TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoria
1. Gagal ginjal kronik dengan Hemodialisis
1. Definisi
Definisi Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel pada suatu derajat dimana
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis 14 atau transplantasi
ginjal. Salah satu sindrom klinik yang terjadi pada gagal ginjal adalah uremia. Hal ini
disebabkan karena menurunnya fungsi ginjal (Rahman,dkk, 2013). Klasifikasi
Penyakit Gagal Ginjal Kronik (Corwin,2001) Gagal ginjal kronis selalu berkaitan
dengan penurunan progresif GFR (Glomerulo Filtration Rate). Stadium-stadium gagal
ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR yang tersisa. Dan mencakup:
a. Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari normal.
b. Insufisiensi ginjal, yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari normal.
Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena
beratnya beban yang mereka terima.
c. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. Semakin banyak
nefron yang mati. 9 d. Penyakit ginjal stadium-akhir, yang terjadi apabila GFR
menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di
seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus.
2. Etiologi
Gagal ginjal kronik disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti
glomerolunefritis akut, gagal ginjal akut, penyakit ginjal polikistik, obstruksi
saluran kemih, pielonefritis, nefrotoksin, dan penyakit sistemik, seperti diabetes
melitus, hipertensi, lupus eritematosus, poliartritis, penyakit sel sabit, serta
amiloidosis (Bayhakki, 2013).
3. Patofisiologi
Patogenesis gagal ginjal kronik melibatkan penurunan dan kerusakan nefron
yang diikuti kehilangan fungsi ginjal yang progresif. Total laju filtrasi glomerulus
(GFR) menurun dan klirens menurun, BUN dan kreatinin meningkat. Nefron
yang masih tersisa mengalami hipertrofi akibat usaha menyaring jumlah cairan
yang lebih banyak. Akibatnya, ginjal kehilangan kemampuan memekatkan urine.
Tahapan untuk melanjutkan ekskresi, sejumlah besar urine dikeluarkan, yang
menyebabkan klien mengalami kekurangan cairan. Tubulus secara bertahap
kehilangan kemampuan menyerap elektrolit. Biasanya, urine yang dibuang
mengandung banyak sodium sehingga terjadi poliuri (Bayhakki, 2013).
4. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan dan Ketidakpatuhan Pasien Hemodialisis
1) Faktor Usia Mempengaruhi Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Menjalani
Hemodialisis
Menurut Siagian (2001) dalam Syamsiah (2011) menjelaskan bahwa usia
berhubungan sangat erat dengan kedewasaan seseorang, yang maknanya
semakin bertambah usia maka semakin dewasa dan matang dalam hal
bersikap, emosional maupun spiritualnya sehingga semakin meningkatkan
kemampuan seseorang tersebut dalam mengambil suatu keputusan, mampu
berfikir rasional, mengontrol emosional, toleransi akan pendapat porang
lain serta mampu berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya.Kammerer, Garry, Hartigan, Carter & Erlich (2007)
menyatakan bahwa usia merupakan bagian dari komponen faktor individu
yang dapat mempengaruhi individu tersebut.
2) Faktor Pendapatan Mempengaruhi Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
Menjalani Hemodialisa
Berdasarkan Sunaryo, 2004; Butar, 2011; Syamsiah (2011) menjelaskan
seseorang yang memiliki pendapatan atau ekonomi yang berkecukupan
maka seseorang itu dapat memenuhi segala kebutuhannya dan bila
pendapatannya rendah maka akan mengalami hambatan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
3) Pengaruh Jarak Mempengaruhi Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Menjalani
Hemodialisis
Berdasarkan Syamsiah (2011) bahwa faktor jarak merupakan bagian dari
faktor pemungkin (enabling factors) yang berkaitan kemudahan akses
pelayanan kesehatan. Selain itu, Menurut Fatmawati, Supriati & Hidayah
(2014) bahwa walaupun pasien sudah patuh, yang menjadi penyebab pasien
tidak mejalani terapi hemodialisis dapat dikarenakan pasien merasa nyaman
dengan keadaan tubuhnya sehingga pasien menunda pergi disebabkan jarak
yang jauh dari tempat tinggal.
4) Pengaruh Motivasi Mempengaruhi Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
Menjalani Hemodialisis
Menurut (Azwar, 1996) dalam Budiono (2016) motivasi merupakan suatu
aksi, dorongan ataupun pendukung yang dimiliki seseorang untuk
melakukan sesuatu yang telah direncanakan untuk pencapaian target yang
telah dirancang. Pernyataan tersebut sejalan pendapat Kammerer, Garry,
Hartigan, Carter & Erlich (2007) bahwa yang membuktikan motivasi
memiliki hubungan yang kuat dengan kepatuhan. Penelitian Syamsiah
(2011) berbeda dengan penelitian ini bahwa ada hubungan motivasi dengan
kepatuhan pasien CKD yang menjalani hemodialisis dengan odds ratio
(OR) 2,248 yang maknanya semakin tinggi motivasi maka seseorang lebih
patuh sebesar 2,248 kali dibandingkan seseorang yang memiliki motivasi
rendah.
5) Pengaruh Dukungan Keluarga Mempengaruhi Kepatuhan Pasien Gagal
Ginjal Menjalani Hemodialisis
Dukungan keluarga adalah faktor yang penunjang yang paling
mempengaruhi ketidakpatuhan pasien dalam perawatan hemodialisa. Pasien
tidak bisa melakukan terapi hemodialisa sendiri memerlukan pendampingan
ke pelayanan kesehatan untuk terapi hemodialisa dan melakukan kontrol ke
dokter. Tanpa dukungan keluarga tentunya sulit menjalani program terapi
hemodialisa sesuai jadwal yang telah ditentukan (Sunarni, 2009). Menurut
Fridman (2010) dukungan keluarga adalah suatu respon yang ditunjukkan
dengan menerima keadaan anggota keluarga dari aspek dukungan
informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan
emosional, sehingga dapat diartikan dukunan keluarga merupakan
keterikatan hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan
penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga
merasakan perhatian dari anggota keluarga lainnya. Berdasarkan Hendiani
& Wahyuni (2012) perawatan kesehatan yang diberikan berdasarkan
kemampuan keluarga akan mempengaruhi status kesehatan keluarga, yang
artinya keluarga adalah sumber dukungan yang paling penting dalam
memelihara kesehatan keluarga.
5. Penatalakasanaan Diet Hemodialisis
Karakteristik
pasien
Umur
Jeniskelamin
Pendidikan
pekerjaan
Keterangan :
= Variabel diteliti
= Variabel yang tidak dikendalikan
= Hubungan yang diteliti
=Hubungan yang tidak diteliti
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Pasien hemodialisis adalah pasien gagal ginjal kronik rawat jalan yang sudah
menjalani hemodialisis secara rutin setiap 1x/minggu data yang diperoleh untuk
penelitian melalui rekam medik di unit hemodialisis
Parameter : Pasien hemodialisa dan Pasien non hemodialisa
Skala : Nominal
2. Umur adalah lama hidup pasien hemodialisa berdasarkan hitungan tahun penuh
dan diukur melalui wawancara dengan alat bantu formulir karakteristik pasien
Parameter : Tahun
Skala : rasio
1. Jenis kelamin adalah sifat fisik yang membedakan pasien hemodialisia sebagai laki-
laki dan perempuan yang dilakuan melalui wawancara dengan alat bantu formulir
karakteristik pasien.
Parameter : laki – laki dan perempuan
Skala : Nominal
2. Pendidikan adalah jenjang yang ditempuh responden atau tingkat sekolah yang
telah diikuti oleh sampel
Parameter : SD SMP SMA dan Perguruan Tinggi
Skala : Ordinal
3. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan responden dan mendapat
penghasilan atas kegiatan tersebut serta masih dilakukan pada saat wawancara
Parameter : PNS,swasta,wiraswasta,buruh,irt dll
Skala : nominal
4. Media video diet yang digunakan dalam proses pemberian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan kepada pasien hemodialisa tentang gizi
Parameter :Dilakukan dan tidak dilakukan
Skala : nominal
5. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasien hemodialisa tentang
gizinya yang diperoleh dari penyuluhan
Parameter : skor jawaban benar
Skala : rasio
6. Sikap adalah respon atau tanggap dari pasien hemodialisa tentang gizi yang
diperoleh dari penyuluhan
Parameter : jumlah skor sikap
Skala : ordinal
D. HIPOTESIS
Ada pengaruh media video diet terhadap pengetahuan dan sikap pasien yang
menjalani hemodialisis di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya