Makan
Pagi
Selingan
Pagi
Makan
Siang
Selingan
Sore
Makan
Malam
57
LAMPIRAN 3
FORM ANALISA BAHAN MAKANAN SEHARI-HARI RESPONDEN
58
LAMPIRAN 4
DAFTAR NAMA PASIEN
Ukur Kadar Gula
Kadar Gula
No. Nama Pasien Darah
Darah
Sudah Belum
59
LAMPIRAN 5
KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN MAGNESIUM
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES
MELITUS DI PUSKESMAS ALANG ALANG LEBAR TAHUN 2022
I. Identitas Responden
No. Responden :
Nama Responden :
Alamat Responden :
II. Karakteristik Responden
Tanggal Lahir :
Usia : tahun
Jenis Kelamin :
1. Laki-laki 2. Perempuan
Pekerjaan :
1. Ibu Rumah Tangga 2. Wiraswasta 3. Pegawai negeri
4. Pengusaha 5. Lainnya
Pendidikan Terakhir :
1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PT
III. Status Gizi
Berat Badan : kg
Tinggi Badan : cm
GDS/GDP Terakhir : mmHg
Lama Menderita DM :
60
LAMPIRAN 6
OUTPUT SPSS
A. Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
61
Riwayat Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 24 75 75 75
Lama Menderita DM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B. Analisis Univariat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori Energi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori Protein
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
62
Kategori Lemak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori Karbohidrat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori Serat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori Magnesium
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
63
C. Analisis Bivariat
lebih Count 1 11 12
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.75.
b. Computed only for a 2x2 table
64
Asupan Protein * Gula Darah Sewaktu
Gula Darah Sewaktu
baik Count 3 15 18
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.38.
b. Computed only for a 2x2 table
65
Asupan Lemak * Gula Darah Sewaktu
Gula Darah Sewaktu
lebih Count 6 10 16
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.
b. Computed only for a 2x2 table
66
Karbohidrat * Gula Darah Sewaktu
Gula Darah Sewaktu
lebih Count 0 9 9
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.81.
b. Computed only for a 2x2 table
67
Kategori Serat * Gula Darah Sewaktu Crosstabulation
baik Count 7 4 11
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.44.
b. Computed only for a 2x2 table
68
Kategori Magnesium * Gula Darah Sewaktu
Gula Darah Sewaktu
% within Kategori
20.0% 80.0% 100.0%
Magnesium
baik Count 5 2 7
% within Kategori
71.4% 28.6% 100.0%
Magnesium
% within Kategori
31.3% 68.8% 100.0%
Magnesium
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.19.
b. Computed only for a 2x2 table
69
Lampiran SPSS
Sp 19-May-71 51 Laki-laki 5 Pendidikan Menengah 70 173 217 1 Tidak Hiperglikemik 1669 2247 74 1 62 84 74 1 84 62 135 3 382 337 113 3 16 Kurang 154 Kurang Baik Kurang Lebih Lebih
Ada.
SA 12-Apr-62 61 Perempuan 1 Pendidikan Menengah 41 153 152 9 Ada Normal 1478 1288 115 2 35 56 63 1 75 41 183 3 201 223 90 2 18 Kurang 372 Baik Baik Kurang Lebih Baik
Rs 31-Dec-59 63 Laki-laki 4 Pendidikan Menengah 68 172 331 11 Ada Hiperglikemik 2691 2274 118 3 68 85 80 2 51 63 81 3 271 341 79 1 8 Kurang 335 Kurang Lebih Baik Lebih Baik
Sw 1-Jan-58 64 Laki-laki 3 Pendidikan Menengah 75 172 204 11 Ada Hiperglikemik 2516 2274 111 3 63 85 74 1 52 63 83 2 262 341 77 1 11 Kurang 294 Kurang Lebih Kurang Baik Baik
Sg 7-Jul-65 56 Laki-laki 2 Pendidikan Menengah 69 174 205 4 Tidak Hiperglikemik 1962 2278 86 2 69 85 81 2 49 63 78 1 292 342 85 2 14 Kurang 157 Kurang Baik Baik Baik Baik
Ada.
Sc 6-Feb-62 58 Laki-laki 5 Pendidikan Dasar 64 169 337 7 Ada Hiperglikemik 1892 2124 89 2 43 80 54 1 71 59 120 3 287 319 90 2 16 Kurang 277 Kurang Baik Kurang Lebih Baik
Nw 9-Apr-64 59 Perempuan 1 Pendidikan Menengah 62 158 252 11 Ada Hiperglikemik 1094 1448 76 1 65 56 116 3 68 41 166 3 186 223 83 2 23 Baik 368 Baik Baik Baik Lebih Baik
Tidak
HM 25-Sep-65 56 Perempuan 1 Pendidikan Menengah 62 157 159 5 Normal 1764 1462 121 3 40 55 73 1 67 41 163 3 198 219 90 2 17 Kurang 351 Baik Lebih Kurang Lebih Baik
Ada.
Y 27-Jul-62 60 Laki-laki 3 Pendidikan Menengah 81 175 350 13 Ada Hiperglikemik 2691 2187 123 3 92 82 112 3 43 61 70 1 373 328 114 3 20 Baik 367 Baik Lebih Baik Baik Lebih
N 31-Dec-59 62 Perempuan 1 Pendidikan Dasar 49 153 180 15 Ada Normal 1078 1288 84 2 34 48 71 1 58 36 161 3 169 193 88 2 18 Kurang 326 Kurang Baik Kurang Lebih Baik
70