Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.K DENGAN


RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM
DI RUANG PBRT RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH :
ANNISA HASNA YUANIHSAN
P.1337420919058

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019

1
ABSTRAK

Respiratoy Distress Syndrom (RDS) atau sindrom distress pernafasan


merupakan sindrom gawat nafas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada
bayi yang baru lahir dengan masa gestasi kurang (Suriadi dan Yulianni, 2006). Secara
klinis bayi dengan RDS menunjukkan takipnea, pernafasan cuping hidung,
retraksiinterkosta dan subkosta, expiratory grunting (merindih) dalam beberapa jam
pertama kehidupan. Tanda-tanda klinis lain, seperti hipoksemia, hiperlabia dan
asidosis respiratory atau asidosis campuran ( Kompas, 2012).
Berdasarkan analisa pembahasan diperoleh hasil, tahap pengkajian didapatkan
bahwa klien mengalami gangguan pernafasan. Diagnosa keperawatan pada kasus
tersebut adalah ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi dan
ketidakseimbangan utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang kurang. Perencanaan didapatkan bahwa intervensi yang selama ini ada dalam
teori mampu mengatasi masalah ketidakefektifan pola nafasa dan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada gangguan nafas sedang di rumah sakit.
Cara untuk mengatasi ketidakefektifan pola nafas dengan memberikan
oksigen, dan ketidakseimbangan nutrisi dengan memberikan ASI, Tujuan dilakukan
asuhan keperawatan adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan klien
gangguan pernafasan sedang fokus studi ketidakefektifan pola nafas dan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hasil yang didapatkan selama
3 x 24 jam adalah masalah teratasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan selama
pemberian implementasi. Mengingat pentingnya pengelolaan ketidakefektifan pola
nafas dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuha tubuh pada klien gangguan
pernafasan sedang maka perawat perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap
pengelolaan nafas dan nutrisisnya dengan memperhatikan pola nafas dan intake
outpute pasien sesuai dengan keadaan pasien.

Kata Kunci: asuhan keperawatan, neonatal, RDS

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1
ABSTRAK.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................ 3
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN 5
A. Latar Belakang................................................................... 5

B. Web Of Causation.............................................................. -

BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN 6


A. Pengkajian........................................................................... 6

B. Diagnose Keperawatan....................................................... 14

C. Intervensi Keperawatan...................................................... 15

D. Implementasi....................................................................... 16

E. Evaluasi............................................................................... 18

BAB III PEMBAHASAN 20


A. Analisa Kasus..................................................................... 20

B. Analisa Intervensi Keperawatan......................................... 21

BAB III PENUTUP 22


A. Kesimpulan.......................................................................... 22

B. Saran................................................................................... 23

DAFTAR PUSATAKA 24
LAMPIRAN 25

3
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran WOC

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu keperawatan memiliki cakupan yang sangat luas, kajiannya
meliputi biopsikososiokultural. Praktek keperawatan sendiri ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang terganggu karena penyakit atau
ketidakmampuan yang disebabkan oleh faktor lain, baik dari segi fisik maupun
psikologis.
Respiratoy Distress Syndrom (RDS) atau sindrom distress pernafasan
merupakan sindrom gawat nafas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama
pada bayi yang baru lahir dengan masa gestasi kurang (Suriadi dan Yulianni,
2006). Secara klinis bayi dengan RDS menunjukkan takipnea, pernafasan
cuping hidung, retraksiinterkosta dan subkosta, expiratory grunting (merindih)
dalam beberapa jam pertama kehidupan. Tanda-tanda klinis lain, seperti
hipoksemia, hiperlabia dan asidosis respiratory atau asidosis campuran (
Kompas, 2012).
Klien dengan gangguan nafas sedang dan ketidakseimbangan nutrisi
menjadi perhatian perawat untuk mencegahnya. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan perawat dalam mengintervensi gangguan pernafasan dan
ketidakseimbangan nutrisi adalah dengan memberikan tindakan pemberian
oksigen dan memenuhi nutrsisi.
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan di RS masalah
ketidakefektifan pola nafasa dan ketidakseimbangan nutrsisi pada pasien
dengan gangguan nafasa sedang pada By. N didapatkan observasi nafas dan
nutrisi pada klien.

5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.K DENGAN

GANGGUAN NAFAS SEDANG

DI RUANG PBRT RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Tanggal Pengkajian : 11 November 2019


Ruang/RS : Ruang PBRT RSUP Dr. Karaidi Semarang

A. Data Demografi
1. Klien / Pasien
Inisial klien : Bayi Ny. K
Tanggal lahir : 4 November 2019
Agama : Islam
Alamat : Semarang
Diagnosa Medis : Respiratoy Distress Syndrom – BBLR- Aterm
2. Orang Tua / Penanggung Jawab
Ibu
Nama : Ny. K
Umur : 41 tahun
Hub. Dengan klien : Ibu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Lasem, Rembang
Ayah
Nama : Tn. S
Umur : 42 tahun
Hub. Dengan klien : Ayah
Pekerjaan : Nelayan

6
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Laem, Rembang

B. Riwayat Klien
1. Riwayat Kehamilan
ANC : Ibu klien mengatakan rutin memeriksakan kehamilanya ke bidan,
kemudian di rujuk ke RSUD Rembang untuk mendapatkan penanganan lebih
lanut dikarenakan kehamilan Ny.K bermasalah yaitu janin mengalami fetal
distress
2. Riwayat penggunaan obat – obatan
Ibu rajin minum tablet Fe dengan nilai Hb yang normal.
3. Riwayat persalinan
Usia gestasi : 33 minggu
BB lahir : 2160 gram
Jenis Persalinan : SCTP + MOW
Apgar score :0-7-9
APGAR- 10
0 1 2 1 menit5 menit
SCORE menit
Tak ada < 100 >100 Denyut jantung 0 2 2
Tak ada Tak teratur Baik Pernafasan 0 1 1
Lemah Sedang Baik Tonus otot 0 1 2
Tak ada Meringis Menangis Peka rangsang 0 1 2
Biru/ putih Merah jambu Merah jambu Warna 0 2 2
Ujung2 biru
Total 0 7 9

7
4. Riwayat alergi
Tidak ada alergi pada ibu klien
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit dalam keluarga
Ibu klien mengatakan memiliki penyakit Hipertensi dan Diabetus Mellitus tipe
2
D. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Penampilan umum
a. Keadaan Umum
KU baik, bayi bergerak namun kurang aktif
b. Pemeriksaan Tanda – tanda vital
RR : 60x/menit
Suhu : 36.6oC
Nadi : 145x/menit
SpO2 : 98 %
2. Oksigenasi
Klien terpasang alat bantu nafas O2 HFNC dengan FiO2 35% , Flow
6L/menit
Irama nafas : Iegular (tidak teratur)
Kedalaman nafas : dangkal
Penggunaan alat bantu nafas : ada
Penggunaan otot bantu napas : ada otot bantu nafas , tidak ada sianosis,
pernafasan cuping hidung (+)
3. Nutrisi
a. Berat Badan lahir : 2160 gr
b. Berat Badan Sekarang : 2205 gr
c. Panjang badan : 47 cm
d. Lingkar kepala : 30,5 cm
e. Lingkar dada : 30 cm

8
f. Jenis nutrisi : Asi Ibu
g. Terpasang OGT : terpasang OGT no. 5
h. Residu OGT :-
i. Ada reflek menghisap
4. Cairan
a. Jenis minuman : ASI
b. Turgor kulit : kembali dengan segera < 2 detik
c. Bibir : lembab, berwarna merah muda
d. Ubun ubun : tidak cekung
e. Mata : conjungtiva tidak anemis
f. Kapilary refil : < dari 2 detik
5. Istirahat tidur
a. Status tidur – terjaga : klien tertidur terus, bangun saat terasa lapar, BAB
dan BAK
b. Kualitas tidur : kuat, baik, bayi tidur 16 jam perhari.
6. Aktivitas
a. Gerakan : aktif
b. Tangisan : kuat
c. System Muskuloskeletal: Tonus otot baik, tidak terjadi gangguan

E. Pemeriksaan Head to toe


1. Integumen
- Suhu : 36.6o C,akral dingin
- Warna kulit : kuning, pucat
- Integritas kulit
▪ Utuh
▪ Kuning ikterik
▪ Seluruh kulit
2. Kepala dan leher
- Tengkorak : simetris , tidak ada kelainan
- Warna dan distribusi rambut : hitam

9
- Kelopak mata : betuk simetris, gerak simetris
- Warna konjungtiva : tidak anemis
- Sklera : ikterik
- Telinga : bentuk simetris, bersih
- Hidung : bentuk simetris, tidak ada serumen, bersih
- Leher : bentuk normal
3. Dada, Paru-paru dan Jantung
- Pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi
- Ictus cordis tidak teraba
- suara paru vesikuler
- suara jantung s1 s2 murni
4. Abdomen
- Bentuk simetris
- Tidak terdapat distensi abdomen
- Lambung tympani
- Sudah BAB
5. Alat Kelamin
- Tidak ada kelainan
- Bayi berjenis kelamin perempuan
- Kebersihan terjaga bersih
- Tidak ada kemerahan/iritasi
6. Ekstermitas
- Atas : Simetris kanan dan kiri, lengkap tidak ada kelainan, terlihat bersih,
SpO2 98%, tidak ada oedema. Akral dingin
- Bawah : simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan, terlihat bersih
Gerakan aktif
7. Perkembangan refleks
Bayi memiliki reflek moro yang baik, reflek menggengam ada, refleks
menghisap belum begitu kuat namun sudah bisa, menangis ketika di stimulasi.

10
F. Pengkajian Psikososial
1. Respon Hospitalisasi
Tidak dapat dikaji
2. Pengetahuan orang tua tentang kondisi bayi
Orang tua klien tahu tentang kondisi klien
3. Kunjungan orang tua terhadap bayi
Ibu menengok bayi 1-2 kali dalam sehari.
4. Interaksi orang tua dan bayi
Klien dengan ibu bertemu 1-2 kali dalam sehari, namun ibu tidak menyusui
klien karena klien masih terpasang OGT.
5. Suasana hati orang tua
Orang tua senang anaknya telah lahir kedunia namun sedikit cemas karena
kondisi anaknya saat ini.

G. Terapi Obat
Obat Dosis Ru Rute
D10%+Na = 13,5 ml, K = 6,7 ml 6ml/jam IV
Ivelip 20% 1 ml/jam IV
Amenosteril 6% 4,5 ml/jam IV
Ca Gluconas 1 ml/12 jam IV
Gentamicin 10 mg/36jam IV
Dopamin 20% 3 mg/kgBB/jam IV
Cefotaxim 110mg/16jam IV

H. Program diit

Dalam 24 jam diberikan :


4 x 5cc
4x7cc

11
I. Data Penunjang
1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 9 November 2019
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN KET.
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hematologi Paket
Hemoglobin 13 g/dL 13.40 – 19.90
Hematokrit 41 % 44 – 62 L
Eritrosit 4.11 10^6/uL 4.0 – 6.1 L
MCH 99.8 Pg 24.00 – 34.00 H
MCV 31.7 fL 83 – 110
MCHC 20.2 g/dL 29.00 – 36.00
Leukosit 77 10^3/uL 9 – 30
Trombosit - SEL TIDAK NORMAL 10^3/uL 150 – 400

RDW 2.3 11.60 – 14.80 H


%

Mn Bilirubin total 24.67 mg/dL 00-01 H


Bil Bilirubin direk 1.29 0.00-0.30
mg/dL
Bilirubin indirek 23.38 01-05
0-0.30
mg/dl
CRP Kuantitatif / 0.76
HsCRP mg/dl
Catatan : Serum
Ikterik

12
2. Pemeriksaan Radiologi
Tanggal :9 / 11/ 2019
Klinis : Respiratory Distress Syndrome
Tampak terpasang gastric tube dengan ujung distal pada hemiabdomen kiri
setinggi corpus vertebra L.3
COR : CTR = 42%
Bentuk dan letak jantung normal
PULMO : Corakan vaskular tampak meningkat
Tampak bercak perihiler kiri dan paacardial kanan
Hernidiafragma kanan setinggi costa 9 posterior
Sinus cotofrenikus kanan kiri lancip
ABDOMEN
• Tampak terpasang umbilical catheter dengan ujung oranial setinggi corpus
vertebra Th.10
• Jumlah dan distribusi udara usus normal
• Tak tampak dilatasi dan distensi loop usus
• Tampak udara minimal pada cavum pelvis
• Tak tampak free air
KESAN :
• Cor tak membesar
• Gambaran neonatal pneumonia
• Abdomen dalam batas normal

13
J. Daftar Masalah
No Tgl/jam Data focus Masalah Ttd
1. 11/11/2019 DS : - Ketidakefektifan pola
nafas bd
DO :
hiperventilasi

• Klien terpasang alat


bantu nafas CPAP
dengan FiO2 35%, Flow
6L/menit
• Nadi: 145x/menit RR: 60
x/menit\
• Terdapat penggunakan
otot bantu pernafasan

2 11/11/ 2019 DS : - Ikterik neonatus b.d


kesulitan bayi dalam
DO :
masa transisi
kehidupan ekstra
- Seluruh badan klien
uterin
ikterik
- Klien mendapatkan
fototerapi
- Bayi tampak tidak
terlalu aktif bergerak
- Bilirubin total 24,67
mg/dL
- Bil Bilirubin direk 1,29
mg/dL
- Bilirubin indirek 23,38
mg/dL

14
- CRP Kuantitatif /
HsCRP 0,76 mg/dL

Catatan : Serum Ikterik


3 11 /11/ 2019 DS : - Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
DO :
kebutuhan tubuh bd
intake yang kurang
BB saat lahir 2100 gram
BB saat ini 2205 gram
Klien diberikan diit ASI
2ml/jam
Klien terpasang infus D10%
+ NaCl 3% 20ml + KCL
6,7ml dengan dosis
6ml/jam

K. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas bd hiperventilasi
2. Ikterik neonatus b.d kesulitan bayi dalam masa transisi kehidupan ekstra
uterin
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang

15
L. INTERVENSI

N INTERVENSI TTD
OTGL/JAM DP TUJUAN
.
1. 11 / 11 /19 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Monitor tanda tanda
pola nafas tindakan keperawatan vital dan warna kulit
11.00 WIB
berhubungan dengan selama 3x24 jam 2. Posisikan supinasi
hiperventilasi diharapkan masalah pola 3. Pasang nassal kanul
nafas tidak efektif dapat bayi
teratasi dengan kriteria 4. Tempatkan bayi baru
hasil : lahir dibawah
penghangatan (dalam
- Bayi bernafas spontan
inkubator)
- Nadi dan RR dalam
5. Kaji status pernafasan
rentang normal
6. Timbang BB bayi setiap
- Berat Badan
hari
mengalami
7. Berikan informasi
peningkatan
kepada keluarga
mengenai perawatan
bayi dengan gangguan
nafas sedang
2 11 /11/ 2019 Ikterik neonatus b.d Setelah dilakukan 1. Observasi tanda-tanda
kesulitan bayi dalam tindakan keperawatan ikterus
11:05 WIB
masa transisi selama 3x24 jam 2. Tempatkan lampu
kehidupan ekstra diharapkan masalah fototerapi diatas bayi
uterin ikterik neonates dapat dengan tinggi yang
teratasi dengan kriteria sesuai
hasil : 3. Buka penutup mata
setiap 4 jam atau ketika
lampu dimatikan untuk

16
- Tidak ada tanda-tanda (bisa dilakukannya)
ikterik kontak (bayi dan)orang
- Konjunctiva normal, tua dan
sklera putih membran (memungkingkan
mukosa normal. dilakukannya) aktivitas
- Berat badan menyusui.
naikkondisi tidak 4. Timbang berat badan.
lemah (aktif). 5. Dorong pemberian asi 8
- Reflek menghisap kali per hari.
(menetek) ASI lancer 6. Edukasi keluarga
- Kadar bilirubin
Normal : <20 mg/dl. mengenai prosedur dan
perawatan fototerapi.
7. Periksa kadar serum
bilirubin

3 11 / 11/ 19 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji refleks menghisap


nutrisi kurang dari keperawatan selama dan menelan
11.10 WIB
kebutuhan tubuh 3x24 jam, kebutuhan 2. Ajarkan pada ibu untuk
Intake yang kurang nutrisi pada bayi merangsang bayi minum
terpenuhi dengan kriteria ASI
hasil : 3. Berikan ASI setiap 2 jam
sekali
1. Tidak terjadi
4. Timbang BB setiap hari
penurunan
BB/terjadi kenaikan
BB bayi

17
M. IMPLEMENTASI

N IMPLEMENTASI RESPON TTD


OTGL/JAM DP
.
1. 11/ 11/ 2019 Ketidakefektifan 1. Memonitor tanda tanda S : -
pola nafas vital dan warna kulit
11.30 WIB O:
berhubungan dengan 2. Memposisikan
hiperventilasi supinasi o
- S : 36,6 C, RR:
3. Memasang nassal
60x/menit, Nadi:
kanul bayi pada klien
152x/menit
4. Menempatkan bayi
- Kulit berwarna
baru lahir dibawah
kuning, akral dingin
penghangatan (dalam
- Bayi terpasang
inkubator)
CPAP dengan FiO2
5. Mengkaji status
35% , Flow
pernafasan
6L/menit), dengan
6. Menimbang BB bayi
posisi supinasi
setiap hari
- BB Bayi hari ini :
2205 gram
11/11/2019 Ikterik neonatus b.d 1. Observasi tanda-tanda S:-
kesulitan bayi dalam ikterus
O:
masa transisi 2. Tempatkan lampu
kehidupan ekstra fototerapi diatas bayi
11.35 WIB - Seluruh badan
uterin dengan tinggi yang
klien ikterik
sesuai
- Klien
3. Buka penutup mata
mendapatkan
setiap 4 jam atau ketika
fototerapi
lampu dimatikan untuk
(bisa dilakukannya)
kontak (bayi dan)orang

18
tua dan - Bayi tampak tidak
(memungkingkan terlalu aktif
dilakukannya) aktivitas bergerak
menyusui. - Bilirubin total
4. Timbang berat badan. 24,67 mg/dL
5. Dorong pemberian asi - Bilirubin direk
8 kali per hari. 1,29 mg/dL
6. Edukasi keluarga - Bilirubin indirek
mengenai prosedur dan 23,38 mg/dL
perawatan fototerapi. - CRP Kuantitatif /
7. Periksa kadar serum HsCRP 0,76
bilirubin mg/dL

Catatan : Serum
Ikterik
11/ 11/ 2019 Ketidakseimbangann 1. Mengecek residu pada S:-
utrisi kurang dari OGT klien O:
11.45 WIB
kebutuhan tubuh b.d - Bayi memiliki
intake yang kurang residu pada OGT 5
cc
2. Mengkaji refleks
- Bayi mampu
menghisap dan
menghisap namun
menelan
tidak kuat
- Diit dalam 24 jam :
8x2cc
2 12/ 11/ 2019 Ketidakefektifan 1. Memonitor tanda tanda S: -
pola nafas vital dan warna kulit
21.00 WIB O:
berhubungan dengan 2. Memposisikan
hiperventilasi supinasi
- S S=36.6oC, RR:
60x/menit, Nadi

19
3. Menonitor 146x/ menit, warna
pemasangan nasal kulit kuning
kanul pada bayi kemerahan
- Bayi masih
4. Menempatkan bayi terpasang alat bantu
baru lahir dibawah pernafasan CPAP
penghangatan (dalam dengan FiO2 21% ,
inkubator) Flow 2L/menit),
5. Mengkaji status - Kulit berwarna
pernafasan dan kuning, akral dingin
meposisikan ventilasi - Posisi supinasi dan
yang maksimal pada pemberian ganjal
bayi dengan ganjal pada bahu agar
pada bahu memaksimalkan
ventilasi
12/ 11/ 2019 Ikterik neonatus b.d 1. Observasi tanda-tanda S : -
kesulitan bayi dalam ikterus
21.05 WIB O:
masa transisi 2. Tempatkan lampu
kehidupan ekstra fototerapi diatas bayi
- Ikterik pada
uterin dengan tinggi yang
ekstremitas
sesuai
- Klien
3. Buka penutup mata
mendapatkan
setiap 4 jam atau ketika
fototerapi
lampu dimatikan untuk
- Bayi tampak
(bisa dilakukannya)
tidak terlalu aktif
kontak (bayi dan)orang
bergerak
tua dan
- Bilirubin total
(memungkingkan
24,67 mg/dL
dilakukannya) aktivitas
- Bilirubin direk
menyusui.
1,29 mg/dL
4. Timbang berat badan.

20
5. Dorong pemberian asi - Bilirubin indirek
8 kali per hari. 23,38 mg/dL
6. Periksa kadar serum
bilirubin - CRP Kuantitatif /
HsCRP 0,76
mg/dL

Catatan : Serum
Ikterik
12/ 11 /2019 Ketidakseimbangann 1. Memonitor residu padaS S : -
utrisi kurang dari OGT bayi
21.10 WIB O:
kebutuhan tubuh b.d
intake yang kurang
- Hasil residu
bayi berwarna
kecoklatan ±3ml
- Diit dalam 24
jam : 8x2cc
3 13/ 11/ 2019 Ketidakefektifan 1. Memonitor tanda tanda S:-
pola nafas vital dan warna kulit
21.10 WIB O: O:
berhubungan dengan
hiperventilasi
- S : 36.4oC,
- RR: 61x/menit
2. Mengkaji status
- Nadi 166x/
pernafasan dan
menit
meposisikan ventilasi
- Warna kulit
yang maksimal pada
kuning
bayi dengan ganjal
kemerahan,
pada bahu
- Terpasang alat
bantu nafas
CPAP dengan

21
FiO2 21% ,
Flow
2L/menit),
- Posisi supinasi dan
pemberian ganjal
pada bahu agar
memaksimalkan
ventilasi
13/ 11/ 2019 Ikterik neonatus b.d 1. Observasi tanda-tanda S:-
kesulitan bayi dalam ikterus
21.10 WIB
masa transisi 2. Timbang berat badan.
kehidupan ekstra 3. Dorong pemberian asi
O:
uterin 8 kali per hari.
4. Periksa kadar serum - Ikterik berkurang
bilirubin - Klien sudah tidak
lagi mendapatkan
fototerapi
- Bayi tampak tidak
terlalu aktif
bergerak

13/ 11 /2019 Ketidakseimbangann 1. Memonitor residu pada S : -


utrisi kurang dari OGT bayi
21.15 WIB O : - OGT bayi tidak
kebutuhan tubuh b.d 2. Memberikan diit ASI
ada residu
intake yang kurang 2ml melalui OGT
setiap 3jam sekali
- Diit masuk, bayi
tidak muntah
- Diit dalam 24
jam : 4x5cc
- 4x7cc

22
N. EVALUASI

Diagnosa
No Tanggal Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan
1. 13/11/2019 Ketidakefektifan S:-
pola nafas
23.00 WIB O : Bayi menggunakan alat bantu nafas CPAP
berhubungan
dengan FiO2 21% , Flow 2L/menit),
dengan
hiperventilasi
dengan FiO2 35% , Flow 6L/menit), S: 36,4oC, N:
148x/menit, RR: 66x/menit; kulit bayi
berwarna kuning, BAB (+), BAK (+), posisi
supinasi, terpasang penghangat incubator

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi:

1. Monitor tanda tanda vital dan warna kulit


2. Posisikan supinasi
3. Pasang nassal kanul bayi
4. Tempatkan bayi baru lahir dibawah
penghangatan (dalam inkubator)
5. Kaji status pernafasan
6. Timbang BB bayi setiap hari
7. Berikan informasi kepada keluarga
mengenai perawatan bayi dengan
gangguan nafas sedang

23
2 13/11/2019 Ikterik neonates
S : S: -
b.d kesulitan bayi
23.15 WIB O:
dalam masa
transisi kehidupan
- Ikterik berkurang
ekstra uterin
- Klien sudah tidak lagi mendapatkan fototerapi
- Bayi tampak tidak terlalu aktif bergerak
- Belum dilakukan cek bilirubin ulang

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

1. Obstervasi tanda-tanda icterus


2. Timbang berat badan
3. Dorong pemberian asi 8 kali peerhari
4. Evaluasi kadar serum bilirubin

3 13/11/2019 Ketidakseimbangan S : -
nutrisi kurang dari
23.30 WIB O : Residu pada OGT bayi sudah tidak ada, bayi
kebutuhan tubuh
telah diberikan program diit pemberian ASI
b.d intake yang
dalam 24 jam 4x5cc dan 5x 7cc,
kurang

BB saat ini 2210 gram

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji refleks menghisap dan menelan


2. Ajarkan pada ibu untuk merangsang bayi
minum ASI
3. Berikan ASI setiap 2 jam sekali
4. Timbang BB setiap hari

24
BAB III

PEMBAHASAN

a. Analisa kasus
Pasien dengan gangguan nafas sedang akan memperlihatkan
tandaketidakefektifan pola nafas dan ketidakseimbangan nutrisi, ini dirasakan
sebagai rasa tidak nyaman atau tertekan di ada gangguan nafas.
Gejala klinis fokal maupun umum dari Respiratory Distress Syndrome
ditandai dengan adanya ketidakefektifan pola nafas dan menyebabkan
kurangnya nutrisi yang masuk sehingga menyebakan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Klien atas nama By. K dengan diagnosa medis gangguan nafas sedang,
terpasang alat bantu nafas CPAP dengan FiO2 35% , Flow 6L/menit, nadi:
145x/menit RR: 60 x/menit, nampak klien menggunakan otot bantu nafas maka
dapat diambil diagnosa keperawatan ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan hiperventilasi. Dan BB saat lahir 2160 gram, BB saat ini 2210 gram,
klien diberikan diit ASI 2ml/jam, klien terpasang infus D10% + NaCl 3%
13,5ml + KCL 6,7ml dengan dosis 6ml/jam, maka dapat diambil diagnosa
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang. Maka harus dilakukan intervensi
keperawatan untuk menangani ketidakefektifan pola nafas dan
ketidakseimbangannutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

b. Analisa Intervensi keperawatan


Respiratoy Distress Syndrom (RDS) atau sindrom distress pernafasan
merupakan sindrom gawat nafas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama
pada bayi yang baru lahir dengan masa gestasi kurang (Suriadi dan Yulianni,
2006). Secara klinis bayi dengan RDS menunjukkan takipnea, pernafasan
cuping hidung, retraksiinterkosta dan subkosta, expiratory grunting (merindih)
dalam beberapa jam pertama kehidupan. Tanda-tanda klinis lain, seperti

25
hipoksemia, hiperlabia dan asidosis respiratory atau asidosis campuran (
Kompas, 2012).
Klien dengan gangguan nafas sedang dan ketidakseimbangan nutrisi
menjadi perhatian perawat untuk mencegahnya. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan perawat dalam mengintervensi gangguan pernafasan dan
ketidakseimbangan nutrisi adalah dengan memberikan tindakan pemberian
oksigen dan memenuhi nutrsisi.
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan di RS masalah
ketidakefektifan pola nafasa dan ketidakseimbangan nutrsisi pada pasien
dengan gangguan nafasa sedang pada By. K didapatkan observasi nafas dan
nutrisi pada klien.
Klien dengan gangguan nafas sedang dan ketidakseimbangan nutrisi
menjadi perhatian perawat untuk mencegahnya. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan perawat dalam mengintervensi pola nafas dan nutrisi.
Intervensi ketidakefektifan pola nafas : monitor tanda tanda vital dan
warna kulit, posisikan supinasi, pasang nassal kanul bayi, tempatkan bayi baru
lahir dibawah penghangatan (dalam inkubator), kaji status pernafasan,
kimbang BB bayi setiap hari, berikan informasi kepada keluarga mengenai
perawatan bayi dengan gangguan nafas sedang.
Sedangkan intervensi ketidakseimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan
tubuh : kaji refleks menghisap dan menelan, ajarkan pada ibu untuk
merangsang bayi minum ASI, berikan ASI setiap 2 jam sekali, timbang BB
setiap hari.

BAB IV

26
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah ditulis oeh penulis dan
dilakukan sejak 11 –13 November 2019 pada By. K dengan ketidakefektifan
pola nafasdan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh pada gangguan
nafas sedang di Bangsal PBRT RSUP Dr Kariadi penulis dapat menyimpulkan
bahwa : Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada klien didapatkan
data bahwa klien terlihat sesak nafas dan nutrisi kurang. Masalah keperawatan
yang muncul pada klien yaitu ketidakfektifan pola afas dan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah ketidakefektifan pola nafas dan ketidakseimangan nutrisi
pada By. K dapat teratasi dengan kriteria hasil sesak nafas berkurang dan
nuyrisi terpenuhi.
Setelah diberikan intervensi maka evaluasi nya bayi masih
menggunakan alat bantu pernafasan CPAP dengan FiO2 35% , Flow 6L/menit),
S: 36,4oC, N: 148x/menit, RR: 66x/menit; kulit bayi kuning, BAB (+), BAK
(+), posisi supinasi, terpasang penghangat incubator. Dan residu pada OGT
bayi sudah tidak ada, bayi telah diberikan program diit pemberian ASI 2ml/3
jam, BB saat ini 2210 gram. Maka masalah keperawatan ketidakefektifan pola
nafas dan ketidakseimbangan nutrisi kuang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian.

B. Saran

27
Dalam mengelola klien dengan respiratory distress syndrome harus
benar-benar memperhatikan RR dan SPo2 terutama pada neonatus resiko
tinggi, selain itu diperlukan pengkajian yang mendetail mengenai penyebab
dari gangguan nafas tersebut sehingga intervensi yang diberikan dapat tepat.

28
DAFTAR PUSTAKA

Adun. (2012). RDS (Respiratiry Distress Syndrome). Retrieved January 24, 2016, from
http://adoen-berbagiilmu.blogspot.co.id/2012/04/rds-respiratiry-distress-
syndrome.html

Azizah, N. (2013). Respiratory Distress Sindrome. Retrieved January 23, 2016, from
http://akbidwh.blogspot.co.id/2013/03/respiratory-distress-syndrome-rds.html

Effendi, S. H., & Ambarwati, L. (2014). Continuous Positive Airway Pressure ( CPAP ).
Bandung. Retrieved from http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2014/07/CPAP.pdf

Effendi, S. H., & Firdaus, A. (2010). Diagnosis dan Penatalaksanaan Respiratory Distress
Sindrome pada Neonatus. Padjajaran. Retrieved from http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2014/07/Distress-Pernafasan.pdf

Hidayat, A. aziz A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.

Meadow, R., & Newell, S. (2005). Lecture Notes Pediatrika (edisi Ketu). Jakarta: Erlangga.

Somantri, I. (2009). Asuhan Keperawatan Gangguan Klien dengan Gangguan Sistem


Pernafasan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika.

Suryanah. (1996). Keperawatan Anak untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.

Tobing, R. (2004). Kelainan Kardiovaskular pada Sindrom Gawat Nafas Neonatus. Sari
Pediatri, 6(1), 40–46.

Warman, F. I., Waskito, S., & Romadhon, M. (2012). Respiratory Distress Sindrome.
Retrieved January 23, 2016, from
https://www.scribd.com/doc/97547993/Respiratory-Distress-Syndrome
Bullechek, Gloria M,dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). St. Loui:
Mosby.

Moorhead S,Jhonson M,dkk. . 2013. Nursing Outcames Classification (NOC). St. Loui:
Mosby.

NANDA. (2015). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017. Jakarta: EGC

29
30

Anda mungkin juga menyukai