Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

A DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : GASTRITIS
DI PUSKESMAS WAJO KOTA BAU BAU

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

OLEH
SUHARLIN
NIM. P00320018226

POLTEKKES KEMENKES KENDARI


JURUSAN KEPERAWATAN
KENDARI
2019
IIALAMAN PERSETUJUAI\I

ASUHAN KEPERAWATAIT PADA PASIEN I\tY. A DENGAIY GATTGGUAT{


SISTEM PENCERNAAN : GASTRITIS DI PUSKESMAS WAJO
KOTA BAU BAU

Disusun dan diajukan oleh :

SUHARLIN
I\[IM. P00320018226

Telah mendapatkan persetujuan Tim Pembimbing

Lena AtoY SST. MPII


NrP. 1965031s 19$903 2 001

Mengetahui,
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAI\ PADA PASIEN NY. A DENGAN GANGGUA}I


SISTEM PENCERNAAN : GASTRITIS DIPUSKESMAS
WAJO KOTA BAU BAU

Disusun dan diajukan oleh :

STIIIARLIN
NIM. P00320018226

Karya Tulis ini telah dipertahankan pada seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan
Tim Penguji pada HarilTanggal : 11 Juli 2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Menyetujui

1. Muslimin L, A.Kep. S.Pd. M.Kes

2. Akhmad, SST. M.Kes

a
Dali, SKM. M.Kes

Mengetahui,

Ketua Jurusdn Keperawatan


.l ;' '..:"'t'.

1995031001

lil
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : SUHARLIN
NIM : P00320018226
INSTITUSI : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari

Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. A Dengan Gangguan


Sistem Pencernaan : Gastritis Di Puskesmas Wajo Kota Bau
Bau

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis benar benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, ........Juli 2019

SUHARLIN

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Suharlin
2. Tempat/Tinggal Lahir : Wajo, 21 September 1981
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Buton/Indonesia
6. Alamat : Jl. Bakti Abdi
7. No.Telp/hp : 082347833367

II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri 2 Wajo tamat tahun 1996
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wajo taman tahun 1999
3. SPK Pemda Buton Tamat Tahun 2002
4. DIII Perawat Poltekkes Kendari Tahun 2018 - sekarang

v
MOTTO

Sebuah kegagalan memang sangat menyakitkan


Tetapi jangan biarkan kegagalan
Merenggut banyak hal yang akan terjadi
Maka bergegaslah untuk terus melaju kedepan
Jangan menunggu sebuah kata “ tunggu waktu yang tepat”
Karena itu akan menghancurkan impianmu Dimasa sekarang dan selanjutnya

vi
ABSTRAK

SUHARLIN (P00320018226), Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. A Dengan


Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Wajo Kota
Bau Bau. Dibimbing oleh Lena Atoy (xii + 56 + 4 Tabel + 5 lampiran). Latar
belakang; Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan,
gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga
mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk
makan. Tujuan penulisan; Mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada Pasien Ny. A
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas
wAJO Kota Bau Bau. Hasil; Pada pengkajian didapatkan data adanya nyeri perut
bagian kiri dan menjalar hingga ke ulu hati, nyeri timbul bila pasien telat makan.
Nyeri yang timbul rasanya perih dan seperti ditusuk-tusuk. Diagnosa keperawatan
yang timbul adalah nyeri (akut) b.d inflamasi mukosa lambung, keletihan
berhubungan dengan tidak ada asupan gizi, Ansietas b.d perubahan status kesehatan.
Kesimpulan; Asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastritis dapat dilakukan
dengan menghilangkan nyeri akut, mengatasi keletihan dan mengurangi kecemasan
dengan cara tindakan mandiri terapi non farmakologis, kolaboratif dan health
education. Saran; Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan
acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan referensi pembelajaran untuk menambah
pengalaman dan wawasan baik untuk peneliti maupun masyarakat secara umum.

Kata kunci : gastritis, asuhan keperawatan gastritis

Referensi : 13 Literatur (tahun 2001-2017)

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan limpahan berkah dan karunia Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk Studi kasus dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Ny. A Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis

Di Puskesmas Wajo Kota Bau Bau”.

Karya Tulis Ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada program Diploma III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

Dalam proses pembuatan hingga penyelesaian karya tulis ilmiah ini tentunya tidak

lepas dari bantuan dan motivasi yang diberikan oleh berbagai pihak, untuk itu dengan

segala kerendahan hati dan keikhlasan yang tulus penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar sebesarnya kepada Ibu Lena Atoy, SST. M.PH selaku pembimbing yang

memberikan motivasi, arahan dan masukan terhadap penulisan karya tulis ini.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Askrening, SKM.M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep. Ns. M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari

3. Kepala Puskesmas Wajo yang telah memberikan ijin pengambilan data

penelitian

4. Bapak/ibu penguji Muslimin L, .Kep. S.Pd. M.Kes, Akhmad, SST. M.Kes dan

Dali, SKM. M.Kes atas masukan saran dan kritiknya.

viii
5. Terkhusus suamiku Supardin dan anak-anakku, atas kesempatan dan bantuan

moriil maupun materiil selama pendidikan.

6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa program Khusus RPL Angkatan II, yang telah

membantu penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, semoga Allah SWT selalu

merahmati kita semua. Amin.

Kendari, Juni 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3
C. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 4
D. Metode dan Teknik Penulisan ......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Tentang Gastritis .............................................................................. 8
B. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan .......................................................... 14

BAB III LAPORAN KASUS


A. Pengkajian ........................................................................................................ 27
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................... 35
C. Rencana Tindakan Keperawatan...................................................................... 36
D. Implementasi Keperawatan.............................................................................. 41
E. Evaluasi Keperawatan...................................................................................... 42

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ........................................................................................................ 55
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................... 57
C. Rencana Tindakan Keperawatan...................................................................... 58
D. Implementasi Keperawatan.............................................................................. 60
E. Evaluasi Keperawatan...................................................................................... 62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ...................................................................................................... 64
B. Saran................................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel. 1. Rencana intervensi keperawatan

Tabel. 2. Data fokus

Tabel. 3. Analisa data

Tabel. 4. Intervensi keperawatan

Tabel. 5. Implementasi dan Evaluasi keperawatan

xi
LAMPIRAN

Lampiran. 1. Surat ijin penelitian

Lampiran. 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian

Lampiran. 3. Surat keterangan bebas pustaka

Lampiran. 5. Surat keterangan bebas admnistrasi

Lampiran. 6. Dokumentasi

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis merupakan masalah kesehatan di masyarakat. Di Indonesia

prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis sebesar 115/100.000

penduduk. Ketidakseimbangan faktor agresif dan defensif lambung dapat

menyebabkan gastritis. Faktor ini dipengaruhi antara lain oleh pola makan,

kebiasaan merokok, konsumsi NSAID dan kopi (Rafani, 2009).

Gastritis menurut Herlan tahun 2001 disebabkan oleh asupan alkohol

berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)

dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis

bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi

dan Chron’s Disease.

Penyebab gastritis paling banyak adalah infeksi dari bakteri Helicobacter

pylori(H. pylori) karena satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini

dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit

lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi

bakteri ini sejak kecil. (Soemoharjo, 2007).

Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang salah.

Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini

jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi luka kronis

1
pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau

terdapat darah pada feces dan memerlukan perawatan segera (Rafani, 2009).

Gejala pada penderita gastritis antara lain rasa tidak nyaman pada perut,

perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-

hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti

terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk

ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula

disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups) Bila penyakit

gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam

lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung.

Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).

Menurut penelitian dari WHO (World Health Organization) kematian akibat

gastritis dan duodenitis di berbagai negara pada tahun 2014 sebanyak 3840

kematian dengan rata-rata 71,1 kematian (WHO, 2014). Berdasarkan laporan dari

rumah sakit di Indonesia tahun 2006, penyebab utama kematian di rumah sakit

yang disebabkan oleh penyakit gastritis dan duodenitis sebanyak 343 kasus

dengan angka kematian rata-rata (Case Fatality Rate) sebesar 0,4% (Depkes RI,

2006). Angka kejadian gastritis di beberapa kota besar seperti Jakarta 50%,

Bandung 32,5%, surabaya 31,2 %, medan 91,6% dan Denpasar 46%. Hal

tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (Gustin, 2011).

Di Kota Bau-bau berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Tahun 2017

penyakit gastritis atau tukak lambung sebanyak 2258 kasus dengan menempati

2
urutan nomor 7 dari 10 besar penyakit, sedangkan pada tahun 2018 penyakit

gastritis menempati urutan nomor 6 dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah

3298 kasus (Profil Dinkes Kota Bau bau, 2018). Pada puskesmas Wajo dari hasil

studi pendahuluan jumlah penderita gastritis pada tahun 2017 sebanyak 98 kasus

dengan menempati urutan ke 8 dari sepuluh besar penyakit dan pada tahun 2018

dengan jumlah pasien sebanyak 125 kasus dan di puskesmas wajo didapatkan

penyakit gastritis menempati urutan ke 4 dari 10 penyakit terbesar (Profil

Puskesmas Wajo, 2018).

Berdasarkan data dan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus dengan judul “ Asuhan

Keperawatan pada Ny. A dengan Gangguan Sistem Pencernaan : gastritis di

Puskesmas Wajo Kota Bau-bau”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penilisan karya tulis ilmiah ini adalah penulis mampu

melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. A dengan Gastritis di

Puskesmas Wajo Kota Bau-bau.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan ini karya tulis ilmiah adalah agar penulis mampu:

1. Melaksanakan pengkajian pada Ny. A dengan gangguan sistem

pencernaan : Gastritis di Puskesmas Wajo Kota Bau-bau

3
2. Merumuskan diagonasa keperawatan yang tepat pada Ny. A dengan

gangguan sistem pencernaan : Gastritis di Puskesmas Wajo Kota Bau-bau

3. Merencanakan tindakan keperawatan pada Ny. A dengan gangguan sistem

pencernaan : Gastritis di Puskesmas Wajo Kota Bau-bau

4. Melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. A dengan gangguan

sistem pencernaan : Gastritis di Puskesmas Wajo Kota Bau-bau

5. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada Ny. A dengan gangguan sistem

pencernaan : Gastritis di Puskesmas Wajo Kota Bau-bau

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis

a. Upaya untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan yang telah diperoleh

selama selama perkuliahan.

b. Sebagai bahan dan media referensi bagi mahasiswa, petugas kesehatan

dan masyarakat secara umum.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi klien dan masyarakat, memberikan informasi tentang penyakit

gastritis dan perawatannya.

b. Bagi institusi pendidikan, merupakan sumbangan ilmiah bagi dunia

pendidikan dan dapat menjadi referensi atau kajian empiris untuk

peneliti selanjutnya.

c. Bagi Puskesmas, dapat dijadikan masukan untuk petugas kesehatan

agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang penyakit gastritis dan

4
perawatannya dan memaksimalkan asuhan keperawatan yang

diberikan pada pasien dengan diagnosa medis gastritis.

d. Bagi peneliti, sebagai input pengetahuan yang kedepannya mampu

digunakan oleh peneliti sebagai rujukan referensi pada kasus yang

serupa pada penelitian selanjutnya.

D. Metode dan Teknik Penelitian

1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Puskesmas

Wajo pada tanggal 11 s/d 14 Maret 2019

2. Teknik pengumpulan data

Karya Tulis Ilmiah ini memerlukan data obyektif dan relevan dengan

melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan

data sebaagai berikut :

a. Studi kepustakaan

Studi ini dilakukan dengan mempelajari isi literatur-literatur yang

berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini.

b. Studi kasus

Studi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan pada klien yang meliputi pengkajian, penerapan diagnosa

keperawatan, penyuusunan rencana tindakan, penerapan implementasi

keperawatan dan evaluasi asuhan keperawatan.

5
Untuk melengkapi data atau informasi dalam pengkajian penulis

menggunakan beberapa metode antara lain :

1) Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara

melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan

keadaan klien

2) wawancara

Mengadakan wawancara langsung terhadap klien dan keluarga klien

terkait dengan penyakit yang diderita.

3) Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan secara per sistem terhadap klien dengan cara

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

4) Studi dokumentasi

Penulis peroleh data dari medical record dan data pemeriksaan

penunjang berupa hasil pemeriksaan laboratorium

5) Metode diskusi

Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait yaitu perawat yang

bertugas saat pengambilan data di Puskesmas Wajo Kota Bau-Bau

3. Teknik penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari

lima bab, yaitu :

6
Bab I : pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat

penulisan dan teknik penulisan

Bab II: tinjauan pustaka yang mencakup konsep dasar medis meliputi

definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik

dan penatalaksanaan. Sedangkan konsep dasar keperawatan meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan

Bab III : Tinjauan kasus yang mencakup hasil pengkajian, analisa data,

diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan

evaluasi.

Bab IV : pembahasan kasus yang berisi perbandingan antara teori

keperawatan dan kasus yang di amati

Bab V : penutup yang meliputi kesimpulan dan saran

Diakhiri dengan daftar pustaka yang memuat referensi yang dipergunakan

dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Gastritis

1. Pengertian

Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa

lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Gastritis (penyakit maag) adalah

penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau

meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau

peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.

Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Charlene. J, 2001).

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa

lambung. Gastritis adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di

klinik penyakit dalam pada umumnya (Slamet Suyono, 2001).

Peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun yang

disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri

Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung

yang pekat. Helicobacter pylori bersifat mikroaerofilik yaitu tumbuh baik

pada lingkungan dengan kandung CO2 10%, O2 tidak lebih dari 5%, suhu

antara 33-400 C, kelembaban 100%, pH 5,5-8,5, mati dalam suasana

anaerobik, kadar O2 normal, dan suhu dibawah 280 C. Helicobacter pylori

hidup pada bagian gastrum antrum, lapisan mukus lambung yang menutupi

8
mukosa lambung dan dapat melekat pada permukaan epitel mukosa lambung

(Sutaatmaja, 2007).

2. Penyebab Gastritis

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya

sebagai berikut :

a. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar

kasus merupakan penyakit ringan dan sembuh dengan sempurna. Salah

satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk

penyakit yang berat adalah gastritis erosif/ gastritis hemoragik. Disebut

gastritis hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai pendarahan

mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti

hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai

inflamasi pada mukosa lambung tersebut (Slamet Suyono, 2001).

Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan

minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu

penyebab iritasi mukosa lambung. (Anderson, 2007).

b. Gastritis kronik

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gastritis kronik belum dapat

diketahui secara pasti tetapi ada dua faktor predisposisi penting yang bisa

meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non infeksi.

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan

9
manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi antara

lain bakteri H. Pylori. Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan

Syphilis, infeksi parasit dan infeksi virus. Gastritis non infeksi meliputi

gastropati akibat zat kimia dan gastropati uremik yang terjadi akibat gagal

ginjal. (Wehbi, 2008)

3. Patofisiologi

Adanya gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor defensif

yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa. Faktor agresif adalah

asam lambung, pepsin, AINS, infeksi bakteri Helicobacter pylori, bahan

korosif yang meliputi asam dan basa kuat. Sedangkan faktor defensif yaitu

mukus, bikarbonas mukosa, prostaglandin mikrosirkulasi. Dalam keadaan

normal, faktor defensif dapat mengatasi faktor agresif sehingga tidak terjadi

kerusakan/ kelainan patologi (Arif Mansjoer, 2001).

4. Manifestasi Klinik

Keluhan-keluhan yang disampaikan oleh penderita sakit maag atau gastritis

meliputi rasa tidak enak di uluhati dalam jangka waktu tertentu , Nyeri,

pedih atau rasa terbakar, tertusuk, teriris di uluhati, dapat juga dibelakang

tulang dada atau menjalar ke belakang (punggung). Rasa sakit ini dapat

berkurang, tetap atau bertambah jika perut diisi makanan (sesudah makan).

Pada penderita sakit maag/ gsatritis berkurang setelah muntah. Rasa sakit ini

ada yang dirasakan pada pagi/ siang hari, dan ada juga yang dirasakan

10
terutama pada malam hari, sampai-sampai penderita terbangun dari tidurnya

ditengah malam akibat rasa sakit yang hebat.

Selain rasa nyeri uluhati, penderita sakit maag/ gastritis mengeluh rasa penuh

di perut bagian atas terutama sesudah makan, cepat kenyang, kembung,

bersendawa, mual, muntah, rasa asam di mulut (A.B. Wardoyo, 2007).

5. Diagnosis

Untuk mendiagnosis sakit maag/ gastritis pada pasien-pasien dengan

keluhan-keluhan yang telah diterangkan diatas tidak terlalu sulit dan

diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan rontgen lambung/

usus 12 jari bisa juga dilakukan dengan endoskopi yaitu sebuah alat optik

yang dimasukkan melalui mulut ke lambung. Dengan demikian keadaan

lambung dapat diketahui dengan jelas kelainan apa yang diderita pasien

(Ronald H. Sitorus, 1996).

6. Pengobatan Gastritis.

Menurut Endang Lanywati (2001) Pengobatan yang dilakukan terhadap

penyakit gastritis, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

a. Pengobatan umum.

1) Usahakan dapat beristirahat cukup.

2) Hindari stres, dan usahakanlah untuk menghilangkan ketegangan

ataupun kecemasan.

3) Diet makan yang sesuai, jangn minum alkohol, dan hentikan

kebiasaan merokok.

11
Diet penyakit gastritis yaitu mengkonsumsi makanan lunak dalam

porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam,

berhenti merokok dan minum minuman beralkohol dan

mengkonsumsi antasida sebelum makan (Misnadiarly, 2009).

b. Pengobatan khusus.

Macam atau jenis obat yang diberikan dalam pengobatan para penderita

gastritis, adalah sebagai berikut:

1) Antasida.

Antasida merupakan obat yang umum yang paling banyak digunakan

dalam terapi penyakit gastritis, meskipun sebenarnya bukanlah

merupakan obat penyebuh tukak yang ada, namun hanya befungsi

sebagai pengurang rasa nyeri. Antasida berfungsi utuk

mempertahankan pH cairan lambung antara 3-5. Obat antasida ini

harus diberikan minimal satu jam setelah makan. Hal ini disebabkan

adanya efek buffer dari makanan dan merupakan jangka waktu yang

diperlukan untuk mengosongkan kembali isi lambung. Dengan cara

ini, maka penggunaan antasida dalam dosis yang cukup akan dapat

menetralisir asam lambung selama dua jam berikutnya (3 jam

sesudah makan). Upaya pengobatan gastritis yaitu mengatasi

kedaruratan medis yang terjadi dan menghindari penyebab yang

dijumpai, serta pemberian obat-obatan H2 blocking, antasid atau

12
obat-obatan ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat

infeksi kuman H. Pylori bertujuan untuk mengeradikasi kuman

tersebut. (Inayah, 2004).

2) Simetidin dan Ranitidin.

Kedua obat yang tergolong dalam jenis anti-histamin ini, merupakan

obat-obatan yang tergolong baru jika dibandingkan dengan antasida.

Kedua obat tersebut berfungsi untuk merintangi secara selektif efek

histamin terhadap reseptornya dalam jaringan lambung. Sehingga

dengan demikian, sekresi asam lambung dan pepsin dapat ditekan,

nilai pH cairan lambung akan bertambah, tukak lambung berkurang,

dan keluhan nyeri dapat berkurang atau bahkan hilang.

7. Penatalaksanaan

a. Hindari alkohol dan makanan pedas

b. Diet mengandung gizi seimbang

c. Berikan cairan secara parenteral.

d. Bila pendarahan terjadi, lakukan prosedur penanganan hemoragi pada

saluran gastrointestinal atas.

e. Intubasi,

f. Berikan analgesik dan sedatif, antasid serta cairan intravena.

g. Lakukan Endoskopi fiberoptik bila diperlukan.

13
h. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan

perforasi. (Smeltzer at al, 2001).

B. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan Kasus Gastritis

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang sangat

menentukan keberhasilan sebuah proses keperawatan oleh karen itu

membutuhkan kecermatan dan ketelitian pada tahap ini. Pengkajian dapat

dilakukan minimal sekali, tetapi dapat dilakukan beberapa kali secara

teratur, misal setiap jam pada pasien kritis. Teknik pengkajian meliputi :

a. Anamnesa ; terdiri dari 1) biodata yaitu nama lengkap, umur, jenis

kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,

pekerjaan dan alamat. dan 2) riwayat penyakit dan kesehatan antara

lain: a) keluhan utama; biasanya pada penyakit gastritis ini, nyeri di

ulu hati dan perut sebelah kanan bawah sering menjadi alasan pertama

klien ke fasilitas pelayanan kesehatan, b) riwayat kesehatan sekarang

meliputi awal dari perjalanan penyakitnya, gejala yang dirasakan

klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor

pencetus dan upaya untuk mengatasi masalah tersebut, c) riwayat

kesehatan masa lalu meliputi penyakit yang berhubungan dengan

penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat

dan d) riwayat kesehatan keluarga. 3) riwayat psikososial 4) riwayat

spiritual

14
b. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik

terdapat nyeri tekan pada epigastrik.

2) Tanda-tanda vital

Suhu tubuh kadang akan meningkat, pernapasan cepat dan dangkal

dan tekanan darah cenderung menurun

3) B1(breath) : takhipnea

4) B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,

pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.

5) B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat

terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.

6) B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.

7) B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak

toleran terhadap makanan pedas.

8) B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

c. Fokus Pengkajian Aktifitas sehari-hari

1) Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap

aktivitas)

2) Sirkulasi

Gejala : kelemahan, berkeringat

15
Tanda : - hipotensi (termasuk postural)

- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)

- nadi perifer lemah

- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)

- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan

darah)

- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan

status syok,

nyeri akut, respons psikologik)

3) Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),

perasaan tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,

perhatian

menyempit, gemetar, suara gemetar.

4) Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena

perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan

dengan GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah

gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik

feses.

Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi

16
- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif

setelah perdarahan.

- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau

kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea),

konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).

- haluaran urine : menurun, pekat.

5) Makanan / Cairan

Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang

diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka

duodenal).

- masalah menelan : cegukan

- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah

Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah,

dengan atau tanpa bekuan darah, membran mukosa kering,

penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan

kronis).

6) Neurosensi

Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar,

kelemahan.

Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak

cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma

(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).

17
7) Nyeri / Kenyamanan

Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa

terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa

ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan

hilang dengan makan (gastritis akut).

- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke

punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan

antasida (ulkus gaster).

- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi

kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang

dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).

- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).

- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-

obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor

psikologis.

Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,

berkeringat, perhatian menyempit.

8) Keamanan

Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA

Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar

(menunjukkan sirosis / hipertensi portal)

9) Penyuluhan / Pembelajaran

18
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang

mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan

perdarahan GI.

Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau

diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus,

atau episode muntah berat.

Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme,

hepatitis, gangguan makan (Gangguan Gastrointestinal )

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.

b. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake yang

c. tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia

e. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik

f. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit

3. Rencana Intervensi

No Diagnosa Intervensi Rasional

Keperawatan

1 Nyeri (akut) 1. Puasakan 1. Mengurangi

berhubungan pasien di 6jam inflamasi pada

19
dengan inflamasi pertama, mukosa lambung,

mukosa lambung. 2. Berikan 2. Dilatasi gaster

Tujuan: makanan lunak dapat terjadi bila

Setelah dilakukan sedikit demi pemberian makanan

tindakan sedikit dan setelah puasa terlalu

keperawatan selama 3. berikan cepat,

1 x 24 jam minuman 3. Posisi yang tepat

- Nyeri klien hangat, dan dirasa nyaman

berkurang atau 4. Atur posisi oleh klien dapat

hilang. yang nyaman mengurangi resiko

- Skala nyeri 0. bagi klien. klien terhadap nyeri.

- Klien dapat relaks. 5. Ajarkan teknik 4. Dapat membuat

- Keadaan umum distraksi dan klien jadi lebih baik

klien baik. reklasasi. dan melupakan nyeri.

6. Kolaborasi 5. Analgetik dapat

dalam memblok reseptor

7. pemberian nyeri pada susunan

analgetik. saraf pusat.

2 Volume cairan 1. Penuhi 1. Intake cairan yang

kurang dari kebutuhan adekuat akan

20
kebutuhan tubuh individual. mengurangi resiko

berhubungan Anjurkan dehidrasi pasien

dengan intake yang klien untuk 2. menunjukkan

tidak adekuat dan minum status dehidrasi atau

output cair yang (dewasa : 40- kemungkinan

berlebih (mual dan 60 c/kg/jam). peningkatan

muntah) 2. Awasi tanda- kebutuhan

- Tujuan : tanda vital, penggantian cairan.

Setelah dilakukan evaluasi 3. Aktivitas/muntah

tindakan turgor kulit, meningkatkan

keperawatan pengisian tekanan intra

1x24jam,masalah kapiler dan abdominal dan dapat

kekurangan volume membran mencetuskan

cairan pasien dapat mukosa perdarahan lanjut.

teratasi. 3. Pertahankan 4.Mengganti

Kriteria Hasil : tirah baring, kehilangan cairan

Mempertahankan mencegah yang hilang dan

volume cairan muntah dan memperbaiki

adekuat dengan tegangan keseimbanngan cairan

dibuktikan oleh pada defekasi segera.

mukosa bibir 4. Berikan 5. Cimetidine dan

21
lembab, turgor kulit terapi IV line ranitidine berfungsi

baik, pengisian sesuai untuk menghambat

kapiler berwarna indikasi sekresi asam lambung

merah muda, input 5. Kolaborasi

pemberian

cimetidine

dan ranitidine

3 Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan 1. Menjaga nutrisi

kebutuhan tubuh pasien untuk tetap terpenuhi dan

b/d anorexia makan sedikit mencegah terjadinya

Tujuan : demisedikit mual dan muntah

Setelah dilakukan dengan porsi kecil yang berlanjut.

tindakan namun 2. Untuk

keperawatan 3x24 sering. mempermudah pasien

jam kebutuhan 2. Berikan dalam mengunyah

nutrisi pasien dapat makanan yang makanan.

terpenuhi lunak dan 3. kebersihan mulut

Kriteria hasil : makanan yang di akan merangsang

- Keadaan umum sukai pasien/di nafsu makan pasien.

cukup gemari. 4. Mengetahui status

22
-Turgor kulit baik 3. lakukan oral nutrisi pasien.

- BB meningkat higyne 2x 5. Mempercepat

- Kesulitan sehari pemenuhan

menelan berkurang 4. timbang BB kebutuhan nutrisi

pasien setiap dengan pemberian

hari dan pantau menu yang tepat

turgor sasaran.

kulit,mukosa bibir

dll

5. Konsultasi

dengan tim

ahli gizi dalam

pemberian

menu.

4 Intoleransi aktifitas 1. Observasi 1. Mengetahui

b/d kelemahan fisik sejauh mana aktivitas yang dapat

Tujuan : Klien klien dapat dilakukan klien.

dapat beraktivitas. melakukan 2. Menigkatkan

Kriteria hasil : aktivitas. istirahat klien.

- Klien dapat 2. Berikan 3. Membantu bila

23
beraktivitas tanpa lingkungan yang perlu, harga diri

bantuan, tenang. ditingkatkan bila

3. Berikan Skala aktivitas 0-1

bantuan dalam 4. Klien tahu

aktivitas. pentingnya

4. Jelaskan beraktivitas.

pentingnya 5.Tirah baring dapat

beraktivitas bagi meningkatkan

klien. stamina tubuh pasien

5. Tingkatkan sehinggga pasien

tirah baring dapat beraktivitas

atau duduk dan kembali.

berikan obat

sesuai dengan

indikasi

klien melakukan

sesuatu sendiri.

5 Ansietas b/d 1. Awasi respon 1. Dapat menjadi

perubahan status fisiologi indikator derajat takut

kesehatan,ancaman misalnya: yang dialami pasien,

24
kematian dan nyeri. takipnea, tetapi dapat juga

Tujuan : palpitasi, pusing, berhubungan dengan

Setelah dilakukan sakit kondisi fisik atau

tindakan kepala, sensasi status syok.

keperwatan kesemutan. 2.Membuat hubungan

1x24jam pasien 2.Dorong terapeutik

Kriteria hasil : pernyataan takut 3.Melibatkan pasien

-Mengungkapkan dan ansietas, dalam rencana asuhan

perasaan dan berikan umpan dan menurunkan

pikirannya secara balik. ansietas yang tak

terbuka 3. Berikan perlu tentang

-Melaporkan informasi yang ketidaktahuan.

berkurangnya akurat. 4.Memindahkan

cemas dan takut 4.Berikan pasien dari stresor

-Mengungkapkan lingkungan yang 5.Membantu

mengerti tenang untuk menurunkan takut

tentangpeoses istirahat. melalui pengalaman

penyakit 5. Dorong orang menakutkan menjadi

-Mengemukakan terdekat seorang diri.

menyadari terhadap untuk tinggal 6.Belajar cara untuk

apa yang dengan rileks dapat

25
diinginkannya yaitu pasien. membantu

menyesuaikan diri 6. Tunjukan menurunkan takutdan

terhadap perubahan teknik relaksasi. ansietas

fisiknya luar,

meningkatkan

relaksasi, dapat

meningkatkan

keterampilan

koping.

26
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian dengan metode auto anamnesa dan allo anamnesa

yaitu pengumpulan data dan menggunakan teknik pengumpulan data melali studi

kepustakaan dengan mempelajari isi literatur-literatur yang berhubungan dengan

karya tulis ini. Studi kasus menggunakan proses keperawatan dengan pendekatan

observasi dan wawancara selain itu melakukan pengamatan langsung dan

pemeriksaan secara langsung dengan metode per sistem melalui inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi. Hasil pengkajian penulis sajikan sebagai berikut :

1. Identitas Klien

Klien berinsial Ny. A no.regester 00282 umur 48 tahun, jenis kelamin

perempuan beragama islam, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga,

status perkawinan sudah kawin, biaya pengobatan ditanggung oleh KIS.

Klien masuk tanggal 11 maret 2019, klien dirawat di ruang perawatan

puskesmas dengan diagnosa medis gastritis akut.

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri pada ulu hati dan diserta mual, muntah dan

pusing

27
b. Faktor pencetus

Klien mengatakan nyeri terjadi sejak dua hari yang lalu dan terjadi saat

telat makan dan makan makanan keras yaitu ubi kayu.

c. Upaya untuk meringankan keluhan

Klien berusaha mengatasi nyeri dengan minum air gula dan obat antasida,

namun hanya berefek sementara saja.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan tidak pernah operasi dan dirawat dirumah sakit

sebelumnya, klien tidak memiliki riwayat alergi dengan obat-obatan, dalam

keluarga tidk ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dia

rasakan, tidak pula ada riwayat keturunan maupun penyakit menular. Obat-

obatan yang pernah dikonsumsi adalah antasida.

4. Genogram

28
Keterangan :
: laki-laki

U
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah

5. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Dalam pengkajian ini terlihat bahwa kondisi pasien lemah, kesadaran

kompos mentis, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan

darah 110/60 mmHg, denyut nadi 88 kali permenit, pernapasan 20 kali

permenit dan suhu 35,50C

b. Pemeriksaan pernapasan (B1 : breathing) : inspeksi dada hasilnya

simetris antara kanan dan kiri, hidung simetris, lidah ada serat dan cairan,

tidak ada pernapasan cuping hidung, auskultasi tidak ditemukan suara

napas tambahan

c. Pemeriksaan cardiovaskuler (B2 : Bleeding) : pemeriksaan palpasi tidak

ada nyeri tekan, perkusi kesan redup pada daerah jantung, tidak ada

pembesaran jantunng, tidak ada benjoaln , suara jantung normal, akral

dingin, capilary refill < 3 detik

29
d. Pemeriksaan persarafan (B3 : Brain) : GCS : 15 (E4V5M6), ekspresi

wajah nampak meringis, skelera mata berwarna putih, konjugtiva anemis,

kelopak mata membuka spontan, penglihatan, pendengaran dan

penciuman baik, orientasi baik.

e. Pemeriksaan Eliminasi (B4 : Bladder) : hasil pemeriksaan didapatkan

frekuensi berkemih 4-5 kali sehari, warna kuning dengan bau khas

amoniak, tidak ada nyeri tekan pada daerah kandung kemih.

f. Pemeriksaan eliminasi alvi (B5 : Bowel) : hasil pemeriksaan ditemukan

ada penurunan nafsu makan, frekuensi bab 1 kali sehari dengan

konsistensi lunak

g. Pemeriksaan tulang, otot dan integumen (B6 : Bone ) : hasil pemeriksaan

ditemukan adanya infus yang terpasang pada tangan kanan, jenis infus RL

28 tetes per menit, tidak ditemukn hematom, pergerakan sendi normal,

tidak ada kelemahan otot, tidak ada nyeri, tidak ada fraktur dan tidak

menggunakan alat bantu mobilitas.

6. Pola aktifitas sehari sehari

Dalam pemeriksaan ini ditemukan pola aktifitas klien setelah sakit

ditemukan porsi makan tidak dihabiskan (hanya ½ porsi). Kebiasaan minum

air putih sebelum sakit 5-6 gelas per hari dan pada saat sakit hanya 3-4 gelas

sehari. Minuman yang disukai adalah teh. Aktivitas dan istrahat klien

mengatakan tidak ada gangguan.

7. Terapi medis

30
Terapi yang didapatkan saat ini adalah infus RL 28 tetes permenit, injeksi

ranitidin 1 ampul/8jam IV dan vitamin B6 2 x1 sehari.

8. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium dengan hasil :

PLT : 80

WBC : 3,1

LED : 2.3

B. Data Fokus

Nama pasien : Ny. A

No. Register : 00282

Umur : 48 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Diagnosa medis : Gastritis

Tanggal pengkajian : 11 Maret 2019

Data Subyektif Data Obyektif

1. Klien mengatakan nyeri pada 1. Klien tampak meringis

perut atas bagian tengah 2. Klien tampak lemah

2. Klien mengatakan mual dan 3. Klien tampak cemas

muntah setiap terlambat makan 4. Porsi makan tidak dihabiskan

3. Klien mengatakan badan lemas (1/2 porsi)

4. Skala nyeri : 6 (nyeri sedang) 5. Klien nampak pucat

31
5. Klien mengatakan minumnya 6. TTV : TD;110/60mmHg,

sedikit 3-4 gelas perhari RR;20x/m, HR; 88x/m; T;

6. Klien bertanya tanya tentang 35,50C)

penyakitnya 7. Terpasang infus RL 28 tetes

7. Klien kuatir penyakitnya sering permenit

kambuh 8. Porsi makan tidak dihabiskan

C. Analisis Data

Dari hasil pengkajian tersebut di atas dapat dianalisa sebagai berikut :

Data Etiologi Masalah

DS: Inflamasi mukosa Nyeri Akut berhbungan

 Klien mengatakan lambung dengan inflamasi

nyeri pada perut atas mukosa lambung

bagian tengah Sekresi asam lambung

 Skala nyeri : 6 (nyeri meningkat

sedang)

DO : Iritasi lambung

 KU lemah

 klien nampak Nyeri

meringis

32
 TTD : 110/60 mmHg

DS: penurunan tonus otot dan keletihan berhubungan

 Klien mengatakan peristaltik lambung dengan tidak ada asupan

mual dan muntah gizi untuk metabolisme

setiap terlambat refluks isi duodenum ke

makan lambung

 Klien mengatakan

minumnya sedikit 3- rangsangan mual dan

4 gelas perhari muntah

 Porsi makan tidak

dihabiskan asupan gizi tidak ada

 Klien mengatakan

badan terasa lemas keletihan

DO :

 KU lemah

 Terpasang infus RL

28 tetes per menit

 HR : 88x/m

DS: peningkatan asam Anxietas berhubungan

33
 Klien bertanya tanya lambung lambung dengan perubahan status

tentang penyakitnya kesehatan.

 Klien mengatakan perubahan status

kuatir penyakitnya kesehatan

sering kambuh

DO : kurang informasi

 Klien tampak cemas kesehatan

 HR : 88x/m

kurangnya pengetahuan

kecemasan

D. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut b.d inflamasi mukosa lambung d.d Klien mengatakan nyeri pada

perut atas bagian tengah, Skala nyeri : 6 (nyeri sedang), klien nampak

meringis.

2. Keletihan b.d tidak adak asupan gizi untuk metabolisme d.d klien

mengatakan mual dan muntah setiap terlambat makan, porsi makan tidak

dihabiskan, KU lemah, terpasang infus RL 28 tetes per menit

34
3. Anxietas b.d perubahan status kesehatan d.d klien bertanya tanya tentang

penyakitnya, klien mengatakan kuatir penyakitnya sering kambuh, klien

tampak cemas, HR : 88x/m.

35
E. Rencana Tindakan Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan

No. dx Diagnosa keperawatan Nursing outcome Nursing intervention

clasification (NOC). clasification (NIC)

1. Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi Setelah dilakukan tindakan Pain Management :

mukosa lambung perawatan selama 3 x 24 1. Lakukan pengkajian

DS: jam. Klien diharapkan : nyeri secara

 Klien mengatakan nyeri pada peruta bagian Pain level komprehensif

tengah Control comfort Level 2. Monitor tand tanda vital

 Skala nyeri : 6 (nyeri sedang) kriteria hasil : 3. Gunakan teknik

DO : - mampu mengotrol nyeri komunikasi terapeutik

 KU lemah - Skala nyeri ringan (0-3). untuk mengetahui

 Klien nampak meringis - Keadaan umum baik. penglaman nyeri pasien

 TTD : 110/80 mmHg 4. Ajarkan tentang teknik

36
mengurangi nyeri

dengan non farmakologi

5. Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

6. Tingkatkan kualitas

istirahat

7. Kolaborasi dengan tim

kesehatan lain bila ada

keluhan dan tindakan

nyeri yang tidak

berhasil

2. Keletihan berhubungan dengan tidak ada asupan Setelah dilakukan tindakan Nutrition management

gizi untuk metabolisme Keperawatan selama 1. Pantau intake dan

DS: 3x24jam, Klien diharapkan output cairan individual

37
 Klien mengatakan mual dan muntah Dapat : 2. Kaji ulang kebutuhan

 Klien mengatakan minumnya sedikit 3-4 Nutritional status : food cairan

gelas perhari and fluid intake 3. Buatkan jadwal minum

DO : Kriteria Hasil : dalam 24 jam dan

 KU lemah - Turgor kulit baik pastikan minuman

 Terpasang infus RL 28 tetes per menit - Tidak ada mual dan disukai klien

 HR : 88x/m muntah 4. Anjurkan untuk minum

- Volume minuman 8 dan makan dengan

gelas per hari perlahan sesuai

medikasi

5. Pertahankan infus/iv

line selama dibutuhkan.

6. Kolaborasi pemberian

cimetidin dan ranitidin

38
3. Anxietas berhubungan dengan perubahan status Setelah dilakukan tindakan Anxietas Reduction

kesehatan. Keperawatan 1x24 jam 1. Berikan penilaian

DS: klien diharapakan dapat : tentang tingkat

 Klien bertanya tanya tentang penyakitnya Anxiety Control pengetahuan pasien

 Klien mengatakan kuatir penyakitnya Kriteria hasil : tentang proses penyakit

sering kambuh - Klien dan keluarga yang spesifik

DO : menyatakan memahami 2. Gambarkan tanda dan

 Klien tampak cemas tentang penyakit, kondisi gejala yang biasa

 HR : 88x/m pencegahan dan muncul penyakit

pengobatan gastritis dengan cara

- Klien dan keluarga yang tepat

mempu melaksanakan 3. Identifikasi

prosedur yang dijelaskan kemungkinan penyebab

dengan benar dengan cara yang tepat

39
4. Sediakan informasi pada

pasien tentang kondisi

dengan cara yang tepat

5. Diskusikan perubahan

gaya hidup yng

mungkin diperlukan

untuk mencegah

komplikasi di masa

mendatang atau proses

mengontrolan penyakit.

40
F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Hari/Tgl Hari/tgl


Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
Keperawatan Jam Jam

Nyeri akut b/d selasa, 1. Mengkaji lokasi dan skala selasa, S. pasien mengatakan masih

inflamasi mukosa 12/3- nyeri. Hasil : lokasi nyeri 12/3- nyeri pada ulu hati

lambung 2019 ulu hati, skala nyeri ; 5 2019 O. KU tampak lemah

14.25 2. Memeriksa TTV. Hasil; A. Masalah belum teratasi

TD:120/80 mmHg P. Lanjutkan semua intervensi

3. Anjurkan untuk

15.00 menghindari makanan

yang dapat merangsang

peningkatan asam

lambung

4. Penatalaksanaan

41
16.25 pemberian obat:

Ranitidine. Hasil; injeksi

ranitidine 1 amp/8 jam

Keletihan b/d selasa, 1. Memantau pemasukan selasa, S. pasien mengatakan masih

tidak ada asupan 12/3- dan pengeluaran cairan. 12/3- sering mual dan muntah

gizi untuk 2019 Hasil: tidak ada tanda- 2019 O. KU nampak lemah

metabolisme 09.10 tanda dehidrasi. A. Masalah belum teratasi

10.10 2. Mengkaji ulang S. Intervensi dilanjutkan

kebutuhan cairan. Hasil:

pasien banyak minum air

putih

10.30 3. Menganjurkan pasien

untuk minum dan makan

42
dengan perlahan sesuai

indikasi

12.20 4. Penatalaksanaan

pemberian cairan IV.

Hasil terpasang infus RL

28 tetes pemenit

13.45 5. Penatalaksanaan terapi :

hasil ; injeksi ranitidine 1

amp/8 jam

Anxietas b/d Selasa 1. Memberikan penilaian Selasa, S. Klien mengatakan mengerti

perubahan status 12/3- tentang tingkat 12/3- tentang penanganan

keehatan 2019 pengetahuan pasien 2019 penyakitnya

10.20 terhadap proses Klien mengatakan berharap

43
penyakitnya ingin cepat sembuh dan bisa

11.10 2. Gambarkan tanda dan pulang

gejala yang biasa muncul O. Keadaan umum baik. Klien

pada penyakitnya dengan terlihat tenang.

cara yang tepat Klien dapat menyebutkan

11.25 3. Identifikasi tentang proses penyakitnya

kemungkinan penyebab A. Masalah teratasi sebagian

dengan cara yang tepat. P. intervensi dilanjutkan

Hasil: klien mengatakan

saat telat makan akan

merasakan nyeri pada

ulu hati.

12.30 4. Sediakan bagi keluarga,

informasi tentang

44
kemajuan pasien dengan

cara yang tepat. Hasil :

keluarga memahami

perkembangan kesehatan

klien.

14.25 5. Diskusikan perubahan

gaya hidup yang

mungkin diperlukan

untuk mencegah

komplikasi dimasa yang

akan datang dan proses

pengontrolan penyakit

Nyeri akut b/d Rabu, 1. Mengkaji lokasi dan Rabu, S. pasien mengatakan nyeri

inflamasi mukosa 13/3- skala nyeri. Hasil : lokasi 13/3- pada ulu hati mulai berkurang

45
lambung 2019 nyeri ulu hati, skala 2019 O. KU tampak lemah

nyeri ; 4 13.00 Pasien tampak tenang

2. Memeriksa TTV. Hasil; A. Masalah belum teratasi

09.45 TD:120/80 mmHg P. Lanjutkan semua intervensi

3. Menganjurkan untuk

10.15 menghindari makanan

yang dapat merangsang

peningkatan asam

lambung

4. Penatalaksanaan

10.30 pemberian obat:

Ranitidine. Hasil; injeksi

ranitidine 1 amp/8 jam

46
Keletihan b/d Rabu, 1. Memantau pemasukan Rabu, S. pasien mengatakan masih

tidak ada asupan 13/3- dan pengeluaran cairan. 13/3- sering mual dan muntah

gizi untuk 2019 Hasil: tidak ada tanda- 2019 O. KU nampak lemah

metabolisme 10.10 tanda dehidrasi. A. Masalah belum teratasi

2. Mengkaji ulang S. Intervensi dilanjutkan

10.35 kebutuhan cairan. Buat

jadwal 24 jam dan rute

yang digunakan pastikan

mnuman yang disukai.

3. Menganjurkan pasien

11.00 untuk minum dan makan

dengan perlahan sesuai

indikasi.

4. Penatalaksanaan

47
14.25 pemberian cairan IV.

Hasil terpasang infus RL

28 tetes pemenit

5. Penatalaksanaan terapi :

15.15 hasil ; injeksi ranitidine 1

amp/8 jam

Anxietas b/d Rabu, 1. Memberikan penilaian Rabu, S. Klien mengatakan mengerti

kurang perubahan 13/3- tentang tingkat 13/3- tentang penanganan

status kesehatan 2019 pengetahuan pasien 2019 penyakitnya

10.15 terhadap proses Klien mengatakan berharap

penyakitnya ingin cepat sembuh dan bisa

11.10 2. Gambarkan tanda dan pulang

gejala yang biasa muncul O. KU membaik. Klien terlihat

48
pada penyakitnya dengan tenang.

cara yang tepat Klien dapat menyebutkan

12.35 3. Identifikasi tentang proses penyakitnya

kemungkinan penyebab A. Masalah teratasi sebagian

dengan cara yang tepat. P. intervensi dilanjutkan

Hasil: klien mengatakan

saat telat makan akan

merasakan nyeri pada

ulu hati.

13.20 4. Sediakan bagi keluarga,

informasi tentang

kemajuan pasien dengan

cara yang tepat. Hasil :

keluarga memahami

49
perkembangan kesehatan

klien.

14.20 5. Diskusikan perubahan

gaya hidup yang

mungkin diperlukan

untuk mencegah

komplikasi dimasa yang

akan datang dan proses

pengontrolan penyakit

Nyeri akut b/d Kamis, 1. Mengkaji lokasi dan Kamis, S. pasien mengatakan nyeri

inflamasi mukosa 14/3- skala nyeri. Hasil : lokasi 14/3- pada ulu hati sudah jauh

lambung 2019 nyeri ulu hati, skala 2019 berkurang

09.50 nyeri ; 3 O. KU membaik

10.10 2. Memeriksa TTV. Hasil; Ekspresi wajah tenang

50
TD:120/70 mmHg A. Masalah teratasi

10.20 3. Anjurkan untuk P. intervensi 3 dan 4

menghindari makanan dilanjutkan

yang dapat merangsang

peningkatan asam

lambung. Hasil: pasien

makan bubur dan

menghindari makanan

pedas dan bergas

13.45 4. Penatalaksanaan

pemberian obat:

Ranitidine. Hasil; injeksi

ranitidine 1 amp/8 jam

51
Keletihan b/d kamis, 1. Memantau pemasukan dan Kamis, S. pasien mengatakan tidak

tidak ada asupan 14/3- pengeluaran cairan. Hasil: 14/3- mual dan muntah

gizi 2019 tidak ada tanda-tanda 2019 O. KU membaik

09.40 dehidrasi. Infus di aff

10.10 2. Menganjurkan pasien A. Masalah teratasi

untuk minum dan makan S. Intervensi selesai

dengan perlahan sesuai Pasien boleh di pulangkan

indikasi

12.20 3. Penatalaksanaan

pemberian cairan IV.

Hasil terpasang infus RL

28 tetes pemenit

13.45 4. Penatalaksanaan terapi :

hasil ; injeksi ranitidine 1

52
amp/8 jam

Anxietas b/d Kamis 1. Memberikan penilaian Kamis, S. Klien mengatakan sudah

perubahan status 14/3- tentang tingkat 6/3-2019 paham dan mengerti tentang

kesehatan 2019 pengetahuan pasien 13.45 penyakitnya

11.00 terhadap proses

penyakitnya O. Keadaan umum baik. Klien

2. Gambarkan tanda dan terlihat tenang.

gejala yang biasa muncul A. Masalah teratasi

pada penyakitnya dengan P. intervensi selesai. Pasien

cara yang tepat pulang

3. Sediakan bagi keluarga,

11.25 informasi tentang

kemajuan pasien dengan

53
cara yang tepat. Hasil :

keluarga memahami

11.35 perkembangan kesehatan

klien.

4. Diskusikan perubahan

gaya hidup yang

mungkin diperlukan

untuk mencegah

komplikasi dimasa yang

11.45 akan datang dan proses

pengontrolan penyakit

54
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan pengambilan data oleh perawat dengan ditandai

pengumpulan informasi yang bersifat terus menerus dan sebagai keputusan

profesional yang mengandung arti sebagai informasi yang dikumpulkan.

Pengumpulan data bersumber dari pasien maupun keluarga dengan mekanisme

wawancara, pemeriksaan fisik, serta pengalaman anggota keluarga yang

dilaporkan. (padila,2012).

Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada Ny. A sesuai dengan teori yang

telah di jabarkan tersebut di atas dengan menggunakan format pengkajian

keperawatan menurut Gordon (2011) dengan metode wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik dan juga menggali informasi dari pengalaman anggota

keluarga untuk memenuhi data dan informasi yang diperlukan dalam proses

asuhan keperawatan.

Berdasarkan anamnesa pasien mengeluhkan adanya nyeri perut bagian kiri

dan menjalar hingga ke ulu hati, nyeri timbul bila pasien telat makan. Nyeri yang

timbul rasanya perih dan seperti ditusuk-tusuk. Pasien juga sering mengkonsumsi

milanta. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah B,

(2017). Bahwa pasien gastritis akan mengalami nyeri perut bagian kiri dan

menjalar hingga ke ulu hati, nyeri timbul bila pasien telat makan. Nyeri yang
timbul rasanya perih dan seperti ditusuk-tusuk. Mukosa lambung berperan

penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila

mukosa lambung rusak, maka terjadi difusi HCl ke mukosa lambung dan HCl

akan merusak mukosa. Keberadaan HCl di mukosa lambung menstimulasi

perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan histamin

dari sel mast. Histamin akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler

sehingga terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan

edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung

(Mawey, 2014 dan Rizkianil, 2009). Stres yang berkepanjangan merupakan salah

satu faktor pemicu karena mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung.

Gastritis sering dihubungkan dengan keadaan psikologis seseorang. Produksi

asam lambung akan meningkat pada keadaan stress, seperti beban kerja yang

berlebihan, cemas, takut atau terburu-buru. Kadar asam lambung yang meningkat

akan menimbulkan ketidaknyamanan pada lambung (Maulidiyah, 2006).

Selain itu penulis mendapatkan data bahwa pasien sering telat makan dan juga

makan makanan pedas. Hal ini sesuai pernyataan bahwa orang yang memiliki

pola makan tidak teratur, mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut

harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditundanya pengisian, asam lambung akan

mencerna lapisan mukosa lambung, karena ketika kondisi lambung kosong, akan

terjadi gerakan peristaltik lambung bertambah intensif yang akan merangsang

peningkatan produksi asam lambung sehingga dapat timbul rasa nyeri diulu hati

(Ikawati, 2010).

56
B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,

keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan

intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat

perawat.

Berdasarkan pengkajian dan analisa data pada kasus yang dilakukan pada Ny.

A diagnosa yang diangkat penulis yaitu nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa

lambung, keletihan berhubungan dengan tidak ada asupan gizi, Ansietas b/d

perubahan status kesehatan.

Nyeri akut adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak

menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau pontesial

atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa: awitan yang tiba-tiba

atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat

diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 6 bulan. Diagnosa keperawatan

tersebut ditegakkan oleh penulis karena pada saat pengkajian ditemukan data

klien mengatakan nyeri pada perut bagian tengah, akibat peningkatan asam

lambung, keadan umum lemah, klien nampak meringis, klien terlihat gelisah,

skala nyeri sedang (5), P: nyeri dirasakan ketika telat makan, Q: seperti tertusuk-

57
tusuk, R: ulu hati, S: skala skala sedang (6), T: hilang timbul , Tanda-Tanda

Vital: TD: 110/80 mmHg, N: 88x/menit, S : 36 OC, P: 20 x/menit.

Diagnosa kedua diangkat oleh penulis yaitu Keletihan b.d tidak adak asupan

gizi untuk metabolisme, dimana penulis menemukan data klien mengatakan mual

dan muntah setiap terlambat makan, porsi makan tidak dihabiskan, KU lemah,

terpasang infus RL 28 tetes per menit. Sedangkan diagnosa ke tigas yaitu

anxietas b.d perubahan status kesehatan menemukan data klien bertanya tanya

tentang penyakitnya, klien mengatakan kuatir penyakitnya sering kambuh, klien

tampak cemas, HR : 88x/m.

C. Rencana Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang

diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.

Intervensi dilakukan dengan ONEC yaitu (Observation) yaitu rencana tindkan

mengkaji tau melaksanakan observasi terhadap kemajuan klien untuk memantau

secara langsung dan dilakukan secara kontinu, (Nursing) yaitu rencana tindakan

yang dilakukan untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah perluasan

masalah, (Education) adalah rencana tindakan yang berbentuk pendidikan

kesehatan dan (Colaboration) yaitu tindakan kerjasama dengan tim kesehatan

lain yang dilimpahkan sebagian pelaksanaannya kepada perawat.

58
Intervensi keperawatan mengacu pada NOC dan NIC sebagai panduan dalam

mengambil intervensi, dimana penulis menggunakan intervensi pain

management pada diagnosa nyeri akut, intervensi nutrition management pada

diagnosa pemenuhan kebutuhan cairan, intervensi nutrition therapy pada

diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan anxiety reduction pada

diagnosa anxietas. Hal ini sesuai dengan Nursing Intervetion Classification

menurut Joanne and Bulechek (2017).

Intervensi keperawatan merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana

tujuan yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari intervensi

keperawatan yaang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,

2005). Diagnosa keperawatan yang diangkat selanjutnya dibuat rencana asuhan

keperawatan sebagai tindakan pemecah masalah keperawatan dimana penulis

membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian

menetapkan tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan tindakan yang

tepat.

Perencanaan disusun berdasarkan konsep teori yang telah didapatkan untuk

diterapkan secara aktual pada pasien Ny. A dengan Gastritis dalam masalah

kebutuhan dan respon keluarganya mendasari penyusunan rencana keperawatan

berdasarkan diagnosis keperawatan pada pasien Gastritis disesuaikan dengan

kondisi aktual yang ditemukan.Tindakan yang direncanakan yaitu : Lakukan

pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,

59
frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi, Ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi

(teknik napas dalam), Atur posisi pasien yang Membuat nyaman, Kolaborasi

dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil, dan Berikan

Health Education.

Rencana intervensi yang diambil oeh penulis untuk penatalaksanaan diagnosa

kedua yaitu keletihan b.d tidak adanya asupan gizi untuk metabolisme adalah

Nutrition management dengan rencana tindakan mandiri observasi intake dan

output makanan dan minuman, menghitung kebutuhan cairan, membuat jadwal

minum dan makan serta tindakan kolaboratif pemberian cairan infus dan

kolaborasi pemberian cimetidin dan ranitidin. Sedangkan diagnosa ke tiga yaitu

anxietas b.d perubahan status kesehatan penulis mengambil rencana tindakan

yaitu anxietas reduction dengan rencana tindakan mandiri yaitu health education

tentang penyakit klien, peningkatan kemampuan kognitif dan perubahan gaya

hidup.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan yang penulis lakukan

kepada pasien sesuai dengan intervensi, sehingga kebutuhan pasien dapat

terpenuhi (wilkinson, 2011). Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan

disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan berdasarkan teori (NIC) yaitu

: 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi. 2. Pemelih rute

60
pemberian IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur. 3. Mengajarkan teknik

nonfarmakologi yaitu teknik napas dalam 4. Memberikan analgetik untuk

mengurangi nyeri 5. Mengkolaborasi dengan tim medis jika ada keluhan dan

tindakan mengatasi nyeri tidak berhasil.

Implementasi yang direncanakan telah dilaksanakan, pasien dapat

memperaktekkan latihan Teknik relaksasi napas dalam untuk menurunkan

intensitas nyeri sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh

penulis.

Pelaksanaan tindakan dalam mengatasi keletihan merujuk pada outcome yang

telah ditetapkan yaitu food and fluid intake, maka penulis melaksanakan NIC

nutrition management dengan tindakan antara lain, memantau pemasukan dan

pengeluaran cairan, mengkaji ulang kebutuhan cairan. membuat jadwal makan

dan minum selama 24 jam dan rute yang digunakan. menganjurkan pasien untuk

minum dan makan dengan perlahan sesuai porsi yang sudah disediakan oleh

puskesmas dan kobarasi pemberian cairan infus RL 28 tetes pemenit serta injeksi

ranitidine 1 amp/8 jam. Implementasi ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Joane and Bulechek (2017) bahwa untuk mencapai NOC; status nutrisi

beberapa tindakan yang dapat diambil diantaranya manajemen nutrisi, kontrol

berat badan.

Dalam mengatasi anxietas, penulis melaksanakan rencana tindakan dengan

meningkatkan kemampuan kognitif klien dengan health education tentang

gastritis dan cara menanggulanginya serta bagaimana cara merubah gaya hidup

61
dan pola makan yang teratur. Tindakan yang diberikan berupa penyuluhan

kesehatan dengan memberikan leaflet dan diskusi. Seluruh tindakan keperawatan

yang telah direncanakan untuk penatalaksanaan diagnosa 1-3 dilaksanakan

selama 3 hari yaitu tanggal 12 – 14 Maret 2019.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki proses

keperawatan yang menandakannseberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi perawat

untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,

perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan (Nursalam, 2010).

Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan yaitu nyeri

akut dan dievaluasi pada hari kamis tanggal 14 Maret 2019 dengan hasil masalah

nyeri akut teratasi dimana pada data subyektif pasien mengatakan tidak ada nyeri

pada perut bagian tengah dan data obyektif keadaan umum pasien baik, ekspresi

wajah pasien nampak rileks, klien Nampak tenang, skala nyeri 0 (tidak ada) ,

Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 80 kali/menit, Pernafasan: 20 kali/menit,

Suhu: 36OC.

Diagnosa keperawatan kedua yaitu keletihan pada evaluasi hari ketiga pada

tanggal 14 maret 2019 didapat hasil evaluasi, klien mengatakan sudah tidak mual

dan muntah, klien mengatakan sudah dapat minum dan makan sesuai jadwal dan

porsi yang disediakan, keadaan umum baik, klien tampak lebih segar. Masalah

keletihan teratasi.

62
Diagnosa anxietas di evaluasi pada hari ke tiga pada tanggal 14 maret 2019

didapatkan hasil evaluasi klien mengatakan sudah paham dan mengerti tentang

penyakitnya, keadaan umum baik. klien terlihat tenang. Masalah teratasi dan

pasien di pulangkan hari kamis tanggal 14 Maret 2019.

63
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan umum dari hasil studi kasus ini adalah:

1. Pengkajian keperawatan pada pasien gastritis ditemukan data nyeri pada

perut bagian tengah lemah, gelisah, skala nyeri sedang, mual dan muntah

porsi makan tidak dihabiskan cemas, dan peningkatan tanda-tanda vital.

2. Diagnosa keperawatan yang di ambil yaitu nyeri (akut) b.d inflamasi

mukosa lambung, keletihan berhubungan dengan tidak ada asupan gizi

untuk metabolisme dan Ansietas b.d perubahan status kesehatan.

3. Intervensi keperawatan direncakan selama 3 hari dengan menggunakan

teknik terapi non farmakologis, kolaboratif dan health education. sehingga

membantu menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien dan pemenuhan

cairan dan nutrisi serta mengurangi kecemasan

4. Implementasi dilakukkan sejak hari pertama sejak dilakukan pengkajian

kepada pasien sampai hari ketiga dengan tindakan yang sesuai perencanaan

5. Evaluasi pada hari ketiga semua masalah keperawatan pada pasien gastritis

dapat teratasi dan pasien diperbolehkan pulang.

64
B. Saran

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses

keperawatan pada pasien Gastritis penulis menyarankan :

1. Bagi Klien / Masyarakat

Untuk klien agar berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang

menyebabkan resiko infeksi pada lapisan lambung, terutama minum obat

secara teratur sesuai dengan indikasi yang di anjurkan serta chek up kerumah

sakit / puskesmas terdekat di lingkungan tempat tinggal serta menjalankan

program perawatan lanjut seperti istirahat, makan-makanan yang dianjurkan

pada klien dengan kasus gastritis, dan mengkonsumsi obat secara teratur

untuk pemulihan dan proses penyembuhan.

2. Bagi Puskesmas Wajo Kota Bau-bau

Petugas kesehatan baik itu perawat agar selalu menerapkan konsep asuhan

keperawatan yang komprehensif dan meningkatkan frekuensi kontak dengan

klien.

3. Bagi Peneliti

Dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kreativitas serta dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran untuk

menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan asuhan

keperawatan pada pasien gastritis.

65
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika

Aziz. Alimul, (2009). Konsep Dasar Manusia. Salemba Medika. Jakarta

Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta


:EGC

Bidayatul H, (2017). Penanganan Gastritis Menggunakan Kombinasi Terapi


Akupunktur Pada Titik Zusanli (St36), Neiguan (Pc6), Neiting (St 44)
Dengan Herbal Kunyit (Curcuma Domestica Val.). Unair. Surabaya.

Dongoes. M.E (2001). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Brunner dan Suddarth, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta

Friedman, Marilyn, 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan praktik. EGC.
Jakarta.

Haryanto, A., dan Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Nurarif, A. H., dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Mediaction Jogja. Yogjakarta

Potter dan Perry, 2009. Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses dan
praktik. Vol.1. edisi 4. EGC. Jakarta

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :


Gosyen Publising.
Ronal H. Sitorus, 1996, Pedoman Perawatan Dan Pengobatan Berbagai Penyakit,
Bandung : Pionir Jaya.
SDKI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta

Slamet Suyono, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Dua Edisi Ketiga,
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Supetran, 2011. Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa
nyaman nyeri di RSUD jombang.

Wijayaningsih, KS. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. CV. Trans info media.
Jakarta

Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosa Keperawatan Intervensi Nanda Nic Noc. EGC.


Jakarta

2
PEMERINTAH KOTA BAUBAU
DINAS KESEHATAN
PUSKESHIAS WAJO
Jalan Dr. Wahidin No. 137 Kel. Lamangga Kec. Murhum
Telp (0402' 2822829, Kode Pos Q3725
Ema il : Bu skesmqswajE@guAilEpm

Nomor : 445/ \66

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : WAODE ST. NURBAYANI, SKM


Jabatan : KEPAI-A PUSKESMAS WAJO
Lembagal instansi : PUSKESMAS WAJO KOTA BAUBAU

Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa (i) POLTEKES KEMENKES,

Narna Lengkap SUHARLIN


Stambuk P0a32AA1'8226
Prodiljenjang DIII KEPERAWATAIU
Semester/ T.A Il (Dua)

Telah selesai rnelaksanakan penelitian dengan judul " Asuhan Keperawatan pada pasien
Ny. A Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis Di Wilayah Kerja puskesmas
Wajo
Kota Baubau" mulaitanggal 04 Maret 201g sampai selesai.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

11 198803 20t4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNI K KESEHATAN KENDARI
JL.Jend. Nasution No. G.l4 Anduonahu, Kota kendari 93232
Telp, (0401 ) 390492.Fax(0401 ) 393339 e-mail : poltekkeskendari@yahoo.com

SURAT KETERANGAN BEBAS PUSTAKA


No: UT.04.aLnn6sl2aLe

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan

Kendari, menerangkan bahwa :

Nama SUHARLIN

NIM P00320018226

Tempat Tgl. Lahir Wajo, 21September L981

Jurusan Keperawatan RPL

Alamat Bau-Bau

Benar-benar mahasiswa yang tersebut namanya di atas sampai saat ini tidak nrempunyai

sangkut paut di Perpustakaan Poltekkes Kendari baik urusan peminjaman buku maupun urusan

administrasi lainnya.

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan sebagai syarat untuk mengikuti

ujian akhir pada Jurusan Keperawatan Tahun 2019

197509141999032001
.Ea'#fff#{5#*#ffi=#$={ffift*@
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI :
Jl. Jend. A.H. Nasution. No. G.14 Anduonohu, Kota Kendari 93232
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail: pqltekkeskendari@yaho

SURAT KETERANGA,N BEBAS ADMINISTRASI


Nomor: PP.03.01/51 Te
l2A1g

Dengan ini menyatakan bahwa;

Nama : suharlin
Nim : P00320018226

Benar-benar telah telah melunasi SPP Semester I s.d Vl yang terkait dengan
Jurusan Keperawatan, dengan bukti sebagai berikut:

1. Slip Pembayaran SPP Semester I s.d Semester Vl


2. Slip Pembayaran Ujian Akhir Program (UAP)

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Kendari, 8 Juti 2019


:,BendAhara Jurusan Keperawatan

ry/[
i R-, S. Keo
:19860504 2A1A12 1 001

Anda mungkin juga menyukai