Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS

DISPEPSIA DIRUANGAN RAJAWALI BAWAH


RSU ANUTAPURA PALU

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:
PINKAN YUNIARTI SAUNI
NIM. PO7120119006

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI
D-III KEPERAWATAN PALU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal ini telah di periksa dan di setujui untuk di uji oleh tim Pembimbing
Poltekkes Kemenkes Palu Prodi Diploma III Jurusan Keperawatan Palu.

Nama: Pinkan Yuniarti Sauni

Nim: P07120119006

Palu ..........2022

Pembimbing I

Hj.Azizah Saleh,SKM,MM

Nip: 196909071997032001

Palu ..........2022

Pembimbing II

I Wayan Supetran, S.Kep,.Ns. M.Kes

Nip: 196906051990021002

Mengetahui

Ketua Prodi Diploma III Keperawatan Palu

I Wayan Supetran, S. Kep., Ns. M. Kes

Nip: 196906051990021002

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 5

A. Tinjauan Tentang Dispepsia........................................................... 5


B. Pathway Dispepisa.......................................................................... 12
C. Tinjauan Asuhan Keperawatan Tentang Dispepsia........................ 13

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 22

A. Jenis Penelitian................................................................................ 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 22
C. Subjek Penelitian............................................................................22
D. Definisi Operasional ......................................................................22
E. Pengumpulan Data.......................................................................... 23
F. Analisa Data ................................................................................... 24
G. Etika Penelitian ..............................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 26

LAMPIRAN...................................................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patofisiologi Dipepsia................................................................ 12

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 informed consent

Lampiran 4 Format Pengkajian Askep

v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dispepsia adalah kumpulan gejala saluran pencernaan atas berupa nyeri atau

tidak nyaman, rasa terbakar, penuh, cepat kenyang, mual, dan muntah.

Awalnya gangguan ini di anggap sebagai bagian dari gangguan cemas,

hipokondria, dan histeria (Purnamasari, 2017). Istilah ‘dispepsia’ bukan

diagnosis, melainkan kumpulan gejala yang mengarah pada penyakit atau

gangguan saluran pencernaan atas (British Society of Gastroenterology

(BSG), 2019).

Badan penelitian kesehatan dunia World Health Organization (WHO

2014) mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan

mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian dispepsia di dunia,

diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan

Perancis 29,5%. Di dunia, insiden dispepsia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah

penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya dispepsia di Asia Tenggara sekitar

583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi dispepsia yang di

konfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang

secara substantial lebih tinggi dari pada populasi di barat yang berkisar 4,1%

dan bersifat asimptomatik. Dispepsia biasanya dianggap sebagai suatu hal

yang remeh namun dispepsia merupakan awal dari sebuah penyakit yang

dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian dispepsia di

Indonesia menurut WHO adalah 40,8%.


2

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) pada tahun

2012, dispepsia menempati urutan ke-10 dengan proporsi 1,52% (34,029

kasus) dari 10 kategori jenis penyakit terbanyak di rawat inap di seluruh

rumah sakit yang ada di Indonesia (Kementerian Kesehatan 2007), dan pada

tahun 2010 kasus dispepsia mengalami peningkatan yaitu menduduki

peringkat ke 5 dari 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan

jumlah kasus laki-laki 9,594 (38,82%) dan perempuan 15,122 (61,18%)

sedangkan untuk penyakit rawat jalan dispepsia menduduki peringkat ke 6

dengan jumlah kasus laki-laki 34,981 dan perempuan 53,6118 serta di

dapatkan 88,599 kasus baru dan 163,428 kunjungan (Kementerian

Kesehatan,2012).

Menurut profil data kesehatan tahun 2019, dispepsia termasuk dalam

rekapan sepuluh besar penyakit rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit.

Angka kejadian kasus sebesar 691 kasus (Dinkes Sulteng 2019). Hasil

pengambilan data dispepsia berdasarkan diagnosis medis yang di dapatkan di

Rumah Sakit Umum Anutapura Palu pada tahun 2019 penderita dispepsia

sebanyak 475 jiwa,yang terbagi perempuan sebanyak 330 jiwa, laki-laki

sebanyak 140 jiwa. Pada tahun 2020 di dapatkan sebanyak 320 jiwa

perempuan 214 jiwa, laki-laki 106 jiwa. 2021 di dapatkan sebanyak 130 jiwa

perempuan 90 jiwa laki-laki 40 jiwa. (RSUD Anutapura Palu 2021).

Masalah keperawatan yang biasa muncul pada klien dengan dispepsia

yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis, ketidak

seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


3

ketidakmampuan menelan makanan dan Kekurangan volume cairan

berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (Ida, 2016).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat di

rumuskan adalah “Bagaimana cara penerapan Asuhan Keperawatan pada

pasien dengan kasus Dispepsia di Ruangan Rajawali bawah di RSU

Anutapura palu?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian adalah untuk menerapkan Asuhan Keperawatan

pada pasien konsisten Dispepsia di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.

2. Tujuan khusus

a. Untuk melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan kasus

Dispepsia di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.

b. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan kasus

Dispepsia di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.

c. Untuk menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan kasus

Dispepsia di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.

d. Untuk melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan kasus

Dispepsia di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.

e. Untuk melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan kasus

Dispepsia di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi RSUD Anutapura Palu

Hasil Penelitian ini diharapkan untuk di gunakan sebagai bahan

masukan menerapkan Asuhan Keperawatan pada anggota keluarga yang

menderita penyakit dispepsia.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Hasil studi kasus ini dapat menambahkan keluasan ilmu dan teknologi

terapan bidang keperawatan pada mahasiswa dalam mengatasi masalah

penyakit dispepsia.

3. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam melakukan

penelitian langsung kepada pasien di Rumah Sakit.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Dispepsia

1. Definisi

Dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys- (buruk) dan –peptin

yang berupa Pencernaan.Dispepsia merupakan istilah yang digambarkan

sebagai suatu kumpulan gejala atau sindrom yang meliputi nyeri atau rasa

tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, terasa cepat

kenyang, perut terasa penuh atau begah. Hal ini akan mengakibatkan

terjadinya ketidakseimbangan proses metabolisme yang mengacu pada

semua reaksi biokimia tubuh termasuk kebutuhan akan nutrisi

(Ristianingsih, 2017).

Dispepsia merupakan rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu

hati.Kondisi ini dianggap gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan

reaksi tubuh terhadap lingkungan sekeliling.Reaksi ini menimbulkan

gangguan ketidakseimbangan metabolisme dan seringkali menyerang

individu usia produktif, yakni usia 30-50 tahun (Ida, 2016).

Dispepsia merupakan istilah yang digunakan untuk suatu sindrom atau

kumpulan gejala/keluhan yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di

ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, perut rasa

penuh/begah (Putri dkk, 2016).

Dispepsia adalah suatu gejala yang ditandai dengan nyeri ulu hati, rasa

mual dan kembung.Gejala ini bisa berhubungan/ tidak ada hubungan

dengan makanan (Nugroho Taufan, 2011).Dispepsia adalah bentuk tidak


6

enak, episodik atau persistem yang berkaitan dengan abdomen (Inayah Iin,

2004).

2. Klasifikasi

Pengelompokan mayor dispepsia terbagi atas dua yaitu:

a. Dispepsia Organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai

penyebabnya. Sindrom dyspepsia organik terdapat kelainan yang nyata

terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkuspeptikum), gastritis,

stomach cancer, gastroesophageal refluxdisease, hyperacidity.

b. Dispepsia Non Organik (DNU), atau dyspepsia fungsional, atau

Dispepsia Non Ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia

fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ

berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi

(Ida, 2016).

3. Etiologi

Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat

organik (struktual) dan fungsional. Penyakit yang bersifat organik antara

lain karena terjadinya gangguan disaluran cerna atau disekitar saluran

cerna, seperti pankreas, kandung empedu dan lain-lain. Sedangkan

penyakit yang bersifat fungsional dapat dipicu karena faktor psikologis

dan faktor intoleran terhadap obat-obatan dan jenis makanan tertentu

(Purnamasari, 2017).

Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat

organik dan fungsional. Penyakit yang bersifat organik antara lain karena
7

terjadinya gangguan di saluran cerna atau di sekitar saluran cerna, seperti

pankreas, kandung empedu dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang

bersifat fungsional dapat dipicu karena faktor psikologis dan factor

intoleran terhadap obat-obatan dan jenis makanan tertentu. Faktor-faktor

yang menyebabkan dispepsia adalah:

a. Bakteri Helicobacter pylori

Bakteri tersebut hidup di bawah lapisan selaput lendir sendiri adalah

untuk melindungi kerusakan dinding lambung akibat produksi asam

lambung. Infeksi yang diakibatkan bakteri helicobacter menyebakan

peradangan pada dinding lambung.

b. Merokok

Rokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu orang

yang merokok lebih sensitive terhadap dispepsia maupun ulser.

c. Stres

Stres bisa menyebabkan terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh.

Perubahan itu akan merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian

memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini

membuat lambung terasa nyeri, perih dan kembung.

d. Efek samping obat-obatan tertentu

Konsumsi obat penghilang rasa nyeri seperti obat anti inflamasi

nonsteroid (OAINS) misalnya aspirin, ibuproven yang terlalu sering

dapat menyebabkan penyakit gastritis, baik itu gastritis akut maupun

kronis.
8

e. Mengkonsumsi obat-obatan tertentu

Minum-minuman yang mengandung alkohol dan kafein seperti kopi

dapat meningkatkan produksi asam lambung berlebihan hingga

akhirnya terjadi iritasi dan menurunkan kemampuan fungsi dinding

lambung.

f. Alkohol

Mengkonsumsi alkohol dapat mengiritasi dan mengikis permukaan

lambung.

g. Mengkonsumsi makanan terlalu pedas dan asam

Minum-minuman yang mengandung alkohol dan cafein seperti kopi

dan mengkonsumsi makanan pedas dapat meningkatkan produksi asam

lambung berlebihan hingga akhirnya terjadi iritasi dan menurunkan

kemampuan fungsi dinding lambung.

4. Tanda dan gejala

Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan atau gejala yang

dominan, membagi dispepsia menjadi 3 tipe:

a. Dispepsia dan keluhan seperti ulkus (ulcus-like-dispepsia),dengan

gejala:

1) Nyeri epigastrium terlokalisasi

2) Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid

3) Nyeri saat lapar

4) Nyeri episodic
9

b. Dyspepsia dengan GFI seperti dismotilitas (dysmotility-like-

dyspepsia),dengan gejala:

1) Mudah kenyang

2) Perut cepat terasa penuh saat makan

3) Mual

4) Muntah

5) Upper abdominal bloating

6) Rasa tak nayaman bertambah saat makan

c. Dyspepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas).

5. Patofisiologi

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak

jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kejiwaan stress,

pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,

kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat

gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat

mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang

terjadinya kondisi asam lambung, sehingga rangsangan di medulla

oblongata membawa impuls muntah intake tidak adekuat baik makanan

maupun cairan.

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan adanya

kelainan organik, pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa

bagian yaitu:
10

Pemeriksaan laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah

yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja, dan urin. Jika

ditemukan leukosit dosis berarti tanda-tanda infeksi.Jika tampak cair

berlendir atau banyak mengandung lemak pada pemeriksaan tinja

kemungkinan menderita malabsorpsi.Seseorang yang diduga menderita

dyspepsia ulkus sebaiknya diperiksa derajat keasaman lambung.Jika

diduga suatu keganasan, dapat diperiksa tumormarker (dugaan karsinoma

kolon), dan (dugaan karsinoma pankreas).

Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang

mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau

mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan.

Endoskopi biasa digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari

lapisan lambung melalui tindakan biopsi.Pemeriksaan nantinya di bahwa

mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi Helicobacter

Pylori.Endoskopi merupakan pemeriksaan bakuemas, selain sebagai

diagnostik sekaligus terapeutik.Pemeriksaan penunjang lainnya seperti

foto polos abdomen, serologi H. pylori, urea breath test, dan lain-lain

dilakukan atas dasar indikasi (Ida,2016).

7. Penatalaksanaan

Non Farmakologi tindakan-tindakan keperawatan dalam perawatan

pasien dengan gangguan nyeri abdomen yaitu mengatur posisi pasien,

hipnoterapi, terapi relaksasi, manajemen nyeri dan terapi perilaku.

Farmakologis Pengobatan dyspepsia mengenal beberapa obat, yaitu:


11

Antasida, Pemberian antasida tidak dapat dilakukan terus-menerus,

karenahanya bersifat simtomatis untuk mengurangi nyeri.Obat yang

termasuk golongan ini adalah simetidin, ranitidin, dan

famotidine.Pemasangan cairan pariental, pemasagan Naso Gastrik Tube

(NGT) jika diperlukan(Amelia, 2018).

8. Komplikasi

Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu

adanya komplikasi yang tidak ringan. Komplikasi yang dapat terjadi antara

lain, pendarahan, kanker lambung, muntah darah dan terjadinya ulkus

peptikus (Purnamasari, 2017).


12

9. Pathway

Pola makan yang tidak teratur, obat-obatan,


zat-zat seperti nikotik dan alkohol, kondisi
kejiwaan stress

Pemasukan makanan berkurang

Lambung Kosong

Erosi pada lambung

Peningkatan produksi HCL

Mual dan Muntah Nyeri Cemas

Kurang nafsu makan Gangguan pola aktifitas

Intake tidak adekuat


baik makanan maupun
cairan

Gambar 2.1 Patofisiologi Dipepsia


(Sumber : Mannsjoer, dkk., 2011).
13

B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Tentang Dispepsia

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses di mana kegiatan yang

dilakukan yaitu : mengumpulkan data, mengelompokan data dan

menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi

adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah,

nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di

dada dan perut regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

(Ida, 2016).

Anamnesa meliputi:

a. Identitas Pasien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,

alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk

rumah sakit, dan diagnosa medis.

b. Keluhan Utama

Keluhan yang di rasakan pasien adanya rasa nyeriperut, rasa pedih di ulu

hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, perut

kembung, rasa panas di dada dan perut.

c. Riwayat penyakit sekarang

Adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah,

nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas

di dada dan perut.


14

d. Riwayat penyakit dahulu

Ada atau tidaknya pasien mengalami penyakit seperti hipertensi, ginjal,

anoreksia, dan lain-lain.

e. Pemeriksaan Fisik

1) Ttv : TD, Nadi, RR, Suhu

2) Rambut dan kepala : Bentuk rambut, bentuk kulit kepala

3) Mata : Penglihatan, konjungtiva, pupil

4) Hidung : Polip, keadaan hidung

5) Mulut dan gigi : Keadaan gigi, lidah,rongga, tonsil

6) Telinga : Bentuk, keadaan pendengaran

7) Leher

8) Dada / thorax : Bentuk, paru-paru, jantung

9) Abdomen

10) Kulit : Turgor

11) Ekstremitas atas dan bawah

12) Personal hygiene

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama

mencakup yang berikut:

a. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak

setelah makan, anoreksia.


15

c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

adanya mual, muntah.

d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan untuk mengulangi masalah keperawatan yang telah di

tentukan dengan tujuan:

a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung

Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria

klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya rasa

nyeri.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji tingkat nyeri, 1. Berguna dalam pengawasan ke

beratnya (skala 0-10) efektifan obat, kemajuan

penyembuhan

2. Berikan istirahat dengan 2. Dengan posisi semi fowler

posisi semi fowler. dapat menghilangkan tegangan

abdomen yang bertambah

dengan posisi terlentang.

3. Anjurkan klien untuk 3. Dapat menghilangkan nyeri

menghindari makanan yang akut/ hebat dan menurunkan

dapat meringankan kerja asam aktivitas peristaltic.

lambung.
16

4. Anjurkan klien untuk

tetap mengatur waktu 4. Mencegah terjadinya perih

makannya. pada ulu hati/ epigatrium.

5. Observasi TTV tiap 24 5. Sebagai indikator untuk

jam melanjutkan intervensi

berikutnya

6. Mengurangi rasa nyeri atau

6. Diskusikan dan ajarkan dapat terkontrol

teknik relaksasi 7. Menghilangkan rasa nyeri dan

7. Kolaborasi dengan mempermudah kerja sama

pemberian obat analgetik dengan intervensi terapi lain

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak

setelah makan, anoreksia.

Tujuan : Menunjukan peningkatan berat badan mencapai rentang yang

diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman

kebutuhan nutrisi.

INTERVENSI RASIONAL

1. Pantau dan dokumentasikan dan 1. Untuk mengidentifikasi

haluaran tiap jam secara adekuat indikasi/perkembangan dari

hasil yang di harapkan

2. Timbang BB klien 2. Membantu menentukan

keseimbangan cairan yang


17

tepat

3. Meminimalkan anoreksia,
3. Berikan makanan sedikit tapi
dan mengurangi iritasi
sering
gaster

4. Berguna dalam
4. Catat status nutrisi pasien:
mendefinisikan derajat
Turgor kulit, timbang berat badan,
masalah dan intervensi
integritas mukosa mulut,
yang tepat berguna dalam
kemampuan menelan, adanya
pengawasan ke efektifan
bising usus, riwayat mual/muntah
obat, kemajuan
atau diare.
penyembuhan.

5. Membantu intervensi
5. Kaji pola diet klien yang
kebutuhan yang spesisifik,
disukai/tidak disukai.
meningkatkan intake diet

klien.

6. Mengukur ke efektifan
6. Monitor intake dan output secara
nutrisi dan cairan
periodic
7. Dapat menentukan jenis
7. Catat adanya anoreksia, mual,
diet dan mengidentifikasi
muntah, dan tetapkan jika tetapkan
pemecahan masalah untuk
jika ada hubungan medikasi.
meningkatkan intake
Awasi frekuensi, volume,
nutrisi.
konsistensi Buang Air Besar
18

(BAB).

c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

adanya mual, muntah.

Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan perilaku yang

perlu untuk memperbaiki deficit cairan, dengan kriteria

mempertahankan/ menunjukkan perubahan keseimbangan

cairan, di buktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor

kulit baik.

INTERVENSI RASIONAL

1. Awasi tekanan darah dan nadi, 1. Indikator keadekuatan

pengisian kapiler, status membrane volume sirkulasi perifer

mukosa, turgor kulit. dan hidrasi seluler.

2. Awasi jumlah dan tipe masukan 2. Klien tidak mengkonsumsi

cairan, ukur haluaran urine dengan cairan sama sekali

akurat. mengakibatkan dehidrasi

atau mengganti cairan

untuk masukan kalori yang

berdampak pada

keseimbangan elektrolit.

3. Diskusikan strategi untuk 3. Membantu klien menerima

menghentikan muntah dan perasaan bahwa akibat

penggunaan laksatif/diuretic. muntah dan atau


19

penggunaan

laksatif/diuretic mencegah

kehilangan cairan lanjut.

4. Identifikasi rencana untuk 4. Melibatkan klien dalam

meningkatkan/mempertahakankan rencana untuk memperbaiki

keseimbangan cairan optimal keseimbangan untuk

misalnya : jadwal masukan cairan. berhasil.

5. Berikan/awasi hiperalimentasi IV. 5. Tindakan darurat untuk

memperbaiki ketidak

seimbangan cairan

elektrolit.

d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

Tujuan : Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan

penurunan kecemasan, dengan kriteria menyatakan

pemahaman tentang penyakitnya.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji tingkat kesemasan 1. Mengetahui sejauh mana

tingkat kesemasan yang di

rasakan oleh klien sehingga

memudahkan dalam
20

tindakan selanjutnya.

2. Berikan dorongan dan berikan 2. Klien merasa ada yang

waktu untuk mengungkapkan memperhatikan sehingga

pikiran dan dengarkan semua klien merasa aman dalam

keluhannya. segala hal tindakan yang di

berikan.

3. Jelaskan semua prosedur dan 3. Klien memahami dan

pengobatan. mengerti tentang prosedur

sehingga mau bekerja sama

dalam perawatannya.

4. Berikan dorongan spiritual 4. Bahwa segala tindakan

yang di berikan untuk

proses penyembuhan

penyakitnya, masih ada

yang berkuasa

menyembuhkan yaitu

Tuhan Yang Maha Esa.

4. Implementasi

Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada

tahap ini, perawat yang akan memberikan perawatan kepada pasien dan
21

sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi juga melibatkan tenaga medis yang

lain untuk memenuhi kebutuhan pasien (Ida, 2016).

Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan dispepsia

yaitu fokus pada pengajaran klien tentang penyebab dispepsia dan

makanan yang mungkin memperburuk penyakit, bantu klien untuk

mengkaji faktor-faktor yang dapat memicu peningkatan manifestasi seperti

stres, konsumsi makanan dan alkohol, menghentikan asupan makanan

iritatif seperti kopi dan sejenisnya (Dinoyo, 2013).

5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan/ kriteria hasil yang telah

ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan

tenaga medis yang lain agar mencapai tujuan/ kriteria hasil yang telah

ditetapkan (Ida, 2016).

Menurut Wong, dkk (2009: 1202) mengatakan bahwa keefektifan

keperawatan ditentukan oleh pengkajian ulang dan evaluasi asuhan secara

kontinu berdasarkan pedoman observasi yaitu :

a. Observasi dan wawancara pasien dan keluarga mengenai kepatuhan

mereka pada program medis dan diet.

b. Pantau tanda vital, pengukuran pertumbuhan, laporan laboratorium,

perilaku,penampilan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan deskriptif dengan pendekatan studi

kasus, Dalam penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana

pengetahuan pasien tentang Dispepsia di Rumah Sakit Umum Anutapura

Palu.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu

dan di rencanakan selama 3 hari pada bulan maret 2022.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini dengan kasus dispepsia di ruangan Rajawali

Bawah di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Subjek yang digunakan

dalam Studi kasus ini adalah satu pasien dengan masalah dispepsia dalam

pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek

atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Definisi

operasional di buat untuk memudahkan dan menjaga konsistensi

pengumpulan data,menghindarkan perbedaan interprestasi serta membatasi

ruang lingkup variable.


23

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan

yang meliputi pengumpulan data, klasifikasi data, analisa data, diagnosa

keperawatan dan prioritas berdasarkan diagnosa keperawatan.

2. Dioagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah kesimpulan yang di ambil oleh perawat

berdasarkan data yang di dapatkan.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang

akan dilakukan sesuai dengan konsep/literatur yang ada.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah realisasi dari intervensi

keperawatan.

5. Evaluasi Keperawatan.

Evaluasi adalah penilaian yang di laksanakan dengan mengacu pada

SOAP.

6. Dispepsia adalah sekumpulan gejala berupa nyeri pada lambung yang di

tandai dengan rasa penuh pada lambung, kembung di sertai mual dan

muntah.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang di gunakan yaitu:


24

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu tehnik pengumpulan data dengan cara

berinterkasi dengan pasien atau keluarga pasien.

2. Observasi

Observasi merupakan data yang di dapatkan dari hasil pengamatan

pasien dan hasil dari dokter.

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan 4 cara yaitu inspeksi, palpasi,

perkusi, auskultasi dan pemeriksaan dilakukan mulai dari kepala, telinga,

mata, hidung, mulut, leher, dada, perut, genitalia, dan ekstremitas atas dan

bawah.

4. Data Sekunder

Data yang akan dibuat dalam bentuk Asuhan Keperawatan oleh

sumber data sekunder adalah data yang di peroleh selain klien, yaitu

keluarga, orang terdekat, teman, dan orang lain yang tahu tentang status

kesehatan klien. Selain itu, studi dokumentasi juga dapat dilihat dari hasil

pemeriksaan seperti dokter, ahli gizi, ahli fisioterapi, labolatorium, juga

termasuk sumber data sekunder.

F. Analisis Data

Hasil pengumpulan data tersebut akan dilakukan proses mengagregasi,

mengorganisasi dan mengklarifikasi data menjadi unit-unit yang dapat di

kelola. Analisa data dapat dilakukan ketika peneliti melakukan pengumpulan

data atau pun setelah data terkumpul (Kartika I,2017).


25

G. Etika penelitian

Etika membantu manusia untuk melihat atau menilai secara kritis

moralitas yang dihayati dan dianut oleh masyarakat. Etika juga membantu

dalam merumuskan pedoman etis atau norma-norma yang di perlukan dalam

kelompok masyarakat, termasuk masyarakat professional (Pamungkas,2017).


DAFTAR PUSTAKA

Amelia, K. (2018). Keperawatan Gawat darurat dan Bencana Sheehy. Jakarta:


ELSEVIER.
British Society of Gastroenterology (BSG), 2019 gangguan saluran pencernaan
atas.
Dinoyo DS. 2013. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah: Sistem Pencernaan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Ida M. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta: Pustaka Baru Press.
Kemenkes RI, (2012 ). Fakultas Kedokteran. Ilmu Penyakit Dalam.

Kementerian Kesehatan RI, 2012, profil kesehatan Indonesia, Jakarta :


Kementerian kesehatan republic Indonesia
Kertika, I. (2017). Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Keperawatan Dan Pengolaan
Data Statistik. Jakarta Timur: Penerbit CV. Trans Info
Mansjoer, Arif, dkk. (2011). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I.
Jakarta: Media Aesculapius.

Pamungkas, R, A. (2017) Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Trans Info


Media.
Poltekkes Palu, 2019. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Poltekkes Kemenkes
Palu. Palu
Purnamasari K. 2011. Pedoman Keperawatan Emergensi. Jakarta: EGC.

Rekam medik rumah sakit umum anutapura palu 2022

Rekapan Laporan Triwulan I-V 2019.Rumah Sakit Umum Anutapura Palu


Rekapan Laporan Triwulan I-V 2020. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu
Rekapan Laporan Triwulan I-V 2021. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu

Ristianingsih, R. 2017. Analisis Asuhan Keperawatan Dengan Pemenuhan


Kebutuhan Dasar Nutrisi: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh Pada Kasus Dispepsia Di Ruang Mawar Rsud Prof
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Universitas Muhammaddiyah
Gombong. Jawa Tengah.
27

Anda mungkin juga menyukai