DINAS KESEHATAN
Komplek II Kantor Pemda Bantul
Jl. Lingkar Timur, Manding, Trirenggo, Bantul, 55714 Telp/Fax (0274) 367531 / 368828
Website : http://dinkes.bantulkab.go.id Email : dinkes@bantulkab.go.id
NOTULEN
Mengetahui,
Kepala Seksi Kesga Gizi Dinkes Bantul
DINAS KESEHATAN
Komplek II Kantor Pemda Bantul
Jl. Lingkar Timur, Manding, Trirenggo, Bantul, 55714 Telp/Fax (0274) 367531 / 368828
Website : http://dinkes.bantulkab.go.id Email : dinkes@bantulkab.go.id
NOTULEN
Acara menghadirkan narasumber dr. Ahsanudin Attamimi, Sp. OG dari RS Sardjito, dr.
Bambang Basuki, Sp. OG (K), dr. Zidni Setyaningrum, Sp. PD dari RSPS dan Tim AMP
Kabupaten Bantul. AMP kali ini membahas 3 kasus kematian ibu :
1. Nama : Ny. PL
Umur : 20 tahun
GPA : G1P0A0
Alur rujukan : Pusk Dlingo I partus di RS Nur Hidayah
Penyebab : perdarahan
Rekomendasi untuk Rumah Sakit sebagai berikut :
a. Perlu peningkatan kapasitas petugas dalam mengantisipasi kasus kegawatan maternal,
dalam hal ini adalah adanya IUFD yang dapat menimbulkan komplikasi perdarahan,
sehingga Rumah Sakit dapat menyiapkan antisipasi donor darah jika terjadi
kegawatan
b. Petugas kesehatan harus mampu menilai tanda perdarahan, dan juga tatalaksana
perdarahan lebih adekuat
c. SpOG harus datang jika terjadi perdarahan atau komplikasi persalinan
d. Laporan IUFD dan stillbirth harus ditulis ada tidaknya kelainan konginetal, ada
tidaknya lilitan atau terpilinnya tali pusat, serta kondisi plasenta.
Rekomendasi untuk Puskesmas :
a. Perlu peningkatan kapasitas petugas dalam menilai kasus kegawatdaruratan obstetric
sehingga petugas tau kapan harus merujuk dan harus merujuk ke RS PONEK atau RS
Jejaring PONEK
b. Peningkatan komunikasi petugas kesehatan dengan pasien terkait penggunaan buku
KIA untuk mendeteksi tanda bahaya dalam kehamilan maupun persalinan
c. Melakukan rujukan sesuai SOP : surat rujukan, stabilisasi pasien selama proses
rujukan, dan komunikasi ke PPK II tempat tujuan merujuk, apakah ada tim yang
dapat menangani pasien
2. Nama : Ny. EP
Umur : 22 tahun
GPA : G1P0A0
Alur rujukan : langsung RSPS
Penyebab : PEB dengan oedema pulmo
Rekomendasi :
a. peningkatan kualitas ANC terpadu sehingga ibu hamil dengan penyakit penyerta
dapat dideteksi lebih awal
b. RSUD dapat menyediakan 1 tempat di ICU khusus untuk kasus kegawatan maternal
3. Nama : Ny. A
Umur : 22 tahun
GPA : G2P1A0
Alur rujukan : BPM Emi RS Rajawali Citra Partus dan dirawat sampai meninggal
di RSPS
Penyebab : eklampsi
Rekomendasi :
a. Pasien selama hamil ANC di BPM dan belum pernah sekalipun mengakses
puskesmas sehingga belum dilakukan ANC terpadu. Hal ini mengakibatkan tidak
terskriningnya Gestasional DM dari awal kehamilan
b. Rumah Sakit perlu kehati-hatian dalam pemberian kortikosteriod, yaitu perlu cek
laboratorium untuk melihat ada tidaknya kontraindikasi.
c. RS rujukan memperbaiki komunikasi antar petugas dan bagian, dan juga perbaikan
dalam tatalaksana kasus PEB
Notulis
Bimtek Implementasi Pendampingan Ibu Hamil di Wilayah Patalan dihadiri oleh kader
desa Patalan, perwakilan Kecamatan, bidan desa Patalan dan bidan koordinator Puskesmas
Imogiri I. Acara dibuka oleh Kasubbag TU Puskesmas Imogiri I.
Kemudian dilanjutkan paparan pertama oleh Kepala Desa Wukirsari, Bapak Bayu
Bintoro. Di desa Wukirsari disediakan 2 ambulans, 1 untuk jenazah dan 1 untuk orang sakit yang
penggunaannya gratis untuk semua masyarakat Wukirsari (hanya mengisi BBM). Di desa juga
dibentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). Alokasi anggaran desa untuk kesehatan
antara lain:
a. Sanitasi pembangunan MCK
b. Penyempurnaan rumah layak huni
c. Pelatihan kader
d. Ambulans desa
e. Air bersih
f. Pengelolaan sampah
g. Peningkatan kualitas kader
h. PMT balita dan lansia (Rp 1.100.000,00 per posyandu)
Paparan selanjutnya oleh Kepala Seksi Kesga Gizi Dinkes Bantul, dr. Anugrah
Wiendyasri tentang Program P4K sebagai Upaya menurunkan kematian ibu di Bantul.
Disampaikan bahwa AKI di Bantul masih naik turun, dan cenderung naik. P4K adalah suatu
kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di Desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan Persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi pada ibu hamil, termasuk perencanaan pemakaian alat kontrasepsi pasca
persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir serta KB. Dengan adanya
perencanaan yang tepat sejak ibu masih hamil, diharapkan tidak akan terjadi 3 terlambat : T1
(Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan), T2 (Terlambat mencapai fasilitas
pelayanan kesehatan), dan T3 ( Terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas pelayanan
kesehatan).
Paparan terakhir adalah penggunaan form pendampingan bumil yang disampaikan oleh
drg. Revolusiana Diah, MM. Tugas kader mendampingi ibu hamil di wilayah dengan panduan
format yang isinya identitas pendamping dan ibu hamil, tanggal ANC, jumlah tablet Fe yang
dikonsumsi, dana/jaminan yang disipakan, kendaraan yang digunakan untuk mengakses faskes,
tempat persalinan, info tanda bahaya, nomer hp tempat persalinan, rencana penggunaan KB
setelah bersalin, berapa kali ibu mengikuti kelas ibu dan tenggal berapa ibu periksa nifas.
Notulis
Restiyani, SKM
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS KESEHATAN
Komplek II Kantor Pemda Bantul
Jl. Lingkar Timur, Manding, Trirenggo, Bantul, 55714 Telp/Fax (0274) 367531 / 368828
Website : http://dinkes.bantulkab.go.id Email : dinkes@bantulkab.go.id
NOTULEN
Bimtek Implementasi Pendampingan Ibu Hamil di Wilayah Patalan dihadiri oleh kader
desa Patalan, perwakilan Kecamatan, bidan desa Patalan dan bidan koordinator Puskesmas Jetis
II. Acara dibuka oleh Kepala Puskesmas, Ibu N. Epi Rayawati, S.ST, disampaikan bahwa di desa
Patalan saat ini ada 73 ibu hamil, 32 di antaranya (43, %) beresiko. Ini tentu harus menjadi
perhatian kita bersama.
Kemudian dilanjutkan paparan pertama oleh Kepala Desa Patalan, Bapak Sudiharjo yang
menyampaikan dukungan dana desa di bidang kesehatan. Disampaikan bahwa desa Patalan
menyesuaikan visi misi Bupati Bantul yang memfokuskan kegiatanan di bidang pendidikan dak
kesehatan, sehingga anggaran yang digunakan untuk bidang kesehatan cukup besar, yaitu 25%
dari 70% anggaran desa. Rincian penggunaan dananya per tahun adalah untuk kegiatan :
1. Mencegah adanya penyakit demam berdarah Rp 30.141.000,00
2. Sadarnya masyarakat untuk kesehatan lingkungan Rp 7.547.000,00
3. Menambahnya makanan bergizi bagi balita, PAUD dan TK Rp20.210.000,00
4. Mengurangi penderita kurang gizi Rp 5.172.000,00
5. Terwujudnya desa siaga Rp 15.158.500,00
6. Lancarnya kegiatan kegiatan di desa Rp 9.158.000,00
7. Terkelolanya posyandu balita dan lansia Rp 72.611.000,00
8. Terbentuknya kader kesehatan yang lebih baik Rp12.486.500,00
Disampaikan kepada ibu-ibu kader untuk mendata ibu hamil di wilayahnya, apakah
semua sudah mempunyai jaminan kesehatan atau belum. Jika belum, dapat mengajukan ke
Jamkessos dengan mengumpulkan persyaratan ke desa.
Paparan selanjutnya oleh Kepala Seksi Kesga Gizi Dinkes Bantul, dr. Anugrah Wiendyasri
tentang Program P4K sebagai Upaya menurunkan kematian ibu di Bantul. Disampaikan bahwa
AKI di Bantul masih naik turun, dan cenderung naik. P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi
oleh Bidan di Desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan Persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi pada ibu
hamil, termasuk perencanaan pemakaian alat kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan
stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir serta KB. Dengan adanya perencanaan yang tepat sejak
ibu masih hamil, diharapkan tidak akan terjadi 3 terlambat : T1 (Terlambat mengenal tanda
bahaya dan mengambil keputusan), T2 (Terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan), dan
T3 ( Terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan).
Paparan terakhir adalah penggunaan form pendampingan bumil yang disampaikan oleh
Restiyani,SKM. Tugas kader mendampingi ibu hamil di wilayah dengan panduan format yang
isinya identitas pendamping dan ibu hamil, tanggal ANC, jumlah tablet Fe yang dikonsumsi,
dana/jaminan yang disipakan, kendaraan yang digunakan untuk mengakses faskes, tempat
persalinan, info tanda bahaya, nomer hp tempat persalinan, rencana penggunaan KB setelah
bersalin, berapa kali ibu mengikuti kelas ibu dan tenggal berapa ibu periksa nifas.
Notulis
Kepada :
Yth. Anita Rahmawati, S.SiT, MPH
Di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Dwi Safitri
NIM. P07124216117
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS KESEHATAN
Komplek II Kantor Pemda Bantul
Jl. Lingkar Timur, Manding, Trirenggo, Bantul, 55714 Telp/Fax (0274) 367531 / 368828
Website : http://dinkes.bantulkab.go.id Email : dinkes@bantulkab.go.id
NOTULEN
Acara bedah buku KIA untuk kader dihadiri 39 kader posyandu dan PKK di Kecamatan
Pundong. Acara dibuka oleh sambutan dari Kepala Puskesmas Pundong, drg. Sapta Adisuka,
PHD. Dan dilanjutkan paparan cakupan PWS KIA Puskesmas Pundong tahun 2016, dan jadwal
pelayanan KIA di Puskesmas Pundong.
Kemudian paparan ke2 dari PKK Kab. Bantul tentang dukungan PKK dalam penggunaan buku
KIA. Beberapa permasalahan yang ada di lapangan antara lain masih ada bumil atau ibu balita
yang belum memiliki KIA; jika sudah memiliki buku tapi tidak dibaca dan dipahami, atau buku
ditinggal di posyandu.
Paparan terakhir dari Dinkes Bantul tentang sosialisasi buku KIA cetakan 2016. Dipaparkan
perbedaan antara buku KIA yang baru dengan yang lama, di antaranya di kolom imunisasi sudah
mengikuti program DIY. Kemudian ada manajemen asi perah, grafik lingkar kepala, KPSP
sampai anak usia 6 tahun, dll. Yang jelas buku KIA cetakan terbaru ini isinya lebih lengkap
dibanding buku KIA lama. Juga refreshing pengisian grafik KMS, serta pengukuran lingkar
kepala bayi-balita.
Diskusi dan kesepakatan :
9. Kader posyandu dan kader PKK berperan aktif dalam pemanfaatan buku KIA di
masyarakat, di antaranya sebagai alat penyuluhan. Kader dapat juga melihat di kolom
pemeriksaan dan menganjurkan ibu untuk periksa ke faskes sesuai jadwal.
10. Kader membantu pelaksanaan program P4K
11. Pengisian KMS sesuai kesepakatan, bahwa yang dikatakan naik jika sesuai KBM atau
mengikuti kurva. Jangan lupa mengisikan pemberian vitamin A.
Notulis
NOTULEN
Acara bedah buku KIA untuk kader dihadiri 39 kader posyandu dan PKK di Kecamatan Pandak
I. Acara dibuka oleh sambutan dari Kepala Puskesmas dan dilanjutkan paparan cakupan PWS
KIA Puskesmas Pandak I tahun 2016, dan jadwal pelayanan KIA di Puskesmas. Disampaikan
bahwa tahun 2016 ada 3 kasus kematian bayi di Pandak I.
Kemudian paparan ke2 dari PKK Kab. Bantul tentang dukungan PKK dalam penggunaan buku
KIA. Beberapa permasalahan yang ada di lapangan antara lain masih ada bumil atau ibu balita
yang belum memiliki KIA; jika sudah memiliki buku tapi tidak dibaca dan dipahami, atau buku
ditinggal di posyandu.
Paparan terakhir dari Dinkes Bantul tentang sosialisasi buku KIA cetakan 2016. Dipaparkan
perbedaan antara buku KIA yang baru dengan yang lama, di antaranya di kolom imunisasi sudah
mengikuti program DIY. Kemudian ada manajemen asi perah, grafik lingkar kepala, KPSP
sampai anak usia 6 tahun, dll. Yang jelas buku KIA cetakan terbaru ini isinya lebih lengkap
dibanding buku KIA lama. Juga refreshing pengisian grafik KMS, serta pengukuran lingkar
kepala bayi-balita.
Diskusi dan kesepakatan :
1. Pengisian grafik KMS dikatakan naik mengikuti kurva atau jika sesuai KBM
2. Kader mengetahui dan memahami isi buku KIA, dan menggunakan media buku KIA
untuk sosialisasi ke masyarakat, serta merujuk ke nakes jika ada pertanyaan yang tidak
bisa dijawab dengan buku KIA
Acara ditutup dengan doa bersama.
Notulis
Restiyani, SKM
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS KESEHATAN
Komplek II Kantor Pemda Bantul
Jl. Lingkar Timur, Manding, Trirenggo, Bantul, 55714 Telp/Fax (0274) 367531 / 368828
Website : http://dinkes.bantulkab.go.id Email : dinkes@bantulkab.go.id
NOTULEN
Acara bedah buku KIA untuk kader dihadiri kader posyandu dan PKK di Kecamatan Srandakan.
Acara dibuka oleh sambutan dari Kepala Puskesmas Srandakan, dr. Budi Nur Rokhmah. Dan
dilanjutkan paparan cakupan PWS KIA Puskesmas Srandakan tahun 2016, dan jadwal pelayanan
KIA di Puskesmas, juga program-program unggulan Puskesmas Srandakan dalam penurunan
AKI AKB, antara lain dengan pemberdayaan masyarakat dengan posyandu remaja.
Kemudian paparan ke2 dari PKK Kab. Bantul tentang dukungan PKK dalam penggunaan buku
KIA. Beberapa permasalahan yang ada di lapangan antara lain masih ada bumil atau ibu balita
yang belum memiliki KIA; jika sudah memiliki buku tapi tidak dibaca dan dipahami, atau buku
ditinggal di posyandu.
Paparan terakhir dari Dinkes Bantul tentang sosialisasi buku KIA cetakan 2016. Juga refreshing
pengisian grafik KMS, serta pengukuran lingkar kepala bayi-balita.
Diskusi dan kesepakatan :
1. Pengisian KMS sesuai kesepakatan, bahwa yang dikatakan naik jika sesuai KBM atau
mengikuti kurva. Jangan lupa mengisikan pemberian vitamin A
2. Penghitungan umur pengisian KMS sesuai dengan apa yang sudah biasa dilaksanakan di
lapangan, tapi untuk diketahui bahwa untuk penghitungan PSG usia dihitung 1 bulan
panuh.
Notulis
NOTULEN
Acara bedah buku KIA untuk kader dihadiri kader posyandu dan PKK di Kecamatan
Bambanglipuro. Acara dimulai dengan doa bersama dan dibuka oleh sambutan dari Kepala
Puskesmas, dilanjutkan paparan cakupan PWS KIA tahun 2016, dan jadwal pelayanan KIA di
Puskesmas, juga program-program unggulan Puskesmas Bambanglipuro dalam penurunan AKI
AKB.
Kemudian paparan ke2 dari PKK Kab. Bantul tentang dukungan PKK dalam penggunaan buku
KIA. Beberapa usulan PKK untuk optimalisasi pemanfaatan buku KIA oleh Kader yaitu
sosialisasi buku KIA, jika bisa diadakan lomba cerdas cermat buku KIA bagi kader. Kelemahan
yang ada pada kader di antaranya perbedaaan pemahan kader, sehingga sosialisasi seperti ini
sangat diperlukan.
Paparan terakhir dari Dinkes Bantul tentang sosialisasi buku KIA cetakan 2016, yaitu penekanan
pada program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). Dipaparkan
perbedaan antara buku KIA yang baru dengan yang lama, di antaranya di kolom imunisasi sudah
mengikuti program DIY. Kemudian ada manajemen asi perah, grafik lingkar kepala, KPSP
sampai anak usia 6 tahun, dll. Juga refreshing pengisian grafik KMS, serta pengukuran lingkar
kepala bayi-balita.
Diskusi dan kesepakatan :
1. Pengisian KMS sesuai kesepakatan, bahwa yang dikatakan naik jika sesuai KBM atau
mengikuti kurva. Jangan lupa mengisikan pemberian vitamin A
2. Kader bersama dengan nakes mengoptimalkan pemanfaatan buku KIA untuk penurunan
kematian ibu dan bayi
Notulis
NOTULEN
Acara dimulai dengan doa bersama dan dibuka oleh sambutan dari Kepala Puskesmas,
dilanjutkan paparan cakupan PWS KIA tahun 2016, dan jadwal pelayanan KIA di Puskesmas,
juga program-program unggulan Puskesmas Bambanglipuro dalam penurunan AKI AKB, di
antaranya kelas ibu hamil dan pendampingan bumil resti oleh dokter Sp.OG.
Acara ini dihadiri kader posyandu dan PKK di Kecamatan Sanden.
Paparan terakhir dari Dinkes Bantul tentang sosialisasi buku KIA cetakan 2016, yaitu penekanan
pada program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). Dipaparkan
perbedaan antara buku KIA yang baru dengan yang lama, di antaranya di kolom imunisasi sudah
mengikuti program DIY. Kemudian ada manajemen asi perah, grafik lingkar kepala, KPSP
sampai anak usia 6 tahun, dll. Juga refreshing pengisian grafik KMS, serta pengukuran lingkar
kepala bayi-balita.
Diskusi dan kesepakatan :
1. Kader bersama dengan nakes mengoptimalkan pemanfaatan buku KIA untuk penurunan
kematian ibu dan bayi. Kader sebagai bagian masyarakat mendukung kemandirian bumil
dan keluarga agar peduli terhadapa kesehatannya.
2. Program P4K sebagai upaya penurunan AKI dan AKB digerakkan oleh nakes dan dibantu
oleh kader
Notulis
Acara Bimbingan Teknis Kelas Ibu yang dihadiri 27 puskesmas se-Kabupaten Bantul dibuka
dengan doa bersama. Kemudian dilanjutkan paparan pertama dari Kepala Seksi Kesga Gizi
Dinkes Bantul, dr. Rr Anugrah Wiendyasari yang memaparkan Kebijakan dalam Peningkatan
Kesehatan Ibu dan Anak. Di dalamnya dipaparkan data-data terkait kesehatan ibu dan anak,
pentingnya penggunaan buku KIA dan manfaat diadakan kelas ibu.
Acara ke dua yaitu presentasi puskesmas Jetis I terkait pelaksanaan Kelas ibu di tahun 2016 dan
rencana tahun 2017. Pelaksanaan kelas ibu di Jetis I tahun 2016 dilaksanakan dengan nama
“blusukan”, bidan sebagai fasilitator kelas ibu dating ke desa/dusun-dusun untuk melaksanakan
kelas ibu yang waktunya menyeesuaikan permintaan kader/bumil setempat, biasanya hari Sabtu
atau sore hari di luar jam kerja. Kelas ibu dilaksanakan sebanyak 8x/bulan, didanai dana BOK
dan UKM. Langkah-langkah pelaksanaannya : 1. Pendataan dan pemetaan bumil; 2. Penjadwalan
kelas ibu; 3. Sosialisasi pelaksanaan kelas ibu ke LP/LS; 4. Pelaksaan; 5. Evaluasi. Sedangkan di
tahun 2017 ini penganggaran kelas ibu dari dana UKM dan BOK adalah 40 orang tiap kegiatan,
sebulan sekali. Kesulitan yang dihadapi adalah kesulitan menghitung berapa ibu hamil yang
sudah mengikuti kelas ibu 4x sesuai standar, karena catatan ibu yang mengikuti kelas ibu hanya
di buku KIA ybs, belum dicatat di kohort.
Materi terakhir dari Fasilitator Kelas Ibu DIY, Ibu Kusminatun, SPD, M.Sc yang menyampaikan
refreshing pelaksanaan kelas ibu. Disampaikan kembali standar pelaksanaan kelas ibu hamil dan
kelas ibu balita. Juga sharing pelaksaan kelas ibu hamil di daerah binaan beliau, di kota
Yogyakarta. Bahwa jika ibu hamil merasa bahwa kelas ibu ini bermanfaat, tanpa diberikan
konsumsi dan transport pun ibu hamil tersebut mau dating ke kelas ibu.
Diskusi tentang kendala yang ada di Puskesmas, di antaranya waktu, tenaga, dan tempat
pelaksaan kelas ibu dan juga senam hamilnya. Disepakati bahwa puskesmas tetap melaksanakan
apa yang sudah direncakan, tetapi akan berusaha membentuk minimal 1 kelas ibu yang sesuai
standar, dalam arti peserta dalam 1 kelas ibu itu tetap dan juga pelaksanaan sesuai standar,
minimal 4 kali pertemuan.
Notulis
Hari/tanggal :
Jam : 09.00 WIB – selesai
Tempat: Ruang Afiat Dinas Kesehatan Kab Bantul
Acara : Audit Maternal Perinatal (AMP Ibu)
Acara menghadirkan narasumber dr. Ahsanudin Attamimi, Sp. OG dari RS Sardjito, dr.
Bambang Basuki, Sp. OG (K) dari RSPS. AMP kali ini membahas 3 kasus kematian ibu :
4. Nama : Ny. PL
Umur : 20 tahun
GPA : G1P0A0
Alur rujukan : Pusk Dlingo I partus di RS Nur Hidayah
Penyebab : perdarahan
Rekomendasi :
5. Penekanan penggunaan buku KIA ke masyarakat, khususnya tentang tanda bahaya pada
kehamilan
6. Deteksi dini oleh nakes lebih adekuat, kapan pasien harus segera dirujuk
7. Perbaikan proses rujukan, pastikan setiap kali merujuk disertai surat rujukan, rujukan
terencana (apakah pasien harus ditangani ke RS PONEK atau bisa di RS jejaring), dan
komunikasi dengan tempat rujukan untuk menyiapkan sarpras di tempat rujukan.
8.
Notulis