Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny E DENGAN NYERI AKUT

SEHUBUNGAN DENGAN NYERI EPIGASTRIUM AKIBAT


PENYAKIT DISPEPSIA DI RUANG MAWAR III
RSU NURHAYATI GARUT TAHUN 2019

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas laporan praktek kerja


lapangan

Disusun oleh:

RESITA NH

NIS : 171810124

SMK YAYASAN BINA KHARISMA INSAN CENDIKIA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN NYERI AKUT


BERHUBUNGAN DENGAN NYERI EPIGASTRIUM AKIBAT
PENYAKIT DISPEPSIA DIRUANG MAWAR III
RSU NURHAYATI GARUT TAHUN 2019

Disusun oleh:

RESITA NOVIANTI H
171810124

Setelah Membaca Laporan Hasil Praktek Kerja Industri Ini, Menurut


Pertimbangan Kami Telah Memenuhi Persyaratan Dan Menyetujui Isi
Laporan Sebagai Bentuk Lapran Akhir Praktek Kerja Industri
Program Keahlian Keperawatan
SMK YBKP3 Garut

Garut , 08 Maret 2019

Disetujui Oleh :

Pembimbing Rumah Sakit Pembimbing Sekolah

Dicky Ramadhan G,S.Kep.,Ners Indra maulana S.,KEP.,NERS,MM

Mengetahui,

Direktur Kepala sekolah


RSU Nurhayati Garut SMK YBKP3 Garut

dr.Hj Anne Lisnawati Asep Fauzi Nurohman, S.Pd.,MM


ABSTRAK

Adanya stress dapat mempengaruhi fungsi gastrointestinal dan


memcetuskan keluhan pada orang sehata salah satunya dispepsia.hal ini
di sebabkan karena asam lambung yang berlebihan dan adanya penurunan
kontaktilitas lambung yang mendahului keluhan mual setelah stimulus
stress sentral.

Praktek kerja lapangan(PKL)ini telah di laksanakan di RSU NURHAYATI


GARUT dari tanggal 2januari -23 februari2019

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa


tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di
dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk
dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2007)
Pada laoran ini saya mengambil kasus yang berjudul :Asuhan Keperawatan
pada Ny E .Dengan Nyeri Akut Sehubungan Dengan Nyeri Epigastrium
Akibat Penyakit Dispepesia Di ruangan Mawar III Rsu Nurhayati Garut
2019.tujuan kasus ini yaitu melakukan tindakan asuhan keperawatan pada
Ny E dengan dispepsia dari mulai pengkajian,analisa data,diagnos
keperawatan,intervensi,implementasi dan eveluasi,tidaka ada catatan
perkembngan dikarenakan pulang..dalam kasus ini ada 5diagnosa
keperwatan dan masalah ada yang teratasi dan ad yang teratasi sebagian
dan dengan kriteria yang di tentkan.

Kata kunci : dispepsia

Sumber : website
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji serta syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang sudah
melimpahkan hidayah dan rahmat-Nya yang telah memberikan banyak
kesempatan, sehingga kami bisa merampungkan laporan PKL dengan baik.

Dalam melakukan penyusunan laporan ini, kami sangat sadar sepenuhnya


bahwa laporan PKL ini tidak terlepas dari bimbingan, semangat, serta
dukungan dari banyak pihak, baik bersifat moril ataupun materil, maka dari
itu kami mengucapkan banyak terima kasih antara lain kepada:

a. Orang tua,yang tidak pernah lelah memberikan dukungan secara


moril maupun materil.yang selalu setia menemani dalam
mengerjakan laporan praktek kerja lapangan ini hingga selesai
b. Asep Fauzi spd.MM selaku kepala sekolah SMK YBKP 3 GARUT.
c. Indra Maulana S.,KEP.,NERS,MM selaku ketua program keahlian
keperawatan smkdan selaku pembimbing di SMK YBKP 3 GARUT.
d. Dicky Ramadhan G.,s.Kep.,Ners.selaku pembimbing di RSU Nurhati
Garut.
e. Teman - teman yang saya cintai yang telah sabar untuk meluangkan
waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun lapoan.
f. Seluruh staf RSU Nurhayati Garut,yang telah memberi dukungan
dan membantu dalam kegiatan praktek kerja industri.
Saya menyadari lapaoran ini tidak luput dari berbagai kekuranagan.
Saya mengharapakan saran dan kritik demi perbaikan ke depan.
Akhir kata penulisan ingin mengucapakan terima kasih dan semoga
penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Garut,januari2019

RESITA.NH
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................


B. Tujuan ..............................................................................................
C. Sistematika penulisan ......................................................................
D. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan .......................................................

BAB II TINJAUAN UMUM RSU NURHAYATI GARUT

A. Definisi Rumah Sakit ........................................................................


B. Ketentuan umum ..............................................................................

C. Sejarah Rumah Sakit Umum Nurhayati .............................................

D. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Nurhayati .....................................

E. Lokasi Tata Ruangan Rumah Sakit Nurhayati ...................................


BAB III TINJAUAN TEORITIS

A. .Definisi ............................................................................................
B. Anatomi dan Fisiologi
C. Etiologi .............................................................................................
D. Manifestasi Klinis ............................................................................
E. Patofisiologi penyakit........................................................................
F. Pemeriksaan penunjang...................................................................
G. therapy pengobatan…......................................................................
H. diagnosa keperawatan ....................................................................
I. intervensi dan rasionalisasi ...............................................................
BAB IV TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ....................................................................................
B. Analisa data .................................................................................
C. Diagnosa keperawatan .................................................................
D. Perencanaan keperawatan ...........................................................
E. Implementasi dan evaluasi ...........................................................

F. Catatan perkembangan ...............................................................

BAB V PENUTUP

A .KESIMPULAN ..............................................................................

B. SARAN .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perubahan dalam kehidupan manusia dapat menimbulkan stress.

Stress yang dialami seseorang dapat menimbulkan kecemasan yang erat


kaitannya dengan pola hidup.

Akibat dari kelelahan, gangguan pikiran dan terlalu banyak pekerjaan


serta problem keuangan dapat mengakibatkan kecemasan pada diri
seseorang. Gangguan kecemasan dapat mengakibatkan berbagai respon
fisiologis, diantaranya gangguan pencernaan. Dispepsia adalah suatu
sindrom atau kumpulan gejala yang terjadi pada organ pencernaan bagian
atas yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman pada perut seperti
perasaan mual, penuh, malas makan, nyeri dan kembung.

Kejadian dispepsia cukup sering ditemui dokter dalam menjalankan


profesinya sehari-hari. Kejadian dispepsia juga bervariasi dari berbagai
tulisan hal ini

disebabkan karena ketidaksamaan terminologi dari berbagai sentra.

Dispepsia menurut Hernomo (2003) adalah suatu kumpulan gejala yang

menyebabkan kita menduga adanya kelainan saluran cerna bagian atas.


Dispepsiabukan merupakan suatu diagnosis, tetapi merpakan kumpulan
gejala yang terdiri dari perasaan tidak enak di perut bagian atas (upper
abdominal discomfort), nyeri restrosternal, tidak suka makan (anoreksia),
mual, muntah, kembung, rasa penuh, cepat kenyang dan rasa panas di
belakang dada (heart burn).. Menurut Talley

(1995), dispepsia dapat dibagi dalam dua kelompok berdasarkan ada


tidaknya
gejala , yakni dispepsia organik (ulkus) dan dispepsia fungsional (non
ulkus).Dispepsia (ulkus) adalah sindrom pada pencernaan atas yang
disebabkan adanya kerusakan organ lambung, hal ini diketahui melalui
pemeriksaan klinis USG (Ultra sono grafi) atau pemeriksaan endoskopi,
sedangkan dispepsia fungsional (non ulkus) adalah sindrom gangguan
pada pencernaan atas tetapi tidak ditemukanadanya kerusakan lambung.

Dispepsia fungsional menurut Hernomo (2000) adalah suatu keadaan yang

menggambarkan keadaan kronik berupa rasa tidak enak pada daerah


epigastrum yang sering berhubungan dengan makanan, gejalanya seperti
ulkus tetapi pada pemerikasaan tidak diketemukan adanya ulkus
(kerusakan). Sedangkan menurut Yamada (1998), dispepsia fungisonal
untuk keluhan tidak enak pada perut bagian atas yang bersifat intermitten.
Sedangkan pada pemeriksaan tidak didapatkankelainan organik. Dispepsia
fungsional ini umumnya bersifat kronik dan sering kambuh. Heyse (1994)
memperkirakan di United Kingdom, Kejadian dispepsia funsional dapat
ditemui dokter umum sampai 25% sementara oleh
gastroenterohepatologist, kejadian ini sampai 70%. Kejadian dispepsia
fungsional 6-10 kali kejadian tukak peptik dan ini merupakan beban
bagigastroenterohepatologist. Penelitian yang dilakukan Mujadid dan
Manan Menurut (Hernomo, 2003) mendapatkan 40% kasus dispepsia
fungsional disertai dengan gangguan kejiwaan dalam bentuk anxietas
(gangguan kecemasan), depresi, atau kombinasi antara
keduanyKecemasan menurut Maramis (1994) diartikan sebagai sesuatu
keadaan yang ditandai dengan perasaan yang disertai dengan terjadinya
hiperaktifitas
system syaraf otonom dan gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan
dean seringkali merupakan suatu emosi yang normal. Definisi lain dari
kecemasanmenurut Kaplan, Sadock (2003) adalah suatu respon terhadap
suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui bersifat internal dan samar-
samasan Kecemasan dalam diri seseorang dapat menimbulkan berbagai
respon, baik respon psikologis maupun fisiologis. Salah satu respon
fisiologis akibat darikecemasan yang dialami seseorang adalah gangguan
gastrointestinal atau gamgguan pada lambung, seperti rasa mual, tidak
nyaman di lambung ,perasaan mau muntah, mulas, malas makan,rasa
penuh pada lambung bahkan nyeri padalambung.

Seseorang yang mengalami kecema san biasanya menunjukkan berbagai

reaksi baik psikis dan fisiologis yang berbeda dari individu satu dengan
yanglainnya, hal ini dikarenakan sifat individu yang satu dengan yang lain
itu berbeda karena memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda sesuai
dengan tipekepribadian. Kepribadian menurut Allport (1999) adalah sebuah
organisasi yang meliputi sistem psikis dan fisik individu yang menentukan
karakteristik perilaku danpikirannya. Sedangkan menurut Pervin dan John
(1989: 134), kepribadianmewakili karakteristik individu yang terdiri dari
pola-pola pikiran, perasaan dan prilaku yang konsisten. Tipe kepribadian
merupakan ciri, sifat dan karakter yang dimiliki seseorang sangat
menentukan pola reaksi terhadap situasi dan kejadian yang
secaralangsung atau tidak langsung membawa pengaruh dalam
dirinya.Setiap orang mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya.
Dalam mengadakan orientasi itu, orang yang satu berbeda dengan orang
lainnya berbeda. Orientasimanusia adalah yang memiliki arah ke luar dan
ke dalam. Jung dalam Suryabrata
1998, membedakan manusia atas dua kecenderungan kepribadian yaitu
(a)kecenderungan kepribadian ekstrovert dan

(b) kecenderungan kepribadin Introvert.

Apabila orientasi terhadap segala sesuatu itu sedemikian rupa sehingga


keputusankeputusan dan tindakan-tindakannya tidak dikuasai oleh
pendapat-pendapat

subyektifnya melainkan ditentukan oleh faktor-faktor obyektif, faktor-faktor


luar maka orang demikian itu dikatakan mempunyai orientasi ekstrovert.
Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kepribadian introvert jika dalam
menghadapi segala hal atau sesuatu, faktor-faktor yang mempengaruhinya
adalah faktor-faktor yang berasal dari dunia batin sendiri Jung (Maramis,
1994) menyatakan bahwa dimensi orang introvert dalam perilaku aktual
digambarkan sebagai orang yang pendiam, suka menjauhkan diri dari
pergaulan, mudah murung, cenderung menghindari masyarakat dan
sensitif menghadapi kritik, introspektif, menanggapi kehidupan sehari-hari
secara lebihserius, menyukai keteraturan, jarang agresif, dapat dipercaya,
pesimis, depresif, hati-hati, rendah diri, mudah melamun, cenderung
mempertahankan dirinya, kaku, tegas, egois, kurang suka lelucon terutama
berbau seks, lambat tetapi teliti, bersifat damai dan pasif.Adanya sifat-sifat
seseorang yang memiliki tipe kepribadian introvert lebih besar
kemungkinan untuk mengalami kecemasan karena saat menghadapi
konfmereka cenderung menarik diri dari pekerjaan,cenderung pasif dan

menanggapi masalah dalam kehidupan sehari-hari lebih serius serta hati-


hati hal ini dapatmenimbulkan kemungkinan depresif yang dapat
menghambat efektivitaspenyelesaian masalah. Individu tersebut biasanya
memiliki tingkat kecemasan yang lebih besar dan kecemasan yang muncul
biasanya mengakibatkan respon
fisologis, salah satunya gangguan pencernaan.Berdasarkan uraian di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada
hubunganantara kecemasan dan tipe kepribadian introvert dengan
dispepsia fungsional.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum :

Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan


asuhan keperawatan pada klien dengan dispepsia dengan dispepsia
dengan menggunakan metode pendekatan proses Keperawatan secat
komprehensif.

2. Tujuan khusus :

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Dispepsia

b. Mampu melaksanakan analisa data yang di peroleh dari pengkajian


terhadap masalah yang di hadapi klien

c. Mampu menyusun rencana keperawatan

d. Mampu melaksakan rencana tindakan yang di rencanakan

e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang di rencanakan

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan ini disusun secara sistem matika dalam masing masing


bab,dimana masing masing bab ini akan di uraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan di uraikan mengenai latar belakang


tujuan,sistematika,penulisan,waktu dan tempat pelakasanaan

BAB II : PROPIL RSU NURHAYATI GARUT

Pada bab ini akan di uraikan mengenai sejarah RSU Nurhayati garut, visi
dan misi RSU Nurhayati garut, dan lokasi tata ruangan RSU Nurhayati
garut.

BAB III. : TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini akan di uraikan mengenai definisi dispepsia,anatomi fiologi,


etimologi,tanda dan gejala patofisiologi,diagnosa dan penunjang
diagnosa,terapi pengobatan,diagnosa keperawatan dan perencanaan
keperawatan.

BAB IV : TINJAUAN KASUS


Pada bab ini akan di uraikan mengenai identitas pasien,pengkajian,diagno
keperawatan,perencanaan,implementasi,,evaluasi,dancatatan
perkembangan.

BAB V. : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan - kesimpulan dan saran


dari hasil laporan keseluruhan.

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSAAN

Prakerin. Gelombang I ini dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2019


sampai 23februari 2019 dengan pembagian shif yang berbeda setiap
harinya, shif di mulai pukul 07.00- 14.00( shif pagi) dan pukul 14.00 – 20..00
shif siang).prakerin kali ini di laksanakan di RSU NURHAYATI GARUT.

BAB II
TINJAUAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM NURHAYATI GARUT

A. Definisi Rumah Sakit


Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.
539/Menkes/sk/VI/1994 tentang susunan organisasi dan tata kerja
rumah sakit umum. Rumah sakit adalah unit organisasi dan lingkungan
Departemen Kesehatan yang berada dibawah dan tanggung jawab
langsung dari Direktur Pelayanan Medis, yang dipimpin oleh seorang
kepala Rumah Sakit dan mempunyai tugas untuk melaksanakan upaya
kesehatan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan rujukan.
B. Ketentuan Umum
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009
Pasal 1 yang dimaksud adalah :
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan


medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih
lanjuy
pelayanan Kesahatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif dan rehabilitatif.
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
2.3. Sejarah Rumah Sakit Umum Nurhayati
Rumah Sakit Umum Nurhayati adalah rumah sakit yang berdiri pada
tanggal 16 Agustus 2013 yang sebelumnya merupakan sebuah Klinik
Nurhayati Medical Contre yang berdiri pada tanggal 5 November 2011 yang
telah lama beroperasi sebagai pelayanan kesehatan masyarakat sekitar
Kabupaten Garut.
2.4. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Nurhayati
Visi RSU Nurhayati
Menjadi rumah sakit umum pilihan pertama masyarakat Garut dengan
pelayanan prima didukung dengan keunggulan diagnosik.
Misi RSU Nurhayati
Pelayanan berbasis kepuasan pasien
Menyiapkan alat – alat diagnosik dan bedah modern
Menyiapkan sumber daya manusia yang terdidik, terampil dan terlatih
Dengan mengadakan dan mengikuti pelatihan dan pendidikan dalam
bidang kesehatan
Mengefesienkan sumber daya manusia
Mengadakan promosi secara teratur dan terarah keseluruh Kabupaten
Garut
Menciptakan 5 klinik satelit ditiap sudut Kabupaten Garut
2.5. Lokasi Tata Ruangan Rumah Sakit Nurhayati
Rumah Sakit Nurhayati terletak di Jl. Raya Sudirman No.6
Karangpawitan Garut, bangunannya terletak pada area yang cukup
luas, dilengkapi dengan halaman parkir khusus karyawan maupun
kerabat/keluarga pasien , dan lokasinya terlatak di pinggir jalan raya
yang dilalui kendaraan. Rumah Sakit Nurhayati mempunyai bangunan
yang terbilang cukup besar, memiliki 5 lantai. Yang masing – masing
lantai memiliki beberapa tempat dan ruangan pelayanan kesehatan,
Diantaranya :
Lantai 1
•Tempat pendaftaran •Ruangan ct.scant
•Ruangan IGD •Instalasi farmasi
•Poli gigi •Laboratorium
•Poli umum •Ruang BPJS
•Ruangan rontgen •Poli spesialis belakang

Lantai 2
•Poli spesialis •Ruangan perawatan
•Dokter Spesialis anak kecantikan
•Dokter Spesialis penyakit •Gudang farmasi
dalam •Ruang tata usaha
•Dokter spesialis bedah •Wc umum
•Dokter spesualis paru •Mushola
•Dokter spesialis THT

Lantai 3
•Ruangan OK
•Ruangan operasi bedah
•Ruangan bersalin
•Ruangan HCU
•Kamar rawat inap
Lantai 4
•Rawat inap vip dan vvip
•Ruangan perawat
Lantai 5
•Aula

BABIII
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari


rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di
dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk
dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2007)
Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari
kelainan saluran makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas,
perih, mual, yang kadang¬kadang disertai rasa panas di dada dan perut,
lekas kenyang, anoreksia, kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas
asam dari mulut (Hadi, 2009).
Sedangkan menurut Mansjoer, Triyanti, Savitri, Wardhani dan
Setiowulan, (2008) dispepsia merupakan kumpulan keluhan gejala klinis
yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang
menetap atau mengalami kekambuhan B.

B. ANATOMI FISIOLOGI

a. EsofagusMerupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan


lambung.Panjang sekitar 25 cm mulai dari faring sampai pintu masuk
cardiaclambung. Lapisan dinding dari dalam keluar lapisan mukosa,
submukosa,lapisan otot melingkar esofagus terletak dibelakang trakhea
dan depan tulang belakang setelah melalui torak menembus difragma
masuk .kedalamabdomen menyambung dengan lambung.

b. Gaster (lambung)

Gaster merupakan bagian dari saluran pencernaan yang melebar seperti


kantong, terletak didalam rongga perut terutama didaerah
epigastrik.Sebagian terletak dibagian kiri daerah hipokondriak dan
umbilikal. Dalamkeadaan kosong lambung berbentuk g dan dalam keadaan
penuh lambung berbentuk seperti buah dengan kapasitas normal lambung
1 sampai 2 liter.Lambung terbagi atas cardiac gaster, fundus gaster, corpus
gaster, antrum pylorus, spinkter kedua pada ujung lambung untuk mengatur
pengeluarandan pemasukkan, mengalirkan makanan masuk ke duodenum
dan ketika berkontraksi spinkter ini akan mencegah terjadinya aliran balik
dari ususkelambung.Persyaratan lambung sepenuhnya otonomi, suplai
saraf parasimpatisuntuk lambung dan duodenum dihantarkan dari ke
abdomen melalui nervusvagus. Serabut aferen mengantarkan infuls nyeri
yang dirangsang oleh peregangan kontraksi-kontraksi otot dan peradangan
dan dirasakan padadaerah epigastrium, serabut eferen simpatis
menghambat pergerakan dansekresi lambung.

Didalam lambung makanan ditampung, dilancarkan, digiling, dan beberapa


fungsi, antara lain
:1)fungsi motorik terdiri atas:

a.fungsi reservoir, menyimpan makanan sehingga sedkit demi sedikitakan


dicerna dan akan masuk kedalam saluran cerna.

b.Fungsi pencampuran, memecahkan makanan menjadi partikel - partikel


kecil dan bercampur dengan getah lambung melalui kontraksi ototyang
mengelilingi lambung. Kontraksi peristaltik diatur oleh satu irama listrik
intrinsik dasar

.c.Fungsi pengosongan lambung, diatur pembukaan spinkter pilorus


dandipengaruhi oleh viskositas (kekentalan), volume, keasaman,
aktifitasmotorik, keadaan fisik serta emosi, dan obat-obatan. Lambung
biasanyakosong dalam waktu empat jam setelah makan dapat lebih cepat
atau lebihlambat tergantung dari banyak makanan yang masuk.

2)Fungsi pencernaan dan sekresi

a.Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL, pencernaan karbohidrat


danlemak oleh amilase dan lipase dalam lambung.

b.Sintesis dan pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein yang dimakan,


perenggangan dan alkalinase antrum dan rangsangan vagus.c.Sekresi
faktor intrinsik memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari usushalus bagian
distal

c.Sekresi muskulus berbentuk selubung yang melindungi lambung serta


berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan mudah
diangkut.Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi menjadi:

a)Fase sefalik Yaitu sebagai akibat melihat, mencium, memikirkan


ataumengecap makanan. Menyebabkan fase sefalik berasal darikorteks
serebri atau pusat nafsu makan, impuls eferenkemudian dihantarkan
melalui saraf vagus ke lambung.Hasilnya kelenjar gastrik dirangsang
mengeluarkan asamHCL.
b)Fase gastrik Dimulai antrum pilorus, distensi di antrum
menyebabkanterjadinya rangsangan mekanis dari reseptor-reseptor
padadinding lambung, gastrik dilepaskan dari antrum kemudiandibawa oleh
aliran darah menuju kelenjar lambung untuk merangsang sekresi
pelepasan HCL.

c)Fase intestinalDimulai dari gerakan kimus dari lambung ke


duodenum.Adanya protein yang telah dicerna sebagian dalam
duodenumtampaknya merangsang pelepasan gastrin usus suatu
hormonyang menyebabkan lambung terus-menerus mensekresi
cairanlambung.

C. ETIOLOGI
- Perubahan pola makan
- Pengaruh obat obatan yang di makan secara berlebihan dan dalam
waktu yang lama
- Alkohol dan nikotin rokok
- Stress
- Tumor atau kanker saluran pencernaan
- Hlyco bacter pylory
- Kafein Hco³
D. TANDA DAN GEJALA
- Nyeri perut ( epigastrium abdominal discomport)
- Rasa perih di bagian ulu hati
- Mual kadang kadang muntah
- Nafsu makan berkurang
- Rasa lekas kenyang
- Perut kembung
- Rasa panas di dada
- Regugitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba. Tiba )
- BAB terus menerus.
E. PATOPISILOGI

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-
zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan
F. PENUNJANDIAGNOSA

Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti


halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan
kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan
penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa :
laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.

- Laboratorium Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih


banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya
seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada
dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas
normal.

- Radiologis Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis


suatu penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan
pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan
sebaiknya menggunakan kontras ganda.

- Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi) Sesuai dengan definisi


bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal
atau sangat tidak spesifik.

- USG (ultrasonografi) Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-


akhir ini makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan
diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan
efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien
yang beratpun dapat dimanfaatkan .

Waktu Pengosongan Lambung Dapat dilakukan dengan scintigafi atau


dengan pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional terdapat pengosongan
lambung pada 30 – 40 % kasus.

G. THERAPY PENGOBAAN

Pengobatan yang diberikan pada penderita dispepsia adalah :

Suportif Ditujukan terhadap perubahan pola kebiasaan terutama mengenai


jenis makanan yang berpengaruh.

Medikamentosa Pemakaian antasid dalam jangka pendek dapat


mengurangi keluhan pasien. Obat-obat golongan anti asam yang bekerja
sebagai penghambat pompa proton dengan dosis optimal pada saat awal
terapi dan dilanjutkan setengah dosis pada tahap berikutnya.

H. DIANGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.

2.Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak


setelah makan, anoreksia.

3.Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan


adanya mual, muntah
4.Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

I. INTERVENSI DAN RASIONALISASI

INTERVENSI RASIONALISASI
1. Kaji tingkat nyeri,beratnya 1. Bergunadalam
skla(0-10) pengawasan
2. Beriksn istirahat dengan posisi keefektifan
semi fowler oba,kemajuan
3. Anjurkan klien menhindari penyembuhan
makan yang asam yang dapat 2. Dapat mengurangi
meningkatkan asam lambung tegangan pada
4. Observasi ttv 24 jam abdomen
diskusikan dan anjurkan teknik 3. Dapat mengilangkan
distraksi relaxasi nyeri akut/hebat dan
5. Kolaborasi dengan menurunkan aktivitas
pemeberian obat analgesik peristaltik
6. Anjurkan untuk mengatur pola 4. Mencegah terjadinys
makan perih pada ulu hati
5. Sebagai indikator untuk
melanjutkan intervensi
berikutnya
6. Mencehgah perih/nyeri
pada ulu hati

1. Pantau dokumentasi dan 1. Untuk menghentikan


haluaran setiap jam secara indikasi/perkembangan
adekuat dari hasil yang di harapkan
2. Timbang BB klien ,beriksn 2. Membantu menentukan
makanan sedikit sedikit tapi keseimbangan cairan yang
sering ,catat setatus nutrisi tepat meminimalkan
klien,turgor kulit,integritaas anorexsia,dan mengurangi
mukosa mulut,kemampuan iritasi mukosa
menelan ,adanay bising usus gaster,berguna alam
riwayat mual muntah/diare mendepinisikan derajat
3. Kaji pola diet yang di sukai masalahdengan intervensi
dan tidak di sukai yang tepay yang berguna
4. Catat adanya dalam pengawasan
anoreksia,mual,muntah,dan keefektifan obat kemajuan
tetapkan jika ada hubunganya pertumbuhan
dengan medikasi 3. Membantu intervensi
kebutuhan
spesifikmeningkatkan
inteke diet klien
4. Dapat menentukan jenis
diet dengan
mengidentifikasi
pemecahan masalah untuk
meningkatkan intake nutrisi
1. Awasi tekan darah dan 1. Indikator keadkutan volume
nad,pengisian kapiler ,status sirkulasi perifer dan hidrasi
membrane mukosa,tirgor kulit seluler
2. Awasi jumlah tipe masukan 2. Agar klien tidak
caiaran,ukurhaluaran urine mengonsumsi caira sama
dengan akurat sekli
3. Diskusiakan strategik untuk dapat mengakibatkan
menghentiksn muntah dan dehidrasi atau menganti
penggunaan laksati/diuretik cairan untuk masukan
identifikasi rencana untuk kalori yang berdamapak
meningkatkan/memperthankan pada keseimbangan
kesiembnagan caiaran yang elektrolit
optimal misal:jadwal masukan 3. Membantu klien menerima
cairan /awasi hiperalimenatsi perasaan bahwa akibat
muntah atau penggunaan
laksatif diuretik mencegah
kehilangan cairan lanjut
Melibatkan klien dalam
rencana untuk
memperbaiki kesimbangan
untuk hasil tindakan
tindkan darurat yang
memperbiki ketidak
seimbangan cairan
elektrolit.

1. Kaji tingkat kecemasan 1. Mengetahui sejauh mana


2. Beriakan dorongan dan tingkat kecemasan yang di
berikan waktu untuk rasakan oleh klien hingga
mengungkapkan pikiran dan mudahkan tindakan
dan jelaskan prosedur dan selanjutnya.
pengobatan 2. Klien merasa da yang
3. Berikan dorongan spiritaual memperhatikan sehinng
klien merasa aman dalam
segalahal tindakan yang di
berikan
3. Klein memahami dan
mengerti tentang prosedur
sehingga mau bekerja
sama dalam
perwatanya.bahwa segala
tindakan yang di berikan
untuk proses
penyembuhan maih ada
yang berkuasa
menyembuhkan yaitu
tuhan yang maha esa.
BAB V
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : NY.E
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pasir wangi RT/RW 04/19

Suku Bangsa : Indonesia


Agama :Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
RAS : sunda
Tanggal Masuk : 17-01-2019
Tanggal Pengkajian : 18-01-2019
No. Register : 000043693

b. Biodata Penanggung Jawab


Nama : TN.T
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Alamat : kp. Cimangar RT/RW 01/02

Suku Bangsa : Indonesia


Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Hub. Dengan Klien : Anak dari NY E

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama.
Klien mengeluh nyeri ulu hati/epigastrium
b. Riwayat Kesehatan Sekarang ( P Q R S T )
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18-01-2019 jam
09.00 klien mengeluh nyeri ulu hati nyeri di rasakan pada saat
telat makan dan nyeri berkurang pada saat minum obat dan
di relaxasi nyeri seperti di tusuk tusuk nyeri menyebar ke
bagian dada skala nyeri pada epigastrium 6dari (0-10) nyeri
dirasakan hilang timbul pada saat di tekan pada epigastrium
di serta mual muntah.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut penuturan klien dan keluarga bahwa sebelumnya Ny.
E pernah mengalami riwayat penyakit yang sama.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut penuturan klien dan keluarga bahwa diantara
anggota keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit
seperti ini.

3. Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 18-01-2019
g. Keadaan umum
Penampilan : Lemas
Kesadaran : compos mentis
Eye =4 , Verbal =5 , Motorik =6
Tanda- tanda vital : TD : 120/100
N : 63×/menit
R : 22×/menit
S : 36,2°c
Skala nyeri :6(0-10)
h. Pengkajian Fisik Head To Toe
1) Kulit
 Rambut
Warna Rambut : Hitam
Tekstur Rambut : Halus
Penyebaran Rambut : Tidak menyebar( rontok)
Keadaan Rambut : Lurus
Kebersihan rambut : tidak nampak adanya kotoran
 Kulit Kepala
Warna kulit kepala : Putih
Tekstur kulit kepala : Halus
Lesi : Tidak nampak adanya lesi
Benjolan : Tidak nampak adanya benjolan
Kebersihan : Tidak nampak adanya kotoran
Keluhan : Tidak ada keluhan
 Kulit Tubuh
Warna : Sawo matang
Tekstur : Keriput
Kelembaban : Kering
Turgor : Dalam waktu kurang dari 2 detik
kulit kembali seperti semula
Kebersihan. : Tidak nampak adanya kotoran

 Kuku
Warna Dasar : Hransparan
Tekstur : Halus
Sudut : 160°
Bentuk : Cembung
CRT : Saat ditekan pengisian kapiler
darah kembali kurang dari 2 detik
2) Kepala
Posisi : Simetris terhadap bahu
Bentuk : Bulat
Kebersihan : Tidak nampak adanya kotoran
Keadaan : Tidak terdapat lesi

3) Mata
Posisi : Simetris antara kedua mata
Sklera : sama dengan kulit wajah
Konjungtiva : Pucat
Kebersihan : Tidak nampak adanya kotoran
Gerakan Bola Mata : Dapat di gerakan ke segala arah
Ketajaman Penglihatan:Dapat membaca tulisan pada
jarak dekat ketika disuruh baca
papan nama perawat
4) Hidung
Posisi : Simetris keadaan hidung
Warna : Sama dengan kulit wajah
Kebersihan : Tidak nampak adanya kotoran
Fungsi Penciuman : Baik dapat mencium pengharum
ruanagan
PCH : Negatif
5) Telinga
Posisi : Nimetris antara kedua telinga
Warna : Sama dengan kulit wajah
Tekstur : Halus
Kebersihan : Tidak nampak adanya kotoran
Fungsi Pendengaran :Baik dapat mendengar dalam
jarak dekat
6) Mulut
 Bibir
Warna : Kecoklatan
Tekstur : Kasar
Mukosa : Kasar
Kondisi : Tidak nampak adanya stomatitis
keluhan. :Tidak ada keluhan

 Gigi
Jumlah : 32/4buah
Warna : Putih kekuningan
Kondisi :Terdapat carie dentis /karang
Gigi

 Lidah
Warna : Merah keputihan
Tekstur :Kasar
Mukosa :Lembab
Kondisi :Tidak namapak adanya stomatitis
Pergerakan Lidah :Dapat di gerakan ke segala arah
Fungsi Pengecapan :Baik dapat membedakan rasa
manis,pait ,asam,asin saat di
tanya oleh perawat
Fungsi Menelan :Dapat menekan dengan baik

7) Leher
Kesimetrisan : Simetris
KGB : Tidak terkaji
JVP : Tidak terkaji
Thyroid : Tidak terkaji
Pergerakan : Dapat di gerakan ke segala arah
Kebersihan :Tidak namapak adanya kotoran

8) Dada
Paru - paru: inspeksi :Simetris. Jantung: Inspeksi
:tidak
Palpasi. :Tidak terkaji. Palpasi :Tidak tkj
Perkusi. :Tidak terkaji. Perkusi : Tidak tkj
Auskultasi :tidak terkaji auskultasi :Tidak tkj
9) Abdomen
Keluhan :Nyeri ulu hati
Permukaan : Tidak datar (buncit)
Bising Usus : Tidak terkaji
Nyeri Tekan : Adanya nyeri tekan 6 (0-10)
Kebersihan : Tidak namapak adanya kotoran

10) Genetalia :Tidak terkaji Karena klien


Menolak untuk di periksa

11) Ekstremitas
 Atas
Oedema :Tidak ada
Pergerakan :Tangan kananan terpasang
infuse / 20 tetes/menit Sehingga
pergerakan terbatas
 Bawah
Oedema : Tidak ada
Pergerakan : Dapat digerakan kesegala arah
4. Pola Aktivitas Sehari - hari

No Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Pola Nutrisi
a. Makan
Jenis Nasi+lauk-pauk+sayuran BNKTPDS
Frekuensi 2× sehari 3 × sehari
Porsi 1 porsi habis 1/4 posi
Cara Mandiri Mandiri
Keluhan Tidak ada keluhan Mual,muntah
b. Minum
Jenis Air putih Air putih
Frekuensi Sesuai keinginan Sesuai keinginan
Cara Mandiri Mandiri
Banyak ± 7-8 gelas/1800 ± 2-3 gelas

2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 2× sehari 10× sehari
Konsistensi Padat Cair ( mencret)
Warna Kuning kecokalatan Kuning kecoklatan
Bau Khas faces Khas faces
Cara Mandiri Di bantu
b. BAK
Frekuensi 4-5 ×sehari 6-7× sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas urine Khas faces
Cara Mandiri Di bantu
3. Personal Hygine
a. Mandi 2×sehari 1×sehari (dispons)
b. Ganti baju 2×sehari 1× sehari
c. Gosok gigi 2×sehari 1×sehari
d. Cara Mandiri Dibantu

4. Pola Istirahat
Tidur
a. Tidur ± 7-8 jam ± 3 jam
malam Kadang tidur siang ± 1/2-1 jam
b. Tidur siang Nyenyak Tidak nyenyak
c. Kualitas

5. Data Psikologi, Sosial dan Spritural


a. Data Psikologi
Klien tampak sedikit cemas karena klien dan keluarga
takut penyakitnya parah

b. Data sosial
Klien dapat berhubungan baik atau bersosialisasi baik
dengan tim medis,keluarga dan klien yang lainya

c. Data Spritual
Klien beragama Islam ,klien selama sakit terlihat berdoa
dan meminta doa kepada tim medis dan kepada Allah
SWT.

6. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal :18-01-2019
No Nama Test Hasil Angka Satuan
Normal
1 Hemoglobin 15,4 12,3-15,3 G/DL
2 Leukosit 20,9 3.6-11.0 10*3/UL
3. Eritrosit 5,0 4.1-6.0
4. Trombosit 301 150-155 10*/UL
5. Hematokrit 46 35-47 %
6. Ureum 62* 10-50 MG/DL
7. Kreatinin 1,3* 0.6-1.1 MG/DL
8. GDS 1,9 100-150 MG/DL
9. Natrium 138 135-148 MMMD/L
10. Kalium 4,3 3.5 -55 MMMD/L
11. Klorida 0,8 95-105 MMO/L

THERAPY OBAT (5B+1K)

THERAPY DOSIS CARA WAKTU


NACL 20XTETES/MENIT IV -
ONDANCETRON 2X4 MG IV 08.00-21.00
OMEPRAZOL 2X40 MG IV 08.00-21.00
SUCPRALPAT 4X10CC IV 07.00-12.00-
SYR 16.00-21.00
DONPERIDON 2XI MG TABLET ORAL 08.00-21.00
B. ANALISA DATA

NO SYPTOM ETIOLOGI PROBLEM


1. DS : H. pylori Nyeri akut
-klien mengeluh nyeri ulu
hati/epigastrium Melekat pada epitel
DO: lambung
-klein tampak meringis
-adanya nyeri tekan Menghancurkan lapisan
-skala nyeri tekan 6dari( 0- mukosa
10)
-TTV: TD: 120/100 Me barier lambung
P : 63X/mnt terhadap asam dan peptin
R :22x/mnt
S : 36,2 C Menyebabkan difusi kembali
asam lambung dan peptin

Implamasi

Nyeri epigatrium

Nyeri akut
2. DS : Kafein HCO3 Ketidak
-klien mengeluh tidak nafsu seimbangan
makan, Me bikarbonat nutrisi kurang dari
- mual kebutuhan tubuh
DO: Me kemampuan protektif
-porsi makan habis ¼ terhadap asam
-klien tampak mual
-klien tampak lemas Penyebab difusi balik
-klien mual saat makan asaam lambung dan peptin

Erosi mukosa lambung

Me tonus dan peristaltik


lambung

Refluk isi duodenum ke


lambung

Mual

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan
tubuh

3. DS : Kafein HCO3 Kekuranga


-klien mengeluh BAB 10X volume cairan
sehari Me produksi bikarbonat
-klien mengeluh muntah
DO : Me kemampuan protekstif
-mukosa bibir lembab terhadap asam
-klien tamapak lemas
-konjungtiva pucat Penyebab difusi kembali
asama lambung dan peptin

Erosi mukos lambung


Me tonus dan peristaltik
Lambung

Kekurangan volume cairan


4. DS : Ranagasangan nyeri Ganguan pola
-klien mengeluh susah istirahat tidur
tidur,tidak bisa tidur Nyeri
neyenyak
DO : Sulit tidur
-tidur malam saat sakit 3jam
-tidur siang saat sakit ½ jam Pasien terjaga dari tidur
-konjungtiva terliaht pucat
-skrela tamapak kemerahan Ganguan pola istirahat tidur
-klein tamapak lemas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Nyeri akut sehubungan dengan nyeri pada epigastrium Yang di tandai


dengan:
DS:
- Kelien mengeluh nyeri ulu ati
- Klein mengeluh adanaya nyeri tekan
DO:
- Adanya nyeri tekan 6(0-10)
TTV :
- TD:120/100
- P :63x/mnt
- R :22x/mnt
- S :36 ,2 C
2. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan
dengan adanya mual,muntah di Tandai dengan :
DS :
- Klien mengelu tidak ada nafsu makan
- Mual
DO :
- Porsi makan habis ¼ porsi
- klien terlihat lemas
- klien terlihat mual saat makan
3. ketidak seimbangan volume cairan sehunbungan dengan refluk isi
duodenum ke lambung yang di tandai dengan :
DS :
- klien mengeluh BAB 10x sehari
- klien mengeluh muntah
DO :
- mukosa bibir lembab
- klein terlihat lemas
- konjungtiva pucat
4. ganguan pola istirahat tidur sehungan dengan adanaya rangsanagn nyeri
di tandai dengan :
DS :
- klien menegeluh susah tidur nyenyak
- tidur malam 3jam
- tidur siang ½ -1jam
DO :
- klien terlihat lemas
- konjungtiva pucat
- skrela kemerah merahan

.
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN( SMART)
NAMA :Ny E RUANGAN :MAWAR III
UMUR :63 TAHUN NO REG :000043693
JENIS KELAMIN:PEREMPUAN DIAGNOSA:DISPEPSIA
DIAGNOS PERENCANAAN
KEPERAWATAN
N TUJUAN INTERVENSI RASION
O ALISASI
1. .Nyeri akut sehubungan Setelah dilakukan 1).Kaji ttv 1)TTV
dengan nyeri pada tindakan 1x24 jam klien
epigastrium Yang di nyeri akut teratasi 2)Kaji nyeri dapat
tandai dengan : dengan kriteria : komprehensif terkontrol
DS: S:
- Kelien mengeluh - Klien 2)Rasa
nyeri ulu ati mengatakan 3)Memberik nyeri
- Klein mengeluh nyeri ulu ati istirahat dapat
adanaya nyeri berkurang semi fowler terkontrol
tekan - Nyeri tekan dalam
DO: berkuarang keseluruh
- Adanya nyeri tekan O : 4)Anjurkan teknik an
6(0-10) - TTV terutama distraksi relaxasi
TTV : dalam batas
- TD:120/100 normal 5)Anjurkan untuk 3)Untuk
- P :63x/mnt TTV mengatur pola menguan
- R :22x/mnt - TD:120/80 makan gi
- S :36 ,2 C - P :80x/mnt tekanan
- R :22x/mnt pada
- S :36 ,2 C 6)Kolaborasi abdomen
dengan dokter
untuk pemberian
obat omeprazol
2x40mg 4)Untuk
,sucpralpat 2x10cc mengura
ngi rasa
nyeri
pada ulu
hati

5)Mence
gah nyeri
pada
ulu hati

Mencega
h nyeri
pada
ulu hati

6)Dengan
memberik
an obat
omepraz
ol
2x240mg
dapat
menguna
gi nyeri
pada ulu
hati.
2. 2. ketidak seimbangan Setelah dilakukan 1)berikan makan 1)dengan
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan sedikit sedikit tapi makan
kebutuhan tubuh 1x24 jam ketidak sering sedikit
sehubungan dengan seimnagan nutrisi sedkit
adanya mual,muntah di kurang dari tapi
Tandai dengan : kebutuhan tubuh sering di
DS : dapat teratasi dengn 2)berikan makan haraokan
- Klien mengelu tidak kriteria : selagi hangat dapat
ada nafsu makan S: memenu
- Mual - Klien mengeluh 3)anjurkan minum hi nutrisi
DO : ada nafsu selangi hangat dan
- Porsi makan habis makan meminim
¼ porsi - Mual berkurang 4)koloborasi alisir
- klien terlihat lemas O: dengan dokter terjadinya
- klien terlihat mual - Porsi makan untuk pemberian mual,mun
saat makan habis 1 porsi obat donperidon tah
- klien terlihat 2x1 tablet
lebih segar 5)motivasi klien 2)mengur
- klien tidak mual untuk memenuhi angi
saat makan nutrisi terjadinya
mual

3)mengur
angi
terjadinya
mual

4)dengan
memberik
an obat
donperid
on mual
dapat
berkuran
g

5)agar
klien
dapat
dorongan
untuk
makan

3. ketidak seimbangan Setelah dilakukan 1)anjurkan untuk 1)untuk


volume cairan tindakan keperawatan banyak minum air memenu
sehunbungan dengan 1x24 jam kekurangan hangat hi caiaran
refluk isi duodenum ke volume cairan sehu 2)dorongan klien tubuh dan
lambung yang di tandai ungan dengan refluk untuk makan tinggi mengura
dengan : isi duodenum dapat serat ngi rasa
DS : teratasi dengan mual
- klien mengeluh kriteria : 2)dengan
BAB 10x sehari S: 3)kolaborasi memberik
- klien mengeluh - klien mengeluh dengan dokter an makan
muntah BAB dalam intuk pemberian tinggi
DO : batas normal obat /cairan IV serat
- mukosa bibir - klien mengeluh NACL 0,9%20 dapat
lembab tidak muntah TTPM mengura
- klein terlihat lemas O: ngi
- konjungtiva pucat - mukosa bibir 4)kolaborasi mencret
lembab dengan dokter
- klein terlihat untuk pemberian
lebih segar
- konjungtiva obat ondancetron 3)dengan
kemerah 2x4mg memberik
merahan an cairan
infuse
NACL0,9
% dapat
menguar
angi
mencret

4)dengan
memberik
a obat
ondancet
ron 2x4
mg dapat
muntah
dapat
berkuran
g
4. ganguan pola istirahat Setelah dilakukan 1)kaji pla istirahat 1)untuk
tidur sehungan dengan tindakan keperawatan tidur mengeta
adanaya rangsanagn 1x24 jam ganguan hui
nyeri di tandai dengan : pola istirahat tidur 2)ciptkan polaistira
DS : sehubungan dengan lingkuanag yang hat tidur
- klien menegeluh adanya rangsangan aman dan
susah tidur nyenyak nyeri dapat teratasi nayaman 2)lingkun
- tidur malam 3jam dengan kriteria: gan yang
- tidur siang ½ -1jam nyaman
DO : 3)atur posisi akan
- klien terlihat lemas supinas menduku
- konjungtiva pucat ng klien
- skrela kemerah untuk
merahan 4) perhatikan pola dapat
aktivitas sebelum tidur
tidur Dzkir
. 3)dengan
posisi
supinasi
klien
tamapak
nyaman

4)untuk
membuat
klien lebih
nyaman
dan aman
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI (SOAP)

N HARI JAM DP IMPLEMENTASI EVALAUSI PARA


O /TANGGAL F
1. 20-01-19 jam10 resita
20-01-19 09.00 I 1).meng Kaji ttv S:
- klein mengeluh
2)meng Kaji nyeri nyeri tekan
09.00 komprehensif sudah
berkurang
O: ttv :
3)Memberikan - TD:120/80
istirahat - P:63x/mnt
semi fowler - R:22x/mnt
09.10 - S :36 ,2 C
- Sn:2(0-10)
4)menganjurkan - Klien lebih
teknik tenang masih
distraksi relaxasi ada nyeri tekan
09.15 sedikit
5)menanjurkan A: masalh teratsi
untuk sebagian
mengatur pola P :lanjutka intervensi
makan

09.20
6)Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
09.25 obat omeprazol
2x40mg
,sucpralpat 2x10cc

2. 20-01-19 jam 11.00 resita


20-01-19 10.5 II 1)memberikan DS :
makan sedikit - Klien mengeluh
sedikit tapi sering tidak ada nafsu
makan
- Mual
2)memberikan DO :
10.10 makan selagi - Porsi makan
hangat habis 1 porsi
- klien terlihat
3)menganjurkan lebih segar
10.20 minum selangi A :masalah teratasi
hangat P : pertahankan
intervensi
4)koloborasi
10.25 dengan dokter
untuk pemberian
obat donperidon
2x1 tablet

5)memotivasi klien
untuk memenuhi
nutrisi
10.25
3. 20-01-19Jam 12.00 resita
20-01-19 11.30 III 1)menganjurkan S:
untuk banyak - klien
minum air hangat mengeluh
2)memberikan muntah sudah
11.30 dorongan klien tidak ada
untuk makan tinggi - bab sudang
serat berkurang
tidak mencret
lagi
3)kolaborasi konsistensi
- dengan dokter padat
intuk pemberian O:
obat /cairan IV - klien tamapak
NACL 0,9%20 tidak lemas
TTPM - klien tampak
lebih segar
4)kolaborasi - konjungtiva
dengan dokter kemerah
- untuk pemberian merahan
obat ondancetron - mukosa bibir
2x4mg lembab
A: masalah teratasi
P: pertahankan
intervensi

4. 20-01-19JAM13.00 resita
20-01-19 12.oo IV S:
1)mengkaji pola - klien
istirahat tidur mengeluh
12.20 tidur lebih
2)ciptkan nyenyak
lingkuanag yang - tidur mlam 6-7
aman dan jam
nayaman - tidur siang 2-
12.20 3jam
3)atur posisi O :
supinas - klien tidak
terlihat lemas
- kojuntiva
12.25 4) perhatikan pola kemerah
aktivitas sebelum merahan
tidur Dzkir - skrela lebih
jernih
A : maslah teratasi
P : pertahankan
intervensi
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.kesimpulan

1. Tahap perencanaan

Perencanaan yang paling penting pada penyakit Dispepsia melalui kaji


TTV,kaji skalanyeri komprehensif yang di rasakan klien dari (0-10),
memberikan istirahat dengan posisi semi fowler,ajarakan teknik distraksi
relaxasi,Anjurkan klien untuk mengatur pola makanya,therpy sesuai advice
dokter.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang sesuai dengan rencana yang


telah di tetapkan melalui penggunaan metode asuhan keperawatan pada
NY E melalui pengkajian TTV,mengkaji skala nyeri klien dari(0-10) rasa
nyeri dapat terkontrol dan berguna bagi keefektifan obat kaji skala nyeri
komprehensif agar rasa nyeri dapat terkontrol dalam keseluruhan,
memberikan istirahat semi fowler dapat mengurangi tekanan pada
abdomen,mengajarkan teknik distraksi relaxasi dapat membantu
mengurangi nyeri pada ulu hati,dan Anjurkan untuk megatur pola makan
pola makan berguna untuk mencegah terjadinya perih di ulu
hati,berkolaborasi denga dokter untuk pemberian obat di harapkan
kandungannya yang ada pada obat dapat mengurangi tegangan abdomen
dan meredakan rasa nyeri.

3. Tahap Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi dengan melihat perkembangan kondisi klien
dihubungkan dengan kriteria yang telah di tetapkan,dari masalah
keperawatan yang di temukan pada NYE dngan dispepsiaada 4 masalah
yang di rasakan klien dari ke-4 masalah tersebut teratasi sebagian.

B. Saran

1. Bagi pendidikan

Menjadi suatu sumber untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta


melengkapi referensi keilmuan di bidang keperawatan.

2. Bagi instansi

a.agar memberikan pelayanan yang lebih baik

b. Dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan klien terutama untuk


mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Bagi perawat

Untuk memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan intervensi


dimana kebutuhan klien terpenuhi dan perawat harus mempunyai
kemampuan komunikasi terapeutik dalamb melaksanakan asuhan
keperawatan.dan di butuhkan peran serta perawat dalam memberikan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat mengenai pencegahan penyakit
Dispepsia.

4. Bagi Klien

Pada Klien yang menderita penyakit Dispepsia hendaknya asupan nutrisi


harus di perhatikan agar terpenuhi. Dana harus banyak istirahat l,Sera
menerapkan gaya hidup sehat untuk mengelola dan mencegah timbulnya
gangguan akibat Dispepsia,seperti pola makan se teratur mungkun, hindari
makan yang pedas,hindari makanan yang menimbulkan peningkatan asam
lambung,vitamin penambah nafsu makan,hindari minuman yang
mengandung caffeine dan alkohol,kelola stess fisiologi seefisien
mungkin,olahraga yang teratur dapat mengurangi stress,jika Anda perokok
berhenti merokok pertahankan berat badan Anda,dan ikuti rekomendasi
dokter mengenai pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai