TB LIMFADENITIS
Oleh:
Pembimbing :
LAMONGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulisan laporan kasus stase Ilmu Kesehatan Anak ini dapat diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, para
Refleksi kasus yang akan disampaikan dalam penulisan ini mengenai “TB
limfadenitis”. Penulisan laporan kasus ini diajukan untuk memenuhi tugas individu stase Ilmu
Kesehatan Anak.
Dengan terselesaikannya laporan kasus ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dr. Taufiqur Rahman, Sp.A selaku pembimbing kami, yang telah
Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
tetap membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun. Akhirnya, semoga laporan
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Asma merupakan sebagai penyakit kronik saluran nafas yang berhubungan dengan
hiperresponsif saluran napas. Asma merupakan kondisi yang membebani anak-anak yang
terkena dan kel. Asma bermacam-macam tergantung pada kriteria mana yang dianut.
Pedoman Nasional Asma Anak menyepakatinya sebagai diduga asma apabila anak
menunjukkan gejala batuk dan/atau mengi yang timbul secara episodik, cenderung pada
malam hari/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik, serta adanya riwayat asma
Asma merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak. Prevalensi asma telah
meningkat dalam beberapa dekade terakhir baik pada negera berkembang maupun pada
negara maju. Penelitian International Study of Asthma dan Allergies in Childhood (ISAAC)
menunjukkan bahwa prevalensi gejala asma berkisar dari 1.6-27.2% pada anak usia 6-7
tahun, dan 1.9-35.5% pada anak usia 13-14 tahun. Sedangkan prevalensi asma anak di
Indonesia sekitar 10% pada anak usia 6-7 tahun dan sekitar 6,5% pada anak usia <14 tahun.
Penyakit asma dibagi menjadi dua menurut berat ringannya, yaitu klasifikasi derajat
penyakit asma dan klasifikasi derajat serangan asma. Klasifikasi derajat penyakit asma
keadaan klinis dan keperluan obat menjadi 3 golongan, yaitu asma episodik jarang, persisten
sering, dan persisten berat. Sedangkan derajat serangan asma dibagi menjadi 3 juga yaitu
LAPORAN KASUS
A. Identitas pasien
Pendidikan : S1
Pendidikan : S1
B. Anamnesis
RPS:
An. M datang diantar bapak ibunya dengan keluhan batuk pilek dan panas. batuk
dirasakan Sejak 1 hari yang lalu. batuk disertai disertai sesak dan dahak sulit keluar
dan tenggorokan terasa gatal. pilek anak sudah dirasakan 1 hari yang lalu, ingus
berwana bening. dan panas dirasakan sejak semalam. anak menjadi sudah tidur karena
sesak. orang tua tidak mengetahui alergi apa yang spesifik pada anak, tetapi sesak
sering kambuh saat anak makan ikan dan telur. anak juga sesak saat anak kelelahan
bermain, mual-muntah disangkal. Asma terakhir kali kambuh 5 bulan yang lalu.
RPD:
Riwayat kejang disangkal pada pasien, Ibu mengatakan bahwa anaknya memiliki
ashma dari dulu dan kambuh 5 bulan yang lalu. Ibu mengatakan bahwa anak memiliki
RPK:
Pada keluarga tidak adanya yang memiliki riwayat penyakit serupa seperti anak raffa.
Riwayat asma pada keluarga di sangkal, tetapi Ayah memiliki alergi gatal gatal saat
Riwayat Sosial:
An. M sehari-hari diasuh oleh kedua orang tuanya. Rumah pasien jauh dari jalan raya
utama dan sering dibersikan setiap hari (di sapu dan pel). Kasur anak menggunakan
Kasur busa bukan kapuk. Pasien tinggal ber 5 bersama ayah, ibu, kakek dan
neneknya. Aktifitas keseharian pasien bisa bermain dengan normal karena asma
jarang kambuh jika asma, asma kambuh jika bermain terlalu berat
Riwayat imunisasi :
Ibu mengatakan An. M selalu mendapat imunisasi lengkap. Namun lupa detail
mengenai nama imunisasi & waktunya dan buku KIA anak tidak dibawa
Riwayat nutrisi :
Pada usia 0-12 bulan An. M mendapatkan ASI eksklusif. Untuk sekarang nutrisi
pasien berupa makan makanan keluarga 3x sehari dan minum susu formula.
C. Pemeriksaan fisik
Asthma
F. Terapi
- pulv 1 XX 3 dd 1
BAB III
REFLEKSI KASUS
1. Deskripsi
- Pasien datang diantar orang tuanya dengan keluhan batuk pilek dan panas, An. M
datang diantar bapak ibunya dengan keluhan batuk pilek dan panas. batuk
dirasakan Sejak 1 hari yang lalu. batuk disertai disertai sesak dan dahak sulit
keluar dan tenggorokan terasa gatal. pilek anak sudah dirasakan 1 hari yang lalu,
ingus berwana bening. dan panas dirasakan sejak semalam. anak menjadi sudah
- Riwayat dahulu pasien: pasien memiliki penyakit asma, dan kabuh jika makan
ikan dan telur, pasien terakhir kali asma 5 bulan yang lalu dan orang tua pasien
- Ibu pasien mengeluhkan walaupun sudah tau pasien mempunyai asma dan tau
bagaimana cara menguap anaknya, ibu pasien merasa tidak tenang jika tidak
dibawa ke dokter. Dan pada saat pandemic ini ibu pasien takut anaknya terkena
covid karena anak sesak dan semakin tidak tenang jika tidak dibawa ke dokter,
- pada Riwayat keluarga pasien: tidak ada dikeluarga yang mempunya nafas mengi
dan asma, tetapi ayah memiliki alergi gatal gatal sehabis makan ikan dan telur
- Dalam aktifitas keseharain, pasien bisa bermain dengan normal dan aktif. Asma
- Saat dirumah sakit ibu pasien terlihat sangat takut dan menanyakan apakah
masker yang dipakai untuk anaknya steril dan apakah tidak apa apa dan aman
tidak memakai masker di luar ruang karena nebul dilakukan diluar ruang dokter
- Pasien merupakan pasien umum bukan bpjs dikarenakan orang tua pasien belum
- Pasien tinggal berlima dirumah Bersama ayah, ibu, kakek, nenek. Rumah pasien
2. Emosi pribadi
- Empati terhadap ibu pasien karena merasa cemas anaknya sesak nafas.
gejalanya
3. Evaluasi pengalaman
Ibu dan ayah pasien sangat informatif sehingga membantu kami dalam melakukan
anamnesis yang lengkap. Pasien kooperatif dan mudah diperiksa, keluarga pasien
4. Analisis
- An. M datang diantar bapak ibunya dengan keluhan batuk pilek dan panas. batuk
dirasakan Sejak 1 hari yang lalu. batuk disertai disertai sesak dan dahak sulit
keluar dan tenggorokan terasa gatal. pilek anak sudah dirasakan 1 hari yang lalu,
ingus berwana bening. dan panas dirasakan sejak semalam. anak menjadi sudah
tidur karena sesak. orang tua tidak mengetahui alergi apa yang spesifik pada anak,
tetapi sesak sering kambuh saat anak makan ikan dan telur. anak juga sesak saat
anak kelelahan bermain, mual-muntah disangkal. Asma terakhir kali kambuh 5
Intermiten Episode gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejalan lebih
Persisten sedang Episode gejala asma >1x/minggu, namun tidak setiap hari
Pada pasien didapatkan gambaran adanya whezzing, batuk, sesak nafas, adanya
dahak dan adanya pencetus dan diberikan nebul 1 kali pasien mengalami respon +
Pada pasien didapatkan gambaran adanya whezzing, batuk, sesak nafas, adanya
dahak dan adanya pencetus. Kejadian asma pasien dengan asma yang sebelumnya
kurang lebih 5 bulan yang lalu, tidak menunjukan duduk bertopang lengan,
gelisah, mengantuk, letargi. Maka anak ini merupakan asma intermittent ringan-
sedang.
Pada pasien diberikan Terapi sebagai berikut: Intrizin Drop (10mg/1ml)/15ml
Pada pasien yang memenuhi kriteria gejala klinis untuk serangan asma ringan
sedang, sebagai Tindakan awal pasien diberikan agonis beta-2 kerja pendek lewat
nebulasi atau MDI dengan spacer, yang dapat diulang hingga 2 kali dalam 1 jam,
- Agonis Beta 2 kerja pendek.: pada gejala asma ringan sedang memberikan respon
yang cepat terhadap inhalasi agonis beta 2 kerja pendek tungga sehingga oat ini
menjadi pilihan utama bagi serangan asma ringan sedang yang terjadi di rumah
rawat inap dan memperbaiki PEF dan FEV dibandikan dengan pemberian beta 2
agonis saja.
- Antihistamin: sebaiknya jangan diberikan jika tidak adanya indikasi karena tidak
memberikan efek yang bermakna dan dapat memperburuk keadaan saat serangan.
mempunyai atopic
5. Kesimpulan
adanya whezzing, batuk, sesak nafas, adanya dahak dan adanya pencetus.
Kejadian asma pasien dengan asma yang sebelumnya kurang lebih 5 bulan yang
lalu, tidak menunjukan duduk bertopang lengan, gelisah, mengantuk, letargi. dan
diberikan nebul 1 kali pasien mengalami respon + maka pasien dapat di diagnosis
Terapi yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan WHO dan IDAI, yaitu
6. Tindak lanjut
Jika menemui kasus serupa seperti kasus ini, yang akan saya lakukan:
head to toe.
2) Me-KIE keluarga pasien bahwa asma ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di
kendalikan dan menjelaskan penyabab apa saja yang dapat menimbulkan asma
tersebut.
2) Sebagai seorang dokter, kita harus mampu memberikan tatalaksana secara holistik
komprehensif, dimana tidak hanya berfokus pada terapi pasien saja namun juga
harus membangun komunikasi yang baik kepada pasien maupun keluarga pasien.
Hal tersebut harus memuat dokter bisa menepatkan rasa empati dan simpati