LAPORAN KASUS
EKLAMPSIA
OLEH:
Hidro Muhammad Perdana
NIM: 70700119026
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Azizah Nurdin, Sp.OG, M.Kes
Segala puji dan syukur yang sebesar – besarnya penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua
bahwa dengan segala keterbatasan yang penulis miliki akhirnya penulis dapat
Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.
serta bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah diterima penulis
sehingga segala rintangan yang dihadapi selama penulisan dan penyusunan referat
terhormat:
2. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, sehingga dengan segala kerendahan
hati penulis siap menerima kritik dan saran serta koreksi yang membangun dari
semua pihak.
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus
“Eklampsia”
Telah memenuhi persyaratan dan telah disetujui
Pada Tanggal…………….
Oleh:
Supervisor Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter
UIN Alauddin Makassar
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
PENGESAHAN LAPORAN KASUS .......................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB II LAPORAN KASUS .......................................................................... 3
A. Identitas Pasien ............................................................................. 3
B. Anamnesis ................................................................................... 3
C. Pemeriksaan Fisis ......................................................................... 6
D. Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 7
E. Resume ......................................................................................... 7
F. Diagnosis ...................................................................................... 8
G. Penatalaksanaan ........................................................................... 8
H. Komplikasi ................................................................................... 8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… . 9
BAB IV DISKUSI ………………………………………… ...................... 14
Daftar Pustaka …………………………………………………… ............. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner), dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
lain.6 Eklampsia merupakan kelainan akut pada wanita hamil, bersalin atau
nifas yang ditandai dengan timbunya kejang atau koma, yang sebelumnya telah
tanda lain. Pada wanita yang menderita eklampsia timbul serangan kejang
yang diikuti oleh koma. Eklampsia lebih sering pada primigravida daripada
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
- Nama : Ny G
- Usia : 20 Tahun
- Agama : Islam
- Suku : Lampung/Indonesia
B. Anamnesis
• Keluhan Utama
SMRS.
masuk rumah sakit, pasien tidak sadar setelah kejang, terdapat riwayat
dan kuat, terdapat riwayat keluar darah lendir sejak 2 jam yang lalu.
Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dapat
dirasakan.
C. Pemeriksaan Fisis
• Tanda-Tanda Vital
3
- Tekanan Darah : 170/110 mmHg
- Nadi : 100x/menit
- Pernafasan : 20x/menit
• Status Generalis
- Kesadaran : Delirium
• Status Lokalis
- Mata
sedikit pucat. Lidah tidak kotor dan tidak ada deviasi. Faring
- Leher
- Thorax
Bentuk normal dengan posisi simetris dan sejajar, tidak
sisi simetris.
- Mammae
- Paru-paru
- Jantung
- Abdomen
abdomen
- Ekstremitas
• Status Obsetri
- Pemeriksaan Luar
5
• Tinggi Fundus Uteri : 2 jari dibawah processus xiphoideus
(30 cm)
• Letak : Memanjang
• HIS : 2x/10’/25”
• Palpasi :
kesan bokong.
- Pemeriksaan Dalam
• Pembukaan serviks : 1 cm
• Penurunan :HI
• Pemeriksaan Laboratorium :
- Hb : 11,2 gr/dl
- Leukosit : 23.000/ul
- Trombosit : 321.000/mm3
- SGOT : 35U/L
- SGPT : 16U/L
- LDH : 574
- Ureum : 19mg/dl
- Proteinuria : +3
• Pemeriksaan USG
E. Resume
Pasien G1P0A0 hamil aterm mau melahirkan disertai kejang kurang lebih
selama sekitar 15 menit, 5 kali sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit,
pasien tidak sadar setelah kejang, terdapat riwayat perut mulas yang
riwayat keluar darah lendir sejak 2 jam yang lalu. Pasien mengaku hamil
status obstetric TFU 30 cm, TBJ + 2635 gram dan DJJ 190x/menit, DJJ II
7
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis, peningkatan
F. Diagnosis
G. Penatalaksanaan
• Oksigenasi 5 liter/menit
hemodinamik pasien telah stabil 4-8 jam setelah satu atau lebih
H. Komplikasi
pneumonia aspirasi 7%, edema paru 5%, henti jantung 4%, gagal ginjal
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner), dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
ditegakkan bila ditemukan tekanan darah ≥140/90 mmHg, tidak ada riwayat
hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan <12 minggu,
tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin), dapat disertai tanda dan
gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati dan trombositopenia, dan diagnosis
9
pasti ditegakkan pasca persalinan.7,8
tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, dan tes celup
tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, tes celup
menunjukkan hasil >5 g/24 jam, atau disertai keterlibatan organ lain seperti
dan/atau gagal jantung kongestif, oliguria (<500 ml/24 jam), kreatinin >1,2
mg/dl, dan eklampsia dimana terdapat kejang umum dan/atau koma, terdapat
riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20 minggu). Tes
celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit. <100.000 sel/uL pada
dari sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan. Penyakit ini ditandai
hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu Tidak
ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin), dapat disertai keterlibatan
10
preeklampsia yang ditandai dengan hipertensi yang tiba-tiba, proteinuria dan
lain.6 Eklampsia merupakan kelainan akut pada wanita hamil, bersalin atau
nifas yang ditandai dengan timbunya kejang atau koma, yang sebelumnya telah
tanda lain. Pada wanita yang menderita eklampsia timbul serangan kejang
yang diikuti oleh koma. Eklampsia lebih sering pada primigravida daripada
diabetes mellitus, hydrops fetalis dan bayi besar, umur yang terlalu muda atau
terlalu tua untuk kehamilan ada riwayat dalam keluarga yang pernah
atau aura, tingkat kejangan tonik, tingkat kejangan klonik, dan tingkat koma.
Tingkat awal atau aura berlangsung sekitar 30 detik. Mata penderita terbuka
tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar dan kepala diputar kekanan
atau kekiri. Tingkat kejangan tonik berlangsung 30 detik. Pada tingkat ini
seluruh otot menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangan menggenggam dan
kaki bengkok ke dalam. Pernafasan berhenti, wajah menjadi sianotik dan lidah
11
dapat tergigit. Stadium ini akan disusul oleh tingkat kejangan klonik yang
berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Mulut membuka dan
menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata menonjol. Dari mulut keluar
lidah yang berbusa, wajah menunjukkan kongesti dan sianotis. Setelah kejang
sadar lagi.6
obat pilihan adalah nifedipin. Pada pasien eklampsia juga dilakukan koreksi
hipoksemia dan asidosis, hindari penggunaan diuretik kecuali jika ada edema
paru, gagal jantung kongestif dan edema anasarka, batasi pemberian cairan
intravena kecuali pada kasus kehilangan cairan berat seperti muntah ataupun
liver enzymes, low platelet count), serta gangguan pada janin seperti
12
pertumbuhan terhambat, prematuritas hingga kematian dalam rahim.
13
BAB IV
DISKUSI
menit, ±5 kali dari pukul 10 pagi sampai pukul 5 sore. Pasien tidak sadar setelah
kejang, terdapat riwayat perut mulas yang menjalar ke pinggang, semakin lama
semakin sering dan kuat, terdapat riwayat keluar darah lendir sejak 2 jam yang
tinggi sebelum hamil. Pasien mengatakan hamil cukup bulan karena terakhir
periksa di bidan pasien sudah masuk 9 bulan namun pasien lupa tanggal HPHT.
kesadaran delirium, gelisah. Tekanan darah pasien tinggi 170/110 mmHg, nadi
0
100 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37,4 C. Edema pretibial (+), status obstetri
didapatkan dari Pemeriksaan luar FUT 2 jari dibawah processus xiphoideus (30
cm), memanjang, punggung kanan, his (+) 2x/10’/25”, kepala, penurunan 4/5,
DJJ 190x/mnt, DJJ II: 186 x/menit, DJJ III: 185 x/menit, TBJ: ± 2635 gram.
Dari Pemeriksaan dalam dengan vaginal toucher: Portio lunak, posisi posterior,
eff 30%, Ø 1 cm, ketuban (+), terbawah kepala, HI, penunjuk belum bisa
dinilai.
SGPT: 16U/L, LDH : 574, Ureum: 19mg/dl, Kreatinin: 0,8 mg/dl, USG
14
konfirnasi didapatkan kesan hamil 37 minggu jth preskep. Proteinuria +3
dilakukan pada Ny. FIC mengarah pada diagnosis eklampsia (+) gawat janin
jadi diagnosis Ny. FIC ini sudah tepat yaitu G1P0A0 hamil aterm inpartu kala
terjadi pada wanita muda yang baru pertama kali hamil. Berhan dan Endeshaw
prepartum atau yang dalam artikel ini disebut eklampsia antepartum lebih
sering terkena pada wanita nulipara dan wanita muda. Sedangkan pada wanita
diikuti 6g dalam infus, nifedipin per oral 3x10 mg dan dilakukan terminasi
Tidak diberikan diuretik karena tidak ada edema paru, gagal jantung kongestif
15
dan edema ansarka, serta diberikan cairan Ringer laktat dengan tetesan 25
(pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu yaitu 4-8 jam setelah satu
atau lebih keadaan setelah pemeberian obat anti kejang terakhir, setelah kejang
dengan keadaan ibu saat masuk. Seksio sesaria dapat dipertimbangkan bila
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Sirait AM. Prevalensi hipertensi pada kehamilan di Indonesia dan berbagai
faktor yang berhubungan (Riset Kesehatan Dasar 2007). Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan. 2012; 15(2):103-9
2. Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl. Hipertensi. Jakarta:
Infodatin Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl; 2014.
3. Mochtar R. Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi. Edisi ke-3.
Jakarta: EGC; 2012.
4. Kattah AG, Garovic VD. The management of hypertension in pregnancy. Adv
Chronic Kidney Dis. 2013; 20(3):229-39.
5. Scantlebury DC, Schwartz GL, Acquah LA, White WM. The treatment of
hypertension during pregnancy: when should blood pressure medications be
started?. Curr Cardiol Rep. 2013; 15(11):1-17.
6. Chacravarty A, Chakrabarti S. The neurology of eclampsia. Neurol India. 2002;
50:128-35.
7. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ. Obstetri williams.
Edisi ke-23. Jakarta: EGC; 2013.
8. Rachimhadhi S, Wiknjasastro T. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam:
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008.
17