Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN KASUS MENDALAM

KEGIATAN PKL ASUHAN GIZI KLINIK (AGK)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr DORIS SILVANUS PALANGKA RAYA

Disusun sebagai salah satu syarat untuk


Menyelesaikan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL)

Disusun Oleh :

TRIXY DESTIA JULIANI


`

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS MENDALAM

Laporan kasus mendalam pada pasien Tn. S di RS Doris Silvanus Palangka Raya
telah disyahkan pada tanggal……………

Disusun oleh :

TRIXY DESTIA JULIANI

Pembimbing : BANUN ROHIMAH, S. Gz, M. Gizi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-
Nya maka laporan kasus besar dengan judul “Laporan Kasus Besar Pada Pasien
Nn. N Di Ruang Cempaka RS Doris Silvanus Palangka Raya” dapat di selesaikan
tepat pada waktunya.

Penulis menyakini bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaanlaporan materi ini dimasa yang akan datang.Akhir kata, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung.

ini. Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangkaraya, 20 september 2020

Trixy destia juliani


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................vi

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Tujuan
1. Tujuan Umum....................................................................................
2. Tujuan Khusus...................................................................................

BAB II. GAMBARAN UMUM PASIEN......................................................................

BAB III. PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI...........................................................

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................

BAB VI. RINGKASAN PELAYANAN GIZI...............................................................

BAB VII. PENUTUP................................................................................................


A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Pemorsian 1......................................................

Lampiran Pemorsian 2......................................................


BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu kondisi yang harus diwaspadai ibu hamil adalah eklampsia, yaitu
kondisi serius yang terjadi akibat preeklamsia. Eklampsia pada ibu hamil merupakan
kondisi gawat darurat dan ditandai dengan kejang-kejang. Meski jarang terjadi,
eklampsia harus segera mendapat penanganan untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan pada ibu maupun bayi yang dikandung. Eklampsia bisa terjadi pada ibu
hamil yang mengalami hipertensi berat atau preeklamsia. 

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa ibu hamil
maupun bayi yang berada di dalam kandungan. Waspadai jika ibu hamil mengalami
kejang-kejang, dan biasanya disertai dengan penurunan kesadaran atau tatapan
yang kosong. Cara paling efektif untuk menghindari hal ini adalah dengan rutin
melakukan pemeriksaan kandungan sehingga risiko preeklamsia bisa terdeteksi
pada masa-masa awal kehamilan.

Pada dasarnya, preeklamsia rentan terjadi pada trimester terakhir kehamilan.


Kondisi ini berpotensi memicu kejang alias eklamsia saat semakin mendekati proses
persalinan. Dilihat dari keparahannya, kejang akibat eklamsia dibagi ke dalam 2
fase. Pada fase pertama, kejang terjadi sekitar 15–20 detik dengan tanda awal
kedutan di sekitar wajah. Sementara pada fase kedua, eklampsia ditandai dengan
kejang otot di sekitar rahang, otot mata, sampai akhirnya menyebar ke seluruh
tubuh. Kejang pada fase kedua eklamsia biasanya akan berlangsung selama 60
detik. 

Eklamsia akan didahului dengan munculnya preeklamsia,  yaitu komplikasi


kehamilan yang sering terlambat disadari. Sebab, gejala dari kondisi ini seringnya
baru muncul setelah kehamilan memasuki usia 20–24 minggu, atau beberapa saat
setelah bayi lahir. Selain itu, dalam beberapa kasus preeklamsia bisa berkembang
tanpa menunjukkan gejala apapun, atau hanya gejala yang ringan. Preeklamsia
pada ibu hamil ditandai dengan meningkatnya tekanan darah (hipertensi) dan tanda-
tanda kerusakan organ lain. Preeklamsia yang tidak disadari oleh calon ibu bisa
berkembang menjadi eklamsia, sebuah kondisi yang jauh lebih serius dan
mengancam. Sayangnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa
penyebab eklampsia maupun preeklamsia. Namun, kedua jenis komplikasi
kehamilan ini sering dikaitkan dengan kelainan pada pembuluh darah dan kelainan
pada plasenta. Selain itu, ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan
risiko preeklamsia dan eklamsia, seperti hamil terlalu muda maupun terlalu tua,
memiliki riwayat preeklamsia atau eklamsia, mengalami obesitas, mengidap
hipertensi, mengalami anemia sel sabit, serta memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah. 

Dokter akan melakukan pemeriksaan jika kejang terjadi pada ibu hamil,
terutama ibu hamil yang memiliki riwayat preeklamsia maupun eklampsia. Kondisi ini
sama sekali tidak boleh diabaikan, sebab eklampsia bisa menyebabkan komplikasi
serius, termasuk kematian ibu dan janin. Karena penyebabnya belum diketahui, cara
mencegah penyakit ini pun masih belum diketahui. Meski begitu, menjaga kesehatan
dan selalu menerapkan pola hidup sehat selama kehamilan bisa membantu
menurunkan risiko preeklamsia maupun eklamsia. Karena kondisi ini berkaitan
dengan hipertensi, ibu hamil disarankan untuk selalu menjaga tekanan darah tetap
normal. 

B. Tujuan

1 . Tujuan umum : Mampu melakukan proses asuhan gizi terstandar (PAGT)

pada pasien eklamsia di ruangan cempaka RSUD dr Doris Sylvanus Palangka


Raya

2 . Tujuan khusus
a. Mampu melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien eklamsia di
ruangan cempaka RSUD dr.Dorys Silvanus Palangka Raya.
b. Mampu melakukan assessment (antropometri,biokimia,fisik klinis,dieteri
history dan personal) pada pasien eklamsia di ruang cempaka RSUD
dr.Doris Silvanus Palnangka raya
c. Mampu melakukan pengkajian data rekam medik pada pasien eklamsia di
ruang cempaka RSUD dr.Doris Silvanus Palnangka raya
d. Mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien eklamsia di ruang cempaka
RSUD dr.Doris Silvanus Palangka raya
e. Mampu menyusun NCP yang terdiri dari assesment,Diagnosa
gizi,intervensi,monitoring dan evluasi gizi pada pasien eklamsia di ruang
cempaka RSUD dr.Doris Silvanus Palangka raya
f. Mampu melakukan edukasi terkait gizi kepada pasien dan keluarga pasien
terkait penyakit yang diderita

BAB II

GAMBARAN UMUM PASIEN

IDENTITAS PASIEN
1) Nama = Nn. N
2) Jenis Kelamin = Perempuan
3) Umur = 21 tahun
4) Agama = Kristen Protestan
5) No. Rekam Medik = 32.91.41
6) Ruang Perawatan = Cempaka
7) Tanggal Masuk = 12 september 2019
8) Tanggal Assesment = 12 september 2019
9) Diagnosa Medis = EKLAMPSIA

NARASI KASUS

Ny. N lahir pada tanggal 15 maret 1998, umur Ny. N 21 tahun, masuk rumah
sakit pada tanggal 12 September 2019, TB 160 cm, BB estimasi menggunakan Lila
54 kg, LILA : 28 cm, status menikah mempunyai 2 orang anak. Ny.N mempunya
riwayat penyakit hipertensi. Didiagnosa dokter Ny. N mengalami EKLAMPSIA. Saat
masuk rumah sakit tekanan darah Ny.N 180/120 mmHg, nadi 124x/menit, suhu
36.2°C, pernafasan 38x/menit. Ny.N beragama Kristen protestan. Ny.N merupakan
ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir pasien SMA dan bersuku dayak.

1.1 Data subjektif


1.1.2 Data riwayat gizi
a. Riwayat gizi
 Nn. N memiliki riwayat makan yang teratur
 Nn.N mengkonsumsi mengkonsumsi makanan yang kurang
bervariasi dan kurang seimbang dibuktikan dengan Ny.N Jarang
mengkonsumsi sayuan dan buah-buahan.
 Hasil recall Nn. N pada hari kamis, 12 september 2019.

Hasil Recall Asupan Makanan Klien Selama 24 jam (12 september 2019)

Zat Gizi Asupan Kebutuhan Tingkat Interprestasi


Makanan standar RS Kons. (%)
Energi (kkal) 977,4 1803,6 54,2 Defisit berat
Protein (gram) 47,7 81,8 58,3 Defisit berat
Lemak (gram) 15,3 66 23,2 Defist berat
Karbohidrat 156,6 286 54,7 Defisit berat
(gram)

Interpretasi :.

Asupan Nn. N saat recall 24 jam saat ini dikategorikan kurang hal tersebut
dikarenakan pada saat recall 24 jam pasien mengatakan mengkonsumsi makanan
dari rumah sakit dan disertai dengan jajanan yang di beli di luar untuk makanan
rumah sakit pasien hanya mengkonusmsi setengah nasi dari yang diberikan rumah
sakit dan sedikit mengkonsumsi sayuran .

a. Terapi Diet Dari Rs

Diet = TKTP DAN RG

Rute = Oral
Bentuk = Bubur

Frekuensi = 3x makanan utama, 2x makanan selingan

b. Antropometri
Berat badan estimasi : 54 kg
c. Laboratorium :GDS klien yaitu 188 mg/dl (normal)

d. Pemeriksaan Fisik & Klinis

1. Fisik
a) Keadaan umum
Pasien tampak lemah, nafas tidak teratur,bengkak dikedua kaki.
b) Tanda-tanda vital.
Tabel 2.5 Hasil Pemeriksaan Klinis
Tanggal
Klinik Nilai normal Keterangan
pemeriksaann
13/september/201 TD = 180/120 TD =120/80 Tinggi
9 mmHg mmHg Tinggi
N = 124x/mnt N=60 – 80 Tinggi
R = 38x/mnt x/menit Normal
S = 36,2 0C R = 12 –
20x/menit
S = 36 - 37,5 °C

14/september/201 TD = 120/80 TD =120/80 Normal


9 mmHg mmHg Tinggi
N = 86x/mnt N=60 – 80 Tinggi
R = 27x/mnt x/menit Normal
S = 36 ℃ R = 12 –
20x/menit
S = 36 - 37,5 °C

Sumber : Buku Rekam Medis Pasien ,september 2019

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinis dari tanggal 13 september
2019 didapatkan data tekanan darah pasien tinggi dan pasien di diagnosa
menderita hipertensi.

e. Asupan Zat Gizi


Hasil recall 24 jam Diet RS
Tanggal : 13/september/2019
Diet RS : tktp dan rg

Tabel 2.6 Asupan Zat Gizi Pasien


Asupan Energi Protein Lemak KH (g) Zat gizi
(kkal) (g) (g) lainnya
Asupan oral 977,4 47,7 15,3 156,6
Kebutuhan 1487,7 55,79 41,32 223,167
% Asupan 65.6 85.5 37 68.3

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil recall asupan zat gizi energy, protein, lemak dan
karbohidrat pasien masuk dalam kategori defisit berat semua dari energi,
protein, lemak dan karbohidrat

BAB III
DIAGNOSA GIZI

A. Problem Gizi :

A. Domain Intake
NI.2.1 Ketidakcukupan asupan oral yang berhubungan dengan nafsu
makan yang rendah,mual,dan muntah yang ditandai dengan hasil recall
24 jam.
B. NB Domain Klinik
Perubahan reflek badan berkaitan dengan Eklamsia dibuktikan dengan
pasien mengalami pembengkakan pada kedua kaki.
C. Domain Behavior
NB.1.1.1 Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan
gizi berkaitan dengan kurangnya informasi dibuktikan dengan klien
tidak pernah mendapatkan konseling gizi sebelumnya.

Prioritas Diagnosa Gizi


Dari 3 domain diagnosa gizi di atas didapatkan prioritas pada domain intake
karena pasien memiliki kekurangan intake makanan dan minuman oral pada
zat gizi makro yang harus diperbaiki agar mencapai keseimbangan.
Ketidakseimbangan zat gizi yang dikonsumsi klien terutama pada Energi,
Protein, Lemak dan Karbohidrat mengalami defisit berat. Oleh karena itu,
klien perlu mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat untuk proses
pemulihan pasien dan meningkatkan pola makan agar menjadi lebih baik lagi.

BAB IV

INTERVENSI GIZI

A. Planning
1. Terapi Diet
 Jenis Diet : TKTP DAN RG
 Bentuk makanan : Nasi Bubur (BB)
 Cara pemberian : Oral

2. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi Makro dan Mikro

Kebutuhan energi dan zat gizi makro


a. Energi : HBE = 665,1 + (9,65 x BB) + (1,85 x TB) – (4,68 x U)
= 665,1 + (9,65 x 5) + (1,85 x 160) – (4,68 x 21)
= 665,1 + 58,4 + 288 – 98,,7
= 1362,7 kkal
TEE = BMR x FA x F1
= 1362,7 x 1,2 x 1,3 +300(ibu menyusui 6 bulan pertama)
= 2125,41 kkal

15 % x 2125,41
b. Protein = =79,70 gr
4
5% = 75,72 gram – 83,68 gram
25 % x 2125,41
c. Lemak = =59,03 gr
9
5% = 56,08 gram – 61,98 gram
60 % x 2125,41
d. KH = =318,81 gr
4
5% = 308,6 gram – 334,02 gram

Perhitungan makan diberikan sebanyak 70% secara bertahap

Energi :2125,41x70%=1487,7 kkal

Protein:79,70x70%=55,79gr

Lemak:59,03x70%=41,32gr

KH:318,81x70%=223,167gr

5. Rencana Monitoring dan Evaluasi


Tabel 4.1 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Pengamatan Yang diukur Pengukuran Target
Antropometri Berat badan Awal dan akhir Dalam batas
normal

Biokimia Hb, Ureum dan Kreatinin Sesuai medis Dalam batas


normal

Fisik klinis TD, RR, N, T, SPO2 Setiap hari Meningkat atau


mencapai batas
normal
Nyeri perut Mulai berkurang
dan membaik

Asupan Zat Energi, protein, lemak Setiap hari Asupan meningkat


Gizi dan KH 50%

6. Rencana Edukasi Gizi


Sasaran : Pasien dan keluarga
Waktu : Senin 16 september 2019
Tempat : Ruang cempaka
Alat : Leaflet
Metode : Wawancara

Tabel 4.2 Rencana Edukasi Gizi


Masalah Gizi Tujuan Materi
konseling
- Asupan Memberikan motivasi dan edukasi kepada klien dan Materi
energy,protein keluarga tentang pola makan yang baik dan gizi tentang tktp
,lemak, seimbang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu & Rendah
karbohidrat penjelasan agar tidak mengkonsumsi makanan dari Garam,Ibu
defisit berat luar rumah sakit memberikan informasi tentang diet menyusui
yang digunakan dan menjelaskan makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi
klien sesuai dengan diet yang sedang klien jalani.

A. Implementasi
1. Kajian Terapi Diet di Rumah Sakit
Jenis Diet : Tktp dan Rendah Garam
Bentuk makanan : bubur
Cara pemberian : Oral

Tabel 4.3 Kajian Terapi Diet di Rumah Sakit


Standar Diet Energi Protein Lemak KH (g)
(kkal) (g) (g)
Standar Diet RS 1803,6 81,8 66 286 g
Kebutuhan/Planning 1487,7 55,79 41,32 223,167

Pembahasan Diet RS :
Dari hasil analisis diet yang diberikan rumah sakit telah memenuhi
kebutuhan pasien. Namun untuk standar rumah sakit protein berlebih
dari standar kebutuhan.
2. Rekomendasi Diet
Penerapan diet berdasarkan rekomendasi
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

TGL Diet Asupan Biokimia Fisik/klini Antropomet Identifikasi Edukasi Rencana tindak
s ri masalah lanjut
13 TKTP E = 40,2 % GDS 188 diketahui TB = 160cm Asupan Pemberian Memberikan
sept dan RG P = 52,4 % bahwa BB =54 kg kurang makanan yang porsi lebih
2019 L = 27,8% keadaan Nilai lab masih di anjurkan ditingkatkan
GD-
KH =39,7 % klien bermasalah yang dibatasi sesuai
puasa
secara dan yang kebutuhan
umum dihindari
yaitu
dalam
keadaan
sadar/baik.
Namun,
bengkak
pada kaki
pasien
dikarenaka
n eklamsia
yang
diderita
pasien .
14 TKTP E = 71,1% Tidak ada Kondisi TB = 160cm Asupan Memberitahuka Memberikan
sept dan RG P = 100,3 % pemeriksaan pasien BB = - pasien mulai n untuk pasien porsi lebih
2019 L = 127,9% Baik normal tentang diet ditingkatkan
KH = 40,5% kecuali TKTP dan RG sesuai
pada kaki lalu kebutuhan
terdapat merekomendasi pasien dan tetap
luka yang kan pasien dengan asupan
tidak untuk yang telah
kunjung mengkonsumsi dianjurkan
sembuh makanan yang seperti yang ada
dan akan diberikan dari di dalam leaflet.
di operasi. rumah sakit dan
asupan yang
baik untuk
pasien
15 TKTP E = 95,1 % GDS 120 Kondisi TB = 160 cm Asupan Pemberian Mempertahan
sept dan RG P = 117,5% pasien BB = - normal jenis diet kan pemberian
2019 L = 142,9% GD- Baik pasien asupan yang
KH = 41,1 % puasa kecuali rekomendasi optimal dan
pada makanan,
bagian syarat diet
bawah pasien, dan
mata tujuan diet
pasien pasien.
yang
membeng
kak
B. PEMBAHASAN

Nn.n masuk rumah sakit pada tanggal 13 September 2019, Didiagnosa


dokter Ny. N mengalami EKLAMPSIA dan dilakukan operasi caesar pada jam
07.00 malam pada tanggal 13 september 2019.

1. Asupan energi

Persentase Asupan Energi


2425.8
2287.5
2500 2129

2000
1512.2
1500
977.4 1018
1000

500 100 100 100


0
Hari 1 Hari 2 Hari 3

Kebutuhan Asupan %Asupan

Asupan energi sejak awal kasus sampai akhir kasus telah mengalami
peningkatan dan masuk dalam kategori normal. Pasien sedikit demi sedikit
dapat menerima makanan yang diberikan dan menghabiskan semua
makanan dari nasi hingga lauk hewani. Pasien mencoba makan agar badan
tidak terasa lemas lagi.

Pesentase Asupan Protein


100 100 100
90.97 86.5 80.7 87.7
100
80
60 47.1
36.7
40
20
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3

Kebutuhan Asupan %Asupan

Asupan protein
Asupan protein pasien dari hasil pertama mengalami peningkatan.
Berdasarkan asupan protein pasien dari hari pertama sampai hari ketiga
sudah memasuki kategori normal.
Bagi ibu menyusui, penting untuk memenuhi kebutuhan protein. Protein
dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk jaringan saraf dan otak. Menurut
penelitian, asupan protein yang cukup dari ASI berperan penting dalam
pertumbuhan otak bayi, sehinga akan mendukung kecerdasannya kelak.

Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat
inap dann dianjurkan tidur miring ke kiri. Pengelolaan cairan pada
preeklampsia bertujuan untuk mencegah terjadinya edema paru dan oliguria.
Diuretikum diberikan jika terjadi edema paru dan payah jantung (Anonim,
2005).
Diuretikum yang dipakai adalah furosemid. Pemberian diuretikum secara rutin
dapat memperberat hipovolemi, memperburuk perfusi utero-plasenta,
menimbulkan dehidrasi pada janin, dan menurunkan berat janin. Antasida
digunakan untuk menetralisir asam lambung sehingga bila mendadak kejang
dapat menghindari risiko aspirasi asam lambung (Prawirohardjo, 2008).

Pemberian obat antikejang pada preeklampsia bertujuan untuk


mencegah terjadinya kejang (eklampsia). Obat yang digunakan sebagai
antikejang antara lain diazepam, fenitoin, MgSO4. Berdasarkan buku
Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun
2007,antikejang yang digunakan adalah MgSO4 yaitu dengan pemberian
dosis awal 8 gram IM (4 gram bokong kanan dan 4 gram bokong kiri) dengan
dosis lanjutan setiap 6 jam diberikan 4 gram (Anonim, 2007).

Saat ini magnesium sulfat tetap menjadi pilihan pertama untuk


antikejang pada preeklampsia atau eklampsia. Pemberian magnesium sulfat
dapat menurunkan risiko kematian ibu dan didapatkan 50% dari
pemberiannya
menimbulkan efek flusher (rasa panas).
Asupan lemak
Pesentase Asupan Lemak
100 100 98.7 100
Asupan lemak
100 79.675.5
80 pasien selama 3 hari
53.9
60 mengalami
40 25.8
15.3 peningkatan.
20
0 Berdasarkan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
presentase %asupan
Kebutuhan Asupan %Asupan
lemak pasien dari
hari pertama sampai
hari ketiga sudah masuk dalam kategori normal.
Pada dasarnya lemak merupakan sumber energi bagi tubuh manusia.
Lemak termasuk pembangun dasar jaringan tubuh karena ikut berperan
dalam membangun membrane sel dan membran sel.

Pesentase Asupan Karbohidrat


394.2 Asupan
400 313.75
350
300
250
200
156.6
129.2 148 160.7
150 100 100 100
100
50
0
Hari 1 Hari 2 Hari 2

Kebutuhan Asupan %Asupan

karbohidrat

Asupan karbohidrat pasien mengalami turun naik. Berdasarkan asupan


karbohidrat selama 3 hari sejak hari pertama sampai hari ketiga sudah masuk
dalam kategori normal. Karbohidrat, sangat penting bagi ibu menyusui,
karena karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Energi yang dibutuhkan
ketika menyusui lebih besar dibandingkan dengan yang tidak menyusui.
Berdasarkan grafik sebelumnya, asupan zat gizi energi, protein,lemak dan
kardibohidrat mengalami peningkatan. Pasien mengalami peningkatan nafsu
makan sejak tanggal 30 november 2019 dan selalu menghabiskan makanan
yang disediakan. Sejak pasien mengalami peningkatan nafsu makan.

2. Antropometri

saat awal pasien hamil dan saat akhir pasien post op mengalami perubahan
berat badan. Data antropometri awal saat pasien baru masuk rumah sakit
diketahui dengan cara pengukuran bb menggunakan LILA dan didapatkan
hasil LILA 28 cm dan pengukuran panjang badan menggunakan estimasi ulna
yaitu 160 cm awal masuk pasien di puasa kan karena pasien akan melahirkan
dengan operasi caesar.

3. Fisik/klinis
Pada awal masuk rumah sakit kaki pasien bengkak,pembengkakan ini sering
disebut dengan edema dan juga adanya pembengkakan di area wajah
sesudah menjalani post op.Pembengkakan terjadi dikarenakan saat menjalani
operasi ibu diberikan cairan infus,juga tambahan darah untuk mengatasi
darah yang keluar saat operasi.darah yanng menggenang di beberapa bagian
tubuh bisa membuatnya terlihat bengkak,seperti halnya telapak
kaki,pergelangan kaki dan juga di area wajah semakin membengkak.
Paien juga mengalami eklamsia gangguan terkait kehamilan berupa tekanan
drah tinggi yang disertai proteinuria dan pembengkakan akibat penumpukan
cairan(edema).

4. laboratorium
dari hasil pemeriksaan laboratorium nilai glukosa 188 mg/dl masuk dalam
kategori normal, karena nilai gula darah normal <200 mg/dl.Nilai ureum 25
mg/dl masuk dalam kategori normal,karena nilai ureum normal 21-53
mg/dl.Nilai creatinin 0,55 mg/dl masuk kedalam kategori normal,karena nilai
creatinin normal 0,7-1,5 mg/dl Pada awal masuk rumah sakit hasil
pemeriksaan laboratorium GDS 188 mg.dl ureum 25 mg/dl dan creatinin 0,55
mg/dl dan tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
BAB VI. RINGKASAN PELAYANAN GIZI

Dari uraian pelaksanaan diit pasien Nn. N di atas, dapat dibuat ringkasan pelayanan
gizinya sbb :

Ringkasan Pelayanan Gizi

Masalah Gizi Indikasi Terapi Monitoring &


Evaluasi
Eklamsia Diet = diet tktp dan rg 1.keadaan asupan
Status gizi pasien Rute=Oral pasien setelah
defisit berat Bentuk=bubur dan diberikan diet
dikarenakan biasa 2.parameter hasil
nafsu makan Frekuensi=3xmakanan dari pemeriksaan
yang utama,1x makanan bb,fisik/klinis dan
rendah,mual,dan selingan nilai laboratorium.
muntah.
Asupan makanan Tujuan:
pasien berangsur Jangka pendek
mulai membaik 1. Memberikan
karena pasien diet TKTP
selalu dan RG
mengkonsumsi sesuai
makanannya kebutuhan
hingga habis pasien
selama 3 hari
2. Memberikan
makanan
yang dapat
memperbaiki
pola asupan
pasien
3. Membantu
menghilangka
n retensi
garam atau
air dalam
jaringan tubuh
Jangka panjang
1. menurunkan
tekanan darah
pada pasien
Hipertensi

BAB VII. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil skrining gizi secara keseluruhan pasien mendapat skor 3
kesimpulannya pasien beresiko sedang sehingga perlu dilakukan asuhan
gizi setiap hari
2. Hasil dari assesment pasien adalah
a) Riwayat personal pasien menunjukan pasien mempunyai riwayat
penyakit hipertensi
b) Antropometri pasien menunjukan status gizi pasien defisit berat
c) Biokimia pasien menunjukan kadar GDS normal
d) Fisik/klinis terdapat odem pada kaki sebelum op dan di bagian wajah
pasien setelah pasca op
e) Asupan pasien mulai membaik

3. Diagnosa gizi pasien


a) Pasien mengalami status gizi defisit berat dibuktikan dengan asupan
energy, protein, lemak dan karbohidrat dalam kategori deficit
berat(S/S).
b) Pasien mengalami odema dibuktikan dengan pasien mengalami
pembengkakan pada kedua kaki
c) Pengetahuan yang kurang dibuktikan dengan klien tidak pernah
mendapatkan konseling gizi sebelumnya(S/S).
4. Intervensi dilakukan selama 2 hari dengan pemberian asupan diet tktp dan
rg bentuk makanan bubur dengan rute oral.

5. Hasil intervensi

a) Asupan energi
Berubah lebih baik pada kondisi pasien
b) Antropometri
Ada nya perubahan bb karen pasien telah melakukan operasi caesar
c) Fisik/klinis
adanya pembengkakan di area wajah sesudah menjalani post
op.Pembengkakan terjadi dikarenakan saat menjalani operasi ibu
diberikan cairan infus,juga tambahan darah untuk mengatasi darah yang
keluar saat operasi.darah yanng menggenang di beberapa bagian tubuh
bisa membuatnya terlihat bengkak,seperti halnya telapak
kaki,pergelangan kaki dan juga di area wajah semakin membengkak
d) Laboratorim
Gds pasien
6. Edukasi Gizi diberikan dengan topik diet tktp dan rg dan ibu menyusui

B. Saran
1. Untuk pasien diharapkan mampu memperhatikan makanan yang
dikonsumsi dirumah atau di RS dan dapat menyesuaian dengan kebutuhan
pasien aktifitas menyusui pasien.
2. Diharapkan pasien dapat mengikuti anjuran dari ahli gizi agar pasien
kesahatan nya membaik

DAFTAR PUSTAKA

Manggala PW, Erry GD, Gustaaf D. 2017 .Pulmonary edema in preeclampsia: an


Indonesian case-control study. The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine.
Sri Wajoeningsih. 2005 .Management of perioperative pulmonary edema in patient
with pre-eclampsia/eclampsia undergoing c-section. Folia Medica Indonesiana.
Vol.41 N0. 2

LAMPIRAN

PEMORSIAN HARI 1

I. DATA PERSONAL (CH)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CH.1.1 Nama Nn : N

CH.1.1.1 Umur 21

CH.1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan

CH.1.1.6 Suku/etnik Dayak

CH.1.1.9 Peran dalam Keluarga Ibu

Diagnosa Medis EKLAMPSIA

II. RIWAYAT PENYAKIT KLIEN (CH)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CH.2 Riwayat Penyakit Hipertensi

CH.2.1 Keluhan Pasien Sesak


napas,lemas,mual,bengkak
pada badan(edema)
CH.2.1.5 Gastrointestinal -

CH.2.1.8 Imun/Alergi Makanan -

CH.2.2 Perawatan Pemberian diet TKTP dan


RG

CH.3.1 Riwayat social/ekonomi Menengah ke bawah

III. RIWAYAT MAKAN (FH)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

FH.2.1 Riwayat Diet (Pola Makan) Kebiasaan makan pasien


3x/hari(pagi,siang,sore)

FH.2.1.1 Pemesanan Diet -

FH.2.1.2 Pengalaman Diet di Rumah -

FH.2.1.3 Lingkungan Makan Selama pasien sakit


orangtua pasien tidak
mengetahui makanan
yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi

FH.4.1 Pengetahuan tentang


makanan dan gizi
Kesimpulan : kebiasaan makan sudah cukup baik dan pengetahuan gizi
orangtua pasien kurang.

IV. RECALL 24 JAM (FH.7.2.8)

Asupan Energi Protein (g) Lemak (g) KH (g) Zat gizi


(kkal) lainnya
Asupan oral 977,4 47,7 15,3 156,6
Kebutuhan 1487,7 55,79 41,32 223,167
% Asupan 65,6 85,5 37 68,3
Kesimpulan :asupan pasien defisit berat

V. STANDAR PEMBANDING (CS)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CS.1.1.1 Estimasi Kebutuhan Energi 1062,7

CS.2.1.1 Estimasi Kebutuhan Lemak 29,5

CS.2.2.1 Estimasi Kebutuhan Protein 40,7

CS.2.3.1 Estimasi Kebutuhan KH 159,4

CS.5.1.1 Rekomendasi BB/IMT/ 21.09


Pertumbuhan

VI. ANTROPOMETRI (AD.1.1)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

AD.1.1 TB/Panjang Badan 160 cm

AD.1.2 Berat Badan 54 kg

AD.1.4 Perubahan BB -

AD.1.5 IMT 21.09

Kesimpulan Status Gizi :


Status gizi Nn.berdasarkan klasifikasi berat WHO untuk indonesia Depkes
RI, 2003.masuk dalam kategori normal.
VII. PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS (PD.1.1)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan Pasien tampak lemah,


nafas tidak
teratur,bengkak dikedua
kaki

PD.1.1.5 Sistem Pencernaan Baik

PD.1.1.6 Kepala dan Mata -

PD.1.1.9 Vital Sign : -


- Nadi 124x/mnt
- Suhu 36,2 0C
- Respirasi 38x/mnt
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diambil diketahui bahwa keadaan klien secara
umum yaitu dalam keadaan sadar/baik. Namun, bengkak pada kaki
pasien dikarenakan eklamsia yang diderita pasien . Tekanan darah klien
termasuk normal .

VIII. BIOKIMIA (BD)

Kode IDNT Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Ket.

Glukosa- sewaktu 188 mg/dl <200 Normal


Ureum 25 mg/dl 21-53 Normal
Creatinin 0,55 mg/dl 0,7-1,5 Normal

Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diambil diketahui bahwa biokimia klien yaitu dalam
keadaan normal.

IX. TERAPI MEDIS DAN FUNGSI

Kode Jenis Terapi Fungsi Interaksi dengan makanan


IDNT Medis
ND 6 infuse RL16 TPM Ringer Potensi interaksi obat terjadi
laktat lebih ketika digunakan bersamaan
dikenal sebagai dengan obat lain, sehingga
cairan infus. dapat mengubah cara kerja
Tersedia dalam obat. Sebagai akibatnya, obat
kemasan botol tidak dapat bekerja dengan
plastik dan maksimal atau bahkan
biasanya menimbulkan racun yang
digunakan pada membahayakan tubuh.
pasien rawat
inap di rumah Oleh sebab itu, penting untuk

sakit. mengetahui obat apa saja

Manfaat Ringer yang sedang Anda konsumsi

Laktat adalah dan beri tahukan pada dokter.

sebagai cairan Jenis obat yang dapat

hidrasi dan berinteraksi dengan Ringer

elektrolit untuk laktat adalah:

meringankan
 Ceftriaxone seperti
diare, luka bakar,
dijelaskan dalam
kadar natrium
kontraindikasi.
rendah, hingga
 Harus lebih hati-hati
aritmia.
memberikan ringer laktat
untuk seseorang yang sedang
mengonsumsi obat-obatan
yang dapat meningkatkan
retensi sodium dan cairan
seperti kortikosteroid.

 Harus berhati-hati
memberikan cairan ini
bersamaan dengan obat ginjal
yang dapat mempengaruhi
tingkat keasaman. Karena
ringer laktat dapat
memengaruhi tingkat
keasamannya. Obat jenis ini
diantaranya:

o Obat pembersih
ginjal yang bersifat asam
seperti salisilat dan barbiturat.

o Obat pembersih
ginjal yang bersifat basa
seperti simptomimetik
(ephedrin, pseudophedrin),
dekstroamphetamin sulfat
(dekstramphetamin).

o Pembersih ginjal
berupa lhitium juga dapat
meningkat fungsinya saat
digunakan bersamaan dengan
ringer laktat. Untuk itu,
pemberiannya harus dengan
pengawasan dari dokter.

 Karena kandungan
kaliumnya, pemberian cairan
infus ini untuk pasien yang
sedang diobati dengan produk
yang dapat
menyebabkan hiperkalemia h
arus diawasi karena dapat
memperbesar risiko
terjadinya hiperkalsemia.
Beberapa jenis obat ini
diantaranya, diuretik rendah
kalium, obat penghambat
ACE, antagonis reseptor
angiotensi II dan
obat imunosupresan takrolimu
s dan siklosporin.

 Harus hati-hati
memberikan obat ini pada
penderita yang diobati
dengan obat diuretik thiazid
dan vitamin D, karena dapat
meningkatkan risiko
hiperkalsemia.

Kesimpulan :

Obat yang telah diberikan tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan makanan
sembarangan karena akan memberikan efek negatif bagi pasien,dan juga perlu
memberi jarak antara mengkonsumsi obat dengan waktu makan.
DIAGNOSA GIZI

1. DOMAIN INTAKE (NI)


.NI.2.1 Ketidakcukupan asupan oral yang berhubungan dengan nafsu makan
yang rendah,mual,dan muntah yang ditandai dengan hasil recall 24 jam.
2. DOMAIN CLINIS (NC)
NC Perubahan reflek badan berkaitan dengan Eklamsia dibuktikan dengan
pasien mengalami pembengkakan pada kedua kaki.
3. DOMAIN BEHAVIOR (NB)
NB Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan gizi berkaitan
dengan kurangnya informasi dibuktikan dengan klien tidak pernah
mendapatkan konseling gizi sebelumnya.

INTERVENSI GIZI

NP 1.1 Preskripsi Diet


Tujuan :

Jangka pendek 3 hari :


1. Memberikan diet TKTP dan RG sesuai kebutuhan pasien selama 3 hari
2. Memberikan makanan yang dapat memperbaiki pola asupan pasien
Jangka panjang :
1. menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi
Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi Makro dan Mikro

 Kebutuhan energi dan zat gizi makro


Energi : HBE = 665,1 + (9,65 x BB) + (1,85 x TB) – (4,68 x U)
= 665,1 + (9,65 x 5) + (1,85 x 160) – (4,68 x 21)
= 665,1 + 58,4 + 288 – 98,,7
= 1362,7 kkal

TEE = BMR x FA x F1
= 1362,7 x 1,2 x 1,3 +300(ibu menyusui 6 bulan pertama)
= 2125,41 kkal
Perhitungan zat gizi makro
15 % x 2125,41
Protein = =79,70 gr
4
5% = 75,72 gram – 83,68 gram
25 % x 2125,41
Lemak = =59,03 gr
9
5% = 56,08 gram – 61,98 gram
60 % x 2125,41
KH = =318,81 gr
4
5% = 308,6 gram – 334,02 gram

Perhitungan makan diberikan sebanyak 70% secara bertahap

Energi :2125,41x70%=1487,7 kkal

Protein:79,70x70%=55,79gr

Lemak:59,03x70%=41,32gr

KH:318,81x70%=223,167gr

ND 1. Makanan dan Snack


ND.1.2 Modifikasi komposisi makanan dan snack
Jenis Diet : diet tktp dan RG

ND 1.2.1. Modifikasi Tekstur : bubur nasi


ND 1.2.2. Modifikasi Energi : tinggi energi (1062,7)

ND 1.2.3. Modifikasi Protein : tinggi protein (40,7)

ND 1.2.4. Modifikasi KH : rendah karbohidrat (159,4)


ND 1.2.5. Modifikasi Lemak : sedang lemak (29,5)
ND 1.3 Jadwal Pemberian makan/cairan : 3 kali makanan utama 1 kali selingan

Implementasi Diet Rumah Sakit (Standar Diet Tktp dan RG)

Standar Diet Energi Protein (g) Lemak (g) KH (g)


(kkal)
Standar Diet RS 1803,6 81,8 66 286 g
Kebutuhan/Planning 1487,7 55,79 41,32 223,167

%Standar/Kebutuhan 169,7 200,9 223,7 179,4


Kesimpulan :

Standar dan kebutuhan yang dihitung tidak jauh berbeda.

Rekomendasi Diet

Waktu Makan Standar Diet RS Rekomendasi


Makan Pagi Bubur 1200 g Nasi (150 gr)
Daging ayam 100 g Ikan nila (40 gr)
Telur ayam 50 g Tahu (45 gr)
Tempe 120 g Wortel (25 gr)
Sayuran 250 g Jagung (25 gr)
Minyak 30 g Minyak (5 gr)
Selingan Pagi Buah 100 g Pisang kepok (50 gr)
Makan Siang Bubur 1200 g Nasi (250 gr)
Daging ayam 100 g Ikan (85 gr)
Telur ayam 50 g Tempe (46 gr)
Tempe 120 g Wortel (25 gr)
Sayuran 250 g Bening katuk (25 gr)
Minyak 30 g Minyak (5 gr)
Selingan Sore Buah 100 g Pisang mauli (40 gr)

Makan Malam Bubur 1200 g Nasi bubur (150 gr)


Daging ayam 100 g Ayam goreng berempah
Telur ayam 50 g (82,5 gr)
Tempe 120 g Tahu masak kecap (110
Sayuran 250 g gr)
Minyak 30 g Sop kacang polong (25
gr)
Kentang (150 gr)
Wortel (200 gr)
Telur (15 gr)
NILAI GIZI ENERGI :1803,6 kcal ENERGI :169,7
PROTEIN :75,9 g PROTEIN :200,9
LEMAK :65,2 g LEMAK :223,7
KH :227,5 g KH :179,4

Makan pagi Sabtu 14 september 2019 menggunakan siklus menu IV


Menu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Nasi biasa 100 350 10 80
Ikan nila 40 50 7 -
masak
kuning
Tahu bb 45 34,2 3,6 2,2 0,9
kemangi
Wortel 25 6,5 0,2 0.1 1.2
Orak arik 25 14,8 0,4 0.2 3,5
Jagung
muda
Minyak 5 43,1 - 5 -
kelapa

Makan Sore Senin 14 september 2019 menggunakan siklus menu VI


Menu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Nasi bubur 150 525 12 120
Ayam 82,5 225 105 19,5 -
goreng
berempah
Tahu 110 75 5 3 7
masak
kecap
Sop 25 8,7 2 6 14
kacang
polong
kentang 105 87,5 2 2

Wortel 200 50 2 10

Telur 15 23,3 1,9 1,6 0,2


Makan Siang Sabtu 14 september 2019 menggunakan siklus menu VI
Menu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Nasi bubur 250 182,2 3,3 0,3 40,0
Ikan peda 85 95,3 18,2 2,0 -
bb sarden
Tempe 46 91,6 8,7 3,5 7,8
goreng
Wortel 25 6,5 0,2 0.1 1.2
Bening 25 8,7 0,5 0.1 2,0
katuk
Pisang 40 36,8 0,4 0,2 9,4
mauli
Minyak 5 43,1 - 5 -
kelapa

X. EDUKASI GIZI (E.1)


E.1.1 Tujuan Edukasi :
Memberikan pengetahuan,tujuan,syarat diet yang diberikan.
Keluarga dan pasien dapat mengontrol kondisi makanan yang dikonsumsi
oleh pasien di rumah.

E.1.2 Prioritasi Modifikasi :


Diet = diet tktp dan RG
Rute = oral
Bentuk= bubur
Frekuensi =3x makanan utama,1x makanan selingan

XI. KOORDINASI ASUHAN GIZI (RC) :dokter,perawat,dan apoteker.

XII. RENCANA MONITORING

Hal yg Dimonitor Hal yg Diukur Waktu Target


Pengukuran
Antropometri Berat bada 13 september Berat badan
2019 normal
Biokimia GDS 13 september GDS normal
2019
Fisik/Klinik Pasien tampak 13 september Pasien
lemah, nafas tidak 2019 membaik dan
teratur,bengkak kaki tidak
dikedua kaki membengkak

Asupan Zat Gizi Recall 24 jam 13 september Pertahankan


2019 kategori
noormal

XIII. MONITORING DAN EVALUASI


a. Asupan Makanan
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan
dibanding
Kebutuhan
Energi 1512,2 1487,7 101,6%

Protein 80,7 55,79 144,6%

Lemak 75,5 41,32 182,7%

KH 129,2 223,167 57,8%

b. Antropometri : berat badan 54 kg

c. Fisik/Klinis : Pasien tampak lemah, nafas tidak teratur,bengkak dikedua


kaki

d. Laboratorium : Kadar GDS klien yaitu 188 mg/dl (normal)

XIV. RENCANA TINDAK LANJUT


a.asupan makan : membantu mempertahankan asupan zat gizi pasien agar
tetap seimbang sesuai dengan penyakit pasien
b.antropometri : memberikan motivasi pada pasien untuk mengikuti diet
yang diberikan agar imt pasien secara perlahan menuju normal

XV. PEMBAHASAN BERDASARKAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI


a.asupan makan
adanya perubahan pada tingkat asupan mengarah lebih baik setelah pasien
melakukan post op

b.antropometri
berat badan pasien tidak banyak mengalami perubahan karena berat badan
seseorang tidak bisa berubah dalam waktu singkat.

c.Fisik/klinis
adanya pembengkakan di area wajah sesudah menjalani post
op.Pembengkakan terjadi dikarenakan saat menjalani operasi ibu diberikan
cairan infus,juga tambahan darah untuk mengatasi darah yang keluar saat
operasi.darah yanng menggenang di beberapa bagian tubuh bisa
membuatnya terlihat bengkak,seperti halnya telapak kaki,pergelangan kaki
dan juga di area wajah semakin membengkak.

d.laboratorium
dari hasil pemeriksaan laboratorium nilai glukosa 188 mg/dl masuk dalam
kategori normal, karena nilai gula darah normal <200 mg/dl.
Nilai ureum 25 mg/dl masuk dalam kategori normal,karena nilai ureum normal
21-53 mg/dl.Nilai creatinin 0,55 mg/dl masuk kedalam kategori normal,karena
nilai creatinin normal 0,7-1,5 mg/dl
PEMORSIAN HARI 2

XVI. DATA PERSONAL (CH)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CH.1.1 Nama Nn : N

CH.1.1.1 Umur 21

CH.1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan

CH.1.1.6 Suku/etnik Dayak

CH.1.1.9 Peran dalam Keluarga Ibu

Diagnosa Medis EKLAMPSIA

XVII. RIWAYAT PENYAKIT KLIEN (CH)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CH.2 Riwayat Penyakit Hipertensi

CH.2.1 Keluhan Pasien Sesak


napas,lemas,mual,bengkak
pada badan(edema)

CH.2.1.5 Gastrointestinal -

CH.2.1.8 Imun/Alergi Makanan -

CH.2.2 Perawatan Pemberian diet TKTP dan


RG

CH.3.1 Riwayat social/ekonomi Menengah ke bawah

XVIII. RIWAYAT MAKAN (FH)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

FH.2.1 Riwayat Diet (Pola Makan) Kebiasaan makan pasien


3x/hari(pagi,siang,sore)

FH.2.1.1 Pemesanan Diet -

FH.2.1.2 Pengalaman Diet di Rumah -

FH.2.1.3 Lingkungan Makan Selama pasien sakit


orangtua pasien tidak
mengetahui makanan
yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi

FH.4.1 Pengetahuan tentang


makanan dan gizi
Kesimpulan : kebiasaan makan sudah cukup baik dan pengetahuan gizi
orangtua pasien kurang.

XIX. RECALL 24 JAM (FH.7.2.8)

Asupan Energi Protein (g) Lemak (g) KH (g) Zat gizi


(kkal) lainnya
Asupan oral 977,4 47,7 15,3 156,6
Kebutuhan 1487,7 55,79 41,32 223,167
% Asupan 65,6 85,5 37 68,3
Kesimpulan :asupan pasien defisit berat

XX. STANDAR PEMBANDING (CS)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CS.1.1.1 Estimasi Kebutuhan Energi 1062,7

CS.2.1.1 Estimasi Kebutuhan Lemak 29,5

CS.2.2.1 Estimasi Kebutuhan Protein 40,7

CS.2.3.1 Estimasi Kebutuhan KH 159,4

CS.5.1.1 Rekomendasi BB/IMT/ 21.09


Pertumbuhan

XXI. ANTROPOMETRI (AD.1.1)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

AD.1.1 TB/Panjang Badan 160 cm

AD.1.2 Berat Badan 54 kg

AD.1.4 Perubahan BB -

AD.1.5 IMT 21.09

Kesimpulan Status Gizi :


Status gizi Nn.berdasarkan klasifikasi berat WHO untuk indonesia Depkes
RI, 2003.masuk dalam kategori normal.
XXII. PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS (PD.1.1)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal


PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan Pasien tampak lemah,
nafas tidak
teratur,bengkak dikedua
kaki

PD.1.1.5 Sistem Pencernaan Baik

PD.1.1.6 Kepala dan Mata -

PD.1.1.9 Vital Sign : -


- Nadi 124x/mnt
- Suhu 36,2 0C
- Respirasi 38x/mnt
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diambil diketahui bahwa keadaan klien secara
umum yaitu dalam keadaan sadar/baik. Namun, bengkak pada kaki
pasien dikarenakan eklamsia yang diderita pasien . Tekanan darah klien
termasuk normal .

XXIII. BIOKIMIA (BD)

Kode IDNT Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Ket.

Glukosa- sewaktu 188 mg/dl <200 Normal


Ureum 25 mg/dl 21-53 Normal
Creatinin 0,55 mg/dl 0,7-1,5 Normal

Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diambil diketahui bahwa biokimia klien yaitu dalam
keadaan normal.

XXIV. TERAPI MEDIS DAN FUNGSI


Kode Jenis Terapi Fungsi Interaksi dengan makanan
IDNT Medis
ND 6 infuse RL16 TPM Ringer Potensi interaksi obat terjadi
laktat lebih ketika digunakan bersamaan
dikenal sebagai dengan obat lain, sehingga
cairan infus. dapat mengubah cara kerja
Tersedia dalam obat. Sebagai akibatnya, obat
kemasan botol tidak dapat bekerja dengan
plastik dan maksimal atau bahkan
biasanya menimbulkan racun yang
digunakan pada membahayakan tubuh.
pasien rawat
inap di rumah Oleh sebab itu, penting untuk

sakit. mengetahui obat apa saja

Manfaat Ringer yang sedang Anda konsumsi

Laktat adalah dan beri tahukan pada dokter.

sebagai cairan Jenis obat yang dapat

hidrasi dan berinteraksi dengan Ringer

elektrolit untuk laktat adalah:

meringankan
 Ceftriaxone seperti
diare, luka bakar,
dijelaskan dalam
kadar natrium
kontraindikasi.
rendah, hingga
 Harus lebih hati-hati
aritmia.
memberikan ringer laktat
untuk seseorang yang sedang
mengonsumsi obat-obatan
yang dapat meningkatkan
retensi sodium dan cairan
seperti kortikosteroid.

 Harus berhati-hati
memberikan cairan ini
bersamaan dengan obat ginjal
yang dapat mempengaruhi
tingkat keasaman. Karena
ringer laktat dapat
memengaruhi tingkat
keasamannya. Obat jenis ini
diantaranya:

o Obat pembersih
ginjal yang bersifat asam
seperti salisilat dan barbiturat.

o Obat pembersih
ginjal yang bersifat basa
seperti simptomimetik
(ephedrin, pseudophedrin),
dekstroamphetamin sulfat
(dekstramphetamin).

o Pembersih ginjal
berupa lhitium juga dapat
meningkat fungsinya saat
digunakan bersamaan dengan
ringer laktat. Untuk itu,
pemberiannya harus dengan
pengawasan dari dokter.

 Karena kandungan
kaliumnya, pemberian cairan
infus ini untuk pasien yang
sedang diobati dengan produk
yang dapat
menyebabkan hiperkalemia h
arus diawasi karena dapat
memperbesar risiko
terjadinya hiperkalsemia.
Beberapa jenis obat ini
diantaranya, diuretik rendah
kalium, obat penghambat
ACE, antagonis reseptor
angiotensi II dan
obat imunosupresan takrolimu
s dan siklosporin.

 Harus hati-hati
memberikan obat ini pada
penderita yang diobati
dengan obat diuretik thiazid
dan vitamin D, karena dapat
meningkatkan risiko
hiperkalsemia.

Kesimpulan :

Obat yang telah diberikan tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan makanan
sembarangan karena akan memberikan efek negatif bagi pasien,dan juga perlu
memberi jarak antara mengkonsumsi obat dengan waktu makan.
DIAGNOSA GIZI

4. DOMAIN INTAKE (NI)


NI.2.1 Ketidakcukupan asupan oral yang berhubungan dengan nafsu makan
yang rendah,mual,dan muntah yang ditandai dengan hasil recall 24 jam.
5. DOMAIN CLINIS (NC)
NC Perubahan reflek badan berkaitan dengan Eklamsia dibuktikan dengan
pasien mengalami pembengkakan pada kedua kaki.

6. DOMAIN BEHAVIOR (NB)


NB Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan gizi berkaitan
dengan kurangnya informasi dibuktikan dengan klien tidak pernah
mendapatkan konseling gizi sebelumnya.

INTERVENSI GIZI

NP 1.1 Preskripsi Diet


Tujuan :

Jangka pendek 3 hari :


3. Memberikan diet TKTP dan RG sesuai kebutuhan pasien selama 3 hari
4. Memberikan makanan yang dapat memperbaiki pola asupan pasien
Jangka panjang :
2. menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi
Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi Makro dan Mikro

 Kebutuhan energi dan zat gizi makro


Energi : HBE = 665,1 + (9,65 x BB) + (1,85 x TB) – (4,68 x U)
= 665,1 + (9,65 x 5) + (1,85 x 160) – (4,68 x 21)
= 665,1 + 58,4 + 288 – 98,,7
= 1362,7 kkal

TEE = BMR x FA x F1
= 1362,7 x 1,2 x 1,3 +300(ibu menyusui 6 bulan pertama)
= 2125,41 kkal
Perhitungan zat gizi makro
15 % x 2125,41
Protein = =79,70 gr
4
5% = 75,72 gram – 83,68 gram
25 % x 2125,41
Lemak = =59,03 gr
9
5% = 56,08 gram – 61,98 gram
60 % x 2125,41
KH = =318,81 gr
4
5% = 308,6 gram – 334,02 gram

Perhitungan makan diberikan sebanyak 70% secara bertahap

Energi :2125,41x70%=1487,7 kkal

Protein:79,70x70%=55,79gr

Lemak:59,03x70%=41,32gr

KH:318,81x70%=223,167gr

ND 1. Makanan dan Snack


ND.1.2 Modifikasi komposisi makanan dan snack
Jenis Diet : diet tktp dan RG

ND 1.2.1. Modifikasi Tekstur : bubur nasi


ND 1.2.2. Modifikasi Energi : tinggi energi (1062,7)

ND 1.2.3. Modifikasi Protein : tinggi protein (40,7)

ND 1.2.4. Modifikasi KH : rendah karbohidrat (159,4)


ND 1.2.5. Modifikasi Lemak : sedang lemak (29,5)
ND 1.3 Jadwal Pemberian makan/cairan : 3 kali makanan utama 1 kali selingan

Implementasi Diet Rumah Sakit (Standar Diet Tktp dan RG)

Standar Diet Energi Protein (g) Lemak (g) KH (g)


(kkal)
Standar Diet RS 1803,6 81,8 66 286 g
Kebutuhan/Planning 1487,7 55,79 41,32 223,167

%Standar/Kebutuhan 169,7 200,9 223,7 179,4


Kesimpulan :

Standar dan kebutuhan yang dihitung tidak jauh berbeda.

Rekomendasi Diet

Waktu Makan Standar Diet RS Rekomendasi


Makan Pagi Bubur 1200 g Bubur 200 g
Daging ayam 100 g Telur goreng bb opor 55
Telur ayam 50 g g
Tempe 120 g Tumis tempe 90 g
Sayuran 250 g Tumis kacang panjang 80
Minyak 30 g g
Wortel 25 g
Tauge 25 g
Minyak 5 g

Selingan Pagi Buah 100 g

Makan Siang Bubur 1200 g Bubur 200 g


Daging ayam 100 g Ayam goreng kalasan 90
Telur ayam 50 g g
Tempe 120 g Bacem tempe goreng 90
Sayuran 250 g g
Minyak 30 g Sup pelangi 100 g
Minyak 5 g
Selingan Sore Buah 100 g Pisang ambon 55 g

Makan Malam Bubur 1200 g Bubur 200 g


Daging ayam 100 g Patin goreng 80 g
Telur ayam 50 g Oseng tahu 90 g
Tempe 120 g Capcay goreng 90 g
Sayuran 250 g Minyak 5 g
Minyak 30 g
NILAI GIZI ENERGI :1803,6 kcal Energi = 2287,5 kkal
PROTEIN :75,9 g Protein =86,5 gram
LEMAK :65,2 g Lemak =79,6 gram
KH :227,5 g Karbohidrat =
313,75gram

Makan Pagi 15 september 2019 menggunakan siklus menu V

Menu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Nasi bubur 200 145,0 2,6 08,3 32,0
Telur 55 105,8 6,6 8,3 0,6
goreng bb
opor
Tumis 90 318,6 15,4 24,2 13,8
tempe
Tumis 80 16,8 0,6 0,9 2,2
kacang
panjang
wortel 25 8,7 0,5 0,1 2,0

tauge 25 23,2 0,5 - 5,4


Minyak 5 43,1 - 5 -
kelapa

Makan siang 15 september 2019 menggunakan siklus menu V

Menu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Nasi bubur 200 145,0 2,6 08,3 32,0
Ayam 90 298 23,6 20,8 3,3
goreng
kalasan
Bacem 90 213,4 9,7 13,5 15,8
tempe
goreng
Sup 100 349,9 5,0 0,4 0,4
pelangi
Pisang 55 50,6 0,6 0,3 12,9
ambon
Minyak 5 43,1 - 5 -
kelapa

Makan sore 15 september 2019 menggunakan siklus menu V

Menu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Nasi bubur 200 145,0 2,6 08,3 32,0
Patin 80 127,9 10,4 9,6
goreng
Oseng tahu 90 185,4 6,6 18,3 1,5
Capcay 90 185,4 6,6 18,3 1,5
goreng
Minyak 5 43,1 - 5 -
kelapa

XXV. EDUKASI GIZI (E.1)


E.1.1 Tujuan Edukasi :
Memberikan pengetahuan,tujuan,syarat diet yang diberikan.
Keluarga dan pasien dapat mengontrol kondisi makanan yang dikonsumsi
oleh pasien di rumah.

E.1.2 Prioritasi Modifikasi :


Diet = diet tktp dan RG
Rute = oral
Bentuk= bubur
Frekuensi =3x makanan utama,1x makanan selingan

XXVI. KOORDINASI ASUHAN GIZI (RC) :dokter,perawat,dan apoteker.

XXVII. RENCANA MONITORING

Hal yg Dimonitor Hal yg Diukur Waktu Target


Pengukuran
Antropometri Berat bada 15 september Berat badan
2019 normal
Biokimia GDS 15 september GDS normal
2019
Fisik/Klinik Pasien tampak 15 september Pasien
lemah, nafas tidak 2019 membaik dan
teratur,bengkak kaki tidak
dikedua kaki membengkak

Asupan Zat Gizi Recall 24 jam 15 september Pertahankan


2019 kategori
noormal
XXVIII. MONITORING DAN EVALUASI
e. Asupan Makanan

Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan


dibanding
Kebutuhan
Energi 2023,0 1487,7 135.9%

Protein 93,7 55,79 167,9%

Lemak 84,4 41,32 204,2%

KH 143,9 223,167 64,48%

f. Antropometri : berat badan 54 kg

g. Fisik/Klinis : Pasien tampak lemah, nafas tidak teratur,bengkak dikedua


kaki

h. Laboratorium : Kadar GDS klien yaitu 188 mg/dl (normal)

XXIX. RENCANA TINDAK LANJUT


a.asupan makan : membantu mempertahankan asupan zat gizi pasien agar
tetap seimbang sesuai dengan penyakit pasien
b.antropometri : memberikan motivasi pada pasien untuk mengikuti diet
yang diberikan agar imt pasien secara perlahan menuju normal

XXX. PEMBAHASAN BERDASARKAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI


a.asupan makan
adanya perubahan pada tingkat asupan mengarah lebih baik setelah pasien
melakukan post op
b.antropometri
berat badan pasien tidak banyak mengalami perubahan karena berat badan
seseorang tidak bisa berubah dalam waktu singkat.

c.Fisik/klinis
adanya pembengkakan di area wajah sesudah menjalani post
op.Pembengkakan terjadi dikarenakan saat menjalani operasi ibu diberikan
cairan infus,juga tambahan darah untuk mengatasi darah yang keluar saat
operasi.darah yanng menggenang di beberapa bagian tubuh bisa
membuatnya terlihat bengkak,seperti halnya telapak kaki,pergelangan kaki
dan juga di area wajah semakin membengkak.

d.laboratorium
dari hasil pemeriksaan laboratorium nilai glukosa 188 mg/dl masuk dalam
kategori normal, karena nilai gula darah normal <200 mg/dl.
Nilai ureum 25 mg/dl masuk dalam kategori normal,karena nilai ureum normal
21-53 mg/dl.Nilai creatinin 0,55 mg/dl masuk kedalam kategori normal,karena
nilai creatinin normal 0,7-1,5 mg/dl
LAMPIRAN

Pemorsian I

Photo sisa makanan


Permosian II

Photo sisa makanan


Permosian III

Photo sisa makanan


Permosian IV

Photo sisa makanan


Pemorsian V
Photo sisa makanan

Pemorsian VI
Photo sisa makanan

Anda mungkin juga menyukai