PEMBIMBING:
dr. H. DENNY RAHARJONO, Sp.S
Disusun Oleh:
Hardiansa Timori 10310167
Eliza Muthiara Nuur 10310129
Yuliasti Wiranti 10310421
LAPORAN KASUS
I.
II.
Identitas
Nama
Umur
Jenis Kelamin
: Ny. K
: 65 tahun
: Perempuan
Alamat
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status
: Islam
: SMA
: Ibu rumah tangga
: Menikah
Tanggal masuk
: 27 Juli 2015
Tanggal Periksa
: 27 Juli 2015
Anamnesis
a. Keluhan Utama
Lemah kaki dan tangan kanan
b. Keluhan Tambahan
Nyeri kepala, bicara pelo.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Ciamis
pukul 10.00 WIB diantar oleh keluarganya dengan keluhan tangan
dan kaki kanan lemas dan bicara pelo. Keluhan dirasakan pasien
secara tiba-tiba ketika pasien sedang beraktivitas menyiram
tanaman. Satu hari sebelumnya pasien juga mengeluhkan nyeri
kepala yang dirasakan berdenyut. Tidak ditemukan mual dan
muntah, telinga berdenging (-), penglihatan ganda (-), kebas (-),
kesemutan (-), BAB dan BAK dalam batas normal.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien pernah mengalami kejadian yang
III.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Vital Sign
:
TD
: 220/110 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR
: 20x/menit
Suhu : 36.5oC
Status Generalisata
Kepala
: Normocephali
Mata : Conjuntiva anemis : -/- . Sklera ikterik : -/-. Pupil
bulat isokor.
Leher
Thoraks
Abdomen : Datar, lembut. Nyeri tekan (-). Bising usus (+) normal.
Ekstremitas
: Edema (-)
Status Neurologis
- GCS
: E4 M6 V5 : 15
- Kesadaran
: Compos mentis
- Meningeal Sign
:
o Kaku Kuduk : (-)
o Bruzinski I
: (-)
o Bruzinski II : (-)
o Bruzinski III : (-)
o Bruzinski IV : (-)
o Kernig
: (-)/(-)
- Rangsang Radicular :
o Lasique
: (-)/(-)
o Braggard
: (-/-)
o Patrick
: (-/-)
o Kontra Patrick : (-/-)
- Nervus Cranial
:
Nervus I
: Dalam batas normal
Nervus II
: Visus : Dalam batas normal
Lapang pandang : Dalam batas normal
Nervus III, IV, VI
:
Letak bola mata
Ptosis
: (-)
Diplopia
: (-)
Nistagmus
: (-)
o Bawah
o Lateral
o Medial
Nervus V
o Bawahlateral
o Bawah medial
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas
Nervus VII
o R. Opthalmicus
o R. Maksilaris
o R.Mandibularis
:
Mengangkat alis
mengerutkan dahi
: Simetris
Nervus XI
Nervus XII
Disfagia
: (-)
Disfonia
: (-)
Posisi uvula
: Simetris ditengah
Refleks faring
:
: Tidak dilakukan
Mengangkat bahu
Menoleh
:
Tremor lidah
: (-)
Lidah mencong
: (+) ke kanan
Disartria
: (-)
Fungsi Motorik
:
Simetris
Gerakan involunter (-)
Tonus otot
:
N
N
N
N
Kekuatan otot :
2
3
5
5
Fungsi Sensorik
:
Sentuhan
: Dalam batas normal
Nyeri
: Dalam batas normal
Propioseptik : Dalam batas normal
Refleks Fisiologis :
Bisep : (+)/(+)
Trisep : (+)/(+)
Patela : (+)/(+)
Achiles : (+)/(+)
IV.
Refleks Patologis :
Babinski
: -/-
Chaddock
: -/-
Oppenheim
: -/-
Schaefer
: -/-
Rossolimo
: -/-
Fungsi luhur :
Berbicara
Orientasi orang, waktu, tempat
Fungsi vegetative :
BAK : Tidak ada kelainan
BAB : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hematologi :
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Kimia darah :
GDS
Radiologi :
CT-Scan
:
:
:
:
:
Kesan :
Rontgen Thorax
Kesan :
EKG
Kesan :
V.
Resume
VI.
Diagnosis
VII.
VIII.
Penatalaksanaan
Prognosa
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah
kumpulan gejala klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak baik fokal
atau global secara tiba-tiba, disertai gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain
selain gangguan vaskuler.
B. Klasifikasi
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya :
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah
yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah otak.
penyumbatnya adalah plak atau timbunan lemak yang mengandung
kolesterol yang ada dalam darah. Penyumbatan bisa terjadi pada pembuluh
darah besar (arteri karotis), atau pembuluh darah sedang (arteri serebri)
atau pembuluh darah kecil.
Penyumbatan pembuluh darah bisa terjadi karena dinding bagian dalam
pembuluh darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak
lancar dan tertahan. Oleh karena darah berupa cairan kental, maka ada
kemungkinan akan terjadi gumpalan darah (trombosis), sehingga aliran
darah makin lambat dan lama-lama menjadi sumbatan pembuluh darah.
Akibatnya, otak mengalami kekurangan pasokan darah yang membawah
nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh darah. Sekitar 85 % kasus stroke
disebabkan oleh stroke iskemik atau infark, stroke infark pada dasarnya
terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak. Penurunan aliran darah yang
4. Completed stroke
Kelainan neurologis yang sudah lengkap menetap atau permanen tidak
berkembang lagi bergantung daerah bagian otak mana yang mengalami
infark.
Berdasarkan sistem pembuluh darah :
1. Sistem karotis
2. Sistem vertebro-basiler
C. Epidemiologi
E. Patofisiologi
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal
maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan
peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau
pecahnya pembuluh darah otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan
oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Stroke bukan merupakan
penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan dari beberapa penyakit
diantaranya hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus dan peningkatan
lemak dalam darah atau dislipidemia. Penyebab utama stroke adalah
thrombosis serebral, aterosklerosis dan perlambatan sirkulasi serebral
merupakan penyebab utama terjadinya thrombus. Stroke hemoragik dapat
terjadi di epidural, subdural dan intraserebral.
Peningkatan tekanan darah yang terus menerus akan mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah sehingga dapat terjadi perdarahan dalam parenkim
otak yang bisa mendorong struktur otak dan merembes kesekitarnya bahkan
dapat masuk kedalam ventrikel atau ke ruang intracranial. Ekstravasi darah
terjadi di daerah otak dan subaraknoid, sehingga jaringan yang ada
disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan
otak, sehingga dapat mengakibatkan penekanan pada arteri disekitar
perdarahan. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya akan larut dan
mengecil karena terjadi penekanan maka daerah otak disekitar bekuan darah
dapat membengkak dan mengalami nekrosis karena kerja enzim-enzim maka
bekuan darah akan mencair, sehingga terbentuk suatu rongga.
ke
jaringan.
Pemberian
oksigen
suplemen
dan
Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena)
G. Stroke Berulang
Perjalanan penyakit stroke beragam, penderita tersebut dapat pulih
sempurna, ada pula yang sembuh dengan cacat ringan, sedang sampai berat.
Pada kasus berat dapat terjadi kematian, pada kasus yang dapat bertahan hidup
beberapa kemungkinan terjadi stroke berulang, dementia dan depresi. Stroke
merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan cacat pada usia di atas
45 tahun.
Secara klinik gambaran perjalanan stroke ada beberapa macam,
pertama defisit neurologiknya terjadi sangat akut dan maksimal saat
munculnya serangan, gambaran demikian sering terjadi pada stroke karena
emboli, kedua yang dikenal dengan stroke in evolution atau progressing stroke
adalah bilamana defisit neurologiknya memburuk secara bertahap yang
umumnya dalam ukuran menit sampai jam sampai defisit neurologik yang
maksimal tercapai (complet stroke), bentuk ini biasanya disebabkan karena
perkembangan proses trombosis arterial yang memburuk atau suatu emboli
yang
dapat
menyebabkan
seseorang
mengalami
stroke
terlepas.
Plak
yang
terlepas
akan
meningkatkan
resiko
tersumbatnya pembuluh darah yang lebih kecil. Bila ini terjadi maka
timbulnya gejala stroke. Hipertensi mempercepat pengerasan dinding
pembuluh darah arteri dan mengakibatkan penghancuran lemak pada sel
otot polos sehingga mempercepat proses aterosklerosis. Hipertensi
berperanan dalam proses aterosklerosis melalui efek penekanan pada sel
endotel atau lapisan dalam dinding arteri yang berakibat pembentukan
plak pembuluh darah semakin cepat seseorang dikatakan hipertensi bila
tekanan darahnya 140/90 mmHg.
b. Diabetes Mellitus
Individu dengan diabetes memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk mengalami stroke dibandingkan dengan individu tanpa diabetes
diabetes mellitus merupakan penyakit yang sering dijumpai bersamasama penyakit serebrovaskuler, yang merupakan faktor resiko kedua
memperbesar
meluasnya
area
infark
(sel
mati)
karena
tubuh
untuk
mencegah
gumpalan
darah
beku,
c. Kelainan Jantung
Sirkulasi serebral sebagai sistem kardiovaskuler mempunyi arti
fungsinya tergantung efektifitas jantung sebagai pompa, integritas
kemampuan
kolesterol
baik
untuk
menyingkirkan
Heart
Associaton
(AHA)
mengeluarkan
beberapa
a. Mempertahankan
berat
badan
normal
untuk
dewasa
dengan
Mengurangi asupan garam, kurang dari 6 gram dapur atau kurang dari
2,4 gr Na+/hari.
c. Olahraga 30 menit/hari, jalan cepat lebih baik dari pada angkat besi
d. Makan buah dan sayur.
e. Mengurangi konsumsi lemak baik yang jenuh maupun tidak jenuh.
2. Preventif Stroke pada Diabetes Mellitus
Penderita DM rentan terhadap komplikasi vaskuler termasuk
stroke. DM merupakan suatu faktor resiko untuk stroke iskemik dan pasien
DM beresiko tinggi untuk terkena stroke pada pembuluh darah besar atau
kecil Kontrol DM yang ketat terbukti mencegah komplikasi vaskuler yang
lain dan dapat menurunkan resiko stroke, juga selain itu perbaikan Kontrol
DM akan mengurangi progresi pembentukan atherosclerosis. Pengendalian
glukosa direkomendasikan sampai kadar yang hampir normoglikemik pada
pasien diabetes mikrovaskular. ACE-1 Dan ARB lebih efektif dalam
menurunkan
progresivitas
penyakit
hipertensi
dan
ginjal
dan
sehat sangat erat kaitannya dengan faktor resiko stroke penyakit pembuluh
darah. Upaya merubah gaya hidup yang tidak benar menjadi gaya hidup
yang sehat sangat diperlukan untuk upaya mendukung prevensi sekunder.
Usia merupakan salah satu faktor resiko stroke, namun kini stroke
mulai mengancam usia-usia produktif dikarenakan perubahan pola hidup
yang tidak sehat seperti banyak mengkonsumsi makanan siap saji yang
sarat akan kolesterol, merokok, minuman keras, kurangnya berolahraga
dan stress. Karena gaya hidup sehat meliputi pengaturan gizi yang
seimbang, olah raga secara teratur, berhenti merokok, dan mengurangi
alcohol.