Oleh:
Nirwana Emsa Mangopo
210141010204
Supervisor Pembimbing
MANADO
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Residen Pembimbing
Mengetahui,
Supervisor Pembimbing
Mengetahui,
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNSRAT
2
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN...........................................................................................................................
BAB II.............................................................................................................................................
LAPORAN KASUS........................................................................................................................
A. Identitas.................................................................................................................................
1. Identitas Pasien.................................................................................................................
2. Identitas Orang tua............................................................................................................
3. Family Tree.......................................................................................................................
B. Anamnesis.............................................................................................................................
C. Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan, dan Lingkungan....................................................
D. Pemeriksaan Fisik...............................................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................................
F. Resume Masuk....................................................................................................................
G. Diagnosis Kerja..................................................................................................................
H. Penatalaksanaan..................................................................................................................
I. Anjuran...............................................................................................................................
J. Follow up............................................................................................................................
K. Prognosis.............................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
tahun mempunyai risiko terserang ISPA lebih besar dari pada anak di atas dua
tahun sampai lima tahun, keadaan ini karena anak dibawah umur dua tahun
imunitasnya masih dalam tahap perkembangan dan lumen saluran nafasnya relatif
sempit.(4)
5
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
1. Identitas Pasien
- Nama : JNP
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Tanggal lahir/ umur : 28 – 11 – 2020 / 2 tahun 1 bulan
- Partus : Normal
- Dibantu oleh : Bidan
- Berat badan lahir : 2.100 gram
- Agama : Kristen
- Kebangsaan : Indonesia
- Suku : Minahasa
- Alamat : Malalayang
- Berat badan : 10 kg
- Tinggi badan : 85 cm
6
3. Family Tree
7
B. Anamnesis
1. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Riwayat Antenatal
- Selama hamil, ibu melakukan ANC secara teratur sebanyak
5 kali di puskesmas
- Selama hamil, ibu tidak suntik TT
- Selama hamil, ibu sehat.
8
- PASI : 6 bulan - sekarang
- Bubur Susu : 6 – 7 bulan
- Bubur Saring : 7 – 8 bulan
- Bubur Halus : 8 – 11 bulan
- Nasi Lembek : 11 bulan – sekarang
7. Riwayat Imunisasi
DASA ULANGAN
R
I II III IV I II III
BCG +
POLIO + + +
DPT + + + +
CAMPAK +
HEPATITIS B + + + +
9
C. Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan, dan Lingkungan
Pasien tinggal dirumah permanen, beratap seng, berlantai keramik,
berdinding beton, Jumlah kamar tidur sebanyak 2 kamar, dihuni oleh 4
orang yang terdiri dari 2 orang dewasa dan 2 anak-anak. Kamar mandi
atau toilet yang terletak di dalam rumah.
Sumber listrik : PLN
Sumber air minum : air gallon isi ulang
Penanganan sampah : dibuang ke TPA
D. Pemeriksaan Fisik
Kulit
Warna : Sawo matang
Efloresensi : Tidak ada
Jaringan Parut : Tidak ada
Turgor : Kembali cepat
Tonus : Normal
Edema : tidak ada
10
Lain- lain :-
Kepala
Bentuk : Normocephali
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Ubun- ubun besar : Tertutup
Mata
Eksoftalmus : Tidak ada
Endoftalmus : Tidak ada
Tekanan bola mata : Normal dalam perabaan
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Pupil : Bulat, isokor, refleks cahaya positif di
kedua mata
Lensa : Jernih
Fundus : Tidak dievaluasi
Visus : Tidak dievaluasi
Gerakan : Normal kesegala arah
Lain- lain :-
Telinga : Sekret tidak ada pada kedua telinga
Hidung : Tampak sekret pada kedua lubang hidung
Mulut
Bibir : Tidak ada sianosis
Lidah : Tidak ada beslag
Gigi : Tidak ada karies
Selaput mulut : Lembab
Gusi : Tidak ada perdarahan
Bau Pernapasan : Tidak berbau fosfor
11
Tonsil : T1/T1 Hiperemis (-)
Pharynx : Hiperemis (-)
Leher
Trachea : Terletak ditengah
Kelenjar : Tidak ada pembesaran KGB
Lain-lain : Tidak ada
Thorax
Bentuk : Normal
Rachitic Rosary : Tidak ditemukan
Ruang Intercostal : Normal
Precordial Bulging : Tidak ditemukan
Xiphosternum : Tidak ditemukan
Pernapasan Paradoxal : Tidak ditemukan
Retraksi : Tidak ditemukan
Paru- Paru
Inspeksi : Simetris, Retraksi (-)
Palpasi : Fremitus, teraba dada kanan sama dengan
dada kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara brovesikuler, rhonki +/+, wheezing
+/+
Jantung
Detak Jantung : 110x /menit
Iktus : Cordis tidak tampak
Batas kiri : ICS V Linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : ICS III-IV Linea parasternalis dextra
Batas atas : ICS II-III Linea parasternalis dextra
Bunyi jantung apex : Katup mitral M1 > M2
12
Bunyi jantung aorta : Katup aorta A1 > A2
Bunyi jantung pulmo : Katup pulmonal P1 < P2
Bising : Tidak ada
Abdomen
Bentuk : Datar, lemas, BU (+), turgor kembali cepat
Hepar : tidak teraba membesar
Lien : tidak teraba membesar
Lain- lain : bising usus (+) normal
E. Pemeriksaan Penunjang
13
F. Resume Masuk
Pasien anak laik-laki berusia 2 tahun 1 bulan, BB: 10 kg, TB: 85
cm masuk rumah sakit pada 16 Desember 2022 pukul 03.35 WITA.
Pasien datang ke IRDA dibawa oleh kedua orang tuanya dengan
keluhan tampak sesak dan nafas terlihat cepat sejak pagi SMRS dan
memberat sejak sore. Pasien dikeluhkan batuk dan pilek sejak sekitar 1
bulan SMRS, dahak (+). Riwayat tersedak marshmallow siang SMRS.
Riwayat demam sekitar 1 hari, 1 bulan SMRS. Muntah sejak pagi
SMRS, isi lendir dan makanan, minuman. Jumlah sekitar 1/4-1/3 gelas
kemasan, frekuensi sekitar 3 kali.
G. Diagnosis Kerja
ISPA dengan Pneumonia Aspirasi
H. Penatalaksanaan
- O2 kanul nasal 1-2 lpm k/p
- IVFD Kaen 1B(HS) 20 ml/jam
- Inj Ampicillin 4x500 mg
- Inj Gentamicin 1x50 mg
- Parasetamol 3x125 mg k/p
- Ambroxol 3x10 mg
- Pro nebu Ventolin 1 ampul (2,5 mg) per 8 jam
I. Anjuran
- DL, DC, CRP, OT/PT, Ur/Cr, Elektrolit
14
J. Follow up
S Sesak (+), batuk berdahak (+), demam (+), napas cepat (+),
muntah (-), BAK dan BAB biasa
O BB: 10 kg
TB: 85 cm
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+), hepar lien tidak teraba
membesar
15
17 Desember 2022. Pukul 07.00 WITA
(Perawatan hari 2, Pengamatan hari 2)
O BB: 10 kg
TB: 85 cm
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar lien tidak
teraba membesar
-Ambroxol 3x10 mg
16
18 Desember 2022. Pukul 07.00 WITA
(Perawatan hari 3, Pengamatan hari 3)
S Batuk berdahak (+), sesak (-), demam (-), muntah (-), BAK dan
BAB biasa
O BB: 10 kg
TB: 85 cm
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+), hepar lien tidak teraba
membesar
-Ambroxol 3x10 mg
17
K. Prognosis
Ad Vitam : Dubia ad bonam
18
BAB III
PEMBAHASAN
Klasifikasi ISPA dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk
golongan umur 2 bulan-5 tahun.(8)
19
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah
atau napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2
bulan, yaitu: kemampuan minum menurun sampai kurang dari ½
volume yang biasa diminum, kejang, kesadaran menurun, stridor,
wheezing (mengi), serta demam/dingin.
2. Golongan umur 2 bulan-5 tahun.
Pneumonia Berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada
bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik napas.
Pneumonia Sedang
Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah : untuk usia 2
bulan – 12 bulan = 50 kali per menit atau lebih sedangkan untuk
usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih.
Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak
ada napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5
tahun yaitu: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor,
serta gizi buruk.
20
secara global.(5) Jamur penyebab ISPA antara lain Aspergilus Sp, Gandida
Albicans Histoplasm. Penyakit ISPA selain disebabkan oleh bakteri, virus dan
jamur juga disebabkan oleh aspirasi seperti makanan, benda asing (biji-bijian)
mainan plastik kecil.(2),(9)
Faktor risiko terjadinya ISPA terdiri dari 2 (dua) faktor yaitu faktor
lingkungan dan faktor individu anak. Faktor lingkungan meliputi kualitas fisik
rumah (kepadatan hunian rumah), pencemaran udara dalam rumah seperti asap
rokok. Faktor individu anak meliputi umur anak, berat badan lahir, status gizi,
defisiensi nutrisi tertentu (vitamin A), dan status imunisasi. (2)
Gejala ISPA sebenarnya tak hanya satu atau dua tanda saja makanya biasa
disebut dengan sindrom karena banyak menimbulkan berbagai keluhan terutama
pada saluran pernapasan bagian atas yang disebabkan adanya infeksi virus atau
bakteri. Timbulnya gejala ISPA biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam
sampai beberapa hari. Beberapa jam setelah terinfeksi virus atau bakteri,
sebenarnya tubuh telah memberi reaksi dengan cara meningkatkan produksi lendir
pada saluran pernapasan anak. Selain itu anak juga akan lebih sering bersin.
Gejala ISPA yang berikutnya antara lain hidung tersumbat, pilek, batuk, sesak
napas, mengi, radang tenggorokan, demam ringan, nyeri kepala dan merasa lelah.
Penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi seperti radang paru dengan tanda-
tanda terjadinya sesak napas. Pada bayi, bisa pula timbul bronkhiolitis (radang
di saluran pernapasan halus di paru-paru) dengan gejala sesak dan napas berbunyi
ngik-ngik. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring
atau dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat menarik
napas dan batuk menggonggong (barking cough).(10) Dalam kasus ini berdasarkan
hasil anamnesis dari ibu pasien didapatkan pasien mempunyai keluhan sesak dan
nafas terlihat cepat sejak pagi SMRS dan memberat sejak sore. Pasien dikeluhkan
batuk berdahak dan pilek sejak sekitar 1 bulan SMRS. Riwayat tersedak
21
marshmallow siang SMRS. Riwayat demam sekitar 1 hari. Muntah sejak pagi
SMRS, isi lendir dan makanan, minuman.
Penegakan diagnosis pada ISPA bertujuan agar dalam pemberian terapi itu
sesuai dengan tingkat beratnya penyakit, jenis dan seberapa luas penyakit,
perkiraan jenis kuman atau mikroorganisme penyebab infeksi. Penegakan
diagnosis dapat dilakukan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.(11) Berdasarkan pemeriksaan fisik dalam kasus ini semua
dalam batas normal kecuali pada pemeriksaan fisik paru didapatkan bunyi ronkhi
dan wheezing. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan darah
pengambilan sampel dahak dan pencitraan dengan x-ray atau CT scan untuk
menilai kondisi paru-paru, hal ini dilakukan untuk memperoleh terapi yang
optimal. Dalam kasus ini pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah DL, DC,
CRP, OT/PT, Ur/Cr, elektrolit dan foto thorax.
Tatalaksana ISPA secara umum diberikan sesuai jenis dan etiologi. Pada
ISPA ringan dan yang disebabkan oleh virus tidak ada terapi spesifik. Di beberapa
panduan, pengobatan simtomatis diberikan apabila mengganggu kegiatan sehari-
hari dan tidak diberikan secara rutin, berupa antitusif, dekongestan, mukolitik.
Pada penyakit berat diberikan antibiotik spektrum luas karena sering disertai
dengan infeksi bakteri.(7) Terapi yang diberikan pada kasus ini O2 kanul nasal 1-2
lpm (kalau perlu), IVFD Kaen 1B(HS) 20 ml/jam, injeksi Ampicillin 4x500 mg,
injeksi Gentamicin 1x50 mg, Parasetamol 3x125 mg (kalau perlu), Ambroxol
3x10 mg, nebu Ventolin 1 ampul (2,5 mg) per 8 jam.
22
BAB IV
KESIMPULAN
Telah dilaporkan sebuah kasus anak laki berusia 2 tahun dengan ISPA
dengan Riwayat pneumonia aspirasi. Berdasarkan hasil anamnesis yang
didapatkan pasien mempunyai keluhan sesak dan nafas terlihat cepat sejak pagi
SMRS dan memberat sejak sore. Pasien dikeluhkan batuk berdahak dan pilek
sejak sekitar 1 bulan SMRS. Riwayat tersedak marshmallow siang SMRS.
Riwayat demam sekitar 1 hari. Muntah sejak pagi SMRS, isi lendir dan makanan,
minuman. Berdasarkan pemeriksaan fisik pasien ini semua dalam batas normal
kecuali pada pemeriksaan fisik paru didapatkan bunyi ronkhi dan wheezing.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah DL, DC, CRP, OT/PT, Ur/Cr,
elektrolit dan foto thorax. Terapi yang diberikan pada kasus ini O2 kanul nasal 1-2
lpm (kalau perlu), IVFD Kaen 1B(HS) 20 ml/jam, injeksi Ampicillin 4x500 mg,
injeksi Gentamicin 1x50 mg, Parasetamol 3x125 mg (kalua perlu), Ambroxol
3x10 mg, nebu Ventolin 1 ampul (2,5 mg) per 8 jam.
23
DAFTAR PUSTAKA
24