Anda di halaman 1dari 18

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

STRATEGI PELAKSANAAN 1 DEFISIT PERAWATAN DIRI

SOP DPD
SP 1 (Melatih Manfaat Kebersihan Diri)
1. Pengertian Kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa terjadi akibat adanya
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri seperti menjaga
kebersihan diri, makan sendiri, berhias secara mandiri dan eliminasi /
toileting secara mandiri.
2. Tujuan Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri.
3. Kebijakan Diberikan kepada Klien DPD
4. Ruang 1) Pelayanan Keperawatan
Lingkup 2) Pelayanan Psikiatri
5. Prosedur a. Tahap pre interaksi
1) Mengumpulkan data pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3) Mempersiapkan rencana pertemuan
4) Mempersiapkan alat terapi
b. Tahap Orientasi: Membina Hubungan Saling Percaya
1) Memberikan Salam dan Perkenalan
2) Melakukan evaluasi/ validasi
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan kontrak kegiatan (topik, tempat dan waktu)
5) Menjaga Sikap Terapeutik
c. Fase Kerja
1) Jelaskan pentingnya kebersihan diri seperti manfaat melakukan
kebersihan diri dan kerugian tidak melakukan kebersihan diri
2) Jelaskan cara menjaga kebersihan diri, mulai dari hal kecil yaitu
selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktivitas
3) Bantu pasien memperaktekkan cara menjaga kebersihan diri
4) Bantu klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
5) Berikan umpan balik positif kepada klien setiap kali melakukan
jadwal kegiatan yang telah disusun
6) Bantu klien meningkatkan pengetahuan klien tentang tanda-
tanda perawatan diri yang baik.
d. Tahap terminasi
1) Menyimpulkan kegiatan
2) Melakukan evaluasi (subyektif dan obyektif)
3) Memberikan reinforcement positif
4) Menyepakati rencana tindak lanjut (RTL)
5) Menyepakati kontrak selanjutnya (topik, tempat dan waktu)
6. Referensi Karunia Nababan, Y. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian dan
Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia (Universitas Sumatera
Utara; Vol. 1,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/142500019.
pdf?s
PPNI. (2018). SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan) (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Jiwa, T. K. (2018). Panduan Keperawatan Jiwa. Retrieved from
https://ners.unisayogya.ac.id/wordpress_ners/wp-
content/uploads/2020/11/PANDUAN-JIWA-Profesi-
20182019_REGULER.pdf
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
STRATEGI PELAKSANAAN 2 DEFISIT PERAWATAN DIRI

SOP DPD
SP 1 (Melatih Manfaat Kebersihan Diri: Mandi)
1. Pengertian Kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa terjadi akibat adanya
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri seperti menjaga
kebersihan diri, makan sendiri, berhias secara mandiri dan eliminasi /
toileting secara mandiri.
2. Tujuan Klien mampu melakukan defisit perawatan diri: Mandi secara mandiri.
3. Kebijakan Diberikan kepada Klien DPD
4. Ruang 1) Pelayanan Keperawatan
Lingkup 2) Pelayanan Psikiatri
5. Prosedur Tahap pre interaksi
1) Mengumpulkan data pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3) Mempersiapkan rencana pertemuan
4) Mempersiapkan alat terapi
Tahap Orientasi: Membina Hubungan Saling Percaya
1) Memberikan Salam dan Perkenalan
2) Melakukan evaluasi/ validasi
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan kontrak kegiatan (topik, tempat dan waktu)
5) Menjaga Sikap Terapeutik
Fase Kerja
1) Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap
kesehatan
2) Bantu memandikan pasien dengan menggunakan kursi untuk
mandi, bak
3) tempat mandi, mandi dengan mandiri, dengan menggunakan
cara yang tepat atau sesuai keinginan pasien
4) Cuci rambut sesuai dengan kebutuhan atau keinginan
5) Mandi dengan air yang mempunyai suhu yang nyaman
6) Bantu dalam hal perawatan perineal jika memang diperlukan
7) Bantu dalam hal kebersihan
8) Cukur rambut pasien sesuai dengan indikasi
Tahap terminasi
1) Menyimpulkan kegiatan
2) Melakukan evaluasi (subyektif dan obyektif)
3) Memberikan reinforcement positif
4) Menyepakati rencana tindak lanjut (RTL)
5) Menyepakati kontrak selanjutnya (topik, tempat dan waktu)

7. Referensi Karunia Nababan, Y. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan


Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian dan
Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia (Universitas Sumatera
Utara; Vol. 1,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/142500019.
pdf?s
PPNI. (2018). SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan) (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Jiwa, T. K. (2018). Panduan Keperawatan Jiwa. Retrieved from
https://ners.unisayogya.ac.id/wordpress_ners/wp-
content/uploads/2020/11/PANDUAN-JIWA-Profesi-
20182019_REGULER.pdf

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


STRATEGI PELAKSANAAN 2 DEFISIT PERAWATAN DIRI

SOP DPD
SP 1 (Melatih Manfaat Kebersihan Diri: Gosok Gigi)
6. Pengertian Kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa terjadi akibat adanya
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri seperti menjaga
kebersihan diri, makan sendiri, berhias secara mandiri dan eliminasi /
toileting secara mandiri.
7. Tujuan Klien mampu melakukan defisit perawatan diri: gosok gigi secara
mandiri.
8. Kebijakan Diberikan kepada Klien DPD
9. Ruang 1) Pelayanan Keperawatan
Lingkup 2) Pelayanan Psikiatri
10. Prosedur Tahap pre interaksi
1) Mengumpulkan data pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3) Mempersiapkan rencana pertemuan
4) Mempersiapkan alat terapi
Tahap Orientasi: Membina Hubungan Saling Percaya
1) Memberikan Salam dan Perkenalan
2) Melakukan evaluasi/ validasi
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan kontrak kegiatan (topik, tempat dan waktu)
5) Menjaga Sikap Terapeutik
Fase Kerja
1) Jelaskan manfaat gosok gigi dan dampak tidak gosok gigi
terhadap kesehatan
2) Bantu klien untuk mengenal alat-alat gosok gigi
3) Bantu klien untuk memegang sikat gigi dengan posisi yang
benar
4) Mulailah minta klien untuk menyikat gigi dengan gerakan
melingkar berlawanan jarum jam selama 20 detik untuk setiap
bagian
5) Anjurkan klien untuk berkumur-kumur menggunakan air bersih
setelah menyikat keseluruhan bagian giginya
6) Jelaskan kepada klien untuk menyikat gigi minimal 2 kali sehari
(setelah makan dan sebelum tidur)
7) Ajak klien untuk kembali membereskan peralatan gosok gigi
yang telah digunakan
Tahap terminasi
1) Menyimpulkan kegiatan
2) Melakukan evaluasi (subyektif dan obyektif)
3) Memberikan reinforcement positif
4) Menyepakati rencana tindak lanjut (RTL)
5) Menyepakati kontrak selanjutnya (topik, tempat dan waktu)

8. Referensi Karunia Nababan, Y. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan


Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian dan
Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia (Universitas Sumatera
Utara; Vol. 1,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/142500019.
pdf?s
PPNI. (2018). SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan) (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Jiwa, T. K. (2018). Panduan Keperawatan Jiwa. Retrieved from
https://ners.unisayogya.ac.id/wordpress_ners/wp-
content/uploads/2020/11/PANDUAN-JIWA-Profesi-
20182019_REGULER.pdf

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


STRATEGI PELAKSANAAN 2 DEFISIT PERAWATAN DIRI

SOP DPD
SP 1 (Melatih Manfaat Kebersihan Diri: Keramas)
1. Pengertian Kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa terjadi akibat adanya
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri seperti menjaga kebersihan diri, makan sendiri, berhias secara
mandiri dan eliminasi / toileting secara mandiri.
2. Tujuan Klien mampu melakukan defisit perawatan diri: keramas secara
mandiri.
3. Kebijakan Diberikan kepada Klien DPD
4. Ruang 1) Pelayanan Keperawatan
Lingkup 2) Pelayanan Psikiatri
5. Prosedur Tahap pre interaksi
1) Mengumpulkan data pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3) Mempersiapkan rencana pertemuan
4) Mempersiapkan alat terapi
Tahap Orientasi: Membina Hubungan Saling Percaya
1) Memberikan Salam dan Perkenalan
2) Melakukan evaluasi/ validasi
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan kontrak kegiatan (topik, tempat dan waktu)
5) Menjaga Sikap Terapeutik
Fase Kerja
1) Jelaskan manfaat keramas dan dampak keramas terhadap
kesehatan rambut
2) Bantu klien untuk mengenal alat-alat yang digunakan untuk
keramas (shampoo, air bersih, gayung)
3) Bantu klien untuk keramas dengan baik dan benar dimulai
dengan terlebih dahulu membasahi rambut
4) Mulailah memakai shampoo
5) Gosok dan pijat kepala dengan menggunakan jari, bukan
kuku jari
6) Bilas rambut menggunakan air bersih sampai busa shampoo
menghilang
7) Keringkan rambut dengan menggunakan handuk yang telah
disiapkan sebelumnya
8) Ajak klien untuk kembali membereskan peralatan keramas
yang telah digunakan
9) Anjurkan klien untuk keramas setidaknya 2 hari sekali
Tahap terminasi
1. Menyimpulkan kegiatan
2. Melakukan evaluasi (subyektif dan obyektif)
3. Memberikan reinforcement positif
4. Menyepakati rencana tindak lanjut (RTL)
5. Menyepakati kontrak selanjutnya (topik, tempat dan waktu)

6. Referensi Karunia Nababan, Y. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan


Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian
dan Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia (Universitas
Sumatera Utara; Vol. 1,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/1425000
19.pdf?s
PPNI. (2018). SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan) (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Jiwa, T. K. (2018). Panduan Keperawatan Jiwa. Retrieved from
https://ners.unisayogya.ac.id/wordpress_ners/wp-
content/uploads/2020/11/PANDUAN-JIWA-Profesi-
20182019_REGULER.pdf

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


STRATEGI PELAKSANAAN 2 DEFISIT PERAWATAN DIRI

SOP DPD
SP 1 (Melatih Manfaat Kebersihan Diri: Berpakaian)
1) Pengertian Kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa terjadi akibat adanya
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri seperti menjaga kebersihan diri, makan sendiri, berhias secara
mandiri dan eliminasi / toileting secara mandiri.
2) Tujuan Klien mampu melakukan defisit perawatan diri: berpakaian secara
mandiri.
3) Kebijakan Diberikan kepada Klien DPD
4) Ruang 1) Pelayanan Keperawatan
Lingkup 2) Pelayanan Psikiatri
5) Prosedur Tahap pre interaksi
1) Mengumpulkan data pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3) Mempersiapkan rencana pertemuan
4) Mempersiapkan alat terapi
Tahap Orientasi: Membina Hubungan Saling Percaya
1) Memberikan Salam dan Perkenalan
2) Melakukan evaluasi/ validasi
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan kontrak kegiatan (topik, tempat dan waktu)
5) Menjaga Sikap Terapeutik
Fase Kerja
1) Bantu klien untuk menyiapkan pakaiannya
2) Berikan kebebasan klien untuk memilih pakaian yang
tersedia
3) Jelaskan manfaat berpakaian dan dampak tidak berpakaian
terhadap kesehatan tubuh
4) Bantu klien untuk memakai pakaian dengan baik dan benar
(baju/kaos dipakai di badan/untuk menutupi tubuh bagian
atas dan celana dipakai untuk menutupi tubuh bagian
bawah/dari pusar ke kaki)
5) Jaga privasi klien selama berpakaian
6) Anjurkan klien untuk berganti pakaian setidaknya sehari 2
kali yaitu setelah mandi pagi dan mandi sore
Tahap terminasi
1) Menyimpulkan kegiatan
2) Melakukan evaluasi (subyektif dan obyektif)
3) Memberikan reinforcement positif
4) Menyepakati rencana tindak lanjut (RTL)
5) Menyepakati kontrak selanjutnya (topik, tempat dan waktu)

6. Referensi Karunia Nababan, Y. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan


Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian
dan Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia (Universitas
Sumatera Utara; Vol. 1,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/1425000
19.pdf?s
PPNI. (2018). SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan) (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Jiwa, T. K. (2018). Panduan Keperawatan Jiwa. Retrieved from
https://ners.unisayogya.ac.id/wordpress_ners/wp-
content/uploads/2020/11/PANDUAN-JIWA-Profesi-
20182019_REGULER.pdf

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


STRATEGI PELAKSANAAN 2 DEFISIT PERAWATAN DIRI

SOP DPD
SP 1 (Melatih Manfaat Kebersihan Diri: Toileting)
1) Pengertian Kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa terjadi akibat adanya
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri seperti menjaga kebersihan diri, makan sendiri, berhias secara
mandiri dan eliminasi / toileting secara mandiri.
2) Tujuan Klien mampu melakukan defisit perawatan diri: BAK/BAB secara
mandiri di tempat yang benar
3) Kebijakan Diberikan kepada Klien DPD
4) Ruang 1) Pelayanan Keperawatan
Lingkup 2) Pelayanan Psikiatri
5) Prosedur Tahap pre interaksi
1) Mengumpulkan data pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3) Mempersiapkan rencana pertemuan
4) Mempersiapkan alat terapi
Tahap Orientasi: Membina Hubungan Saling Percaya
1) Memberikan Salam dan Perkenalan
2) Melakukan evaluasi/ validasi
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan kontrak kegiatan (topik, tempat dan waktu)
5) Menjaga Sikap Terapeutik
Fase Kerja
1) Tanyakan kebiasaan pasien ketika BAB dan BAK
2) Jelaskan manfaat BAK/BAB di tempat yang benar dan
dengan cara yang benar terhadap kesehatan tubuh
3) Lakukan demonstrasi cara BAB dan BAK yang baik dan
benar pada tempatnya
4) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan sebelum, selama dan setelah BAB/BAK
5) Jaga privasi klien selama kegiatan
6) Anjurkan klien untuk BAB/BAK di tempatnya
Tahap terminasi
1) Menyimpulkan kegiatan
2) Melakukan evaluasi (subyektif dan obyektif)
3) Memberikan reinforcement positif
4) Menyepakati rencana tindak lanjut (RTL)
5) Menyepakati kontrak selanjutnya (topik, tempat dan waktu)
7. Referensi Karunia Nababan, Y. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian
dan Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia (Universitas
Sumatera Utara; Vol. 1,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/1425000
19.pdf?s
PPNI. (2018). SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan) (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Jiwa, T. K. (2018). Panduan Keperawatan Jiwa. Retrieved from
https://ners.unisayogya.ac.id/wordpress_ners/wp-
content/uploads/2020/11/PANDUAN-JIWA-Profesi-
20182019_REGULER.pdf

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


STRATEGI PELAKSANAAN 2 DEFISIT PERAWATAN DIRI

SOP DPD
SP 1 (Melatih Manfaat Kebersihan Diri: Makan)
6) Pengertian Kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa terjadi akibat adanya
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri seperti menjaga kebersihan diri, makan sendiri, berhias secara
mandiri dan eliminasi / toileting secara mandiri.
7) Tujuan Klien mampu melakukan defisit perawatan diri: Makan secara
mandiri
8) Kebijakan Diberikan kepada Klien DPD
9) Ruang 1) Pelayanan Keperawatan
Lingkup 2) Pelayanan Psikiatri
10) Prosedur Tahap pre interaksi
1) Mengumpulkan data pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3) Mempersiapkan rencana pertemuan
4) Mempersiapkan alat terapi
Tahap Orientasi: Membina Hubungan Saling Percaya
1) Memberikan Salam dan Perkenalan
2) Melakukan evaluasi/ validasi
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan kontrak kegiatan (topik, tempat dan waktu)
5) Menjaga Sikap Terapeutik
Fase Kerja
1) Tanyakan kebiasaan makan pasien dan makanan kesukaan
pasien
2) Jelaskan manfaat makan makanan bersih dan bergizi untuk
kesehatan tubuh
3) Ajarkan klien untuk makan di tempat makan dan dengan
posisi duduk
4) Anjurkan klien untuk minum sebelum dan sesudah makan
5) Anjurkan klien untuk menggunakan alat makan yang
bersih/sudah dicuci seperti sendok dan piring ketika makan
6) Ajak klien untuk mencuci peralatan makan setelah makan
Tahap terminasi
1) Menyimpulkan kegiatan
2) Melakukan evaluasi (subyektif dan obyektif)
3) Memberikan reinforcement positif
4) Menyepakati rencana tindak lanjut (RTL)
5) Menyepakati kontrak selanjutnya (topik, tempat dan waktu)
8. Referensi Karunia Nababan, Y. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian
dan Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia (Universitas
Sumatera Utara; Vol. 1,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/1425000
19.pdf?s
PPNI. (2018). SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan) (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Jiwa, T. K. (2018). Panduan Keperawatan Jiwa. Retrieved from
https://ners.unisayogya.ac.id/wordpress_ners/wp-
content/uploads/2020/11/PANDUAN-JIWA-Profesi-
20182019_REGULER.pdf

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


STRATEGI PELAKSANAAN 2 DEFISIT PERAWATAN DIRI

SOP DPD
SP 1 (Melatih Manfaat Kebersihan Diri: Memotong kuku)
1) Pengertian Kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa terjadi akibat adanya
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri seperti menjaga kebersihan diri, makan sendiri, berhias secara
mandiri dan eliminasi / toileting secara mandiri.
2) Tujuan Klien mampu melakukan defisit perawatan diri: memotong kuku
secara mandiri
3) Kebijakan Diberikan kepada Klien DPD
4) Ruang 1) Pelayanan Keperawatan
Lingkup 2) Pelayanan Psikiatri
5) Prosedur Tahap pre interaksi
1) Mengumpulkan data pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3) Mempersiapkan rencana pertemuan
4) Mempersiapkan alat terapi
Tahap Orientasi: Membina Hubungan Saling Percaya
1) Memberikan Salam dan Perkenalan
2) Melakukan evaluasi/ validasi
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan kontrak kegiatan (topik, tempat dan waktu)
5) Menjaga Sikap Terapeutik
Fase Kerja
1) Tanyakan kebiasaan memotong kuku pasien
2) Jelaskan manfaat memotong kuku dan menjaga kebersihan
dan kesehatan kuku
3) Ajarkan klien untuk memotong kuku dengan baik dan benar,
seperti tidak terlalu dalam (sisakan sedikit bagian putih kuku
sepanjang 1 – 2 milimeter agar terhindar dari cantengan dan
infeksi) ketika memotong kuku serta lakukan dimulai dari jari
kanan terlebih dahulu
3) Anjurkan klien untuk memotong kuku minimal 2-3 kali
seminggu
4) Ajak klien untuk membereskan peralatan potong kuku ke
tempat semula dan membuang kotoran kuku ke tempat
sampah
Tahap terminasi
1) Menyimpulkan kegiatan
2) Melakukan evaluasi (subyektif dan obyektif)
3) Memberikan reinforcement positif
4) Menyepakati rencana tindak lanjut (RTL)
5) Menyepakati kontrak selanjutnya (topik, tempat dan waktu)

9. Referensi Karunia Nababan, Y. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan


Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian
dan Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia (Universitas
Sumatera Utara; Vol. 1,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/1425000
19.pdf?s
PPNI. (2018). SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan) (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Jiwa, T. K. (2018). Panduan Keperawatan Jiwa. Retrieved from
https://ners.unisayogya.ac.id/wordpress_ners/wp-
content/uploads/2020/11/PANDUAN-JIWA-Profesi-
20182019_REGULER.pdf

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


STRATEGI PELAKSANAAN 2 DEFISIT PERAWATAN DIRI

SOP DPD
SP 1 (Melatih Manfaat Kebersihan Diri: berdandan)
6) Pengertian Kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa terjadi akibat adanya
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri seperti menjaga kebersihan diri, makan sendiri, berhias secara
mandiri dan eliminasi / toileting secara mandiri.
7) Tujuan Klien mampu melakukan defisit perawatan diri: berdandan secara
mandiri
8) Kebijakan Diberikan kepada Klien DPD
9) Ruang 1) Pelayanan Keperawatan
Lingkup 2) Pelayanan Psikiatri
10) Prosedur Tahap pre interaksi
1) Mengumpulkan data pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3) Mempersiapkan rencana pertemuan
4) Mempersiapkan alat terapi
Tahap Orientasi: Membina Hubungan Saling Percaya
1) Memberikan Salam dan Perkenalan
2) Melakukan evaluasi/ validasi
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan kontrak kegiatan (topik, tempat dan waktu)
5) Menjaga Sikap Terapeutik
Fase Kerja
1) Tanyakan kebiasaan perawatan diri (berdandan) pasien
2) Tanyakan metode pelaksanaan pasien dalam perawatan diri
(berdandan)
3) Memberikan penjelasan terkait pentingnya melakukan
perawatan diri (berdandan)
4) Menjelaskan alat yang digunakan dalam melakukan
perawatan diri (berdandan)
5) Lakukan demonstrasi dengan mempraktikkan pada pasien
Tahap terminasi
1) Menyimpulkan kegiatan
2) Melakukan evaluasi (subyektif dan obyektif)
3) Memberikan reinforcement positif
4) Menyepakati rencana tindak lanjut (RTL)
5) Menyepakati kontrak selanjutnya (topik, tempat dan waktu)

10. Referensi Karunia Nababan, Y. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian
dan Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia (Universitas
Sumatera Utara; Vol. 1,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/1425000
19.pdf?s
PPNI. (2018). SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan) (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Jiwa, T. K. (2018). Panduan Keperawatan Jiwa. Retrieved from
https://ners.unisayogya.ac.id/wordpress_ners/wp-
content/uploads/2020/11/PANDUAN-JIWA-Profesi-
20182019_REGULER.pdf

Anda mungkin juga menyukai