Anda di halaman 1dari 10

Kasus Indonesia

NEAR DROWNING PADA ANAK

Oleh:
dr. Revina Ilka Busri

Pembimbing:

PROGRAM STUDI KESEHATAN ANAK PROGRAM SPESIALIS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
2023

LEMBAR PERSETUJUAN
Kasus indonesia berikut telah diperiksa dan disetujui untuk ditampilkan
Nama : dr. Revina Ilka Busri

NIM :

Judul Kasus Indonesia : Near Drowning pada Anak

LEMBAR PENGESAHAN DAN LAMPIRAN TURNITIN


Kasus Indonesia berikut telah diperiksa dan disetujui untuk ditampilkan:

Nama : dr. Revina Ilka Busri


NIM :
Judul Kasus Indonesia : Near Drowning pada Anak

Padang, Desember 2023


Diketahui oleh, Verifikator

Sie Ilmiah

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN DAN LAMPIRAN TURNITIN........................
DAFTAR ISI..................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................
LAPORAN KASUS ......................................................................................
ANALISIS KASUS........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................

Presentasi Kasus Kepada Yth.


dr. Revina Ilka Busri Bapak/Ibu dr……….

Near Drowning pada Anak

PENDAHULUAN

Drowning merupakan proses terganggunya pernapasan dikarenakan perendaman atau pencelupan


di air sehingga terjdi gangguan pernapasan karena saluran napas terendam di permukaan air
(submersion) atau adanya percikan air pada muka (immersion). Berdasarkan Model, drowning
merupakan kematian akibat asfiksia yang disebabkan proses tenggelam dalam waktu 24 jam
setelah kejadian. near drowning merupakan proses tenggelam dalam waktu 24 jam atau lebih
namun korban tetap bertahan hidup dari kejadian. Menurut WHO tahun 2000 drowning
merupakan penyebab kedua terbanyak dari kematian tidak disengaja di seluruh dunia, setelah
kecelakaan kendaraan bermotor. Angka ini lebih besar jika kematian drowning disebabkan oleh
banjir, kecelakaan transportasi air, dan usaha pembunuhan atau bunuh diri. Berdasarkan WHO
terjadi lebih dari 500.000 kematian pertahun karena drowning di seluruh dunia, sekitar 10 orang
meninggal karena drowning setiap hari, dan kerjadian drowning pada anak laki-laki usia 5-14
tahun paling banyak. Di Amerika drowning merupakan penyebab kematian terbanyak pada
kecelakaan di usia 1-4 tahun, di Thailand rata-rata kematian anak usia 2 tahun karena drowning
adalah 107/100.000. Di negara Afrika dan Amerika Tengah insidensi drowning meningkat 10-20
kali lipat. Dilaporkan 195 kematian di Inggris akibat drowning pada tahun 2008, sedangkan 43%
kematian akibat drowning di dunia disebutkan terjadi di India dan China. Sayangnya angka
kejadian drowning di Indonesia belum diketahui.

LAPORAN KASUS
Seorang anak perempuan, AAF, usia 6 tahun 4 bulan, MR 01.18.96.01 diantar ke IGD RSUP
DR. M. Djamil Padang pada tanggal 17 September 2023. Alloanamnesis didapatkan dari ibu
kandung pasien.

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Anakditemukan tenggelam sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Anak ditemukan mengambang dalam posisi tengkurap sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit
di dalam kolam renang swasta (jam 11.15). Kolam renang memiliki kedalaman setinggi dada
orang dewasa. Anak diantar ke IGD oleh pegawai kolam renang dan orang tua. Tidak ada kejang
sebelumnya, tidak ada yang melihat proses anak tenggelam sampai mengambang di kolam
renang. Ada muntah satu kali. Anak datang dalam keadaan sesak napas, sesak napas, hipotermia
dengan suhu badan 33C dengankain basah, dan meracau. Tidak ada perdarahan yang tampak
disekitar tubuh anak. Anak sebelumnya sehat, sudah bersekolah TK, tidak ada masalah dalam
perilaku atau mengikuti pelajaran. BAB dan BAK sebelumnya biasa dan demam tidak ada
sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada riwayat sesak nafas sebelumnya, tidak ada riwayat penyakit diabetes melitus, gagal
ginjal sebelumnya.

Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat sesak nafas sebelumnya, tidak ada riwayat penyakit diabetes melitus, gagal
ginjal sebelumnya.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Ibu menyatakan tidak pernah mengalami masalah saat kehamilan. Ibu makan sebanyak tiga
sampai empat kali sehari dengan porsi biasa, mual ataupun muntah berat tidak ada. Riwayat
sering makan makanan instan atau kalengan dan makanan belum matang tidak ada, konsumsi
obat selama kehamilan hanya asam folat dan multivitamin kehamilan yang tidak rutin diminum,
konsumsi susu kehamilan tidak ada.
Ibu kontrol rutin kehamilan setiap bulan ke bidan. Riwayat terpapar zat kimia dan pestisida
tidak ada. Riwayat terpapar polutan atau asap rokok selama kehamilan ada. Demam, keputihan
dan nyeri berkemih saat hamil atau menjelang persalinan tidak ada.

Riwayat Imunisasi
Riwayat mendapat imunisasi dasar Hb0 saat lahir, BCG saat usia 1 bulan, scar BCG ada. DPT
diberikan 3 kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Polio dan hepatitis B diberikan 4 kali
pada saat anak lahir, usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Campak diberikan saat usia 9 bulan.
Anak mendapat imunisasi booster usia 18 bulan. Imunisasi Td sebanyak 3x pada usia 5 tahun..
Kesan: Imunisasi dasar lengkap

Riwayat Nutrisi
ASI diberikan dari lahir hingga usia 3 tahun, frekuensi minum sekitar dua sampai tiga jam sekali,
durasi sekitar 30 menit tiap menyusu. Anak mulai makan makanan pendamping ASI berupa
bubur roti susu saat usia 6 bulan. Usia 10 bulan anak mendapat bubur nutrisia, 2x per hari,
sebanyak 5 sendok makan per makan. Usia 1 tahun anak mendapat nasi tim 3 kali sehari,
menghabiskan sekitar 10 sendok makan tiap makan. Usia 1,5 tahun anak makan makanan
keluarga, 3 kali per hari, menghabiskan 3/4 piring setiap makan. Sejak usia 3 tahun anak makan
sekitar tiga kali makan utama dan 2 kali makan cemilan.
Kesan: kualitas dan kuantitas makanan sebelum sakit baik.

Riwayat Tumbuh Kembang


Anak bisa tengkurap pada usia 4 bulan, duduk pada usia 7 bulan, merangkak usia 9 bulan, berdiri
dan berjalan pada usia 10 bulan. Tumbuh gigi pada usia 6 bulan. Anak mulai berbicara saat usia
1 tahun, mengucapkan kata “mama, papa”, mulai berbicara lancar pada usia 2 tahun.
Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan anak dalam batas normal

Riwayat Sosial Ekonomi dan Kondisi Lingkungan

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit berat, kesadaran sopour
dengan GCS E3M5V3. Tekanan darah 110/60 mmHg, denyut nadi 124x/menit, reguler,
pengisian cukup, laju pernafasan 28x/menit, dan suhu aksila 33,4°C. Berat badan 20 kg panjang
badan 115 cm dengan kesan berat gizi baik.
Kulit teraba hangat, bentuk kepala bulat dan simetris. Mata tidak tampak cekung, tidak
tampak menonjol dan tidak teraba keras, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, pupil bulat
isokor diameter 3mm/3mm, refleks cahaya +/+ normal. Gigi geligi ada sudah lengkap. Mukosa
bibir dan mulut basah, sianonis sirkumoral tidak ada. Tonsil ukuran T1-T1 tidak hiperemis,
faring tidak hiperemis. Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening pada leher. Adanya
retraksi dinding dada, napas cuping hidung, suara napas vesikular, ronkhi basah halus +/+,
wheezing tidak ada. Ictus cordis tidak terlihat, ictus teraba 1 jari medial linea midclavicularis
sinistra RIC V, batas jantung dalam batas normal, irama reguler, bising jantung tidak terdengar.
Abdomen tampak distensi, hepar teraba ¼ - ¼ dan lien tidak teraba, lingkar perut di bagian pusar
60 cm, lingkar perut paling besar 62,5 cm di daerah epigastrium, perkusi timpani, fenomena
papan catur tidak ada, bising usus (+) normal. Pada alat kelamin tidak ditemukan kelainan. Tidak
ditemukan kelainan pada anus. Pada ekstremitas didapatkan akral teraba hangat, CRT < 2 detik,
clubbing finger tidak ada, akral sianosis tidak ada.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen Thorak Ayana Arifany Faiza (17-09-2023)


Interpretasi (ekspertise oleh dr. Sylvia Rachman, Sp. Rad (K))
- Trakea di tengah
- Sinus dan diafragma kanan dan kiri baik
- Tampak infiltrat diperihiler dan paracardial kanan dan kiri
- Mediastinum superior tidak melebar
Kesan : Bronchopneumonia

CT Scan kepala Ayana Arifany Faiza (17-09-2023)


Interpretasi (ekspertise oleh dr. Sylvia Rachman, Sp. Rad (K))
Sulci dan giri baik dan tidak melebar maupun menyempit
Sistem ventrikel lateralis, ventrikel 3, 4 baik, dan tidak melebar
Pons, cerebellum, dan CPA baik
Tidak tampak midline shift
Differensiasi white and grey matter baik
Sela dan para selar baik
Tidak tampak gambaran lesi patologi/infark/perdarahan intra cranial
Os. Cranium intak
Kesan : Tidak tampak kelainan pada pemeriksaan CT Scan Brain saat ini

Diagnosis Kerja
- Near drowning
- Penurunan kesadaran ec ensefalopati hipoksia dd/ edema serebri difus
- ARDS ec suspek pulmonary edema
- Hipotermia (perbaikan)
- Elektrolit imbalans

Tatalaksana
Kaen 1 B 1120 cc/hari (ret 10%)
Oksigen nasal kanul 2 lpm
Antibiotik ampisilin 4x900 mg IV
Kloramfenikol 4x200 mg IV
Mannitol 20% 3x45 cc (0,5 mg/kg/kali)

Follow Up tanggal 18 September 2023


Subjektif : anak terpasang oksigen nasal kanul, sesak tidak bertambah, tidak desaturasi, tidak
ada kejang, tidak ada demam, tidak ada muntah, anak masih dipuasakan, NGT dan kateter urin
terpasang.

Objektif Pemeriksaan fisik, Keadaan umum sakit berat, penurunan kesadaran dengan GCS
E2M5V3, tekanan darah 110/60, laju nafas RR : 28X/menit nadi : 124 x/menit, suhu 36,4 0C, BB
18 kg, TB 115 cm, BB/U 90% TB/U 100% BB/TB 90% dengan kesan giizi baik. Pada
pemeriksaan fisik konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, refleks cahaya (+/+) pupil isokor
diameter 3/3 mm. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening pada leher. Pada pemeriksaan
thorax suara napas vesikuler, ronkhi kasar di basal paru, wheezing tidak ada. Batas jantung
dalam batas normal, irama bunyi jantung 1 dan 2 regular, bising jantung tidak terdengar.
Abdomen supel, hepar teraba ¼ - ¼ dan lien tidak teraba, perkusi timpani, bising usus (+)
normal. Ekstremitas hangat dengan CRT< 2 detik.

Assesment : near drowning, penurunan kesadaran ec ensefalopati hipoksia, hipotermia perbaikan


elektrolit imbalans, edema serebri difus

Tatalaksana : Rawat PICU, periksa AGD elektrolit DPL, antibiotik ampisilin 4x900 mg IV,
kloramfenukol 4x200 mg IV, kultur darah, rongsen thorax, CT Scan, konsul subdivisi ERIA,
konsul subdivisi respirologi anak, konsul subdivisi neurologi anak, konsul sub bagian Forensik.

Anda mungkin juga menyukai