Oleh:
DYAN VIOLETA
6511418001
GIZI
2021
Penyelenggaraan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu
sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status
kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat, Penyelenggaraan makanan
merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan
makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, distribusi dan pencatatan,
pelaporan serta evaluasi. Menurut Kemenkes RI (2013), tujuan penyelenggaraan makanan adalah
menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan dapat diterima
oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal. Menurut Depkes (2007), tujuan
penyelenggaraan makanan adalah untuk menyediakan makanan dengan kualitas yang baik dan
jumlah yang sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai baik konsumen. Gizi
kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan
kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja (Tarwaka, 2004). Penyelenggaraan gizi
kerja dalam bentuk pemberian makan, perlu mendapat perhatian yang serius. Makanan yang
dihidangkan untuk tenaga kerja hendaknya memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat
tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Komposisi antara ketiga zat tersebut harus seimbang
dan diberikan dalam jumlah dan kandungan kalori yang tepat. DPH atau Department of Public
Health juga menyarankan persyaratan standar pangan lainnya, seperti strategi penetapan harga
dan penempatan produk. Standar nutrisi membatasi lemak, lemak jenuh, gula, natrium, dan
kalori serta mempromosikan buah-buahan, sayuran, DPH bekerja dengan setiap departemen
Kabupaten untuk memasukkan standar makanan dan gizi dalam proses permintaan layanan
makanan mereka. Mereka bekerja dengan staf kunci departemen County yang mengawasi
kontrak layanan makanan untuk memberikan konteks dan alasan perubahan dalam praktik
pengadaan makanan. Kebutuhan dan perhatian departemen daerah ditangani dalam proses
administrasi dan kontrak internal mereka yang unik. DPH mengoordinasikan upaya ini dengan
divisi kontrak dari setiap departemen Kabupaten yang ditugasi mengembangkan semua bahasa
termasuk dalam permintaan proposal (RFP) dan kontrak akhir. Dalam beberapa kasus,
rekomendasi juga ditinjau oleh ahli diet program atau direktur layanan makanan yang mengelola
program nutrisi, DPH menyadari perlunya menerapkan perubahan secara perlahan, belajar dari
keberhasilan dan tantangan awal, dan memasukkan pembelajaran ke dalam bantuan yang
diberikan. Mengambil pendekatan selangkah demi selangkah telah memungkinkan adopsi mosi
oleh departemen Kabupaten dan meningkatkan pemahaman tentang kebutuhan layanan makanan
di setiap departemen Kabupaten, yang telah membantu DPH mengatasi tantangan sesuai.
Panduan pelaksanaan DPH memungkinkan penyebaran sumber daya secara luas di seluruh
departemen. Perintah Eksekutif 509 berlaku untuk semua badan negara bagian di Departemen
Eksekutif yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan. Seperti yang digunakan dalam perintah
eksekutif ini, "lembaga negara" (atau "lembaga") harus mencakup semua kantor eksekutif,
dewan, komisi, lembaga, departemen, divisi, dewan, biro, dan kantor, yang sekarang ada dan
selanjutnya didirikan (efektif 1 Juli, 2009). Kelompok penasihat internal Departemen Kesehatan
Masyarakat (DPH) Massachusetts melakukan survei dasar ke lebih dari 77 badan / komisi dan
dewan negara bagian untuk mengidentifikasi kelompok mana dalam Cabang Eksekutif yang
memenuhi kriteria untuk EO 509, serta untuk mengidentifikasi standar makanan dan gizi yang
ada. dan menentukan apakah ada hambatan untuk menerapkan standar baru.
Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi
yang harus didapatkan dari makanan dengan jumlah sesuai, dengan yang dianjurkan. Bila jumlah
yang diperlukan tidak terpenuhi atau berlebihan, maka kesehatan yang optimal tidak dapat
dicapai. Salah satu untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja adalah mengatasi
masalah gizinya, yaitu dengan penyelenggaraan makan ditempat kerja yang memenuhi nilai gizi
makanan berimbang. Penyelenggaraan makan di tempat kerja bertujuan untuk meningkatkan
keadaan kesehatan dan gizi tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Yang dimaksud penyelenggaraan makanan adalah semua proses, dimulai
dari merencanakan anggaran belanja sampai ke makanan dikonsumsi oleh tenaga kerja.
Penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja dapat diselenggarakan sendiri oleh perusahaan atau
dengan cara kerjasama/kontrak dengan perusahaan catering pengelola makanan bagi tenaga
kerja. Untuk menyelenggarakan makan tenaga kerja secara umum diperlukan persyaratan
minimal yang meliputi :
Mempunyai dapur
Mempunyai tenaga gizi
Mempunyai tenaga pelaksana
Mematuhiperaturan perundanganyang berlaku
Pemberian Makan Bagi Tenaga Kerjamemberikan keuntungan baikbagi tenaga kerja maupun
perusahaan, antara lain yaitu :
Meningkatkan dan mempertahankan kemampuan kerja
Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan derajat kesehatan
Menurunkan absensi
Terciptanya hubungan timbal balik pengusaha dan pekerja maupun antar pekerja
Suasana kerja menyenangkan dan meningkatkan motivasi dan gairah kerja
Mengatasi kelelahan dan persiapan tenaga untuk kerja kembali
Pengawasan relatif lebih mudah
Peraturan perundangan terkait gizi kerja dan penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja antara
lain :
Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja;
Permennaker No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja;
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan;
Surat Edaran Direktur Jenderal Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering
yang mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.
Pemberian Makan Penyusunan Standar Bahan Makanan Per Orang Per Hari
Acuan macam dan jumlah bahan makanan (berat kotor) per orang per hari
berdasarkan kecukupan gizi dan disesuaikan dengan kebijakan perusahaan
Perencanaan Menu
Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
Pengadaan Bahan Makanan
Pemesanan Bahan Makanan
Penerimaan Bahan Makanan
Penyimpanan & Distribusi Bahan Makanan
Persiapan Bahan Makanan
Pemasakan Bahan Makanan
Distribusi Makanan
Berbagai kasus keracunan makanan dari jasa boga, rumah tangga, pangan olahan, dan pangan
jajanan membuktikan bahwa perlu pengawasan dan pengendalian secara khusus terkait masalah
mutu dan keamanan pangan. Setiap orang berhak mengakses pangan yang aman karena
keamanan pangan merupakan persyaratan mutlak. Hal ini pun mengisyaratkan bahwa peraturan
pangan terkait keamanan pangan yang diberlakukan pemerintah bersifat non-diskriminatif
Jaminan keamanan pangan menjadi suatu keharusan pada industri pangan, sehingga
diperlukannya penerapan manajemen pangan.6 Sistem manajemen mutu dan keamanan pangan
punya tujuan yang sama, yaitu memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan terutama
untuk pelanggan (konsumen).Pada Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang
Keamanan Pangan, penyelenggaraan keamanan diadakan untuk memberi perlindungan pada
rakyat dalam mengonsumsi pangan yang aman dan menyehatkan sehingga perlu
penyelenggaraan pangan, mulai dari produksi hingga pangan sampai dikonsumsi oleh
konsumen.6 HACCP merupakan model sistem keamanan pangan paling lengkap dan pertama
kali dikembangkan di Amerika Serikat tahun 1960-an yang hingga saat ini digunakan di seluruh
negara untuk menjamin keamanan pangan pada industri pangan yang berorientasi ekspor, oleh
karena itu pangan yang digunakan haruslah sangat berhati hati dan dipertahikan
DAFTAR PUSTAKA
Anon., 2018. PEDOMAN PELAYANAN MAKANAN DI MAKAN DAN VENDING YANG DIMILIKI CDC ATAU
DIOPERASIKAN FASILITAS. 11 November.
Centre, k. T., 2021. Gizi Kerja dan Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja. [Online]
Available at: http://k3trainingcentre.blogspot.com/2016/04/gizi-kerja-dan-penyelenggaraan-
makan.html
[Accessed 13 May 2021].
Kesehatan, P. N. P. P. K. d. P., 2015. Panduan Layanan Makanan: Studi Kasus dari Serikat dan Komunitas.
Agustus, pp. 1-31.
Sartika, R. S., 2020. Keamanan Pangan Penyelenggaraan Makanan bagi Pekerja. J. Gizi Kerja dan
Produktivitas, Volume 1, pp. 29-35.
Suryaningrum, A., 2009. PENILAIAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN MAKAN SIANG DI PT.
PETROSEA, Tbk GUNUNG BAYAN PROJECT KALIMANTAN TIMUR, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.