Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.

S DENGAN BERAT BADAN LAHIR


RENDAH
DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

NAMA : DWI KUSUMADEWI


NIM : P13374209191079

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. S DENGAN BBLR
DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

Dwi Kusumadewi
Poltekkes Kemenkes Semarang

Abstrak

BBLR merupakan masalah serius yang dihadapi oleh dunia. BBLR berisiko meningkatkan
mortilitas dan morbiditas. Berat badan lahir rendah merupakan salah satu indikator dalam
tumbuh kembang anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan status gizi yang
diperoleh janin selama dalam kandungan. Bayi Ny. S dengan BBLR preterm dan gangguan
ketidakseimbangan nutrisi. Diagnose keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Tindakan yang dilakukan yaitu manajemen nutrisi.

Kata kunci : BBLR, Kekurangan nutrisi, Preterm


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
ABSTRAK.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Web of Caution .........................................................................................................2
BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN...........................................................................3
A. Pengkajian..................................................................................................................3
B. Diagnose Keperawatan..............................................................................................8
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................................9
D. Implementasi..............................................................................................................11
E. Evaluasi......................................................................................................................12
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................14
A. Analisa Kasus.............................................................................................................14
B. Analisa Intervensi Keperawatan................................................................................14
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................................16
B. Saran .........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

1.1 WoC (Web of Caution)


1.2 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus berat bayi lahir rendah (BBLR) masih menjadi permasalahan di negara
berkembang.BBLR berisiko meningkatkan mortilitas dan morbiditas.Berat badan
lahir merupakan salah satu indikator dalam tumbuh kembanganak hingga masa
dewasanya dan menggambarkan status gizi yang diperoleh janin selama dalam
kandungan (Sholiha, 2015).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah presentase bayi
dengan berat lahir rendah di Jawa Tengah pada tahun 2017 sebesar 5,1 persen, lebih
tinggi dibandingkan dengan presentase tahun 2016 yaitu 3,9 persen (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2018). Angka kematian neonatal di Semarang tahun 2017
sebesar 113 kasus.Penyebab terbesar kematian neonatal adalah karena BBLR (57
kasus), asfiksia (31 kasus), kelainan kongenital (7 kasus), aspirasi (7 kasus), infeksi (4
kasus), tetanus neonatorum (1 kasus), dan lain-lain (6 kasus) (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah).
Umur kehamilan menjadi faktor risiko bayi BBLR. Ibu yang menlahirkan
pada usia kehamilan kurang bulan (< 37 minggu) berisiko 66 kali melahirkan bayi
BBLR dari pada ibu yang melahirkan cukup bulan pada primigravida (Sholiha, 2015).
Umur kehamilan kuran bulan (< 37 minggu) mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan janin berlum optimal.Bayi yang terlahir saat < 37 minggu dapat
mengganggu pembentukan system penimbunan lemak pada subkutan sehingga bayi
berisiko memiliki berat lahir kurang dari 2.500 gram.Begitu pula fungsi organ
pernapasan yang belum optimal sehingga bayi BBLR berisiko tinggi mengalami
kematian (Manuaba, 2012).
Berdasarkan hal tersebut maka penulis membuat laporan asuhan keperawatan
pada bayi BBLR di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro ruang Perinatologi. Intervensi
yang dilakukan berdasarkan pengelompokan masalah dan dilakukan evaluasi terhadap
implementasi yang telah dilakukan.
B. Web of Caution
(terlampir)
BAB II

LAPORAN KASUS KELOLAAN

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : Selasa, 8 September 2019
Pukul : 15.00
Ruang/RS : Perinatologi/ RSWN

1. Data Demografi
Data pasien
a. Nama : Bayi Ny. S
b. Tanggal lahir : 2 September 2019
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Suku : Jawa
e. Tanggal masuk RS : 30 Agustus 2019
f. Diagnosa medis : BBLR Preterm
Data penanggung jawab
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 34 tahun
c. Hub. dengan pasien : Ibu
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
f. Alamat : Grobogan

2. Riwayat Keperawatan Sekarang


Bayi Ny. S lahir pada tanggal 2 September 2019 pukul 14.50 di ruang dewi kunti
RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang dengan kelahiran spontan. Usia
kehimlan 28 minggu, berat lahir yaitu 1400 gram, APGAR skor 8-9-10. Lalu di
rawat di ruang perinatologi dengan diagnose medis BBLR preterm.
3. Riwayat Keperawatan Dahulu
a. Riwayat Ibu : riwayat kehamilan G1P1A0. Usia kehamilan 28 minggu.
Riwayat proses persalinan spontan. Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit
apapun. Ibu pasien mengatakan pada saat hamil anak ke2 susah makan dan
mual muntah dari usia kehamilan 2 hingga 5 bulan. Ibu pasien mengatakan
sudah berbagai cara dilakukan demi meningkatnya nafsu makan ibu pasien.
Ibu pasien hanya mengkonsumsi obat penambah darah serta kalsium saja dari
bidan desa.
b. Riwayat bayi : tempat lahir di RSUD KRMT Wongsonegoro, lahir tanggal 2
September 2019. Berat lahir 1400 gram, panjang badan 38 cm, lingkar kepala
27 cm, lingkar dada 25 cm. APGAR skor 8-9-10.

4. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Pasien

5. Riwayat Penyakit Sekarang


a. Pola Nutrisi
Nutrisi
BB : 1530 gr
PB : 38 cm
LK : 27 cm
LD : 25 cm
Jenis makanan : ASI/PASI
Jumlah : 8 x 10 cc
Cairan
Balance cairan :+124
IWL : 22,5
Output urine : 30 cc
Rute cairan masuk : enteral parenteral
Jenis cairan masuk : ASI + Infus D10%
b. Pola Istirahat tidur
Lama waktu tidur : 12 jam
Kualitas tidur : tidur jarang terbangun
c. Pola eliminasi
BAB/BAK : ganti popok 1 kali
Jumlah : 36 cc
Gangguan BAB/BAK : tidak ada

6. Pemeriksaan fisik
1. Penampilan umum
a. Keadaan umum : sadar, menangis, gerak aktif
b. Tanda-tanda vital :
N : 136 x/menit
S : 36,4 C
RR : 40 x/menit
SpO2 : 96 %
BB : 1530 gram
2. Kepala
a. Kepala : mesosepal, tidak ada caput succedaneum, tidak ada hematom
b. Mata : simetris, reflek glabella positif, tidak ikterik, tidak
konjungtivitis
c. Hidung : simetris, bersih
d. Mulut : mulut bersih, bibir lembab, terpasang OGT
e. Telinga : simetris, bersih, tidak ada benjolan
3. Dada
a. Jantung
I : tidak tampak ictus kordis
P : ictus cordis teraba di IC IV – V mid clavicula
P : pekak
A : bunyi jantung S1-S2 reguler
b. Paru-paru
I : retraksi dinding dada, pergerakan dada simetris
P : vocal vremitus seimbang kanan dan kiri
P : sonor
A : vesikuler
4. Abdomen
I : tidak ada lesi, tidak bengkak
A : bising usus 10x/menit
P : tidak ada perbesaran hepar dan limpa
P : tympani
5. Genitalia : jenis kelamin laki-laki, tidak ada kelainan pada alat vital
6. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : tidak ada lesi dan edema, kulit tampak kemerahan,
kulit kering, terpasang infus di tangan kanan, tangan bergerak aktif
b. Ekstremitas bawah : kulit kering, tidak ada lesi dan edema, tampak
kemerahan, kaki bergerak aktif

7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 7 September 2019
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
Hematologi
Hemoglobin 16 g/dL 11.7 – 15.5
Lekosit 12,8 10^3/uL 3.6 – 11
Trombosit 329 10^3/dL 150 – 440
Hematokrit 43 % 35 – 47

Kimia Klinik
Biliribun direk 0,44 (H)

Biliribun Total
Bilirubin total 7,8 (H)
Bilirubin indirek 7,37 (H)
7. Terapi
Infuspump : D 10%
Per oral :
- L-Bio 1/3 sachet/12 jam
- B1 B6 ½ tablet
B. Diagnosa Keperawatan
Masalah
No Tgl/Jam Data Fokus
Keperawatan
1 03/09/2019 DS : Ketidakseimbangan
15.00 - nutrisi kurang dari
DO : kebutuhan tubuh
- BBL : 1400 gr berhubungan dengan
- BB saat ini : 1530 gr ketidakmampuan
mencerna nutrisi
karena imaturitas
C. Intervensi Keperawatan

Tgl/ No Dx. Kep Tujuan Intervensi TTD


Jam
08/10/ 2 Ketidakseimbangan NOC NIC
2019 nutrisi kurang dari - Status nutrisi Manajemen nutrisi
15.00 kebutuhan tubuh - Status nutrisi bayi 1. Tentukan status gizi dan kemampuan
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan gizi
ketidakmampuan keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Tentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
mencerna nutrisi nutrisi seimbang dengan kriteria dibutuhkan
karena imaturitas hasil : 3. Monitor kalori dan asupan makan
- Intake nutrisi adekuat 4. Monitor kecenderungan terjadinya
- Glukosa darah normal penurunan berat badan
- Tidak ada penurunan berat badan 5. Monitor keseimbangan cairan
D. Implementasi

Tgl/Jam Kode Dx. Kep Tindakan TTD


Keperawatan
8/10/2019 1 1. Memonitor berat
badan pasien
2. Memberikan diit
sesuai program
3. Mengajarkan ibu
pasien untuk
memberikan ASI
Berkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk diit tambahan
9/10/2019 1 1. Memonitor berat
badan pasien
2. Memberikan diit
sesuai program
Berkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk diit tambahan
10/10/2019 1 1. Memonitor berat
badan pasien
2. Memberikan diit
sesuai program
Berkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk diit tambahan

E. Evaluasi
Tgl/Jam Kode Evaluasi (SOAP) TTD
Dx Kep
9/10//2019 1 S:
-
O:
- KU baik
- Pasien sadar, menangis dan gerak
aktif
- Diit ASI 10 cc lewat sonde
- output urin 3cc
- Balance cairan +124
TTV
- N : 136 x/menit
- S : 36,1°C
- RR : 40 x/menit
- SpO2 : 97 %
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
9/10/2019 1 S:
-
O:
- KU baik, menangis dan gerak aktif
-Diit ASI 10 cc
- Urin 25 cc
- IWL 22,5
TTV
N : 128x/menit
S : 36,4°C
RR : 44 x/menit
SpO2 : 98%
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
10/10/2019 1 S:
-
O:
- KU baik, menangis dan gerak aktif
-TTV
N : 122 x/menit
S : 36,5°C
RR : 44 x/menit
SpO2 : 98%
A : masalah belumteratasi
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Sholiha, H. & Sumarmi, S. 2015. Analisis Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
pada Primigravida.Media Gizi Indonesia Vol. 10 No 1

Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3 Edisi 20. Jakarta:EGC.

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi 2012-


2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan Nike Budhi
Subekti. Jakarta: EGC.

Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.

Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai Bahan
Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar: Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan.

Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai