Anda di halaman 1dari 87

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

L DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : GASTRITIS
DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAJO
KOTA BAU BAU

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Keperawatan

OLEH
SURBAENI NURSUBU
NIM. P00320018231

POLTEKKES KEMENKES KENDARI


JURUSAN KEPERAWATAN
KENDARI
2019
IIALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAI{ PAI}A PASIEN TN. L DENGAI\I GANGGUAN


SISTEM PtrNCERNAAI\I : GASTRITIS
DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAJO
KOTA BAUBAU

Disusun dan diajuhan oleh :

SURBAENI M'RSUBU
Nrru. P003200188r

Telah mendapatkan persetujuan Tim Pembimbing

Menyetujui

Pembimbing

Alrbmad. SST. M.Kes


NIP. 19680730198303 t00l

Mengetatrui,

99503100r
TIALAMAN PENGESAIIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASMN TN. L I}ENGAIY GANGGUAII


SISTEM PENCERNAAN : GASTRITTS
DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAJO
KOTABAU BAU

Disusun dan diajukrn oleh :

ST}RBAENI NI]RSUBU
NrM. P0032001t231

Karya Tulis ini telah dipertahankan pada seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan
Tim Penguji pada Hari/Tanggal : l2 Juli 2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Menyetujui

l. LenaAtoy, SST. MPH

2. H. Taamu, A.Kep. S.Pd. M.Kes

3. Fitri Wijayati, S.Kep. Ns" M.Kep

Mengetahui,

1995031001

ut
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : SURBAENI NURSUBU
NIM : P00320018231
INSTITUSI : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari

Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. L Dengan Gangguan


Sistem Pencernaan : Gastritis Di Puskesmas Rawat Inap
Wajo Kota Bau Bau

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis benar benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, ..........Juli 2019

SURBAENI NURSUBU

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Surbaeni Nursubu
2. Tempat/Tinggal Lahir : Tomia, 10 November 1965
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Buton/Indonesia
6. Alamat : Jl Latsitarda
7. No.Telp/hp : 085241738550

II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri Tikong Tahun 1979
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri Tomia Tahun 1982
3. SPK Depkes Kendari Tahun 1985
4. DIII Perawat Poltekkes Kemenkes Tahun 2018 - sekarang

v
MOTTO

Hidup tak berarti tanpa perjuangan


Perjuangan akan sia sia tanpa kebenaran
Perjuangan dinilai dari pengorbanan
Pengorbanan ditentukan dari keihklasan

“Tuntutlah Ilmu” sesungguhnya menuntut ilmu adalah


pendekatan diri kepada Allah SWT dan mengajarkannya
kepada orang lain yang belum mengetahuinya “adalah
sedekah”.
(Ar Rabbi)

vi
ABSTRAK

SURBAENI NURSUBU (P00320018231), Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. L


Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis Di Puskesmas Rawat Inap Wajo
Kota Bau Bau. Dibimbing oleh Akhmad, SST. M.Kes (xii + 58 + 4 Tabel + 5
lampiran). Latar belakang; Gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan
menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan. yaitu kanker lambung
dan peptic ulcer. Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Penelitian
Kementerian Kesehatan angka kejadian gastritis di beberapa kota besar seperti
Jakarta 50%, Bandung 32,5%, surabaya 31,2 %, medan 91,6% dan Denpasar 46%.
Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (Gustin, 2011). Tujuan
penulisan; Mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada Pasien Tn. L Dengan
Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis Di Puskesmas Rawat Inap Wajo Kota Bau
Bau. Manfaat penulisan; untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan penyakit dalam
yang telah diperoleh selama dibangku kuliah pada pasien secara langsung. Hasil;
Pada pengkajian didapatkan data adanya nyeri perut bagian kiri dan menjalar hingga
ke ulu hati, nyeri timbul bila pasien telat makan. Nyeri yang timbul rasanya perih dan
seperti ditusuk-tusuk. Diagnosa keperawatan yang timbul adalah nyeri (akut) b.d
inflamasi mukosa lambung, kurangnya volume cairan b.d mual muntah, pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan nafsu makan, anxietas
b.d kurangnya pengetahuan. Kesimpulan; Asuhan keperawatan pada pasien dengan
Gastritis dapat dilakukan dengan mengurangi nyeri akut, mengatasi kekurangan
volume cairan, kurangnya nutrisi dan mengurangi anxietas dengan cara tindakan
mandiri terapi non farmakologis, kolaboratif dan health education. Saran; perlu
adanya perubahan pola makan dan gaya hidup yang menjadi faktor resiko kejadian
gatritis selanjutnya tenaga kesehatan perlu meeningkatkan upaya penyuluhan
kesehatan.

Kata kunci : gastritis, asuhan keperawatan gastritis

Referensi : 13 Literatur (tahun 2001-2017)

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan limpahan berkah dan karunia Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk Studi kasus dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Tn. L Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis Di

Puskesmas Rawat Inap Wajo Kota Bau Bau”.

Karya Tulis Ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada program Diploma III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

Dalam proses pembuatan hingga penyelesaian karya tulis ilmiah ini tentunya tidak

lepas dari bantuan dan motivasi yang diberikan oleh berbagai pihak, untuk itu dengan

segala kerendahan hati dan keikhlasan yang tulus penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar sebesarnya kepada Bapak Akhmad, SST. M.Kes selaku pembimbing

yang memberikan motivasi, arahan dan masukan terhadap penulisan karya tulis ini.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Askrening, SKM.M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep. Ns. M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari

3. Kepala Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Wajo yang telah memberikan ijin

pengambilan data penelitian

viii
4. Bapak/ibu penguji Lena Atoy, SST, MPH, H. Taamu, A.Kep. S.Pd. M.Kes, Fitri

Wijayati, S.Kep. Ns. Ns. M.Kep yang telah memberikan kritik dan saran dalam

perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini

5. Suami dan anak-anakku yang tercinta, atas kesempatan dan bantuannya baik

moriil maupun materiil.

6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa program Khusus RPL Angkatan II, yang telah

membantu penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, semoga Allah SWT selalu

merahmati kita semua. Amin.

Kendari, Juli 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................v
MOTTO .....................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................................vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Tujua Penulisan .............................................................................................4
C. Manfaat Penulisan .........................................................................................5
D. Teknik dan Sistematika Penulisan ...............................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Tentang Gastritis ............................................................................9
B. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................15

BAB III LAPORAN KASUS


A. Pengkajian ......................................................................................................25
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................34
C. Rencana Tindakan Keperawatan....................................................................35
D. Implementasi Keperawatan............................................................................42
E. Evaluasi Keperawatan....................................................................................42

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ......................................................................................................60
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................62
C. Rencana Tindakan Keperawatan....................................................................64
D. Implementasi Keperawatan............................................................................66
E. Evaluasi Keperawatan....................................................................................67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ....................................................................................................69
B. Saran...............................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel. 1. Teori rencana keperawatan

Tabel. 2. Data fokus hasil pengkajian keperawatan pasien gastritis

Tabel. 3. Analisis data hasil pengkajian keperawatan pasien gastritis

Tabel. 4. Matriks rencana intervensi keperawatan pada pasien gastritis

Tabel. 5. Matriks implementasi dan evaluasi keperawatan pada pasien gastritis

xi
LAMPIRAN

Lampiran. 1. Surat ijin penelitian


Lampiran. 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran. 3. Surat keterangan bebas pustaka
Lampiran. 5. Surat keterangan bebas admnistrasi
Lampiran. 6. Dokumentasi

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis merupakan proses inflamasi di lapisan mukosa dan sub mukosa

dengan adanya infiltrasi oleh sel-sel radang. Penyakit gastritis terjadi karena ada

gangguan baik secara fungsional maupun secara anatomi. Gangguan fungsional

berhubungan dengan sistem syaraf dan psikologis dan gangguan anatomi berupa

luka erosi atau ulkus. (Sukarmin, 2011). Berbagai faktor dapat pula menjadi

pencetus gastritis seperti tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan

meningkatnya aktivitas. (Fahrur, 2009).

Gastritis dapat disebabkan infeksi dari bakteri Helicobacter pylori (H.

pylori) yang satu-satunya bakteri yang dapat hidup di lambung. Bakteri ini dapat

menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung

kronis. diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak

kecil. Oleh karenanya bila dibiarkan tanpa pengobatan akan menimbulkan

masalah lambung sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007).

Di dunia insiden gastritis menurut World health Organization (WHO) pada

tahun 2016 diperkirakan 1,8-2,1 juta penduduk dunia terkonfirmasi menderita

gastritis setiap tahun dengan presentase 33% dinegara maju dan 63% di negara-

negara dunia ketiga seperti Indonesia.

1
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi

Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) menyatakan diperkirakan 20 % dari

penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004).

Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya

kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka

kejadian gastritis yang cukup tinggi.

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman

pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu

aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau

sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau

lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung.

Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups) Bila

penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya

asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak

lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).

Menurut penelitian Ritias dkk pada tahun 2000 hingga 2001 mengatakan

gastritis terjadi akibat ketidakseimbangan antara faktor penyebab iritasi lambung

seperti HCl, Pepsin dan faktor buffer lambung yaitu mukus bikarbonat. Ketidak

seimbangan ini disebabkan oleh H pilory, penggunaan obat-obtan anti inflamasi

non steroid, pola hidup yang salah, tingat stress yang tinggi, kortikosteroid, obat

anti tuberkulosa, alkohol, kopi dan merokok.

2
Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan

pengamatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan angka kejadian gastritis di

beberapa kota besar seperti Jakarta 50%, Bandung 32,5%, surabaya 31,2 %,

medan 91,6% dan Denpasar 46%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang

kurang sehat (Gustin, 2011).

Angka insidensi gastritis di Sulawesi Tenggara tahun 2017 diperkirakan

sebanyak 13.200 kasus atau 34,1%. Hal ini akan terus meningkat dari tahun ke

tahun. (Riskesdas, 2018). Di Kota Bau-bau berdasarkan catatan Dinas Kesehatan

Kota Tahun 2017 penyakit gastritis atau tukak lambung sebanyak 2258 kasus

dengan menempati urutan nomor 7 dari 10 besar penyakit, sedangkan pada tahun

2018 penyakit gastritis menempati urutan nomor 6 dari 10 penyakit terbesar

dengan jumlah 3298 kasus (Profil Dinkes Kota Bau bau, 2018). Pada puskesmas

Wajo dari hasil studi pendahuluan jumlah penderita gastritis pada tahun 2017

sebanyak 98 kasus dengan menempati urutan ke 8 dari sepuluh besar penyakit

dan pada tahun 2018 dengan jumlah pasien sebanyak 125 kasus dan di

puskesmas wajo didapatkan penyakit gastritis menempati urutan ke 4 dari 10

penyakit terbesar, penyebabnya karena pola makan yang tidak teratur, stress yang

tinggi, merokok, minum kopi dan minum alkohol. Keluhan yang sering

disampaikan adalah rasa sakit pada ulu hati, rasa perih, mual dan muntah. (Profil

Puskesmas Wajo, 2018).

Berdasarkan data dan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus dengan judul “ Asuhan

3
Keperawatan pada Tn. L dengan Gangguan sistem Pencernaan : gastritis di

Puskesmas Rawat Inap Wajo Kota Bau-bau”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penilisan karya tulis ilmiah ini adalah penulis mampu

melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. L dengan Gastritis di

Puskesmas Rawat Inap Wajo Kota Bau-bau.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan ini karya tulis ilmiah adalah agar penulis mampu:

1. Mendapatkan gambaran pengkajian pada Tn. L dengan gangguan sistem

pencernaan : Gastritis di Puskesmas Rawat Inap Wajo Kota Bau-bau

2. Mendapatkan gambaran diagnosa keperawatan yang tepat pada Tn. L

dengan gangguan sistem pencernaan : Gastritis di Puskesmas Rawat Inap

Wajo Kota Bau-bau

3. Mendapatkan gambaran rencana tindakan keperawatan pada Tn. L dengan

gangguan sistem pencernaan : Gastritis di Puskesmas Rawat Inap Wajo

Kota Bau-bau

4. Mendapatkan gambaran implementasi keperawatan pada Tn. L dengan

gangguan sistem pencernaan : Gastritis di Puskesmas Rawat Inap Wajo

Kota Bau-bau

4
5. Mendapatkan gambaran evaluasi keperawatan pada Tn. L dengan

gangguan sistem pencernaan : Gastritis di Puskesmas Rawat Inap Wajo

Kota Bau-bau

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis yang dapat di ambil sebagai berikut :

a. Untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan penyakit dalam yang telah

diperoleh selama dibangku kuliah pada pasien secara langsung.

b. Sebagai bahan dan media referensi bagi mahasiswa, petugas kesehatan

dan masyarakat secara umum.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi klien dan masyarakat, memberikan informasi tentang penyakit

gastritis dan perawatannya.

b. Bagi institusi pendidikan, merupakan sumbangan ilmiah bagi dunia

pendidikan dan dapat menjadi referensi atau kajian empiris untuk

peneliti selanjutnya.

c. Bagi Puskesmas, dapat dijadikan masukan untuk petugas kesehatan

agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang penyakit gastritis dan

perawatannya dan memaksimalkan asuhan keperawatan yang

diberikan pada pasien dengan diagnosa medis gastritis.

5
d. Bagi peneliti, sebagai input pengetahuan yang kedepannya mampu

digunakan oleh peneliti sebagai rujukan referensi pada kasus yang

serupa pada penelitian selanjutnya.

D. Metode dan Teknik Penelitian

1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Puskesmas

Wajo pada tanggal 04 s/d 06 Maret 2019

2. Teknik pengumpulan data

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini memerlukan data obyektif dan relevan

dengan melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik

pengumpulan data sebaagai berikut :

a. Studi kepustakaan

Studi ini dilakukan dengan mempelajari isi literatur-literatur yang

berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini.

b. Studi kasus

Studi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan pada klien yang meliputi pengkajian, penerapan diagnosa

keperawatan, penyuusunan rencana tindakan, penerapan implementasi

keperawatan dan evaluasi asuhan keperawatan.

Untuk melengkapi data atau informasi dalam pengkajian penulis

menggunakan beberapa metode antara lain :

6
1) Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara

melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan

keadaan klien

2) wawancara

Mengadakan wawancara langsung terhadap klien dan keluarga klien

terkait dengan penyakit yang diderita.

3) Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan secara per sistem terhadap klien dengan cara

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

4) Studi dokumentasi

Penulis peroleh data dari medical record dan data pemeriksaan

penunjang berupa hasil pemeriksaan laboratorium

5) Metode diskusi

Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait yaitu perawat yang

bertugas saat pengambilan data di puskesmas rawat inap wajo kota

bau-bau

3. Teknik penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari

lima bab, yaitu :

7
Bab I : pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat

penulisan dan teknik penulisan

Bab II: tinjauan pustaka yang mencakup konsep dasar medis meliputi

definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik

dan penatalaksanaan. Sedangkan konsep dasar keperawatan meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan

Bab III : Tinjauan kasus yang mencakup hasil pengkajian, analisa data,

diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan

evaluasi.

Bab IV : pembahasan kasus yang berisi perbandingan antara teori

keperawatan dan kasus yang di amati

Bab V : penutup yang meliputi kesimpulan dan saran

Diakhiri dengan daftar pustaka yang memuat referensi yang dipergunakan

dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Gastritis

1. Pengertian

Gaster atau lambung merupakan saluran makanan yang paling dapat

mengembang lebih besar terutama pada epigastrium yang terdiri dari Osteum

kardiak yaitu bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung, Fundus

fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri osteum

kardiak biasanya terisi gas dan Kurvatura yang terletak disebelah kanan dan

kiri lambung dari osteum kardiak sampai pilorus

Gastritis adalah adalah inflamasi dari mukosa lambung atau keadaan

peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut,

kronis, difusi atau local (Sylvia A Price, 2011). merupakan inflamasi pada

dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999).

Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa

lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001) Gastritis

(penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung

yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan

imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri

pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.

9
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu: 1) Gastritis akut yaitu suatu

peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut paling

sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu

cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang

terinfeksi. Penyebab lain termasuk alkohol, aspirin, refluks empedu atau

terapi radiasi. 2) Gastritis kronik yaitu suatu peradangan bagian permukaan

mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak

maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada

tempat dengan asam lambung yang pekat.

2. Penyebab Gastritis

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya

sebagai berikut :

a. Gastritis Akut

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gastritis akut adalah, seperti

obat-oabatan anti inflamasi non teroid dan silfonamide yang dapat

mengiritasi lambung, minuman beralkohol, infeksi bakteri seperti H.

pylori, H. heilmanii, streptococci, infeksi virus seperti sitomegalovirus,

infeksi jamuer seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis, stress

fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan. Makanan

dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman

dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab

iritasi mukosa lambung. (Anderson, 2007).

10
b. Gastritis kronik

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gastritis kronik belum dapat

diketahui secara pasti tetapi ada dua faktor predisposisi penting yang bisa

meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non infeksi.

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan

manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi antara

lain bakteri H. Pylori. Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan

Syphilis, infeksi parasit dan infeksi virus. Gastritis non infeksi meliputi

gastropati akibat zat kimia dan gastropati uremik yang terjadi akibat gagal

ginjal. (Wehbi, 2008)

3. Patofisiologi

Zat iritatif yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung.

Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

a. Iritasi lambung sebagai kompensasi

Lambung dimana setelah mendapatkan zat iritatif akan meningkatkan

sekresi mukosa yang berupa HCO3, dimana zat ini akan berikatan dengan

NaCl sehingga terbentuk HCl dan NaCO3 yang meningkatkan asam

lambung. Peningkatan ini memberikan efek mual dan muntah, maka akan

terjadi gangguan nutrisi, cairan dan elektrolit.

b. Iritasi menyebabkan inflamasi mukosa

Erosi mukosa lambung menjadi penyebab utama perdarahan

gastrointestinal bagian atas. Erosi lambung terjadi karena kegagalan

11
mukosa lambung melindungi lambung dari kerusakan akibat HCl, jika

erosi terjadi sampai pada lampisan pembuluh darah maka akan terjadi

perdarahan yang menyebabkan nyeri dan hipovolemik

Gastritis akut yang berulang-ulang sehingga terjadi iritasi mukosa

lambung yang berulang akan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna

akibatnya akan terjadi atropi kelenjar epitel dan hilangnya sel parietal dan sl

chief. Kehilangan sel-sel tersebut akan menurunkan produksi HCl dan Pepsin

dimana fungsi intrinsiknya akan menurun dan dinding lambung juga akan

menipis serta mukosanya rata. Hal ini memudahkan terjadinya perdarahan

dan ulserasi.

Aspirin dan obat antiinflamasi non steroid merusak lambung dengan

menghambat siklooksigenasi mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim

yang penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat.

Prostaglandin merupakan salah satu faktor defensif mukosa lambung yang

sangat penting. Kerusakan topikal tersebut terjadi karena kandungan asam

yang bersifat korosif sehingga dapat merusak sel sel epitel mukosa dan juga

menurunkan sekresi bikarbonat mukus oleh lambung sehingga kemampuan

defensif terganggu. (Hirlan, 2008).

4. Manifestasi Klinik

Gejala dispepsia berupa nyeri epigastrium, anoreksia, mual, kembung dan

muntah merupakan keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula pendarahan

saluran cerna seperti melena dan hematomesis serta tanda lebih lanjut anemia

12
pasca pendarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat

riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis

kronis kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil

mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan keluahn anemia (Mansjoer

dkk, 1999).

5. Komplikasi

Pendarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena

yang berakhir sebagai syok hemoragik merupakan kedaruratan medis,

terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat

menyebabkan kematian. Ulkus peptik jika prosesnya hebat dapat

menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat,

komplikasi pada gastritis kronik dapat berupa devisiensi vitamin B 12 akibat

penyerapan terganggu dan menjadi penyebab anemia pernesiosa. Diagnosa

pasti ditegakkan dengn endoskopi (Mansjoer, dkk. 1999).

6. Patogenesis

Kerusakan mukosa barier terjadi karena kerusakan pada mukosa

lambung sehingga difusi balik ion H+ meninggi, perfusi jaringan lambung

yang terganggu, jumah asam lambung yang meningkat. Faktor-faktor ini

saling berhuubungan, misalnya stress fisik yang dapat menyebabkan perfusi

mukosa lambung terganggu, sehinggga timbul lokasi-lokasi infark kecil.

Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu suasana asam yang

13
terdapat pada lumen lambbung yang mempercepat kerusakan mukosa barier

oleh cairan HCl. (Inayah, 2004).

7. Pengobatan

Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan

lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam,

berhenti merokok dan minum minuman beralkohol dan mengkonsumsi

antasida sebelum makan (Misnadiarly, 2009).

Upaya pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan medis yang terjadi

dan menghindari penyebab yang dijumpai, serta pemberian obat-obatan H2

blocking, antasid atau obat-obatan ulkus lambung lainnya. Pengobatan

gastritis akibat infeksi kuman H. Pylori bertujuan untuk mengeradikasi

kuman tersebut. (Inayah, 2004). Indikasi yang telah disetujui secara universal

untuk melakukan eradikasi adalah infeksi kuman H. Pylori yang ada

hubungannya dengan tukak peptik yaitu antibotik yang dianjurkan adalah

klaritomisin, amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin. (Hirlan, 2006).

8. Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

alkohol dan makanan pedas sampai gejala berkurang bila pasien akan makan

melalui mulut, diet mengandung gizi seimmbang dinjurkan, bila gejala

menetap perlu diberikan cairan secara parenteral. Bila pendarahan terjadi,

maka penatalaksanaannya adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan

pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh

14
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi penunjang mencakup

intubasi, analgesik dan sedatif, antasid serta cairan intravena. Endoskopi

fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan

untuk mengangkat jaringan perforasi. (Smeltzer at al, 2001).

B. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan Gastritis

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang sangat

menentukan keberhasilan sebuah proses keperawatan oleh karen itu

membutuhkan kecermatan dan ketelitian pada tahap ini. Pengkajian dapat

dilakukan minimal sekali, tetapi dapat dilakukan beberapa kali secara

teratur, misal setiap jam pada pasien kritis. Teknik pengkajian meliputi :

a. Anamnesa ; terdiri dari 1) biodata yaitu nama lengkap, umur, jenis

kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,

pekerjaan dan alamat. dan 2) riwayat penyakit dan kesehatan antara

lain: a) keluhan utama; biasanya pada penyakit gastritis ini, nyeri di

ulu hati dan perut sebelah kanan bawah sering menjadi alasan pertama

klien ke fasilitas pelayanan kesehatan, b) riwayat kesehatan sekarang

meliputi awal dari perjalanan penyakitnya, gejala yang dirasakan

klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor

pencetus dan upaya untuk mengatasi masalah tersebut, c) riwayat

kesehatan masa lalu meliputi penyakit yang berhubungan dengan

15
penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat

dan d) riwayat kesehatan keluarga. 3) riwayat psikososial 4) riwayat

spiritual

b. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik

terdapat nyeri tekan di kwadran epigastrik.

2) Tanda-tanda vital

Suhu tubuh kadang akan meningkat, pernapasan cepat dan dangkal

dan tekanan darah cenderung menurun

3) B1(breath) : takhipnea

4) B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,

pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.

5) B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat

terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.

6) B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.

7) B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak

toleran terhadap makanan pedas.

8) B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

c. Fokus Pengkajian Aktifitas sehari-hari

1) Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

16
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap

aktivitas)

2) Sirkulasi

Gejala : kelemahan, berkeringat

Tanda : - hipotensi (termasuk postural)

- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)

- nadi perifer lemah

- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)

- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan

darah)

- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan

status syok,

nyeri akut, respons psikologik)

3) Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),

perasaan tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,

perhatian

menyempit, gemetar, suara gemetar.

4) Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena

perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan

17
dengan GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah

gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik

feses.

Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi

- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif

setelah perdarahan.

- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau

kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea),

konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).

- haluaran urine : menurun, pekat.

5) Makanan / Cairan

Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang

diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka

duodenal).

- masalah menelan : cegukan

- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah

Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah,

dengan atau tanpa bekuan darah, membran mukosa kering,

penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan

kronis).

6) Neurosensi

18
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar,

kelemahan.

Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak

cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma

(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).

7) Nyeri / Kenyamanan

Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa

terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa

ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan

hilang dengan makan (gastritis akut).

- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke

punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan

antasida (ulkus gaster).

- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi

kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang

dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).

- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).

- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-

obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor

psikologis.

Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,

berkeringat, perhatian menyempit.

19
8) Keamanan

Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA

Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar

(menunjukkan sirosis / hipertensi portal)

9) Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang

mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan

perdarahan GI.

Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau

diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus,

atau episode muntah berat.

Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme,

hepatitis, gangguan makan (Gangguan Gastrointestinal )

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.

b. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan

muntah)

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia

d. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik

e. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit

20
3. Rencana Intervensi

Tabel.1. Teori Rencana intervensi keperawatan

Diagnosa NOC NIC


Nyeri (akut) Setelah dilakukan Pain Manajemen
berhubungan perawatan selama 3 x Aktifitas perawat;
dengan 24 jam 1. Puasakan pasien di 6jam
inflamasi Klien dapat mencapai pertama,
mukosa NOC ; 2. Berikan makanan lunak
lambung. Pain level sedikit demi sedikit dan
Pain control berikan minuman hangat,
kriteria hasil ; 3. Atur posisi yang nyaman
- Nyeri klien bagi klien.
berkurang atau 4. Ajarkan teknik distraksi
hilang. dan reklasasi.
- Skala nyeri 0. 5. Kolaborasi dalam
- Klien dapat relaks. pemberian analgetik.
- Keadaan umum
klien baik.

Volume cairan Setelah dilakukan Nutrition manajement


kurang dari tindakan 1. Penuhi kebutuhan
kebutuhan keperawatan individual. Anjurkan klien
tubuh 3x24jam, untuk minum (dewasa : 40-
berhubungan Klien Dapat mencapai 60 cc/kg/jam).
dengan intake NOC : 2.Awasi tanda-tanda vital,
yang Nutritional status : evaluasi turgor kulit,
tidak adekuat food and fluid intake pengisian kapiler dan

21
dan Kriteria Hasil : membran mukosa
output cair Mempertahankan 3. Pertahankan tirah baring,
yang volume cairan mencegah muntah dan
berlebih (mual adekuat dengan tegangan pada defekasi
dan dibuktikan oleh 4. Berikan terapi IV line
muntah) mukosa bibir sesuai indikasi
lembab, turgor kulit 5. Kolaborasi pemberian
baik, pengisian cimetidine dan ranitidine
kapiler berwarna
merah muda, input
Nutrisi kurang Setelah dilakukan Nutrition terapy
dari tindakan 1. Anjurkan pasien untuk
kebutuhan keperawatan makan sedikit demisedikit
tubuh 3x24jam, dengan porsi kecil namun
b/d anorexia Klien Dapat mencapai sering.
NOC : 2. Berikan makanan yang
Nutritional status : lunak dan makanan yang di
Nutrient intake sukai pasien/di gemari.
Kriteria Hasil 3. lakukan oral higyne 2x
- Keadaan umum sehari
cukup 4. timbang BB pasien setiap
-Turgor kulit baik hari dan pantau turgor
- BB meningkat kulit,mukosa bibir dll
- Kesulitan 5. Konsultasi dengan tim
menelan berkurang ahli gizi dalam pemberian
menu.

22
Intoleransi Setelah dilakukan Aktifity Terapy
aktifitas tindakan keperawatan 1. Observasi sejauh mana
b/d kelemahan selama 3 x 24 jam klien dapat melakukan
fisik Klien aktivitas.
dapat mencapai NOC: 2. Berikan lingkungan yang
Aktifity Intolerance tenang.
Kriteria hasil : 3. Berikan bantuan dalam
- Klien dapat aktivitas.
beraktivitas tanpa 4. Jelaskan pentingnya
bantuan, beraktivitas bagi klien.
- saturasi oksigen 5. Tingkatkan tirah baring
dalam rentang normal atau duduk dan berikan obat
- T Tujuan : Klien sesuai dengan indikasi
dapat beraktivitas. klien melakukan
Kriteria hasil : sesuatu sendiri.
- Klien dapat
beraktivitas tanpa
bantuan,TTV dalam
rentang normal
Ansietas b/d Setelah dilakukan Anxiety Reduction
perubahan tindakan 1. Awasi respon fisiologi
status keperwatan misalnya: takipnea,
kesehatan,anca 1x24jam klien dapat palpitasi, pusing, sakit
man mencapai NOC ; kepala, sensasi kesemutan.
kematian dan Anxiety Control 2.Dorong pernyataan takut
nyeri. Kriteria hasil : dan ansietas, berikan umpan
-Mengungkapkan balik.
perasaan dan 3. Berikan informasi yang

23
pikirannya secara akurat.
terbuka 4.Berikan lingkungan yang
-Melaporkan tenang untuk istirahat.
berkurangnya cemas 5. Dorong orang terdekat
dan takut untuk tinggal dengan
-Mengungkapkan pasien.
mengerti 6. Tunjukan teknik relaksasi.
tentangpeoses luar, meningkatkan
penyakit relaksasi, dapat
-Mengemukakan meningkatkan
menyadari terhadap keterampilan koping.
apa yang
diinginkannya yaitu
menyesuaikan diri
terhadap perubahan
fisiknya

24
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian keperawatan kepada pasien Tn. L pada tanggal 4

Maret 2019 dengan metode auto anamnesa dan allo anamnesa yaitu teknik

pengumpulan data melalui studi kepustakaan dengan mempelajari isi literatur-

literatur yang berhubungan dengan karya tulis ini dan menggunakan proses

keperawatan dengan pendekatan observasi dan wawancara selain itu melakukan

pengamatan langsung dan pemeriksaan secara langsung dengan metode per

sistem melalui inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Hasil pengkajian

tersebut penulis sajikan sebagai berikut :

1. Identitas Klien

Pasien berinisial Tn. L, umur 65 tahun dengan jenis kelamin laki-laki,

bergama islam, pendidkan terakhir SMA, pekerjaan petani, status

perkawinan; kawin, biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS, klien masuk

pada tanggal 4 Maret 2019 di rawat di ruang perawatan puskesmas dengan

diagnosa medis gastritis. Tn. L beralamat di Kelurahan Lamangga Kecamatan

Wajo Kota Bau-bau

25
2. Riwayat kesehatan sekarang

a. Keluhan utama

Klien datang ke puskesmas karena merasakan nyeri uluhati, disertai mual

dan muntah sebanyak 4 kali sehari

b. Faktor pencetus

Klien mengatakan nyeri terjadi sejak 3 hari yang lalu dan terjadi saat telat

makan dan makan makanan pedas

c. Upaya untuk meringankan

Klien mengatakan untuk mengurangi nyeri klien meminum air gula yang

hangat namun hanya berefek sementara saja. Klien juga mengkonsumsi

obat-obatan seperti Milanta.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan tidak pernah dioperasi dan dirawat di rumah sakit

sebelumnya, klien tidak ada riwayat alergi dengan obat-obatan maupun

makanan, klien tidak memiliki kebiasaan merokok serta mengkonsumsi

alkohol. Dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang mengalami

penyakit seperti yang dirasakan, tidak ada riwayat keluarga atau keturunan

yang menderita penyakit herediter.

26
4. Genogram

65 63 61 56 50 53 50

29 26 23 21

Keterangan :

: laki-laki

U
: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Tinggal serumah

27
5. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik merupakan mekanisme untuk mengetahui kondisi

fisiologis klien yang terjadi setelah menderita suatu penyakit bilamana

ditemukan kondisi yang patologis. Pemeriksaan fisik yang penulis temukan

adalah sebagai berikut :

a. Keadaan umum

Kondisi pasien lemah, kesadaran kompos mentis, pemeriksaan tanda

tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 110/80 mmHg, denyut nadi 88

x/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu badan 36,80C dan berat badan 48

kg

b. Pernapasan (B1;breathing) : inspeksi dada ditemukan dada simetrisantar

kiri dan kanan, hidung simetris tidak ditemukan adanya sekret atau cairan

dan tidak ada polip. Tidak ditemukan pernapasan cuping hidung dan pada

auskultasi tidak ditemukan suara napas tambahan.

c. Sirkulasi darah (B2; Bleeding) : Tidak ditemukan nyeri tekan pada

pemeriksaan area jantung, perkusi bunyi redup area jantung, tidak ada

nyeri dada, tidak ditemukan benjolan, suara jantung normal, akral teraba

dingin, capillary refill (CRT) < 3 detik.

d. Persyarafan (B3; Brain) : Pemeriksaan glasgow coma scale (GCS)= 14

(E:4V:5M:6). Ekspresi wajah nampak meringis, skala nyeri: 5 (sedang),

sklera mata putih, konjungtiva anemis, kelopak mata membuka spontan,

28
penglihatan dan pendengaran dan pengecapan baik, status mntal dengan

orientasi baik

e. Perkemihan-eliminasi urin (B4; Bladder) : Dalam pemeriksaan ini

ditemukan frekunesi berkemih 4-5 kali sehari, warna kuning dengan

berbau hkas amoniak, tidak ada nyeri pada sat berkemih.

f. Pencernaan-eliminasi alvi (B5: Bowel) : terdapat penurunan nafsu makan,

frekuensi BAB 1 kali perhari dengan konsistensi lunak, nyeri pada ulu

hati, terdapat mual dan muntah.

g. Tulang Otot dan integumen (B6; Bone) : hasil pemeriksaan ditemukan

terpasang infus pada pergelangan tangan kanan, jenis RL 28 tetes

permenit, tidak ditemukan adanya keterbatasan pergerakan sendi maupun

kelemahan otot, tidak ada nyeri sendi, tidak ada fraktur dan tidak

menggunakan alat bantu mobilisasi.

6. Pola aktifitas sehari sehari

Pola aktifitas klien setelah sakit ditemukan porsi makan menurun hingga 3

kali sehari dengan prosi makan tidak dihabiskan (hanya ½ porsi). Kebiasaan

minum air putih sebelum sakit 5-6 gelas per hari dan pada saat sakit hanya 3-

4 gelas sehari. Minuman yang disukai adalah teh. Aktivitas dan istrahat klien

mengatakan tidak terganggu, klien merasa cemas dan tampak gelisah dan

bertanya tanya tentang penyakitnya.

29
7. Terapi medis

Terapi yang didapatkan saat ini adalah infus RL 28 tetes permenit, injeksi

ranitidin 1 ampul/8jam IV dan vitamin B6 2 x1 sehari.

8. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium dengan hasil :

PLT : 78

WBC : 3,1

LED : 2.3

B. Data Fokus

Nama pasien : Tn. L

No. Register : 00286

Umur : 65 Tahun

Jenis Kelamin : laki laki

Diagnosa medis : Gastritis

Tanggal pengkajian : 4 Februari 2019

Tabel.2. Data fokus hasil pengkajian keperawatan pasien gastritis

Data Subyektif Data Obyektif

1. Klien mengatakan nyeri ulu hati 1. Ku Lemah

2. Klien mengatakan mual dan 2. Ekspresi wajah meringis

muntah 4 kali sehari 3. Porsi makan tidak dihabiskan

3. Klien mengatakan kurang nafsu (1/2 porsi)

30
makan 4. Klien nampak mual dan muntah

4. Klien mengatakan minumnya 5. TTV : TD;110/80mmHg,

sedikit RR;20x/m, HR; 88x/m; T;

5. Klien mengatakan tidak mengerti 360C)

cara pengobatan penyakit saat ini 6. Terpasang infus RL 28 tetes

6. Skala nyeri : 5 (nyeri sedang) permenit

7. Klien bertanya tanya tentang 7. BB sebelum sakit 48 kg setelah

penyakitnya sakit 46 kg

8. Klien tampak cemas

9. Klien tampak gelisah

C. Analisis Data

Dari hasil pengkajian tersebut di atas dapat dianalisa sebagai berikut :

Tabel. 3. Analisis data hasil pengkajian keperawatan pasien gastritis

Data Etiologi Masalah

DS: Inflamasi mukosa Nyeri Akut berhbungan

 Klien mengatakan lambung dengan inflamasi

nyeri ulu hati mukosa lambung

 Skala nyeri : 5 (nyeri Sekresi asam lambung

sedang) meningkat

DO :

31
 KU lemah Iritasi lambung

 Ekspresi wajah

nampak meringis Nyeri

 TTD : 110/80 mmHg

DS: penurunan tonus otot dan Kekurangan volume

 Klien mengatakan peristaltik lambung cairan berhubungan

mual dan muntah 4 dengan intake yang tidak

kali sehari refluks isi duodenum ke adekuat

 Klien mengatakan lambung

minumnya sedikit 3-

4 gelas perhari rangsangan mual

DO :

 KU lemah dorongan isi lambung ke

 Terpasang infus RL mulut dan muntah

28 tetes per menit kekurangan volume

 HR : 88x/m cairan tubuh

DS: peningkatan asam Perubahan nutrisi kurang

 Klien mengatakan lambung dari kebutuhan tubuh

mual dan muntah 4 berhubungan dengan

kali sehari perangsangan kolinergi anoreksia

 Klien mengatakan

32
kurang nafsu makan menstimulus saraf fagus

DO : pada hipotalamus

 KU lemah

 Terpasang infus RL anoreksia

28 tetes per menit

 Porsi makan tidak nutrisi kurang dari

dihabiskan (hanya ½ kebutuhan tubuh

porsi)

 BB turun 2 kg

setelah sakit

DS: peningkatan asam Anxietas berhubungan

 Klien mengatakan lambung lambung dengan kurangnya

mual dan muntah 4 pengetahuan tentang

kali sehari perubahan status penyakit yang diderita.

 Klien bertanya tanya kesehatan

tentang penyakitnya

DO : kurang informasi

 KU lemah kesehatan

 Terpasang infus RL

28 tetes per menit kurangnya pengetahuan

 HR : 88x/m

33
 Klien tampak gelisah kecemasan

 Klien tampak cemas

D. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia

4. Anxietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

yang diderita.

34
E. Rencana Tindakan Keperawatan

Tabel. 4. Matriks rencana intervensi keperawatan berdasarkan hasil pengkajian pasien gastritis

Rencana tindakan keperawatan

No. dx Diagnosa keperawatan Nursing outcome Nursing intervention

clasification (NOC). clasification (NIC)

1. Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi Setelah dilakukan tindakan Pain Management :

mukosa lambung perawatan selama 3 x 24 1. Lakukan pengkajian

DS: jam. Klien diharapkan : nyeri secara

 Klien mengatakan nyeri ulu hati Pain level komprehensif termasuk

 Skala nyeri : 5 (nyeri sedang) Control comfort Level lokasi, karakteristik,

DO : kriteria hasil : frekuensi, durasi

 KU lemah - mampu mengotrol nyeri kualitas dan faktor

 Ekspresi wajah nampak meringis - Skala nyeri ringan (0-3). partisipasi

35
 TTD : 110/80 mmHg - Keadaan umum baik. 2. Observasi reaksi non

verbal dari

ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik

komunikasi terapeutik

untuk mengetahui

penglaman nyeri pasien

4. Kontrol lingkungan

yang dapat

mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan ,

pencahayaan dan

kebisingan

5. Ajarkan tentang teknik

36
mengurangi nyeri

dengan non farmakologi

6. Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

7. Tingkatkan kualitas

istirahat

8. Kolaborasi dengan tim

kesehatan lain bila ada

keluhan dan tindakan

nyeri yang tidak

berhasil

2. Kekurangan volume cairan berhubungan Setelah dilakukan tindakan Nutrition management

dengan intake yang tidak adekuat Keperawatan selama 1. Pantau intake dan

DS: 3x24jam, Klien diharapkan output cairan individual

37
 Klien mengatakan mual dan muntah Dapat : 2. Kaji ulang kebutuhan

 Klien mengatakan minumnya sedikit 3-4 Nutritional status : food cairan

gelas perhari and fluid intake 3. Buatkan jadwal minum

DO : Kriteria Hasil : dalam 24 jam dan

 KU lemah - Turgor kulit baik pastikan minuman

 Terpasang infus RL 28 tetes per menit - Tidak ada mual dan disukai klien

 HR : 88x/m muntah 4. Anjurkan untuk minum

- Volume minuman 8 dan makan dengan

gelas per hari perlahan sesuai

medikasi

5. Pertahankan infus/iv

line selama dibutuhkan.

6. Kolaborasi pemberian

cimetidin dan ranitidin

38
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan Nutrition terapy

berhubungan dengan anoreksia Keperawatan selama 3x24 1. kaji pola dan porsi

DS: jam, Klien diharapkan makan klien

 Klien mengatakan mual dan muntah Dapat : 2. berikan makanan dalam

 Klien mengatakan kurang nafsu makan Nutritional status : porsi sedikit tapi sering

DO : Nutrient intake 3. anjurkan keluarga

 KU lemah Kriteria Hasil : menyajikan makanan

 Terpasang infus RL 28 tetes per menit - Keadaan umum baik dalam kondisi hangat

 Porsi makan tidak dihabiskan (hanya ½ - BB meningkat dan sesuai kesukaan.

porsi) - nafsu makan kembali 4. anjurkan pasien

 BB turun 2 kg setelah sakit baik menjaga kebersihan

- porsi makanan di oral.

habiskan 5. kolaborasi dengan Tim

Gizi.

39
4. Anxietas berhubungan dengan kurangnya Setelah dilakukan tindakan Anxietas Reduction

pengetahuan tentang penyakit yang diderita. Keperawatan 1x24 jam 1. Berikan penilaian

DS: klien diharapakan dapat : tentang tingkat

 Klien mengatakan mual dan muntah Anxiety Control pengetahuan pasien

 Klien mengatakan minumnya sedikit 3-4 Kriteria hasil : tentang proses penyakit

gelas perhari - Klien dan keluarga yang spesifik

DO : menyatakan memahami 2. Gambarkan tanda dan

 KU lemah tentang penyakit, kondisi gejala yang biasa

 Terpasang infus RL 28 tetes per menit pencegahan dan muncul penyakit

 HR : 88x/m pengobatan gastritis dengan cara

- Klien dan keluarga yang tepat

mempu melaksanakan 3. Identifikasi

prosedur yang dijelaskan kemungkinan penyebab

dengan benar dengan cara yang tepat

40
4. Sediakan informasi pada

pasien tentang kondisi

dengan cara yang tepat

5. Diskusikan perubahan

gaya hidup yng

mungkin diperlukan

untuk mencegah

komplikasi di masa

mendatang atau proses

mengontrolan penyakit.

41
F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Tabel. 5. Matriks implementasi dan evaluasi keperawatan pada pasien gastritis

Diagnosa Hari/Tgl Hari/tgl


Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
Keperawatan Jam Jam

Nyeri akut Kamis, 1. Mengkaji lokasi dan skala Kamis, S. pasien mengatakan masih

b/d inflamasi 4/3-2019 nyeri. Hasil : lokasi nyeri 4/3-2019 nyeri pada ulu hati

mukosa 15.30 ulu hati, skala nyeri ; 5 O. KU tampak lemah

lambung 2. Memeriksa TTV. Hasil; A. Masalah belum teratasi

TD:120/80 mmHg P. Lanjutkan semua intervensi

17.00 3. Anjurkan untuk

menghindari makanan

yang dapat merangsang

peningkatan asam

lambung

42
20.25 4. Penatalaksanaan

pemberian obat:

Ranitidine. Hasil; injeksi

ranitidine 1 amp/8 jam

Volume Kamis, 1. Memantau pemasukan Kamis, S. pasien mengatakan masih

cairan kurang 4/3-2019 dan pengeluaran cairan. 4/3-2019 sering mual dan muntah

dari 10.15 Hasil: tidak ada tanda- O. KU nampak lemah

kebutuhan tanda dehidrasi. A. Masalah belum teratasi

tubuh b/d 10.35 2. Mengkaji ulang S. Intervensi dilanjutkan

intake yang kebutuhan cairan. Hasil:

tidak adequat pasien banyak minum air

putih

11.30 3. Menganjurkan pasien

43
untuk minum dan makan

dengan perlahan sesuai

indikasi

12.30 4. Penatalaksanaan

pemberian cairan IV.

Hasil terpasang infus RL

28 tetes pemenit

13.30 5. Penatalaksanaan terapi :

hasil ; injeksi ranitidine 1

amp/8 jam

Perubahan 4/3-2019 1. Mengkaji pola dan Kamis, S. pasien mengatakan masih

nutrisi kurang 10.15 frekuensi makan klien. 4/3-2019 mual dan muntah

dari Hasil: pasien hanya 13.00 O. KU Lemah

44
kebutuhan mampu menghabiskan ½ A. Masalah belum teratasi

tubuh b/d porsi menu makanan P. Intervensi dilanjutkan

anoreksia yang dianjurkan

10.20 2. Memberikan makanan

sedikit tapi sering. Hasil:

pasien menghabiskan ½

porsi

10.30 3. Menganjurkan keluarga

menyajikan makanan

yang bervariasi

12.00 4. Kolaborasi dengan tim

gizi. Hasil : makanan

lunak diberikan kepada

pasien

45
Anxietas b/d 4/3-2019 1. Memberikan penilaian Kamis, S. Klien mengatakan mengerti

kurang 09.20 tentang tingkat 4/3-2019 tentang penanganan

pengetahuan pengetahuan pasien penyakitnya

tentang terhadap proses Klien mengatakan berharap

penyakitnya penyakitnya ingin cepat sembuh dan bisa

10.10 2. Gambarkan tanda dan pulang

gejala yang biasa muncul O. Keadaan umum baik. Klien

pada penyakitnya dengan terlihat tenang.

cara yang tepat Klien dapat menyebutkan

12.25 3. Identifikasi tentang proses penyakitnya

kemungkinan penyebab A. Masalah teratasi sebagian

dengan cara yang tepat. P. intervensi dilanjutkan

Hasil: klien mengatakan

46
saat telat makan akan

merasakan nyeri pada

ulu hati.

13.30 4. Sediakan bagi keluarga,

informasi tentang

kemajuan pasien dengan

cara yang tepat. Hasil :

keluarga memahami

perkembangan kesehatan

klien.

15.10 5. Diskusikan perubahan

gaya hidup yang

mungkin diperlukan

untuk mencegah

47
komplikasi dimasa yang

akan datang dan proses

pengontrolan penyakit

Nyeri akut Jumat, 1. Mengkaji lokasi dan Jumat, S. pasien mengatakan nyeri

b/d inflamasi 5/3-2019 skala nyeri. Hasil : lokasi 5/3-2019 pada ulu hati mulai berkurang

mukosa nyeri ulu hati, skala 13.30 O. KU tampak lemah

lambung nyeri ; 4 Pasien tampak tenang

09.35 2. Memeriksa TTV. Hasil; A. Masalah belum teratasi

TD:120/80 mmHg P. Lanjutkan semua intervensi

09.45 3. Menganjurkan untuk

menghindari makanan

yang dapat merangsang

peningkatan asam

lambung

48
10.40 4. Penatalaksanaan

pemberian obat:

Ranitidine. Hasil; injeksi

ranitidine 1 amp/8 jam

Volume Jumat, 1. Memantau pemasukan Jumat, S. pasien mengatakan masih

cairan kurang 5/3-2019 dan pengeluaran cairan. 5/3-2019 sering mual dan muntah

dari 10.10 Hasil: tidak ada tanda- O. KU nampak lemah

kebutuhan tanda dehidrasi. A. Masalah belum teratasi

tubuh b/d 10.35 2. Mengkaji ulang S. Intervensi dilanjutkan

intake yang kebutuhan cairan. Buat

tidak adequat jadwal 24 jam dan rute

yang digunakan pastikan

mnuman yang disukai.

49
11.00 3. Menganjurkan pasien

untuk minum dan makan

dengan perlahan sesuai

indikasi.

14.25 4. Penatalaksanaan

pemberian cairan IV.

Hasil terpasang infus RL

28 tetes pemenit

15.15 5. Penatalaksanaan terapi :

hasil ; injeksi ranitidine 1

amp/8 jam

Perubahan Jumat, 1. Mengkaji pola dan Jumat, S. pasien mengatakan tidak

nutrisi kurang 5/3-2019 frekuensi makan klien. 5/3-2019 mual dan muntah

50
dari 10.10 Hasil: pasien hanya 13.00 O. KU mulai membaik

kebutuhan mampu menghabiskan ½ A. Masalah teratasi sebagian

tubuh b/d porsi menu makanan P. Intervensi dilanjutkan

anoreksia yang dianjurkan

10.45 2. Memberikan makanan

sedikit tapi sering. Hasil:

pasien menghabiskan ½

porsi

11.10 3. Menganjurkan keluarga

menyajikan makanan

yang bervariasi

12.35 4. Menganjurkan pasien

menjaga kebersihan oral.

51
Anxietas b/d Jumat, 1. Memberikan penilaian Jumat, S. Klien mengatakan mengerti

kurang 5/3-2019 tentang tingkat 5/3-2019 tentang penanganan

pengetahuan 10.15 pengetahuan pasien penyakitnya

tentang terhadap proses Klien mengatakan berharap

penyakitnya penyakitnya ingin cepat sembuh dan bisa

11.10 2. Gambarkan tanda dan pulang

gejala yang biasa muncul O. KU membaik. Klien terlihat

pada penyakitnya dengan tenang.

cara yang tepat Klien dapat menyebutkan

12.35 3. Identifikasi tentang proses penyakitnya

kemungkinan penyebab A. Masalah teratasi sebagian

dengan cara yang tepat. P. intervensi dilanjutkan

Hasil: klien mengatakan

52
saat telat makan akan

merasakan nyeri pada

ulu hati.

13.20 4. Sediakan bagi keluarga,

informasi tentang

kemajuan pasien dengan

cara yang tepat. Hasil :

keluarga memahami

perkembangan kesehatan

klien.

14.20 5. Diskusikan perubahan

gaya hidup yang

mungkin diperlukan

untuk mencegah

53
komplikasi dimasa yang

akan datang dan proses

pengontrolan penyakit

Nyeri akut Sabtu, 1. Mengkaji lokasi dan Sabtu, S. pasien mengatakan nyeri

b/d inflamasi 6/3-2019 skala nyeri. Hasil : lokasi 6/3-2019 pada ulu hati sudah jauh

mukosa 09.10 nyeri ulu hati, skala berkurang (skala nyeri :

lambung nyeri ; 2 2=ringan)

10.00 2. Memeriksa TTV. Hasil; O. KU membaik

TD:120/70 mmHg Ekspresi wajah tenang

10.10 3. Anjurkan untuk A. Masalah teratasi

menghindari makanan P. intervensi selesai

yang dapat merangsang

peningkatan asam

lambung. Hasil: pasien

54
makan bubur dan

menghindari makanan

pedas dan bergas

13.30 4. Penatalaksanaan

pemberian obat:

Ranitidine. Hasil; injeksi

ranitidine 1 amp/8 jam

Volume Sabtu, 1. Memantau pemasukan dan Sabtu, S. pasien mengatakan tidak

cairan kurang 6/3-2019 pengeluaran cairan. Hasil: 6/3-2019 mual dan muntah

dari 09.15 tidak ada tanda-tanda O. KU membaik

kebutuhan dehidrasi. Infus di aff

tubuh b/d 10.25 2. Menganjurkan pasien A. Masalah teratasi

intake yang untuk minum dan makan S. Intervensi selesai

55
tidak adequat dengan perlahan sesuai Pasien boleh di pulangkan

indikasi

12.10 3. Penatalaksanaan

pemberian cairan IV.

Hasil infus aff.

4. Penatalaksanaan terapi :

13.30 hasil ; injeksi ranitidine 1

amp/8 jam

Perubahan Sabtu, 1. Mengkaji pola dan Sabtu, S. pasien mengatakan tidak

nutrisi kurang 6/3-2019 frekuensi makan klien. 4/3-2019 mual dan muntah lagi

dari 10.15 Hasil: pasien mampu 14.05 O. KU baik

kebutuhan menghabiskan porsi menu A. Masalah teratasi

tubuh b/d makanan yang dianjurkan P. Intervensi selesai

56
anoreksia 10.25 2. Memberikan makanan Pasien boleh pulang

sedikit tapi sering. Hasil:

pasien menghabiskan 1

porsi

11.25 3. Menganjurkan keluarga

menyajikan makanan

yang bervariasi

12.10 4. Menganjurkan pasien

menjaga kebersihan oral

13.20 5. Kolaborasi dengan tim

gizi. Hasil : makanan

lunak diberikan kepada

pasien

57
Anxietas b/d Sabtu 1. Memberikan penilaian Sabtu, S. Klien mengatakan sudah

kurang 6/3-2019 tentang tingkat 6/3-2019 paham dan mengerti tentang

pengetahuan 09.15 pengetahuan pasien 14.10 penyakitnya

tentang terhadap proses

penyakitnya penyakitnya O. Keadaan umum baik. Klien

2. Gambarkan tanda dan terlihat tenang.

gejala yang biasa muncul A. Masalah teratasi

pada penyakitnya dengan P. intervensi selesai. Pasien

cara yang tepat pulang

10.25 3. Sediakan bagi keluarga,

informasi tentang

kemajuan pasien dengan

cara yang tepat. Hasil :

11.20 keluarga memahami

58
perkembangan kesehatan

klien.

4. Diskusikan perubahan

gaya hidup yang

mungkin diperlukan

untuk mencegah

12.15 komplikasi dimasa yang

akan datang dan proses

pengontrolan penyakit

59
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada Tn. L pada tanggal 4 Maret 2019 yang

masuk Puskesmas Wajo dengan keluhan nyeri ulu hati dan mual muntah, penulis

melakukan pengkajian dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik

dan juga menggali informasi dari pengalaman anggota keluarga untuk

mendapatkan informasi yang riil dan nyata di alami oleh klien.

Proses pengkjian ini sesuai dengan tahapan pengambilan data oleh perawat

dengan ditandai pengumpulan informasi yang bersifat terus menerus dan sebagai

keputusan profesional yang mengandung arti sebagai informasi yang

dikumpulkan. Pengumpulan data bersumber dari pasien maupun keluarga dengan

mekanisme wawancara, pemeriksaan fisik, serta pengalaman anggota keluarga

yang dilaporkan. (padila, 2012).

Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada Tn. L sesuai dengan teori yang

telah di jabarkan tersebut di atas dengan menggunakan format pengkajian

keperawatan menurut Gordon (2011) dengan metode wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik dan juga menggali informasi dari pengalaman anggota

keluarga untuk memenuhi data dan informasi yang diperlukan dalam proses

asuhan keperawatan.

60
Berdasarkan anamnesa pasien mengeluhkan adanya nyeri ulu hati disertai

mual dan muntah sebanyak 4 kali dalam satu hari, nyeri timbul rasanya perih dan

seperti ditusuk-tusuk sejak 3 hari yang lalu dan terjadi saat telat makan dan

makan makanan pedas. Upaya untuk meringankan klien mengkonsumsi milanta.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah B, (2017).

Bahwa pasien gastritis akan mengalami nyeri perut bagian kiri dan menjalar

hingga ke ulu hati, nyeri timbul bila pasien telat makan. Nyeri yang timbul

rasanya perih dan seperti ditusuk-tusuk.

Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi lambung dari

autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak, maka terjadi difusi

HCl ke mukosa lambung dan HCl akan merusak mukosa. Keberadaan HCl di

mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin

merangsang pelepasan histamin dari sel mast. Histamin akan menyebabkan

peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari

intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga

timbul perdarahan pada lambung (Mawey, 2014 dan Rizkianil, 2009).

Selain itu, penulis menemukan data klien kurang nafsu makan, cemas dan

gelisah, klien bertanya-tanya tentang penyakitnya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan bahwa stres yang berkepanjangan merupakan salah satu faktor

pemicu karena mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung. Gastritis

sering dihubungkan dengan keadaan psikologis seseorang. Produksi asam

lambung akan meningkat pada keadaan stress, seperti beban kerja yang

61
berlebihan, cemas, takut atau terburu-buru. Kadar asam lambung yang meningkat

akan menimbulkan ketidaknyamanan pada lambung (Maulidiyah, 2006).

Selain itu penulis mendapatkan data bahwa pasien sering telat makan dan juga

makan makanan pedas. Hal ini sesuai pernyataan bahwa orang yang memiliki

pola makan tidak teratur, mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut

harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditundanya pengisian, asam lambung akan

mencerna lapisan mukosa lambung, karena ketika kondisi lambung kosong, akan

terjadi gerakan peristaltik lambung bertambah intensif yang akan merangsang

peningkatan produksi asam lambung sehingga dapat timbul rasa nyeri diulu hati

(Ikawati, 2010).

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian dan analisa data pada kasus gastritis yang dialami

pada Tn. L maka diagnosa keperawatan yang diangkat penulis yaitu nyeri akut

berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung, kekurangan volume cairan

berhubungan dengan intake yangtidak adequat, perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan anxietas berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan.

Nyeri akut adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak

menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau pontesial

atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa: awitan yang tiba-tiba

62
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat

diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 6 bulan.

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,

keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan

intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat

perawat.

Diagnosa keperawatan nyeri akut tersebut di atas ditegakkan oleh penulis

karena pada saat pengkajian ditemukan data klien mengatakan nyeri pada ulu

hati, akibat peningkatan asam lambung, keadan umum lemah, klien nampak

meringis, klien terlihat gelisah, skala nyeri sedang (5), P: nyeri dirasakan ketika

telat makan, Q: seperti tertusuk-tusuk, R: ulu hati, S: skala skala sedang (5), T:

hilang timbul , Tanda-Tanda Vital: TD: 110/80 mmHg, N: 88x/menit, S : 36 OC,

P: 20 x/menit. Diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan ditegakkan

dengan data klien mual dan muntah 4 kali sehari, klien hanya minum 3 gelas

dalam sehari, keadaa umum lemah, dan terpasang infus 28 tetes permenit.

Diagnosa keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

ditegakkan penulis dengan memenuhi data klien mual dan muntah 4 kali sehari,

kurang nafsu makan, keadaan umum lemah, BB turun dari 48 menjadi 46 kg,

porsi makan tidak dihabiskan. Diagnosa keperawatan anxietas penulis angkat

63
karena memenuhi data klien bertanya-tanya tentang penyakitnya, klien tampak

gelisah dan klien tampak cemas.

Studi kasus ini sesuai dengan teori bahwa kerusakan barrier mukosa lambung

dapat mengganggu perfusi jaringan pada lambung, menimbulkan infark-infark

kecil, suasana asam pada lumen lambung yang tinggi semakin mempercepat

kerusakan dan menimbulkan rasa nyeri yang meningkatkan stress fisik pasien.

(Inayah, 2004). Selain itu sesuai pula dengan teori bahwa kerusakan mukosa

lambung dapat menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit, defisiensi vitamin

B12 dan anemia pernesiosa, pada kondisi sangat berat bisa menimbulkan syok

hemoragik, hematemesis dan melena. (Mansjoer, dkk. 1999).

C. Rencana Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang penulis ambil mengacu pada NOC dan NIC

sebagai panduan dalam mengambil intervensi, dimana penulis menggunakan

intervensi pain management pada diagnosa nyeri akut, intervensi nutrition

management pada diagnosa pemenuhan kebutuhan cairan, intervensi nutrition

therapy pada diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan anxiety reduction

pada diagnosa anxietas. Hal ini sesuai dengan Nursing Intervetion Classification

menurut Joanne and Bulechek (2017).

Intervensi keperawatan merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana

tujuan yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari intervensi

64
keperawatan yaang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,

2005). Diagnosa keperawatan yang diangkat selanjutnya dibuat rencana asuhan

keperawatan sebagai tindakan pemecah masalah keperawatan dimana penulis

membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian

menetapkan tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan tindakan yang

tepat.

Perencanaan disusun berdasarkan konsep teori yang telah didapatkan untuk

diterapkan secara aktual pada pasien Tn. L dengan Gastritis dalam masalah

kebutuhan dan respon keluarganya mendasari penyusunan rencana keperawatan

berdasarkan diagnosis keperawatan pada pasien Gastritis disesuaikan dengan

kondisi aktual yang ditemukan. Tindakan yang direncanakan yaitu : Pain

management dengan aktifitas yang dilakukan adalah kaji nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan

faktor presipitasi, Ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi (teknik napas dalam),

Atur posisi pasien yang Membuat nyaman, Kolaborasi dengan dokter jika ada

keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil, dan Berikan Health Education. Pada

intervensi untuk diagnosa kedua yaitu kekurangan volume cairan adalah

Nutrition management dengan rencana tindakan mandiri observasi intake dan

output makanan dan minuman, menghitung kebutuhan cairan, membuat jadwal

minum dan makan serta tindakan kolaboratif pemberian cairan infus dan

kolaborasi pemberian ranitidin, untuk intervensi pada diagnosa ke tiga yaitu

65
pemenuhan nutrisi adalah nutrition therapy dengan tindakan anjurkan klien

makan sedikit demi sedikit, berikan makanan lunak dan disukai, lakukan oral

higiene dan timbang berat badan. Untuk intervensi pada diagnosa anxietas

penulis mengambil rencana tindakan yaitu anxietas reduction dengan rencana

tindakan mandiri yaitu health education tentang penyakit klien, peningkatan

kemampuan kognitif dan perubahan gaya hidup dan perbaikan pola makan yang

teratur.

Intervensi keperawatan yang penulis angkat sesuai dengan panduan untuk

perilaku spesifik yang diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan

oleh perawat. Intervensi dilakukan dengan ONEC yaitu (Observation) yaitu

rencana tindakan mengkaji tau melaksanakan observasi terhadap kemajuan klien

untuk memantau secara langsung dan dilakukan secara kontinu, (Nursing) yaitu

rencana tindakan yang dilakukan untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah

perluasan masalah, (Education) adalah rencana tindakan yang berbentuk

pendidikan kesehatan dan (Colaboration) yaitu tindakan kerjasama dengan tim

kesehatan lain yang dilimpahkan sebagian pelaksanaannya kepada perawat.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan yang penulis lakukan

kepada pasien sesuai dengan intervensi, sehingga kebutuhan pasien dapat

terpenuhi (wilkinson, 2011). Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan

disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan berdasarkan teori (NIC) yaitu

66
pain management : 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.

2. Pemelih rute pemberian IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur. 3.

Mengajarkan teknik nonfarmakologi yaitu teknik napas dalam 4. Memberikan

analgetik untuk mengurangi nyeri 5. Mengkolaborasi dengan tim medis jika ada

keluhan dan tindakan mengatasi nyeri tidak berhasil. Nutrition management

dengan aktifitas 6. mengobservasi intake dan output makanan dan minuman, 7.

menghitung kebutuhan cairan, 8. membuat jadwal minum dan makan serta

tindakan kolaboratif 9. pemberian cairan infus dan kolaborasi pemberian

ranitidin, nutrition therapy dengan tindakan 10. menganjurkan klien makan

sedikit demi sedikit, 11. memberikan makanan lunak dan disukai, 12. melakukan

oral higiene dan menimbang berat badan dan anxietas reduction dengan tindakan

mandiri yaitu 13. health education tentang penyakit klien, peningkatan

kemampuan kognitif dan perubahan gaya hidup dan perbaikan pola makan yang

teratur.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki proses

keperawatan yang menandakannseberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi perawat

untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,

perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan (Nursalam, 2010).

67
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan yaitu nyeri

akut dan dievaluasi pada hari sabtu tanggal 6 Maret 2019 dengan hasil masalah

nyeri akut teratasi dimana pada data subyektif pasien mengatakan tidak ada nyeri

pada ulu hati dan data obyektif keadaan umum pasien baik, ekspresi wajah pasien

nampak rileks, klien Nampak tenang, skala nyeri 2 (ringan) , Tekanan darah:

120/80 mmHg, Nadi: 80 kali/menit, Pernafasan: 20 kali/menit, Suhu: 36 OC.

Masalah nyeri akut teratasi dengan skala nyeri 2, kebutuhan cairan dan

elektrolit teratasi dengan klien tidak mual dan muntah lagi, kebutuhan nutrisi

teratasi dimana klien sudah dapat menghabiskan porsi makanan dan nafsu makan

sudah kembali membaik, tingkat kecemasan klien teratasi dengan klien telah

memahami proses penyakit yang diderita dan pencegahannya.

68
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil studi kasus pada asuhan keperawatan dengan Gastritis

dapat di ambil adalah :

1. Pengkajian kasus gastritis didapatkan data nyeri pada ulu hati, keadan

umum lemah, meringis, klien terlihat gelisah, skala nyeri sedang (5), P: nyeri

dirasakan ketika telat makan, Q: seperti tertusuk-tusuk, R: ulu hati, S: skala

skala sedang (5), T: hilang timbul , Tanda-Tanda Vital: TD: 110/80 mmHg,

N: 88x/menit, S : 36 OC, P: 20 x/menit, klien mual dan muntah, kurang nafsu

makan, penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan dan tampak

cemas.

2. Diagnosa keperawatan yang di ambil yaitu nyeri akut, pemenuhan kebutuhan

cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan

anxietas

3. Intervensi keperawatan yang dapat rencanakan pada kasus gastritis adalah

pain management, nutrition management, nutrition therapy dan anxietas

reduction

4. Implementasi keperawatan dilaksanakan sejak hari pertama selama 3 hari

dengan menggunakan teknik keperawatan mandiri, terapi non farmakologis,

kolaboratif dan health education, sehingga membantu mengurangi rasa nyeri

69
yang dirasakan pasien dan pemenuhan cairan dan nutrisi dan mengatasi

kecemasan pasien

5. Evaluasi keperawatan ini sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan

dan dapat teratasi pada hari ketiga perawatan.

B. Saran

1. Bagi Klien / Masyarakat

Menghindari makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi

pada lapisan lambung, seperti terlambat makan, minum alhohol, makan

makanan pedas, stress yang tinggi. Bila sudah mengalai gejala gastritis di

anjurkan serta segera chek up kerumah sakit / puskesmas terdekat.

2. Bagi Puskesmas Wajo Kota Bau-bau

Petugas kesehatan pada puskesmas diharapkan meningkatkan frekuensi

kontak dengan klien dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang

gerakan hidup sehat dan makanan sehat dan pola dan gaya hidup yang sehat.

3. Bagi Peneliti

Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini masih banyak kekurangan dan untuk

pengembangan dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan

pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian

berikutnya.

70
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika

Aziz. Alimul, (2009). Konsep Dasar Manusia. Salemba Medika. Jakarta

Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta


:EGC

Bidayatul H, (2017). Penanganan Gastritis Menggunakan Kombinasi Terapi


Akupunktur Pada Titik Zusanli (St36), Neiguan (Pc6), Neiting (St 44)
Dengan Herbal Kunyit (Curcuma Domestica Val.). Unair. Surabaya.

Dongoes. M.E (2001). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Brunner dan Suddarth, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta

Friedman, Marilyn, 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan praktik. EGC.
Jakarta.

Haryanto, A., dan Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Nurarif, A. H., dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Mediaction Jogja. Yogjakarta

Potter dan Perry, 2009. Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses dan
praktik. Vol.1. edisi 4. EGC. Jakarta

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :


Gosyen Publising.
Ronal H. Sitorus, 1996, Pedoman Perawatan Dan Pengobatan Berbagai Penyakit,
Bandung : Pionir Jaya.
SDKI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta

Slamet Suyono, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Dua Edisi Ketiga,
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Supetran, 2011. Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa
nyaman nyeri di RSUD jombang.

Wijayaningsih, KS. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. CV. Trans info media.
Jakarta

Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosa Keperawatan Intervensi Nanda Nic Noc. EGC.


Jakarta
PEMERINTAH KOTA BAUBAU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WAJO
Jalan Dr. Wahidin No. 137 Kel. Lamangga Kec. Murhum
Telp (0402') 2822829, Kode Pos 93725
Email : pu skesmaswajo@ qmail com

SURAT KETERANGAN PENELITIAN


Nomor : MSI 149

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama WAODE 5T. NURtsAYANI, SKM


Jabatan KEPALA PUSKESMAS WAJO
Lembaga/ instansi PUSKESMAS WAJO KOTA BAUBAU

Dengan ini menerangkan bahwa mah asiswa {i) POLTEKES KEMENKES,

Nama Lengkap SURBAENI NURSUBU


Stambuk P00320018231
Pradi/ Jenjang DIII KEPERAWATAN
Semester/T.A ll (Dua)

Telah selesai melaksanakan penelitian dengan judul " Asuhan Keperawatan pada Tn. L
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis Di Puskesmas Rawat lnap Wajo Kota
Baubau" mulaitanggal 04 Maret 2019 sampai selesai.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya,

Baubau, 02 )uli2AL9

p
,Q;
q,
as Wajo

lU

*
4i{
\'-o" 198803 2AL4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JL,Jond. Nasudon Na. G.l4 Anduonahu, Kata kendart 93X12
393339 *mall:

SURAT KETERANGAN BEBAS PUSTAI(A


NO : UT.04, AU r, I LLg I zALg

yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan

Kendari, menerangkan bahwa :

Nama Surbaeni Nursubu

NIM P00320018231

Tempat Tgl. Lahir Tomia, 10 November 1965

Jurusan Keperawatan RPL

Alamat Baubau

Benar-benar mahasiswa yang tersebut namanya di atas sarnpai saat ini tidak mempunyai

sangkut paut di Perpustakaan Poltekkes Kendari baik urusan peminjaman buku rnaupun urusan

administrasi lainnya.

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan sebagai syarat untuk mengikuti

uiian akhir pada Jurusan Keperawatan RPLTahun 2019

Kendari,0S Juli 2019


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
F," BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
ti* SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKN I K KESEHATAN KENDARI
Jl. Jend. A.H. Nasution. No. G.14 Anduonohu, Kota Kendari 93232
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail: poltekkeskendari@vahog.gom

SURAT KETERANGAN BEBAS ADMINIS'IRASI


Nomor: PP.03.01/5/ tqg
I 2019

Dengan inr menyatakan bahwa:

Nama : Surbaeni Nursubu


Nim : P00320018123

Benar-benar telah telah melunasi SPP Semester I s.d Vl yang terkait dengan
Jurusan Keperawatan, dengan bukti sebagai berikut:

1. Slip Pembayaran SPP Semester I s.d Semester Vl


2. Slip Pembayaran Ujian Akhir Program (UAP)

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Kendari, 8 Juli 2019


B,endahara Jurusan Keperawatan

::'.NlR;t:$960504 2arc12 1 001

Anda mungkin juga menyukai