CVA ICH
Disusun Oleh :
dr. Nailil Khusna
Pendamping :
dr. Prima Isnaeni
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Y
Umur : 67 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekejaan : Ibu rumah tangga
Alamat : boto 5/3 pakisaji kademangan blitar
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 28 juni 2022
II. ANAMNESIS
4. Riwayat Sosial :
- Pasien merupakan petani dan masih aktif bekerja
- Riwayat konsumsi obat (-)
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Pasien
Kesadaran : GCS 6 (E1V1M4)
Tekanan darah : 230/91 mmHg
Nadi : 63 x/ menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 37,1°C
B. Kepala
Bentuk : normocephali
Nyeri tekan : sulit dievaluasi
Pulsasi : (-)
Simetri : (+)
C. Leher
Sikap : normal
Pergerakan : sulit dievaluasi
Motorik
Pergerakan : 4/2
4/2
Trofi : normotrofi / normotrofi
Tonus : normotonus / normotonus
Sensorik
Sulit dievaluasi
Refleks fisiologis
Biseps : (+2) / (+2)
Patella : sulit dievaluasi
Refleks patologis
•Babinski : -/-
•Hoffman : -/-
•Tromner : -/-
Rumus Siriraj Score :
(2,5 x tingkat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x sakit kepala) + (0,1 x
tekanan darah diastole) – (3 x atheroma) – 12
(2,5 x 2) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 90) – (3 x 0) – 12
Total = +6 → klinis stroke hemoragik
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. CT Scan Kepala
V. ASSESMENT (DIAGNOSIS)
Dx1 : Diagnosis klinis : hemiparese sinistra
Diagnosa etiologis : CVA ICH dextra
Diagnosis topis : serebellum
Dx2 : Hipertensi tidak terkontrol
VI. PLANNING
Terapi
- head up 30’
-o2 nasal 2 lpm
• IVFD Asering 20 tpm
• Injeksi citicolin 2 x 500 mg
• Syring pump nicardipin 7,5 cc / jam jika tekanan darah >180 mmHg, target
160 mmHg
• Advis dr novi sp.s :
• KIE rujuk untuk pro bedah saraf dr yudi Sp.BS
• Konsul sp.p terkait rhonki
Monitoring
• Awasi tanda – tanda vital
• Intake dan output cairan
VI. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad Malam
Ad Fungsionam : Dubia ad Malam
Ad Sanationam : Dubia ad Malam
PENDAHULUAN
a) Perdarahan serebri
b) Pecahnya aneurisma
c) Aterosklerosis (trombosis)
d) Embolisme
e) Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan)
Patofisiologi
1. Putaminal hemorrhage
2. Thalamic hemorrhage
3. Perdarahan pons
4. Perdarahan serebelum
5. Perdarahan lober
6. Perdarahan intraserebral akibat trauma
Faktor Risiko Cerebrovascular Accident
Intracerebral Hemorrhage
Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi :
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Ras
d) Etnik
e) Genetik
Faktor risiko yang dapat dirubah antara lain hipertensi, penyakit jantung,
Transient Ischemic Attack (TIA), diabetes melitus, hiperkolesterol, merokok,
alkohol, dan pengggunaan obat yang bersifat adiksi (heroin, kokain, dan
amfetamin), faktor lifestyle (obesitas, aktivitas, diet dan stress), kontrasepsi oral,
migrain, dan faktor hemostatik.
Gejala Klinis
1. Nyeri kepala seketika dan akut tanpa penyebab jelas
2. Terdapat tanda – tanda defisit neurologis ( kelemahan atau
kelumpuhan sebagian anggota gerak tubuh, mati rasa,
gangguan berbicara, gangguan penglihatan dan kebingungan
(delirium)).
3. Meningeal sign positif pada kaku kuduk, kernig sign, dan
brudzinski
4. Pusing lalu hilang keseimbangan, atau hilang koordinasi
5. Gangguan penglihatan
6. Gejala lainnya termasuk serangan sakit kepala seketika,
kejang atau hilang kesadaran.
Cara Penegakan Diagnosis CVA ICH
1.Anamnesis
a) Menanyakan keluhan serta gejala gejala sebelum dan sesudah pasien
terkena stroke kepada keluarganya.
b) Menanyakan riwayat pengobatan.
c) Serta menanyakan berapa lama serangan terjadi.
•Perdarahan subaraknoid
•Tumor otak
•Stroke akibat malformasi arteriovena
•Epidural hematom
•Transient iskemik attack (TIA)
Penatalaksanaan CVA ICH
a. STADIUM HIPERAKUT
Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat Darurat dan
merupakan tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar
kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi oksigen
2 L / menit dan cairan kristaloid / koloid, hindari pemberian cairan dekstrosa
atau salin dalam H2O.
Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto thoraks, darah
perifer lengkap dan jumlah trombosit, protrombin time / INR, APTT, glukosa
darah, kimia darah (termasuk elektrolit). Jika hipoksia, dilakukan analisis gas
darah.
Tindakan lain di Instalasi Rawat Darurat adalah memberikan dukungan mental
kepada pasien serta memberikan penjelasan pada keluarganya agar tetap
tenang.
b. STADIUM AKUT
Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktor - faktor etiologik maupun
penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis serta
telaah sosial untuk membantu pemulihan pasien. Penjelasan dan edukasi kepada
keluarga pasien perlu, menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan keluarga
serta tata cara perawatan pasien yang dapat dilakukan keluarga.
Stroke Hemoragik
Terapi umum
Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30 mL,
perdarahan intraventrikuler dengan hidrosefalus, dan keadaan klinis cenderung
memburuk. Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah premorbid atau
15-20% bila tekanan sistolik >180 mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130
mmHg, dan volume hematoma bertambah.
Bila terdapat gagal jantung, tekanan darah harus segera
diturunkan dengan labetalol iv 10 mg (pemberian dalam 2
menit) sampai 20 mg (pemberian dalam 10 menit)
maksimum 300 mg, enalapril iv 0,625 - 1.25 mg per 6 jam,
kaptopril 3 kali 6,25 - 25 mg per oral.
CVA ICH dapat menyebabkan komplikasi serius. Ada risiko kejang yang
dapat terjadi kapan saja, meskipun itu bahkan bisa menjadi salah satu gejala
pertama. Peningkatan tekanan intrakranial akibat pembengkakan otak atau
pendarahan di dalam tengkorak juga bisa terjadi. Tekanan intrakranial yang
meningkat dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Ini dapat menurunkan
suplai oksigen di otak, yang menyebabkan kerusakan otak permanen atau
kematian. Hal ini juga dapat menyebabkan herniasi otak ke kanal tulang belakang
yang dapat menyebabkan kematian.
PROGNOSIS
Indikator prognosis adalah :
1. Tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat
kesadaran
2. Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan
stroke, dan 1/3- nya mengalami kecacatan jangka
panjang
3. Tergantung pada ukuran hematoma
Apabila ukuran hematoma > 3 cm umumnya
mortalitasnya besar, hematoma yang massive
biasanya bersifat lethal.
TERIMAKASIH