Disusun Oleh :
Laporan kasus mendalam pada pasien Tn. S di RS Doris Silvanus Palangka Raya
telah disyahkan pada tanggal……………
Disusun oleh :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-
Nya maka laporan kasus besar dengan judul “Laporan Kasus Besar Pada Pasien
Nn. N Di Ruang Cempaka RS Doris Silvanus Palangka Raya” dapat di selesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyakini bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaanlaporan materi ini dimasa yang akan datang.Akhir kata, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung.
ini. Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Tujuan
1. Tujuan Umum....................................................................................
2. Tujuan Khusus...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Salah satu kondisi yang harus diwaspadai ibu hamil adalah eklampsia, yaitu
kondisi serius yang terjadi akibat preeklamsia. Eklampsia pada ibu hamil merupakan
kondisi gawat darurat dan ditandai dengan kejang-kejang. Meski jarang terjadi,
eklampsia harus segera mendapat penanganan untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan pada ibu maupun bayi yang dikandung. Eklampsia bisa terjadi pada ibu
hamil yang mengalami hipertensi berat atau preeklamsia.
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa ibu hamil
maupun bayi yang berada di dalam kandungan. Waspadai jika ibu hamil mengalami
kejang-kejang, dan biasanya disertai dengan penurunan kesadaran atau tatapan
yang kosong. Cara paling efektif untuk menghindari hal ini adalah dengan rutin
melakukan pemeriksaan kandungan sehingga risiko preeklamsia bisa terdeteksi
pada masa-masa awal kehamilan.
Dokter akan melakukan pemeriksaan jika kejang terjadi pada ibu hamil,
terutama ibu hamil yang memiliki riwayat preeklamsia maupun eklampsia. Kondisi ini
sama sekali tidak boleh diabaikan, sebab eklampsia bisa menyebabkan komplikasi
serius, termasuk kematian ibu dan janin. Karena penyebabnya belum diketahui, cara
mencegah penyakit ini pun masih belum diketahui. Meski begitu, menjaga kesehatan
dan selalu menerapkan pola hidup sehat selama kehamilan bisa membantu
menurunkan risiko preeklamsia maupun eklamsia. Karena kondisi ini berkaitan
dengan hipertensi, ibu hamil disarankan untuk selalu menjaga tekanan darah tetap
normal.
B. Tujuan
2 . Tujuan khusus
a. Mampu melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien eklamsia di
ruangan cempaka RSUD dr.Dorys Silvanus Palangka Raya.
b. Mampu melakukan assessment (antropometri,biokimia,fisik klinis,dieteri
history dan personal) pada pasien eklamsia di ruang cempaka RSUD
dr.Doris Silvanus Palnangka raya
c. Mampu melakukan pengkajian data rekam medik pada pasien eklamsia di
ruang cempaka RSUD dr.Doris Silvanus Palnangka raya
d. Mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien eklamsia di ruang cempaka
RSUD dr.Doris Silvanus Palangka raya
e. Mampu menyusun NCP yang terdiri dari assesment,Diagnosa
gizi,intervensi,monitoring dan evluasi gizi pada pasien eklamsia di ruang
cempaka RSUD dr.Doris Silvanus Palangka raya
f. Mampu melakukan edukasi terkait gizi kepada pasien dan keluarga pasien
terkait penyakit yang diderita
BAB II
IDENTITAS PASIEN
1) Nama = Nn. N
2) Jenis Kelamin = Perempuan
3) Umur = 21 tahun
4) Agama = Kristen Protestan
5) No. Rekam Medik = 32.91.41
6) Ruang Perawatan = Cempaka
7) Tanggal Masuk = 12 september 2019
8) Tanggal Assesment = 12 september 2019
9) Diagnosa Medis = EKLAMPSIA
NARASI KASUS
Ny. N lahir pada tanggal 15 maret 1998, umur Ny. N 21 tahun, masuk rumah
sakit pada tanggal 12 September 2019, TB 160 cm, BB estimasi menggunakan Lila
54 kg, LILA : 28 cm, status menikah mempunyai 2 orang anak. Ny.N mempunya
riwayat penyakit hipertensi. Didiagnosa dokter Ny. N mengalami EKLAMPSIA. Saat
masuk rumah sakit tekanan darah Ny.N 180/120 mmHg, nadi 124x/menit, suhu
36.2°C, pernafasan 38x/menit. Ny.N beragama Kristen protestan. Ny.N merupakan
ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir pasien SMA dan bersuku dayak.
Hasil Recall Asupan Makanan Klien Selama 24 jam (12 september 2019)
Interpretasi :.
Asupan Nn. N saat recall 24 jam saat ini dikategorikan kurang hal tersebut
dikarenakan pada saat recall 24 jam pasien mengatakan mengkonsumsi makanan
dari rumah sakit dan disertai dengan jajanan yang di beli di luar untuk makanan
rumah sakit pasien hanya mengkonusmsi setengah nasi dari yang diberikan rumah
sakit dan sedikit mengkonsumsi sayuran .
Rute = Oral
Bentuk = Bubur
b. Antropometri
Berat badan estimasi : 54 kg
c. Laboratorium :GDS klien yaitu 188 mg/dl (normal)
1. Fisik
a) Keadaan umum
Pasien tampak lemah, nafas tidak teratur,bengkak dikedua kaki.
b) Tanda-tanda vital.
Tabel 2.5 Hasil Pemeriksaan Klinis
Tanggal
Klinik Nilai normal Keterangan
pemeriksaann
13/september/201 TD = 180/120 TD =120/80 Tinggi
9 mmHg mmHg Tinggi
N = 124x/mnt N=60 – 80 Tinggi
R = 38x/mnt x/menit Normal
S = 36,2 0C R = 12 –
20x/menit
S = 36 - 37,5 °C
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinis dari tanggal 13 september
2019 didapatkan data tekanan darah pasien tinggi dan pasien di diagnosa
menderita hipertensi.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil recall asupan zat gizi energy, protein, lemak dan
karbohidrat pasien masuk dalam kategori defisit berat semua dari energi,
protein, lemak dan karbohidrat
BAB III
DIAGNOSA GIZI
A. Problem Gizi :
A. Domain Intake
NI.2.1 Ketidakcukupan asupan oral yang berhubungan dengan nafsu
makan yang rendah,mual,dan muntah yang ditandai dengan hasil recall
24 jam.
B. NB Domain Klinik
Perubahan reflek badan berkaitan dengan Eklamsia dibuktikan dengan
pasien mengalami pembengkakan pada kedua kaki.
C. Domain Behavior
NB.1.1.1 Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan
gizi berkaitan dengan kurangnya informasi dibuktikan dengan klien
tidak pernah mendapatkan konseling gizi sebelumnya.
BAB IV
INTERVENSI GIZI
A. Planning
1. Terapi Diet
Jenis Diet : TKTP DAN RG
Bentuk makanan : Nasi Bubur (BB)
Cara pemberian : Oral
15 % x 2125,41
b. Protein = =79,70 gr
4
5% = 75,72 gram – 83,68 gram
25 % x 2125,41
c. Lemak = =59,03 gr
9
5% = 56,08 gram – 61,98 gram
60 % x 2125,41
d. KH = =318,81 gr
4
5% = 308,6 gram – 334,02 gram
Protein:79,70x70%=55,79gr
Lemak:59,03x70%=41,32gr
KH:318,81x70%=223,167gr
A. Implementasi
1. Kajian Terapi Diet di Rumah Sakit
Jenis Diet : Tktp dan Rendah Garam
Bentuk makanan : bubur
Cara pemberian : Oral
Pembahasan Diet RS :
Dari hasil analisis diet yang diberikan rumah sakit telah memenuhi
kebutuhan pasien. Namun untuk standar rumah sakit protein berlebih
dari standar kebutuhan.
2. Rekomendasi Diet
Penerapan diet berdasarkan rekomendasi
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
TGL Diet Asupan Biokimia Fisik/klini Antropomet Identifikasi Edukasi Rencana tindak
s ri masalah lanjut
13 TKTP E = 40,2 % GDS 188 diketahui TB = 160cm Asupan Pemberian Memberikan
sept dan RG P = 52,4 % bahwa BB =54 kg kurang makanan yang porsi lebih
2019 L = 27,8% keadaan Nilai lab masih di anjurkan ditingkatkan
GD-
KH =39,7 % klien bermasalah yang dibatasi sesuai
puasa
secara dan yang kebutuhan
umum dihindari
yaitu
dalam
keadaan
sadar/baik.
Namun,
bengkak
pada kaki
pasien
dikarenaka
n eklamsia
yang
diderita
pasien .
14 TKTP E = 71,1% Tidak ada Kondisi TB = 160cm Asupan Memberitahuka Memberikan
sept dan RG P = 100,3 % pemeriksaan pasien BB = - pasien mulai n untuk pasien porsi lebih
2019 L = 127,9% Baik normal tentang diet ditingkatkan
KH = 40,5% kecuali TKTP dan RG sesuai
pada kaki lalu kebutuhan
terdapat merekomendasi pasien dan tetap
luka yang kan pasien dengan asupan
tidak untuk yang telah
kunjung mengkonsumsi dianjurkan
sembuh makanan yang seperti yang ada
dan akan diberikan dari di dalam leaflet.
di operasi. rumah sakit dan
asupan yang
baik untuk
pasien
15 TKTP E = 95,1 % GDS 120 Kondisi TB = 160 cm Asupan Pemberian Mempertahan
sept dan RG P = 117,5% pasien BB = - normal jenis diet kan pemberian
2019 L = 142,9% GD- Baik pasien asupan yang
KH = 41,1 % puasa kecuali rekomendasi optimal dan
pada makanan,
bagian syarat diet
bawah pasien, dan
mata tujuan diet
pasien pasien.
yang
membeng
kak
B. PEMBAHASAN
1. Asupan energi
2000
1512.2
1500
977.4 1018
1000
Asupan energi sejak awal kasus sampai akhir kasus telah mengalami
peningkatan dan masuk dalam kategori normal. Pasien sedikit demi sedikit
dapat menerima makanan yang diberikan dan menghabiskan semua
makanan dari nasi hingga lauk hewani. Pasien mencoba makan agar badan
tidak terasa lemas lagi.
Asupan protein
Asupan protein pasien dari hasil pertama mengalami peningkatan.
Berdasarkan asupan protein pasien dari hari pertama sampai hari ketiga
sudah memasuki kategori normal.
Bagi ibu menyusui, penting untuk memenuhi kebutuhan protein. Protein
dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk jaringan saraf dan otak. Menurut
penelitian, asupan protein yang cukup dari ASI berperan penting dalam
pertumbuhan otak bayi, sehinga akan mendukung kecerdasannya kelak.
Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat
inap dann dianjurkan tidur miring ke kiri. Pengelolaan cairan pada
preeklampsia bertujuan untuk mencegah terjadinya edema paru dan oliguria.
Diuretikum diberikan jika terjadi edema paru dan payah jantung (Anonim,
2005).
Diuretikum yang dipakai adalah furosemid. Pemberian diuretikum secara rutin
dapat memperberat hipovolemi, memperburuk perfusi utero-plasenta,
menimbulkan dehidrasi pada janin, dan menurunkan berat janin. Antasida
digunakan untuk menetralisir asam lambung sehingga bila mendadak kejang
dapat menghindari risiko aspirasi asam lambung (Prawirohardjo, 2008).
karbohidrat
2. Antropometri
saat awal pasien hamil dan saat akhir pasien post op mengalami perubahan
berat badan. Data antropometri awal saat pasien baru masuk rumah sakit
diketahui dengan cara pengukuran bb menggunakan LILA dan didapatkan
hasil LILA 28 cm dan pengukuran panjang badan menggunakan estimasi ulna
yaitu 160 cm awal masuk pasien di puasa kan karena pasien akan melahirkan
dengan operasi caesar.
3. Fisik/klinis
Pada awal masuk rumah sakit kaki pasien bengkak,pembengkakan ini sering
disebut dengan edema dan juga adanya pembengkakan di area wajah
sesudah menjalani post op.Pembengkakan terjadi dikarenakan saat menjalani
operasi ibu diberikan cairan infus,juga tambahan darah untuk mengatasi
darah yang keluar saat operasi.darah yanng menggenang di beberapa bagian
tubuh bisa membuatnya terlihat bengkak,seperti halnya telapak
kaki,pergelangan kaki dan juga di area wajah semakin membengkak.
Paien juga mengalami eklamsia gangguan terkait kehamilan berupa tekanan
drah tinggi yang disertai proteinuria dan pembengkakan akibat penumpukan
cairan(edema).
4. laboratorium
dari hasil pemeriksaan laboratorium nilai glukosa 188 mg/dl masuk dalam
kategori normal, karena nilai gula darah normal <200 mg/dl.Nilai ureum 25
mg/dl masuk dalam kategori normal,karena nilai ureum normal 21-53
mg/dl.Nilai creatinin 0,55 mg/dl masuk kedalam kategori normal,karena nilai
creatinin normal 0,7-1,5 mg/dl Pada awal masuk rumah sakit hasil
pemeriksaan laboratorium GDS 188 mg.dl ureum 25 mg/dl dan creatinin 0,55
mg/dl dan tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
BAB VI. RINGKASAN PELAYANAN GIZI
Dari uraian pelaksanaan diit pasien Nn. N di atas, dapat dibuat ringkasan pelayanan
gizinya sbb :
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil skrining gizi secara keseluruhan pasien mendapat skor 3
kesimpulannya pasien beresiko sedang sehingga perlu dilakukan asuhan
gizi setiap hari
2. Hasil dari assesment pasien adalah
a) Riwayat personal pasien menunjukan pasien mempunyai riwayat
penyakit hipertensi
b) Antropometri pasien menunjukan status gizi pasien defisit berat
c) Biokimia pasien menunjukan kadar GDS normal
d) Fisik/klinis terdapat odem pada kaki sebelum op dan di bagian wajah
pasien setelah pasca op
e) Asupan pasien mulai membaik
5. Hasil intervensi
a) Asupan energi
Berubah lebih baik pada kondisi pasien
b) Antropometri
Ada nya perubahan bb karen pasien telah melakukan operasi caesar
c) Fisik/klinis
adanya pembengkakan di area wajah sesudah menjalani post
op.Pembengkakan terjadi dikarenakan saat menjalani operasi ibu
diberikan cairan infus,juga tambahan darah untuk mengatasi darah yang
keluar saat operasi.darah yanng menggenang di beberapa bagian tubuh
bisa membuatnya terlihat bengkak,seperti halnya telapak
kaki,pergelangan kaki dan juga di area wajah semakin membengkak
d) Laboratorim
Gds pasien
6. Edukasi Gizi diberikan dengan topik diet tktp dan rg dan ibu menyusui
B. Saran
1. Untuk pasien diharapkan mampu memperhatikan makanan yang
dikonsumsi dirumah atau di RS dan dapat menyesuaian dengan kebutuhan
pasien aktifitas menyusui pasien.
2. Diharapkan pasien dapat mengikuti anjuran dari ahli gizi agar pasien
kesahatan nya membaik
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PEMORSIAN HARI 1
CH.1.1 Nama Nn : N
CH.1.1.1 Umur 21
AD.1.4 Perubahan BB -
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diambil diketahui bahwa biokimia klien yaitu dalam
keadaan normal.
meringankan
Ceftriaxone seperti
diare, luka bakar,
dijelaskan dalam
kadar natrium
kontraindikasi.
rendah, hingga
Harus lebih hati-hati
aritmia.
memberikan ringer laktat
untuk seseorang yang sedang
mengonsumsi obat-obatan
yang dapat meningkatkan
retensi sodium dan cairan
seperti kortikosteroid.
Harus berhati-hati
memberikan cairan ini
bersamaan dengan obat ginjal
yang dapat mempengaruhi
tingkat keasaman. Karena
ringer laktat dapat
memengaruhi tingkat
keasamannya. Obat jenis ini
diantaranya:
o Obat pembersih
ginjal yang bersifat asam
seperti salisilat dan barbiturat.
o Obat pembersih
ginjal yang bersifat basa
seperti simptomimetik
(ephedrin, pseudophedrin),
dekstroamphetamin sulfat
(dekstramphetamin).
o Pembersih ginjal
berupa lhitium juga dapat
meningkat fungsinya saat
digunakan bersamaan dengan
ringer laktat. Untuk itu,
pemberiannya harus dengan
pengawasan dari dokter.
Karena kandungan
kaliumnya, pemberian cairan
infus ini untuk pasien yang
sedang diobati dengan produk
yang dapat
menyebabkan hiperkalemia h
arus diawasi karena dapat
memperbesar risiko
terjadinya hiperkalsemia.
Beberapa jenis obat ini
diantaranya, diuretik rendah
kalium, obat penghambat
ACE, antagonis reseptor
angiotensi II dan
obat imunosupresan takrolimu
s dan siklosporin.
Harus hati-hati
memberikan obat ini pada
penderita yang diobati
dengan obat diuretik thiazid
dan vitamin D, karena dapat
meningkatkan risiko
hiperkalsemia.
Kesimpulan :
Obat yang telah diberikan tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan makanan
sembarangan karena akan memberikan efek negatif bagi pasien,dan juga perlu
memberi jarak antara mengkonsumsi obat dengan waktu makan.
DIAGNOSA GIZI
INTERVENSI GIZI
TEE = BMR x FA x F1
= 1362,7 x 1,2 x 1,3 +300(ibu menyusui 6 bulan pertama)
= 2125,41 kkal
Perhitungan zat gizi makro
15 % x 2125,41
Protein = =79,70 gr
4
5% = 75,72 gram – 83,68 gram
25 % x 2125,41
Lemak = =59,03 gr
9
5% = 56,08 gram – 61,98 gram
60 % x 2125,41
KH = =318,81 gr
4
5% = 308,6 gram – 334,02 gram
Protein:79,70x70%=55,79gr
Lemak:59,03x70%=41,32gr
KH:318,81x70%=223,167gr
Rekomendasi Diet
Wortel 200 50 2 10
b.antropometri
berat badan pasien tidak banyak mengalami perubahan karena berat badan
seseorang tidak bisa berubah dalam waktu singkat.
c.Fisik/klinis
adanya pembengkakan di area wajah sesudah menjalani post
op.Pembengkakan terjadi dikarenakan saat menjalani operasi ibu diberikan
cairan infus,juga tambahan darah untuk mengatasi darah yang keluar saat
operasi.darah yanng menggenang di beberapa bagian tubuh bisa
membuatnya terlihat bengkak,seperti halnya telapak kaki,pergelangan kaki
dan juga di area wajah semakin membengkak.
d.laboratorium
dari hasil pemeriksaan laboratorium nilai glukosa 188 mg/dl masuk dalam
kategori normal, karena nilai gula darah normal <200 mg/dl.
Nilai ureum 25 mg/dl masuk dalam kategori normal,karena nilai ureum normal
21-53 mg/dl.Nilai creatinin 0,55 mg/dl masuk kedalam kategori normal,karena
nilai creatinin normal 0,7-1,5 mg/dl
PEMORSIAN HARI 2
CH.1.1 Nama Nn : N
CH.1.1.1 Umur 21
CH.2.1.5 Gastrointestinal -
AD.1.4 Perubahan BB -
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diambil diketahui bahwa biokimia klien yaitu dalam
keadaan normal.
meringankan
Ceftriaxone seperti
diare, luka bakar,
dijelaskan dalam
kadar natrium
kontraindikasi.
rendah, hingga
Harus lebih hati-hati
aritmia.
memberikan ringer laktat
untuk seseorang yang sedang
mengonsumsi obat-obatan
yang dapat meningkatkan
retensi sodium dan cairan
seperti kortikosteroid.
Harus berhati-hati
memberikan cairan ini
bersamaan dengan obat ginjal
yang dapat mempengaruhi
tingkat keasaman. Karena
ringer laktat dapat
memengaruhi tingkat
keasamannya. Obat jenis ini
diantaranya:
o Obat pembersih
ginjal yang bersifat asam
seperti salisilat dan barbiturat.
o Obat pembersih
ginjal yang bersifat basa
seperti simptomimetik
(ephedrin, pseudophedrin),
dekstroamphetamin sulfat
(dekstramphetamin).
o Pembersih ginjal
berupa lhitium juga dapat
meningkat fungsinya saat
digunakan bersamaan dengan
ringer laktat. Untuk itu,
pemberiannya harus dengan
pengawasan dari dokter.
Karena kandungan
kaliumnya, pemberian cairan
infus ini untuk pasien yang
sedang diobati dengan produk
yang dapat
menyebabkan hiperkalemia h
arus diawasi karena dapat
memperbesar risiko
terjadinya hiperkalsemia.
Beberapa jenis obat ini
diantaranya, diuretik rendah
kalium, obat penghambat
ACE, antagonis reseptor
angiotensi II dan
obat imunosupresan takrolimu
s dan siklosporin.
Harus hati-hati
memberikan obat ini pada
penderita yang diobati
dengan obat diuretik thiazid
dan vitamin D, karena dapat
meningkatkan risiko
hiperkalsemia.
Kesimpulan :
Obat yang telah diberikan tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan makanan
sembarangan karena akan memberikan efek negatif bagi pasien,dan juga perlu
memberi jarak antara mengkonsumsi obat dengan waktu makan.
DIAGNOSA GIZI
INTERVENSI GIZI
TEE = BMR x FA x F1
= 1362,7 x 1,2 x 1,3 +300(ibu menyusui 6 bulan pertama)
= 2125,41 kkal
Perhitungan zat gizi makro
15 % x 2125,41
Protein = =79,70 gr
4
5% = 75,72 gram – 83,68 gram
25 % x 2125,41
Lemak = =59,03 gr
9
5% = 56,08 gram – 61,98 gram
60 % x 2125,41
KH = =318,81 gr
4
5% = 308,6 gram – 334,02 gram
Protein:79,70x70%=55,79gr
Lemak:59,03x70%=41,32gr
KH:318,81x70%=223,167gr
Rekomendasi Diet
c.Fisik/klinis
adanya pembengkakan di area wajah sesudah menjalani post
op.Pembengkakan terjadi dikarenakan saat menjalani operasi ibu diberikan
cairan infus,juga tambahan darah untuk mengatasi darah yang keluar saat
operasi.darah yanng menggenang di beberapa bagian tubuh bisa
membuatnya terlihat bengkak,seperti halnya telapak kaki,pergelangan kaki
dan juga di area wajah semakin membengkak.
d.laboratorium
dari hasil pemeriksaan laboratorium nilai glukosa 188 mg/dl masuk dalam
kategori normal, karena nilai gula darah normal <200 mg/dl.
Nilai ureum 25 mg/dl masuk dalam kategori normal,karena nilai ureum normal
21-53 mg/dl.Nilai creatinin 0,55 mg/dl masuk kedalam kategori normal,karena
nilai creatinin normal 0,7-1,5 mg/dl
LAMPIRAN
Pemorsian I
Pemorsian VI
Photo sisa makanan