Anda di halaman 1dari 16

Gravida 3 Para 2 Abortus 0 Usia 29 tahun hamil 38 minggu 5 hari dengan

preeklampsia

Pembimbing BKMIA :
dr. Agnes Claudia

Penguji :
dr. Setya Kartika Sp.OG

Disusun Oleh :
Abdul Aziz Asyhari G4A02104

KEPANITERAAN STASE INTEGRASI


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul:


‘Gravida 3 Para 2 Abortus 0 Usia 29 tahun hamil 38 minggu 5 hari dengan
preeklampsia ”

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian


di Bagian Obstetri dan Ginekologi Program Profesi Dokter
di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disusun Oleh :
Abdul Aziz Asyhari G4A02104

Purwokerto,…. September 2022

Mengetahui,

PENGUJI PEMBIMBING

dr. Setya Karika Sp.OG dr. Agnes Claudia

1
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
I. PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................3
B. Tujuan Penyusunan Presentasi Kasus.....................................................................4
II. LAPORAN KASUS......................................................................................................5
A. Identitas Pasien..........................................................................................................5
B. Anamnesis..................................................................................................................5
C. Pemeriksaan Fisik......................................................................................................7
D. Pemeriksaan Penunjang............................................................................................9
E. Diagnosis Awal..........................................................................................................9
F. Manajemen.................................................................................................................9
G. Diagnosis Akhir.......................................................................................................10
H. Perkembangan Pasien Selama Perawatan.............................................................10
I. Prognosis..................................................................................................................11
III. PREEKLAMPSIA.........................................................................................................12
A. Definisi.....................................................................................................................12
B. Epidemiologi............................................................................................................12
C. Etiologi.....................................................................................................................13
D. Faktor Risiko............................................................................................................14
E. Klasifikasi.................................................................................................................19
F. Gejala dan Tanda.....................................................................................................19
G. Patofisiologi.............................................................................................................22
H. Penegakkan Diagnosis............................................................................................22
I. Tatalaksana...............................................................................................................24
J. Komplikasi...............................................................................................................24
K. Masalah dan Pembahasan.......................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................28

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preeklampsia adalah hipertensi yang disertai dengan proteinuria pada ibu
dengan usia kehamilan ≥20 minggu, dengan catatan bahwa tidak semua ibu
dengan preeklampsia memperlihatkan edema . Jika gejala yang muncul adalah
gejala preeklampsia dan ditambah dengan gejala lain, seperti koma dan/atau
kejang, maka hal tersebut diklasifikasikan sebagai eklampsia .
Preeklampsia dideskripsikan sebagai disease of theories karena penyebab
pastinya yang masih belum diketahui. Beberapa teori menunjukkan hubungan
preeklampsia dengan invasi abnormal sitotrofoblas terhadap arteriol
spiralis,hipoperfusi uteroplasenta,ketidakseimbangan antara peningkatan sintesis
thromboxane dengan penurunan produksi prostaglandin, peningkatan stress
oksidatif,gangguan metabolisme endothelin, atau disfungsi endothelial,perubahan
reaktivitas vaskuler, penurunan laju filtrasi ginjal dengan retensi natrium dan air,
penurunan volume intravaskuler,peningkatan iritabilitas sistem saraf pusat
dengan hipotesis terkuat pada poin terganggunya plasenta pada awal kehamilan .
Disebut dengan preeklampsia berat pada penderita preeklampsia
biladidapatkan salah satu gejala berikut: Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik > 110 mmHg; Proteinuria > 5 gr/jumlah urin selama 24
jam Oliguria; Peningkatan kadar kreatinin serum (> 1,2 mg/dL); Edema paru dan
sianosis; Gangguan visus dan serebral disertai sakit kepala yang menetap; Nyeri
epigastrium yang menetap; Peningkatan enzim hepar (alanin aminotransferase
[ALT] atau aspartate aminotransferase [AST]); Sindroma HELLP.

3
B. Tujuan Penyusunan Presentasi Kasus
Mengetahui cara penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Preeklamsia.

4
I. LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : An. NF
Usia : 29Tahun
Alamat : Karang kemiri, RT 001/006 Karangluwas
Pendidikan : sarjana muda
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Tgl masuk RS : 30 Agustus 2022
Teknik anamnesis : anamnesis

B. Anamnesis
Keluhan utama : sering kenceng-kenceng
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang ibu dengan G3P2A0 usia 29 tahun datang ke kamar bersalin BKMIA
pada tanggal 30 agustus 2022 dengan keluhan sering kenceng-
kenceng,keluhan disertai dengan mulas dan pusing,kenceng-kenceng dirasa
sebanyak 3 kali dalam waktu 10 menit selama 40 menit dengan interval 3-5
menit,pasien sering mengeluhkan nyeri kepala saat hamil ini, saat ini pasien
hamil anak ke 3 dengan usia 29 tahun ,pasien sering mengontrol
kandungannya ke puskesmas ,keluhan keluar darah,keluar cairan dan muntah
disangkal oleh pasien,BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat Menstruasi
Menarche 12 tahun, teratur/bulan/ 5 hari

Riwayat Pernikahan
Menikah 1x selama 7tahun
Riwayat Obstetri
G3P2A0. HPHT 19-10-2022. HPL 24-07-2022. UK 38 Minggu 5 hari
1. L/ UK 37 minggu, spontan ditolong bidan, BBL 2800 gr
2.P/ UK 38 minggu,spontan ditolong bidan,BBL 3200 gr

5
6

Riwayat Penyakit Dahulu


Keluhan perdarahan serupa (-)Asma (-), Alergi (-)
Hipertensi (+)DM (-), Penyakit jantung (-)Penyakit ginjal (-)

Riwayat Peyakit Keluarga


Penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, asma, jantung, alergi disangkal
oleh pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal satu rumah dengan suami dan anaknya. Pekerjaan sehari-hari
pasien yaitu mengurus rumah dan suaminya merupakan seorang karyawan
swasta. Pasien makan 3 kali sehari dengan lauk bervariasi. Kesan ekonomi
pasien menengah. Pembiayaan kesehatan pasien menggunakan BPJS non PBI.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis

Vital Sign

TD : 147/83 mmHg
Nadi : 95x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5°C
Berat badan : 73 kg

Status Generalis
Bentuk Kepala: Mesocephal, simetris
Mata : Simetris, konjungtiva anemis (-/-), skler ikterik (-/-), reflex pupil
(+/+),isokor, diameter 3/3 mm
Telinga : Discharge (-/-)
Hidung : Discharge (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : Sianosis (-), lidah kotor(-)
Leher : Deviasi trakea (-), tidak ada pembesaran
7

C. Diagnosis Awal
Gravida 3 Para 2 Abortus 0 Usia 29 tahun hamil 38 minggu 5 hari dengan
preeklampsia .

D. Manajemen
1. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) pasien mengenai penyakitnya dan
rencana terapi atau tindakan yang akan diberikan
2. Konsultasi terkait penggunaan KB
3. Kontrol Kembali Ketika pasca melahirkan
E. Diagnosis Akhir
Gravida 3 Para 2 Abortus 0 Usia 29 tahun hamil 38 minggu 5 hari dengan
preeklampsia
F. Prognosis
1. Ad vitam : Dubia ad bonam
2. Ad sanationam : Dubia ad bonam
3. Ad functional : Dubia ad bonam
II. Preeklamsia

A. Definisi
Preeklampsia yaitu penyakit yang terjadi di dalam kehamilan dan
muncul setelah umur kehamilan 20 minggu festasi, ditandai dengan gejala
hipertensi, edema, proteinuria. Preeklampsia disebabkan oleh banyak faktor
dan jika tidak segera ditangani akan menimbulkan eklamsia atau kejang
(Wahyuni, 2013).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria
atau edema generalisata yang nyata atau keduanya akibat kehamilan setelah
usia kehamilan 20 minggu. Perkembangan penelitian terbaru menyatakan
bahwa edema tungkai tidak lagi dimasukkan dalam penegakan diagnosis
preeklampsia karena sering ditemukan pada kehamilan normal (Cunningham,
2012).
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel.
Proteinuria adalah penanda penting preeklampsia. Definisi proteinuria adalah
terdapatnya 300 mg atau lebih protein dalam urin 24 jam atau 30 mg/dL (+1
pada dipstik) secara menetap pada sampel urin acak.Proteinuria terjadi karena
terdapat lesi pada glomerulus. Baik keadaan proteinuria maupun kelainan
histologi glomerulus terjadi pada tahap lanjut
hipertensi dalam kehamilan. Pada kenyataannya, preeklampsia secara klinis mulai
tampak hanya menjelang akhir suatu proses patofisiologi yang mungkin sudah
dimulai pada 3 sampai 4 bulan sebelum timbulnya hipertensi.

8
9

B. ETIOLOGI
Zwifel tahun 1916 mengungkapkan istilah preeclampsia is a disease of
theories dan hingga sampai saat ini belum dapat diperoleh suatu kesepakatan bersama
tentang penyebab terjadinya preeklampsia. Para ahli mencoba membeberkan
beberapa teori yang diduga menjadi penyebab preeklampsia, yaitu faktor imunologis,
faktor inflamasi, faktor genetik, faktor nutrisi, komponen vasoaktif dan faktor
endotel.Redman et al melaporkan bahwa disfungsi endotel berhubungan dengan
preeklampsia yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan umum keadaan normal
dan adaptasi umum inflamasi intravaskular maternal terhadap kehamilan.15 Hipotesis
ini menjelaskan bahwa preeklampsia dianggap merupakan suatu penyakit akibat
status leukosit yang teraktivasi secara berlebihan pada darah ibu.16 Desidua
mengandung sel yang berlebih jika teraktivasi dapat mengeluarkan agen yang
berbahaya, kemudian agen ini sebagai mediator memulai terjadinya kerusakan sel.
Sitokin, TNF-α (Tumor necrosis factor alpha) dan interleukin dapat berperan terhadap
stres oksidatif yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia.

C. FAKTOR RISIKO
Berdasarkan teori faktor risiko yang mempengaruhi kejadian preeklampsi di
atas maka peneliti membatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
kehamilan dengan preeklampsi yaitu: (Cunningham,2021)
1. Usia Ibu
2. Status Gravida
3. Riwayat preeklamsia
4. Riwayat Hipertensi
5. Kehamilan Multiple
6. Primiparitas
7. Primipaternitas
10

8. Riwayat keluarga Preeklamsia

D. KLASIFIKASI PREEKLAMSIA
Klasifikasi preeklampsia menurut Mitayani (2013) dibagi menjadi dua
golongan yaitu :
a Preeklampsia, dengan tanda-tanda :

1) Tekanan darah 140/90mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 15 mmHg


atau lebih, dan kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
2) Edema pada kaki, jari tangan, dan wajah atau kenaikan BB 1 Kg atau lebih
per minggu.
3) Proteinuria kuantitatif 0,3 gram atau lebih perliter =, kualitatif 1+ atau 2+
pada urine kateter atau mid steam.

b Preeklampsia Berat, dengan tanda-tanda :

1) Tekanan darah 160/110mmHg atau lebih.


2) Proteinuria 5 gram atau lebih perliter.
3) Oliguria jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrum.
5) Ada edema paru dan sianosis.
.
4. Penegakan Diagnosis Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4 sampai
6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi. Derajat hipertensi
berdasarkan tekanan darah diastolik pada saat datang, dibagi menjadi ringan
(90-99 mmHg), sedang (100-109 mmHg) dan berat (> 110 mmHg). Definisi
11

hipertensi berat adalah peningkatan tekanan darah sekurang-kurangnya 160


mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik. Berdasarkan American Society of
Hypertension ibu diberi kesempatan duduk tenang selama 15 menit sebelum
dilakukan pengukuran tekanan darah. Pengukuran dilakukan pada posisi
duduk atau telentang, posisi lateral kiri, kepala ditinggikan 30 derajat, posisi
manset setingkat dengan jantung dan tekanan diastolik diukur dengan
mendengar bunyi korotkoff V (hilangnya bunyi).
Proteinuria ditetapkan bila ekskresi protein di urin melebihi 300 mg dalam 24 jam
atau tes urin dipstik > positif 1 dalam 2 kali pemeriksaan berjarak 4 sampai 6 jam.
Proteinuri berat adalah adanya protein dalam urin 5 mg/24 jam.Pemeriksaan urin
dipstik bukan merupakan pemeriksaan yang akurat dalam memperkirakan kadar
proteinuria. Konsentrasi protein pada sampel urin sewaktu bergantung pada beberapa
faktor, termasuk jumlah urin. Kuo melaporkan bahwa pemeriksaan kadar protein
kuantitaif pada hasil dipstik positif 1 berkisar 0 sampai 2400 mg/24 jam dan positif 2
berkisar 700-4000 mg/24 jam. Pemeriksaan tes urin dipstik memiliki angka positif
palsu yang tinggi, seperti yang dilaporkan oleh Brown, dengan tingkat positif palsu
67 sampai 83%. Positif palsu dapat disebabkan kontaminasi duh vagina, cairan
pembersih dan urin yang bersifat basa. Konsensus Australian Society for the Study of
Hypertension in Pregnancy (ASSHP) dan panduan yang dikeluarkan oleh Royal
College of Obstetrics and Gynecology (RCOG) menetapkan bahwa pemeriksaan
proteinuria dipstik hanya dapat digunakan sebagai tes skrining dengan angka positif
palsu yang sangat tinggi dan harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan protein urin
tampung 24 jam atau rasio protein banding kreatinin.

5. PENATALAKSANAAN
Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik antara 90-100 mmHg Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16
atau lebih Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload Kateterisasi
12

urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria Infus cairan


dipertahankan 1,5 - 2 liter/24 jam.
Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin Observasi tanda vital, refleks dan
denyut jantung janin setiap 1 jam Auskultasi paru untuk mencari tanda edema
paru. Adanya krepitasi merupakan tanda adanya edema paru. Jika ada edema
paru, hentikan pemberian cairan dan berikan diuretik (mis. Furosemide 40 mg
IV) Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan tidak
terjadi setelah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati
13

A. CARA PEMBERIAN MgSO4


14

Daftar Pustaka
Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA Barbara Engram (1998),

Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku Kedokteran


EGC, Jakarta. Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Cunningham,FG., et.al. Obstetri William, Edisi 25. Jakarta: EGC. 2021.


Carpenito Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EG
Joseph, H. K. 2011. Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn). Yogyakarta: Nuha Medika

Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2019


Khumaira, M. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta

Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Paul DC, Johnson SM. 2006. Gynecology and Obstetrics. Current Clinical
Strategies;99
15

Pernoll ML. 2001. Handbook of Obstetrics & Gynecology Tenth Edition. McGraw-
Hill: 295
Prawihardjo, S. 2008. Ilmu kebidanan Sarwono Prawihardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo

Anda mungkin juga menyukai