DISUSUN OLEH :
KHUMAIROTUL ULYA
P.1337420919105
1
ABSTRAK
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1
ABSTRAK.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................ 3
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN 5
A. Latar Belakang................................................................... 5
B. Web Of Causation.............................................................. -
B. Diagnose Keperawatan....................................................... 14
C. Intervensi Keperawatan...................................................... 15
D. Implementasi....................................................................... 16
E. Evaluasi............................................................................... 18
B. Saran................................................................................... 23
DAFTAR PUSATAKA 24
LAMPIRAN 25
3
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran WOC
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu keperawatan memiliki cakupan yang sangat luas, kajiannya
meliputi biopsikososiokultural. Praktek keperawatan sendiri ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang terganggu karena
penyakit atau ketidakmampuan yang disebabkan oleh faktor lain, baik dari
segi fisik maupun psikologis.
Respiratoy Distress Syndrom (RDS) atau sindrom distress
pernafasan merupakan sindrom gawat nafas yang disebabkan defisiensi
surfaktan terutama pada bayi yang baru lahir dengan masa gestasi kurang
(Suriadi dan Yulianni, 2006). Secara klinis bayi dengan RDS
menunjukkan takipnea, pernafasan cuping hidung, retraksiinterkosta dan
subkosta, expiratory grunting (merindih) dalam beberapa jam pertama
kehidupan. Tanda-tanda klinis lain, seperti hipoksemia, hiperlabia dan
asidosis respiratory atau asidosis campuran ( Kompas, 2012).
Klien dengan gangguan nafas sedang dan ketidakseimbangan
nutrisi menjadi perhatian perawat untuk mencegahnya. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan perawat dalam mengintervensi gangguan pernafasan
dan ketidakseimbangan nutrisi adalah dengan memberikan tindakan
pemberian oksigen dan memenuhi nutrsisi.
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan di RS masalah
ketidakefektifan pola nafasa dan ketidakseimbangan nutrsisi pada pasien
dengan gangguan nafasa sedang pada By. N didapatkan observasi nafas
dan nutrisi pada klien.
5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.N DENGAN
A. Data Demografi
1. Klien / Pasien
Inisial klien : Bayi Ny. N
Tanggal lahir : 15 Oktober 2019
Agama : Islam
Alamat : Semarang
Diagnosa Medis : Gangguan Nafas Sedang
2. Orang Tua / Penanggung Jawab
Ibu
Nama : Ny. N
Umur : 26 tahun
Hub. Dengan klien : Ibu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Semarang
Ayah
Nama : Tn. S
Umur : 31 tahun
Hub. Dengan klien : Ayah
Pekerjaan : Nelayan
Pendidikan : SMA
6
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Semarang
B. Riwayat Klien
1. Riwayat Kehamilan
ANC : Ibu klien mengatakan rutin memeriksakan kehamilanya ke dokter
Sp.Og ( lebih dari 4x)
Riwayat penggunaan obat – obatan : Ibu rajin minum tablet Fe dengan nilai
Hb yang normal.
2. Riwayat persalinan
Usia gestasi : 31 minggu
BB lahir : 1100 gram
Jenis Persalinan : SC
Apgar score :7-8-9
APGAR- 10
0 1 2 1 menit5 menit
SCORE menit
Tak ada < 100 >100 Denyut jantung 1 2 2
Tak ada Tak teratur Baik Pernafasan 1 1 2
Lemah Sedang Baik Tonus otot 1 1 1
Tak ada Meringis Menangis Peka rangsang 2 2 2
Biru/ putih Merah jambu Merah jambu Warna 2 2 2
Ujung2 biru
Total 7 8 9
3. Riwayat alergi
Tidak ada alergi pada ibu klien
7
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit dalam keluarga
Ibu klien mengatakan tidak menderita penyakit keturunan lainnya seperti
DM, Hipertensi dan Asam Urat yang diderita oleh kedua keluarga dari
Ayah maupun Ibu By.A
8
h. Residu OGT :-
i. Ada reflek menghisap
4. Cairan
a. Jenis minuman : ASI
b. Turgor kulit : kembali dengan segera < 2 detik
c. Bibir : lembab, berwarna merah muda
d. Ubun ubun : tidak cekung
e. Mata : conjungtiva tidak anemis
f. Kapilary refil : < dari 2 detik
5. Istirahat tidur
a. Status tidur – terjaga : klien tertidur terus, bangun saat terasa lapar,
BAB dan BAK
b. Kualitas tidur : kuat, baik, bayi tidur 16 jam perhari.
6. Aktivitas
a. Gerakan : aktif
b. Tangisan : kuat
c. System Muskuloskeletal: Tonus otot baik, tidak terjadi gangguan
9
- Sklera : normal
- Telinga : bentuk simetris, bersih
- Hidung : bentuk simetris, tidak ada serumen, bersih
- Leher : bentuk normal
3. Dada, Paru-paru dan Jantung
- Pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi
- Ictus cordis tidak teraba
- suara paru vesikuler
- suara jantung s1 s2 murni
4. Abdomen
- Bentuk simetris
- Tidak terdapat distensi abdomen
- Lambung tympani
- Sudah BAB
5. Alat Kelamin
- Tidak ada kelainan
- Bayi berjenis kelamin perempuan
- Kebersihan terjaga bersih
- Tidak ada kemerahan/iritasi
6. Ekstermitas
- Atas : Simetris kanan dan kiri, lengkap tidak ada kelainan, terlihat
bersih, SpO2 98%, tidak ada oedema. Akral dingin
- Bawah : simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan, terlihat bersih
Gerakan aktif
7. Perkembangan refleks
Bayi memiliki reflek moro yang baik, reflek menggengam ada, refleks
menghisap belum begitu kuat namun sudah bisa, menangis ketika di
stimulasi.
10
F. Pengkajian Psikososial
1. Respon Hospitalisasi
Tidak dapat dikaji
2. Pengetahuan orang tua tentang kondisi bayi
Orang tua klien tahu tentang kondisi klien
3. Kunjungan orang tua terhadap bayi
Ibu menengok bayi 2-3 kali dalam sehari bergantung dengan waktu kerja
sang ibu.
4. Interaksi orang tua dan bayi
Klien dengan ibu bertemu 2-3 kali dalam sehari, namun ibu tidak menyusui
klien karena klien masih terpasang OGT.
5. Suasana hati orang tua
Orang tua senang anaknya telah lahir kedunia dan senang melihat anaknya
mulai tampak sehat walaupun anaknya memiliki kelainan pada parunya.
G. Terapi Obat
Obat Dosis Ket
D10%+Na = 20 ml, K = 6,5 ml 4ml/jam IV
Ivelip 20% 0,6 ml/jam IV
Amenosteril 6% 3ml/jam IV
Ampicilin 60mg/12jam IV
Gentamicin 5,5mg/36jam IV
Cagluemas 0,6ml/12jam IV
Ameroilin 4mg/12jam IV
Cefotaxim 55mg/8jam IV
11
H. Data Penunjang
1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 19 Oktober 2019
KIMIA KLINIK
Calcium 2.59 2.12 – 2.52
mmol/L
Elektrolit
Natrium 125 136 – 145
mmol/L
Kalium 4.8 3.5 – 5.0
mmol/L
Chlorida 90 95 – 105
mmol/L
CPR Kuantitatif / HsCRP
Catatan : serum ikterik
12
2. Pemeriksaan Radiologi
Tanggal :15 / 10/ 2019
Klinis : Gangguan Nafas Sedang
Tampak terpasang gastric tube dengan ujung distal pada hemiabdomen kiri
setinggi corpus vertebra L.3
COR : CTR = 42%
Bentuk dan letak jantung normal
PULMO : Corakan vaskular tampak meningkat
Tampak bercak perihiler kiri dan paacardial kanan
Hernidiafragma kanan setinggi costa 9 posterior
Sinus cotofrenikus kanan kiri lancip
ABDOMEN
Tampak terpasang umbilical catheter dengan ujung oranial setinggi
corpus vertebra Th.10
Jumlah dan distribusi udara usus normal
Tak tampak dilatasi dan distensi loop usus
Tampak udara minimal pada cavum pelvis
Tak tampak free air
KESAN :
Cor tak membesar
Gambaran neonatal pneumonia
Abdomen dalam batas normal
13
I. Daftar Masalah
No Tgl/jam Data fokus Masalah Ttd
1. 28/10/2019 DS : - Ketidakefektifan pola
nafas bd
DO :
hiperventilasi
J. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas bd hiperventilasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang
14
K. Intervensi
15
L. Implementasi
16
lahir dibawah terpasang nasal
penghangatan (dalam kanul
inkubator) 3. Kulit berwarna
5. Mengkaji status pernafasan kuning
dan meposisikan ventilasi kemerahan, akral
yang maksimal pada bayi dingin
dengan ganjal pada bahu 4. Posisi supinasi
dan pemberian
ganjal pada bahu
agar
memaksimalkan
ventilasi
29/ 10 /2019 Ketidakseimb 1. Memonitor residu pada 1. Hasil residu bayi
angannutrisi OGT bayi berwarna
14.15 WIB
kurang dari kecoklatan ±5ml
kebutuhan
tubuh b.d
intake yang
kurang
3 30/ 10/ 2019 Ketidakefekti 1. Memonitor tanda tanda 1. S : 36.4oC, RR:
fan pola vital dan warna kulit 61x/menit, Nadi
09.00 WIB
nafas 166x/ menit,
berhubungan warna kulit
dengan kuning kemerahan
hiperventilasi 2. Mengkaji status pernafasan 2. Posisi supinasi
dan meposisikan ventilasi dan pemberian
yang maksimal pada bayi ganjal pada bahu
dengan ganjal pada bahu agar
memaksimalkan
ventilasi
17
30/ 10 /2019 Ketidakseimb 1. Memonitor residu pada 1. OGT bayi tidak
angannutrisi OGT bayi ada residu
09.15 WIB
kurang dari 2. Memberikan diit ASI 2ml 2. Diit masuk, bayi
kebutuhan melalui OGT setiap 3jam tidak muntah
tubuh b.d sekali
intake yang
kurang
M. Evaluasi
Diagnosa
No Tanggal Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan
1. 30/10/2019 Ketidakefektifan S:-
pola nafas
10.00 WIB O : Bayi tidak menggunakan alat bantu nafas
berhubungan
(nasal kanul), S: 36,4oC, N: 145x/menit, RR:
dengan
66x/menit; kulit bayi berwarna pink, BAB
hiperventilasi
(+), BAK (+), posisi supinasi, terpasang
penghangat incubator
P : Lanjutkan intervensi:
18
mengenai perawatan bayi dengan gangguan
nafas sedang
2 30/10/2019 Ketidakseimbangan S : -
nutrisi kurang dari
10.00 WIB O : residu pada OGT bayi sudah tidak ada, bayi
kebutuhan tubuh
telah diberikan program diit pemberian ASI
b.d intake yang
2ml/3 jam, BB saat ini 1195 gram
kurang
P : Lanjutkan intervensi
19
BAB III
PEMBAHASAN
a. Analisa kasus
Pasien dengan gangguan nafas sedang akan memperlihatkan
tandaketidakefektifan pola nafas dan ketidakseimbangan nutrisi, ini
dirasakan sebagai rasa tidak nyaman atau tertekan di ada gangguan nafas.
Gejala klinis fokal maupun umum dari gangguan nafas sedang
ditandai dengan adanya etidakefektifan pola nafas dan menyebabkan
kurangnya nutrisi yang masuk sehingga menyebakan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Klien atas nama By. N dengan diagnosa medis gangguan nafas
sedang, terpasang alat bantu nafas CPAP dengan FiO2 21% , Flow
5L/menit, nadi: 145x/menit RR: 60 x/menit, nampak klien menggunakan
otot bantu nafas maka dapat diambil diagnosa keperawatan
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi. Dan BB
saat lahir 1100 gram, BB saat ini 1195 gram, klien diberikan diit ASI
2ml/jam, klien terpasang infus D10% + NaCl 3% 20ml + KCL 6,5ml
dengan dosis 4ml/jam, maka dapat diambil diagnosa keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang. Maka harus dilakukan intervensi keperawatan
untuk menangani ketidakefektifan pola nafas dan
ketidakseimbangannutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
20
menunjukkan takipnea, pernafasan cuping hidung, retraksiinterkosta dan
subkosta, expiratory grunting (merindih) dalam beberapa jam pertama
kehidupan. Tanda-tanda klinis lain, seperti hipoksemia, hiperlabia dan
asidosis respiratory atau asidosis campuran ( Kompas, 2012).
Klien dengan gangguan nafas sedang dan ketidakseimbangan
nutrisi menjadi perhatian perawat untuk mencegahnya. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan perawat dalam mengintervensi gangguan pernafasan
dan ketidakseimbangan nutrisi adalah dengan memberikan tindakan
pemberian oksigen dan memenuhi nutrsisi.
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan di RS masalah
ketidakefektifan pola nafasa dan ketidakseimbangan nutrsisi pada pasien
dengan gangguan nafasa sedang pada By. N didapatkan observasi nafas
dan nutrisi pada klien.
Klien dengan gangguan nafas sedang dan ketidakseimbangan
nutrisi menjadi perhatian perawat untuk mencegahnya. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan perawat dalam mengintervensi pola nafas dan
nutrisi.
Intervensi ketidakefektifan pola nafas : monitor tanda tanda vital
dan warna kulit, posisikan supinasi, pasang nassal kanul bayi, tempatkan
bayi baru lahir dibawah penghangatan (dalam inkubator), kaji status
pernafasan, kimbang BB bayi setiap hari, berikan informasi kepada
keluarga mengenai perawatan bayi dengan gangguan nafas sedang.
Sedangkan intervensi ketidakseimbangan nutrsi kurang dari
kebutuhan tubuh : kaji refleks menghisap dan menelan, ajarkan pada ibu
untuk merangsang bayi minum ASI, berikan ASI setiap 2 jam sekali,
timbang BB setiap hari.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah ditulis oeh penulis dan
dilakukan sejak 28 –30 Oktober 2019 pada By. N dengan ketidakefektifan
pola nafasdan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh pada gangguan
nafas sedang di Bangsal PBRT RSUP Dr Kariadi penulis dapat
menyimpulkan bahwa : Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada
klien didapatkan data bahwa klien terlihat sesak nafas dan nutrisi kurang.
Masalah keperawatan yang muncul pada klien yaitu ketidakfektifan pola
afas dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah ketidakefektifan pola nafas dan ketidakseimangan
nutrisi pada By. N dapat teratasi dengan kriteria hasil sesak nafas
berkurang dan nuyrisi terpenuhi.
Setelah diberikan intervensi maka evaluasi nya bayi tidak
menggunakan alat bantu nafas (nasal kanul), S: 36,4oC, N: 145x/menit,
RR: 66x/menit; kulit bayi berwarna pink, BAB (+), BAK (+), posisi
supinasi, terpasang penghangat incubator. Dan residu pada OGT bayi
sudah tidak ada, bayi telah diberikan program diit pemberian ASI 2ml/3
jam, BB saat ini 1195 gram. Maka masalah keperawtan ketidakefektifan
pola nafas dan ketidakseimbangan nutrisi kuang dari kebutuhan tubuh
teratasi sebagian.
22
B. Saran
Dalam mengelola klien dengan gangguan nafas sedang harus
benar-benar dierhatikan rr dan spo2 apalagi pada bayi.
23
DAFTAR PUSTAKA
24